Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIODEGRADASI
DISUSUN OLEH
NGESTI RAHAYU (140410110004)
RAHAYU APRIYANTI (140410110034)
YOUANITHA DE VATMA (140410110070)
RIANI ROSTAMI (140410110080)
ANINDITA RACHMADIANI (140410110082)
TUHFAH MUNAWWAROH (140410110088)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT.Atas berkat dan rahmat dan hidayah-Nya
lah makalah yang berjudul Biodegradasi dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas
Mikrobiologi Lingkungan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjajaran. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada para keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak,baik secara
langsung ataupun tidak langsung.dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orangtua yang telah memberi dukungan berupa materi dalam penyelesaian makalah ini.
2. Ibu Prof Poniah. selaku Dosen Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar yang telah membimbing
dalam menyusun makalah ini.
3. Teman-teman Mahasiswa S-1 Jurusan Biologi Angkatan 2011
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2 Tujuan 1
BAB II ISI 2
2.1 Biodegradasi 2
3.1 Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengatasi limbah (khususnya limbah B3) dapat digunakan metode biologis sebagai
alternatif yang aman, karena polutan yang mudah terdegradasi dapat diuraikan oleh
mikroorganisme menjadi bahan yang tidak berbahaya seperti CO2 dan H2O. Cara biologis atau
biodegradasi oleh mikroorganisme, merupakan salah satu cara yang tepat, efektif dan hampir
tidak ada pengaruh sampingan pada lingkungan. Hal ini dikarenakan tidak menghasilkan racun
ataupun blooming (peledakan jumlah bakteri). Mikroorganisme akan mati seiring dengan
habisnya polutan dilokasi kontaminan tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui definisi biodegradasi
2.1. Biodegradasi
Polimer alam, seperti halnya lignin dan polisakarida, dapat terdegradasi menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana. Produk degradasi ini selanjutnya dapat
dipergunakan oleh organisme hidup sebagai sumber energy atau untuk mensintesis
senyawa-senyawa baru (termasuk biopolimer). Mekanisme umum degradasi polimer
menjadi molekul yang sederhana dapat dijelaskan secara kimiawi. Organisme hidup
mempunyai kemampuan untuk memproduksi bermacam-macam enzim yang dapat
menghancurkan struktur biopolimer. Kerja suatu enzim sebagai katalisator dalam
merombak struktur polimer merupakan kerja yang spesifik, artinya suatu enzim tertentu
hanya memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi kimia tertentu pula.
Studi tentang biodegradasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang
sesungguhnya; yaitu dipendam dalam tanah, atau dilakukan dengan metode simulasi.
Metode simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme campuran atau
dengan mikroorganisme tertentu yang telah diketahui jenisnya. Hasil yang ada
menunjukkan bahwa laju biodegradasi oleh mikroorganisme campuran umumnya
berlangsung lebih cepat, namun sukar untuk memperkirakan mekanisme degradasi yang
terjadi.
5. Minyak Bumi
Minyak bumi tersusun dari berbagai macam molekul hidrokarbon alifatik,
alisiklik, dan aromatik. Mikroba berperanan penting dalam menguraikan minyak bumi
ini. Ketahanan minyak bumi terhadap peruraian oleh mikroba tergantung pada struktur
dan berat molekulnya.
Fraksi alkana rantai C pendek, dengan atom C kurang dari 9 bersifat meracun
terhadap mikroba dan mudah menguap menjadi gas. Fraksi n-alkana rantai C sedang
dengan atom C 10-24 paling cepat terurai. Semakin panjang rantaian karbon alkana
menyebabkan makin sulit terurai. Adanya rantaian C bercabang pada alkana akan
mengurangi kecepatan peruraian, karena atom C tersier atau kuarter mengganggu
mekanisme biodegradasi.
Apabila dibandingkan maka senyawa aromatik akan lebih lambat terurai dari pada
alkana linier. Sedang senyawa alisiklik sering tidak dapat digunakan sebagai sumber C
untuk mikroba, kecuali mempunyai rantai samping alifatik yang cukup panjang. Senyawa
ini dapat terurai karena kometabolisme beberapa strain mikroba dengan metabolisme
saling melengkapi. Jadi walaupun senyawa hidrokarbon dapat diuraikan oleh mikroba,
tetapi belum ditemukan mikroba yang berkemampuan enzimatik lengkap untuk
penguraian hidrokarbon secara sempurna.
