Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II PADA USIA


KURANG DARI 45 TAHUN DI RSUD TUGUREJO
SEMARANG

Dewi Endah Setyaningrum*), Zaenal Sugiyanto**),


* )Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
**) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula I No5-11 Semarang
Email: endahketuz@gmail.com; Zaenalsugianto@yahoo.co.id

ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a condition which there are excess blood sugarlevels in blood.
Occurrences of type II diabetes mellitus is 9 times more than type I diabetes mellitus.
According to health profile of Semarang City in the year 2007 2011, the most common
disease in 5 years is diabetes mellitus.The purpose of this research is to determine factors
that associated with occurrences of type II diabetes mellitus at age less than 45 year old in
RSUD Tugurejo Semarang
This research uses a quantitative approach by design case control study. Primary and
secondary data were processed and analyzed using Spearman rho test. 78 peoples of
sample, 38 cases and 38 controls.
Result of this research shows that the variables which proved associate with occurrence of
type II diabetes mellitus are history of hypertension, history of dyslipidemia, and exercise
habbit.
Suggest public who have risk factortype II diabetic mellitus like hypertension and
dyslipidemia is recommended to do the health check in order to detect type II diabetes
mellitus disease
Keyword: Risk Factors,Type II Diabetes Mellitus, Under 45 YearOld

ABSTRAK
Diabetes melitus adalah suatu keadaan dimana terjadi kelebihan kadar gula darah (glukosa)
dalam darah. Kejadian diabetes melitus tipe II 9 kali lebih banyak daripada diabetes melitus
tipe I. Profil kesehatan Kota Semarang pada tahun 2007-2011 dimana angka tertinggi
selama 5 tahun terdapat pada kasus diabetes melitus.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian diabetes
melitus tipe II pada usia kurang dari 45 Tahun di RSUD Tugurejo Semarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case control study. Data
primer maupun sekunder diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji stastik Spearman
rho.Sampel berjumlah 78 orang, kasus 38 dan kontrol 38.
Hasil penelitian menunjukkan variabel yang terbukti memiliki hubungan dengan kejadian
diabetes tipe II adalah riwayat hipertensi ( p-value = 0,039 OR=2,629), riwayat Dislipidemia (
p-value=0,007 OR=3,986), kebiasaan olahraga (p-value=0,006 OR=7,333).
Diharapkan masyarakat yang memiliki risiko diabetes melitus tipe II seperti hipertensi dan
dislipidemia untuk melakukan pemeriksaan, supaya dapat mendeteksi penyakit diabetes
melitus tipe II.
Kata Kunci:Faktor Risiko, Diabetes Melitus Tipe II, Umur Kurang 45 Tahun

Pendahuluan
Diabetes adalah penyakit kronis meninggal hingga saat ini diperkirakan
yang terjadi ketika pankreas tidak mencapai lebih dari 14 juta penduduk di
menghasilkan insulin yang cukup, atau seluruh dunia.Peningkatan penderita
ketika tubuh tidak dapat secara efektif penyakit ini disebabkan karena
menggunakan insulin yang dihasilkan. kebanyakan penderita tidak menyadari
Hiperglikemia, atau gula darah yang kalau dirinya telah mengidap penyakit ini.
meningkat, merupakan efek umum dari Pada tahun 2000 saja, terdapat sekitar 5,6
diabetes yang tidak terkontrol dan dari juta penduduk Indonesia yang mengidap
waktu ke waktu menyebabkan kerusakan Diabetes. Pada tahun 2006, jumlah
serius pada banyak sistem tubuh, penderita diabetes di Indonesia meningkat
1
khisusnya saraf dan pembuluh darah. tajam menjadi 14 juta orang,dimana baru
Penyakit diabetes mellitus dapat 50 persen yang sadar mengidapnya dan
terjadi pada semua kelompok umur dan diantara mereka baru sekitar 30 persen
populasi, pada bangsa manapun dan yang datang berobat teratur.3
mulai usia berapa pun. Pada usia anak- Menurut Menkes, secara global
anak disebut diabetes mellitus tipe I, WHO memperkirakan PTM telah
sedangkan pada usia dewasa dan lansia menyebabkan sekitar 60% kematian dan
diabetes mellitus tipe II. kejadian diabetes 43% kesakitan diseluruh dunia. Pada
mellitus berkaitan erat dengan faktor tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk
keturunan, dan kejadian diabetes mellitus dunia menderita diabetes dan pada tahun
tipe II 9 kali lebih banyak daripada 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150
2
diabetes mellitus tipe I. juta yang merupakan 6% dari populasi
Menurut data World Health dewasa. Sedangkan di Amerika Serikat
Organisation (WHO), jumlah penderita jumlah penderita diabetes pada tahun
akibat penyakit diabetes mellitus yang
1980 mencapai 5,8 juta dan pada tahun data catatan rekam medis. Sampel dalam
2003 meningkat menjadi 13,8 juta orang.3 penelitian ini adalah 76 orang, dengan
Berdasarkan profil kesehatan kota ketentuan 38 sebagai kasus dan 38
Semarang pada tahun Selama tahun 2007 sebagai kontrol. Setelah pengambilan
2011 dimana angka tertinggi selama data, dilakukan analisis Univariat dengan
lima tahun tersebut terdapat pada kasus membuat tabel distribusi frekuensi untuk
diabetes mellitus. Persentase penyakit variabel-variabel yang diteliti serta
diabetes mellitussebagai berikut : tahun dilakukan analisis bivariat untuk
2007 22 %, Tahun 2008 21,1 %, Tahun mengetahui hubungan antara variabel
2009 21,3 %, Tahun 2010 20,5 % dan bebas (riwayat hipertensi, obesitas,
4
Tahun 2011 19,7%. riwayat dislipidemia, kebiasaan olahraga,
Berdasarkan data yang rekam pola tidur dan tingkat ekonomi) dan
medis yang ada di Rumah Sakit Tugurejo variabel terikat (kejadian diabetes mellitus
masih selama satu tahun (September tipe II) menggunakan uji korelasi chi
2013-September 2014) menunjukan square dengan tingkat signifikansi (0,05),
bahwa penderita diabetes mellitus tipe II didasarkan pada hasil perhitungan p value
sebanyak 756 orang. Dengan penjabaran : bila taraf signifikan nilai p hitung < 0,05;
sebagai berikut : kelompok umur 1-28 hari maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
sebesar 0 pasien, 28 hari<1 tahun berarti ada hubungan yang signifikan atau
sebanyak 0 pasien, 1-4 tahun sebanyak 0 bermakna.
pasien, 5-14 tahun sebanyak 1 pasien,
15-24 tahun sebanyak 1 pasien, 25-44
tahun sebanyak 99 pasien, 45-64 tahun
sebanyak 538 pasien, dan >65 tahun
sebanyak 117 pasien. Dari data tersebut
masih ada 101 orang dengan umur
kurang dari 45 tahun sudah menderita
diabetes mellitus.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif observasional dengan
rancangan penelitian case control. Peneliti
mencoba mencari hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar kuesioner dan
HASIL

No Karakteristik Kasus Kontrol P- Odds


Responden N % N % Value Ratio
(OR)
1. Jenis Kelamin
Laki-Laki 19 50 11 28,95 - -
Perempuan 19 50 27 71,05
2. Riwayat Dislipidemia 0,007 3,986
Dislipidemia 18 47,37 7 18,42
Tidak dislipidemia 5 52,63 31 81,58
3. Riwayat hipertensi 0,039 2,629
Hipertensi 24 63,16 15 39,47
Tidak hiertensi 14 36,84 23 60,53
4. Obesitas 0,191 -
Obesitas 8 21,05 3 7,89
Tidak obesitas 30 78,96 35 92,11
5. Pekerjaan
Tidak bekerja 31 81,58 26 68,42 - -
Bekerja 7 18,42 12 31,58
6. Pola Tidur
Tidak Normal 36 94,74 37 97,37 1 -
Normal 2 5,26 1 2,63
7. Olahraga
Tidak olahraga 36 94,74 27 71,05 0,012 -
Olahraga 2 5,26 11 28,95
8. Tingkat Pendidikan
Pendididkan Rendah 33 86,84 34 89,47 - -
Pendidikan Tinggi 5 13,16 4 10,53
9. Tingkat Ekonomi
Penghasilan Rendah 22 57,9 24 63,16 0,639 -
Penghasilan Tinggi 16 42,1 14 36,84