6. Pestisida / Herbisida
Macam pestisida kimia sintetik yang telah digunakan sampai sekarang jumlahnya
mencapai ribuan. Pestisida yang digunakan untuk memberantas hama maupun herbisida
yang digunakan untuk membersihkan gulma, sekarang sudahmengakibatkan banyak
pencemaran. Hal ini disebabkan sifat pestisida yang sangat tahan terhadap peruraian
secara alami (persisten). Contoh pestisida yang persistensinya sangat lama adalah DDT,
Dieldrin, BHC, dan lain-lain. Walaupun sekarang telah banyak dikembangkan pestisida
yang mudah terurai (biodegradable), tetapi kenyataannya masih banyak digunakan
pestisida yang bersifat rekalsitran. Walaupun dalam dosis rendah, tetapi dengan
terjadinya biomagnifikasi maka kandungan pestisida di lingkungan yang sangat rendah
akan dapat terakumulasi melalui rantai makanan, sehingga dapat membahayakan
kehidupan makhluk hidup termasuk manusia.
Untuk mengatasi pencemaran tersebut, sekarang banyak dipelajari biodegradasi
pestisida/ herbisida. Proses biodegradasi pestisida dipengaruhi oleh struktur kimia
pestisida, sebagai berikut:
a. Semakin panjang rantai karbon alifatik, semakin mudah mengalami degradasi
b. Ketidak jenuhan dan percabangan rantai hidrokarbon akan mempermudah degradasi.
c Jumlah dan kedudukan atom-atom C1 pada cincinan aromatik sangat mempengaruhi
degradasi. Misal 2,4 D (2,4-diklorofenol asam asetat) lebih mudah dirombak di dalam
tanah dibandingkan dengan 2,4,5-T (2,4,5- triklorofenoksi asam asetat).
d. Posisi terikatnya rantai samping sangat menentukan kemudahan degradasi pestisida.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah Biodegradasi yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa:
1. Biodegradasi yaitu pemecahan cemaran organik oleh aktivitas mikroba yang melibatkan
serangkaian reaksi enzimatik. Umumnya terjadi karena senyawa tersebut dimanfaatan
sebagai sumber makanan (substrat).
3. Pembentukan Biodegradasi umumnya adalah masalah bahan organik seperti tanaman dan
binatang dan hal lainnya yang berasal dari zat hidup organisme, atau bahan buatan yang
serupa cukup untuk tanaman dan hewan hal untuk diletakkan untuk digunakan oleh
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Eli Rohaeti (2009), Karakterisasi Biodegradasi Polimer. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA, FMIPA UNY, Yogyakarta, K1 K9
Gandjar, Indrawati dkk. 2006. MIKOLOGI Dasar dan Terapan. Jakarta: Buku Obor
Kasai, Y, H. Kishira, & S. Harayama. 2002. Bacteria Belonging to the Genus Cycloclasticus
Play a Primary Role in the Degradation of Aromatic Hydrocarbons Released in a Marine
Environment. Appl.& Envi. Microbiology. 56255633.
Sheryl, E Dykstershouse, JP. Gray, RP. Herwig, Canolara & JT. Staley. 1995. Cycloclasticus
pugetii gen. Nov, sp. Nov, on Aromatic Hydrocarbon-Degrading Bacterium from Marine
Sadiments. International Journal of Systematic Bacteriology. 116-123.
Stanier, R.Y., E.A. Adelberg, JL.Ingraham, 1980. The Microbial Word. Prentice Hall, Inc., :
New Jersey.
Vidali, M. 2001. Bioremediation and Overview. Pure and Applied. Chemistry.IUPAC, Vol. 73,
7:11631172.
Yamikov, MM., Laura G., Renata D., Ermanno C., Tatiana N. C., WolfRainer A., Heinrich L.,
Kenneth N.Timmis & Peter N. Golyshin. 2004. Thalassolituus oleivoransgen. nov., sp. nov., a
Novel Marine Bacterium That Obligately Utilizes Hydrocar-bons. International Journal of
Systematic and Evolutionary Microbiology, 141148