Jenis kelamin Riwayat Hipertensi


Dari hasil penelitian diperoleh Responden dengan riwayat
bahwa rata-rata responden adalahberjenis hipertensi lebih banyak jumlahnya pada
kelamin laki-laki pada kelompok kasus kelompok kasus (63,16%) dibandingkan
(50%) lebih besar daripada kelompok kelompok kontrol (39,47%).
kontrol (28,95%). Riwayat Obesitas
Riwayat Dislipidemia Responden dengan riwayat
Responden dengan riwayat obesitas lebih banyak pada kelompok
dislipidemia lebih banyak pada kelompok kasus(21, 05%) dibandingkan kelompok
kasus (47,37%) dibandingkan pada kontrol (7,89%).
kelompok control (18,42%).
Pekerjaan Hasil Uji Chi Square didapatkan
Responden yang tidak bekerja hasil p-value = 0,007 < 0,05. Hal ini
lebih banyak pada kelompok kontrol berarti bahwa Ho (hipotesis nol) ditolak,
(31,58%) dibandingkan kelompok kasus yang artinya terdapat hubungan yang
(18,42%). bermakna antara variabel bebas dengan
Pola Tidur variabel terikat atau terdapat hubungan
Responden yang pola tidurnya antara riwayat dislipidemia dengan
tidak normal lebih banyak pada kelompok kejadian diabetes mellitus tipe II.
kasus (5,26%) dibandingkan kelompok Dari hasil uji statistik, diperoleh
kontrol ( 2,63%). kesimpulan yaitu ada hubungan yang
Olahraga signifikan antara riwayat dislipidemia
Responden yang memiliki dengan kejadian diabetes mellitus tipe II.
kebiasaan tidak berolahraga lebih banyak Nilai OR menunjukan bahwa orang yang
pada kelompok kasus (97,74%) memiliki riwayat dislipidemia berisiko
dibandingkan kelompok kontrol (71,05%). 3,986 kali untuk menderita penyakit
Tingkat Pendidikan diabetes mellitus tipe II dibandingkan
Tidak ada responden yang tidak dengan orang yang tidak memiliki riwayat
tamat SD baik pada kelompok kasus (0%) dislipidemia.
maupun kelompok kontrol (0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Responden yang berpendidikan SD lebih penelitian yang dilakukan oleh Shara
banyak pada kelompok kontrol (18,42%), (2012) dimana hasil penelitiannya
responden yang berpendidikan SMP lebih menunjukkan bahwa terdapat hubungan
banyak pada kelompok kasus (28,95%), antara dislipidemia dengan kejadian
responden yang berpendidikan SMA lebih diabetes mellitus tipe II dan kondisi
banyak pada kelompok kasus (55,26%) dislipidemia meningkatkan risiko untuk
dan responden yang berpendidikan terkena diabetes mellitus tipe II sebesar
perguruan tinggi lebih banyak pada 4,19 kali lebih besar dibandingkan dengan
kelompok kasus (13,16%). yang tidak mengalami dislipidemia. Hasil
Tingkat Ekonomi penelitian ini sejalan dengan penelitian
Responden dengan tingkat yang telah dilakukan oleh Andi, dkk (2007)
penghasilan rendah lebih banyak pada yang menunjukan bahwa kolestrol tinggi
kelompok kontrol ( 63,16%) dibandingkan memiliki hubungan dengan kejadian
kelompok kasus (57,90%). diabetes mellitus tipe II Orang dengan
PEMBAHASAN kolestrol tinggi memiliki risiko 13,45 kali
Hubungan Riwayat Dislipidemia untuk menderita diabetes mellitus tipe II
dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe dibandingkan yang kadar kolestrolnya
II normal.5
Dislipidemia sering menyertai Shara (2012), hasil penelitian yang
diabetes mellitus, baik dislipidemia primer dilakukan antara riwayat hipertensi
(akibat kelainan genetik) maupun dengan kejadian diabetes mellitustipe II
dislipidemia sekunder (akibat diabetes mempunyai resiko 6,85 kali lebih besar
mellitus, baik karena resistensi maupun untuk terjadi diabetes mellitustipe II
defisiensi insulin). Toksisitas lipid dibandingkan yang tidak mempunyai
menyebabkan proses aterogenesis riwayat hipertensi (OR=6,85 95%CI 0,41-
menjadi lebih progresif. Lipoprotein akan 0,527).5Beberapa literatur mengaitkan
mengalami perubahan akibat perubahan hipertensi dengan resistensi
metabolik pada diabetes mellitusseperti insulin.Pengaruh hipertensi terhadap
proses glikasi serta oksidasi. Hal ini kejadian diabetes mellitus disebabkan
merupakan salah satu penyebab penting oleh penebalan pembuluh darah arteri
meningkatnya risiko resistensi insulin yang yang menyebabkan diameter pembuluh
kemudian menjadi diabetes mellitus tipe darah menjadi menyempit. Hal ini akan
3
II. menyebabkan proses pengangkutan
Hubungan antara Riwayat Hipertensi glukosa dari dalam darah menjadi
dengan kejadian penyakit Diabetes terganggu. Pengaruh hipertensi terhadap
Mellitus tipe II kejadian diabetes mellitus disebabkan
Hasil Uji Chi Square didapatkan oleh penebalan pembuluh darah arteri
hasil p-value = 0,039 < 0,05. Hal ini yang menyebabkan diameter pembuluh
berarti bahwa Ho (hipotesis nol) ditolak, darah menjadi menyempit. Hal ini akan
yang artinya terdapat hubungan yang menyebabkan proses pengangkutan
bermakna antara variabel bebas dengan glukosa dari dalam darah menjadi
variabel terikat atau terdapat hubungan terganggu.
antara riwayat hipertensi dengan kejadian Hubungan antara Obesitas dengan
diabetes mellitus tipe II. kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe
Dari hasil uji statistik, diperoleh II
kesimpulan yaitu ada hubungan yang Hasil Uji Chi Square didapatkan
signifikan antara riwayat hipertensi hasil p-value = 0,191 > 0,05. Hal ini
dengan kejadian diabetes mellitus tipe II. berarti bahwa Ho (hipotesis nol) gagal
Nilai OR menunjukan bahwa orang yang ditolak, yang artinya tidak terdapat
memiliki riwayat hipertensi berisiko 2,629 hubungan yang bermakna antara variabel
kali untuk menderita penyakit diabetes bebas dengan variabel terikat atau tidak
mellitus tipe II dibandingkan dengan orang terdapat hubungan antara obesitas
yang tidak memiliki riwayat hipertensi. dengan kejadian diabetes mellitus tipe II.
Hasil penelitian ini sejalan Dari hasil uji statistik, diperoleh
dengan penelitian yang dilakukan oleh kesimpulan yaitu tidak ada hubungan
yang signifikan antara obesitas dengan value=1).Dari sebuah jurnal penelitian
kejadian diabetes mellitus tipe II. Hasil yang dilakukan pada 1.709 laki-laki
penelitian yang dilakukan Nafi (2014) selama kurang lebih 15 tahun di
dimana hasil penelitian juga menunjukan Massachusets menuliskan bahwa yang
tidak ada hubungan yang bermakna melaporkan durasi tidur pendek 5 jam
antara obesitas dengan kejadian diabetes permalam dua kali lebih mungkin untuk
6
mellitus tipe II (p value=0,112). Hasil mengembangkan diabetes, sedangkan
penelitian ini juga sejalan dengan yang melaporkan durasi tidur panjang > 8
penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani jam permalam lebih dari tiga kali
(2012) dengan menunjukan bahwa tidak kemungkinan untuk mengembangkan
7
ada hubungan yang bermakna antara diabetes. Pola tidur merupakan faktor
riwayat kegemukan dengan kejadian risiko tambahan terjadinya Diabetes
diabetes mellitus tipe II (p mellitus tipe II, Prevalensi diabetes
value=0,304).Hasil IMT yang masuk mellitustipe II berhubungan dengan
kategori obesitas perlu diwaspadai, Orang perubahan gaya hidup, kebiasaan
dengan obesitas memiliki masukan kalori mengkonsumsi makanan tinggi kalori,
yang berlebih.Sel beta kelenjar pankreas kurangnya aktifitas fisik, merokok,
tidak mampu untuk memproduksi insulin obesitas dan urbanisasi serta
yang cukup untuk mengimbangi kelebihan berhubungan dengan adanya gangguan
masukan kalori. Akibatnya kadar glukosa tidur.Gangguan tidur berhubungan
darah akan tinggi yang akhirnya akan dengan risiko terjadinya diabetes mellitus,
5
menjadi diabetes mellitus. dimana individu yang tidur malamnya
Hubungan antara Pola Tidur dengan kurang dari empat jam memiliki risiko
kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe untuk mengalami gangguan toleransi
II glukosa dibandingkan dengan kelompok
Hasil Uji Chi Square didapatkan yang tidurnya cukup.9
hasil p-value = 1,000 > 0,05. Hal ini Hubungan kebiasaan Olahraga dengan
berarti bahwa Ho (hipotesis nol) gagal kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe
ditolak, yang artinya tidak terdapat II
hubungan yang bermakna antara variabel Hasil Uji Chi Square didapatkan
bebas dengan variabel terikat atau tidak hasil p-value = 0,006 < 0,05. Hal ini
terdapat hubungan antara pola tidur berarti bahwa Ho (hipotesis nol) ditolak,
dengan kejadian diabetes mellitus tipe II. yang artinya terdapat hubungan yang
Dari hasil uji statistik, diperoleh bermakna antara variabel bebas dengan
kesimpulan yaitu tidak ada hubungan variabel terikat atau tidak terdapat
yang signifikan antara pola tidur dengan hubungan antara olahraga dengan
kejadian diabetes mellitus tipe II(p- kejadian diabetes mellitus tipe II.
Dari hasil uji statistik, diperoleh tekanan darah, dan distribusi lemak tubuh/
kesimpulan yaituada hubungan yang berat badan, yaitu pada aspek ganda
signifikan antara olahraga dengan sindroma metabolic kronik, sehingga juga
kejadian diabetes mellitus tipe II denganp mencegah penyakit kardiovaskuler.
value=0,006 dan OR=7,333, karena Hubungan antara inaktivasi fisik dengan
OR>1, hal ini mengartikan bahwa diabetes mellitus masih terlihat, bahkan
olahraga merupakan faktor resiko dari setelah di-adjusted dengan obesitas,
diabetes mellitus tipe II. hipertensi, dan riwayat keluarga diabetes
Hasil penelitian ini sejalan mellitus tipe II. Dengan demikian olahraga
dengan Radio (2011) dimana hasil memiliki efek protektif yang dapat dicapai
penelitiannya menunjukan bahwa terdapat dengan pengurangan berat badan melalui
hubungan antara kebiasaan berolahraga bertambahnya aktivitas fisik.11
dengan kejadian diabetes mellitus tipe II Hubungan kebiasaan Tingkat Ekonomi
dan kondisi ini meningkatkan risiko untuk dengan kejadian penyakit Diabetes
terkena diabetes mellitus sebesar 3 kali Mellitus tipe II
lebih besar dibandingkan dengan yang Hasil Uji Chi Square didapatkan
tidak melakukan olahraga secara teratur.10 hasil p-value = 0,639 > 0,05. Hal ini
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan berarti bahwa Ho (hipotesis nol) gagal
penelitian yang dilakukan oleh Nafi (2014) ditolak, yang artinya tidak terdapat
dimana hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang bermakna antara variabel
bahwa ada hubungan antara olahraga bebas dengan variabel terikat atau tidak
dengan diabetes mellitus tipe II (p terdapat hubungan antara tingkat ekonomi
value=0,002) dan memiliki risiko 4,48 kali dengan kejadian diabetes mellitus tipe II.
untuk diabetes mellitus tipe IIdibandingkan Dari hasil uji statistik, diperoleh
dengan orang yang berolahraga.6 kesimpulan yaitu tidak ada hubungan
Telah diperlihatkan bahwa yang signifikan antara tingkat ekonomi
aktivitas fisik secara teratur menambah dengan kejadian diabetes mellitus tipe
sensitivitas insulin dan menambah II(p-value=0,313). Meskipun belum
toleransi glukosa.Baru-baru ini penelitian diketahui dengan pasti hubungannya,
prospektif juga memperlihatkan bahwa namun penelitian telah membuktikan hal
aktivitas fisik berhubungan dengan ini.Besar kemungkinan diabetes pada
berkurangnya risiko terhadap diabetes golongan miskin dikarenakan gangguan
mellitus tipe II.Penelitian ini lebih lanjut pankreas akibat kurang gizi.Tingkat
mengusulkan ada gradien risiko dengan pendapatan seseorang berbeda-beda
bertambahnya aktivitas fisik. Lebih lanjut tergantung jenis pekerjaan. Tingkat sosial
aktivitas fisik mempunyai efek ekonomi rendah berhubungan denga
menguntungkan pada lemak tubuh, rendahnya kualitas ekonomi. Tingkat
sosial ekonomi yang rendah merupakan 3. Tidak ada hubungan antara
penyebab terjadinya kualitas hidup yang obesitas dengan kejadian diabetes
rendah pada masyarakat, sehingga mellitus tipe II (p value = 0,191).
pengetahuan dan manajemen perawatan 4. Ada hubungan yang signifikan
dini pada masyarakat dalam mengatasi antara riwayat dislipidemia dengan
penyakit sangat buruk. kejadian diabetes mellitus tipe II (p
value= 0,007). Orang yang
SIMPULAN memiliki riwayat dislipidemia
Dari hasil penelitian yang telah berisiko terkena diabetes mellitus
dilakukan pada 78 responden di RSUD tipe II 3,986 kali lebih besar
Tugurejo sebagai berikut : dibandingkan yang tidak memiliki
1. Penyakit diabetes mellitus tipe II riwayat Dislipidemia (OR=3,986;
lebih banyak pada kelompok usia CI=1,411-11,258).
25-44 tahun (97,34%) 5. Ada hubungan yang signifikan
dibandingkan kelompok usia 15-24 antara kebiasaan Olahraga
tahun ( 2,64%). (2) Penyakit dengan kejadian diabetes mellitus
diabetes mellitus juga memiliki tipe II (p value= 0,006). Orang
risiko yang sama besarnya antara yang tidak melakukan olahraga
jenis kelamin perempuan (50,0%) rutin berisiko terkena diabetes
dan jenis kelamin laki-laki (50,0%). mellitus tipe II 7, 333 kali lebih
(3) Responden yang tidak bekerja besar dibandingkan dengan yang
lebih banyak kelompok kontrol berolahraga secara rutin
(31,58%) dibandingkan dengan (OR=0,006; CI=1,500-35,857).
kelompok kasus (18,42%). (4) 6. Tidak ada hubungan antara pola
Tingkat pendidikan rendah lebih tidur dengan kejadian diabetes
banyak pada kelompok kontrol mellitus tipe II (p value=1,000).
(89,47%) dibandingkan dengan 7. Tidak ada hubungan antara tingkat
kelompok kasus (86,84%) ekonomi dengan kejadian diabetes
2. Ada hubungan yang signifikan mellitus tipe II (p value=0,639).
antara riwayat hipertensi dengan 8. Ada hubungan yang signifikan
kejadian diabetes mellitus tipe II (p antara riwayat hipertensi dengan
value=0,039). Orang yang memiliki kejadian Diabetes mellitus tipe II (p
riwayat hipertensi berisiko terkena value=0,039). Orang yang memiliki
diabetes mellitus tipe II 2,629 kali riwayat hipertensi berisiko terkena
lebih besar dibandingkan yang diabetes mellitus tipe II 2,629 kali
tidak memiliki riwayat hipertensi lebih besar dibandingkan yang
(OR=2,629; CI=1,041-6,636).
tidak memiliki riwayat hipertensi 2. Bagi Masyarakat
(OR=2,629; CI=1,041-6,636). a. Bagi masyarakat yang memiliki
9. Ada hubungan yang signifikan risiko diabetes mellitus tipe II,
antara riwayat dislipidemia dengan seperti hipertensi dan dislipidemia
kejadian diabetes mellitus tipe II (p untuk melakukan pemeriksaan
value= 0,007). Orang yang kesehatan, supaya melakukan
memiliki riwayat Dislipidemia pemeriksaan rutin agar dapat
berisiko terkena diabetes mellitus mendeteksi dini penyakit diabetes
tipe II 3,986 kali lebih besar mellitus tipe II.
dibandingkan yang tidak memiliki b. Sebaiknya disempatkan untuk
riwayat Dislipidemia (OR=3,986; melakukan olahraga secara rutin 3-4
CI=1,411-11,258). kali seminggu agar terhindar dari
10. Ada hubungan yang signifikan penyakit diabetes mellitus tipe II.
antara kebiasaan Olahraga 3. Bagi Peneliti lain
dengan kejadian diabetes mellitus Melakukan penelitian kembali
tipe II (p value= 0,006). Orang dengan variabel bebas yang lebih
yang tidak melakukan olahraga bervariasi dan dengan jumlah sampel
rutin berisiko terkena diabetes yang lebih banyak serta dengan
mellitustipe II 7, 333 kali lebih menggunakan desain penelitian yang
besar dibandingkan dengan yang berbeda.
berolahraga secara rutin
(OR=0,006; CI=1,500-35,857). DAFTAR PUSTAKA
1. IP. Suiraoka. Penyakit Degeneratif,
SARAN Nuha Medika. Yogyakarta. 2012.
1. Bagi RSUD Tugurejo Semarang 2. A.Y. Sutedjo. 5 Strategi Penderita
a. Diharapkan dapat mengevaluasi dan Diabetes mellitus Berusia Panjang.
memberi arahan kepada pasien Kanikus. Yogyakarta. 2014.
diabetes mellitusuntuk melakukan 3. Mirza Maulana. Mengenal
aktifitas karena dalam melakukan Diabetes mellitus. Katahati.
beraktifitas sehari-hari dapat Jogjakarta. 2009.
menurunkan kadar gula darah. 4. Dinas Kesehatan Kota Semarang.
b. Untuk petugas di RSUD Tugurejo, Profil Kesehatan Kota Semarang
supaya menyarankan pasien yang Tahun 2011. Semarang. 2011.
memiliki risikodiabetes mellitus tipe 5. Sharsa Kurnia. Faktor Risiko
II,seperti menderita hipertensi dan
Kejadian Diabetes mellitus Tipe
dislipidemia untuk memeriksakan
kesehatannya. IIDi Puskesmas Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat Studi Kasus di Poliklinik

Tahun 2012 (jurnal). Jakarta. Penyakit Dalam Rumah Sakit

2012. Dr. Kariadi)(jurnal). Semarang.

6. Nafi Azhara. Faktor Resiko 2011.

Diabetes mellitus Tipe 2 di wilayah 11. Kementrian Kesehatan. 2010.

kerja Puskesmas Kedungmundu Petunjuk Teknis Pengukuran

Kota Semarang tahun 2014 Faktor Resiko Diabetes mellitus.

(jurnal). Semarang. 2014

7. Teixeria-Lemos, dkk. 2011.

Regular physical exercise training

assists in preventing type 2

diabetes development: focus on its

antioxidant and anti-inflammantory

properties. Biomed Central

Cardiovascular Diabetology 10: 1-

15.

8. Holt, T,. Kumar, S. (2010). ABC Of

Diabetes. Sixth Edition. Chicester.

West Sussex : Wiley-Blackwel. A

John Wiley & Sons, 1td.

9. Spiegel, K, et al. (1999). Impact of

Sleep debt on Metabolic and

endocrine function, Lancet. 345 :

1435-1439

10. Radio putro wicaksono. Faktor-

faktor yang berhubungan dengan

kejadian Diabetes mellitus tipe 2(

Anda mungkin juga menyukai