Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maulina Tiar Rahmawati

NIM : 1701203010015

SUMMARY

Pengertian dan Jenis-jenis Desain Penelitian


Desain Penelitian adalah rencana untuk pengumpulan, poengukuran, dan analisis data,
berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan
dapat melakukan penelitian dengan baik karena tidak memiliki pedoman penelitian yang jelas.
Kualitas sebuah studi penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian manajer/ peneliti memilih
alternative desain yang tepat, dengan mempertimbangkan tujuan khususnya. Semakin ketat dan
canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya, dan sumber daya lain yang akan digunakan.
Jenis-jenis penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
1. Explorative research
Explorative research (penelitian eksploratif) dimaksudkan untuk memahami karakteristik
fenomena dan dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan informasi mengenai masalah
penelitian tertentu. Studi eksploratif pada dasarnya adalah studi untuk memahami karakteristik
fenomena atau masalah yang diteliti, karena belum banyak literature hasil penelitian yang
membahas masalah tersebut atau masalah yang sejenis. Data yang dikumpulkan dalam studi
eksploratif dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Jenis data yang dikumpulkan
umumnya data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini,
peneliti dapat mengembangkan teori atau hipotesis yang perlu di uji melalui penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Descriptive research
Descriptive research ( penelitian deskriptif) dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik
suatu fenomena atau masalah yang ada. Jika dalam studi eksploratif dimaksudkan untuk
memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, studi deskriptif dimaksudkan untuk
menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada.
3. Verificative
Verificative (hypothesis testing) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis.
Penelitian yang termasuk dalam pengujian hipotesis adalah penelitian yang menjelaskan hubungan
tertentu, atau menentukan perbedaan antara kelompok dalam situasi tertentu.
4. Studi kasus
Analisis studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang
berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain.

Pentingnya Desain Penelitian


Desain penelitian berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving oriented),
artinya bahwa suatu penelitian diadakan karena ada masalah dan ada keinginan memecahkan
masalah secara ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang
paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab penelitian ilmiah pada
dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
penganalisisan data atau informasi yang diperolehnya.
Masalah yang akan diteliti hendaknya bersifat terstruktur dan kompleks, bukan hanya
masalah elementer. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya suatu rancangan atau desain
penelitian guna kelancaran penelitian itu sendiri. Banyak mahasiswa yang akan melakukan
kegiatan penelitian mendapatkan kesulitan dalam menentukan permasalahan yang akan diteliti.
Hal ini dimungkinkan salah satunya karena ia belum mengerti arti masalah yang sebenarnya.
Masalah adalah suatu penyimpangan dari kebiasaan, norma, hukum atau teori yang sedang
berlaku. Dari batasan ini, jelas bahwa seorang peneliti harus benar-benar memahami norma,
kebiasaan, hukum atau teori yang berlaku dalam suatu bidang tertentu, khususnya bidang yang
akan diteliti dengan mendesain penelitian sebaik mungkin agar kesulitan dalam memahami,
menemukan dan merumuskan masalah dapat dikurangi dengan jalan pemahaman terhadap suatu
teori.
Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
masalah. Memahamiberarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah,
dan mengantisipasi berarti mngupayakan agar masalah tidak terjadi.
Manfaat lain yang diharapkan dari adanya desain penelitian adalah memudahkan peneliti
menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat
berbentuk angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen
digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji
validitas dan reliabilitasnya. Serta dengan diterapkannya desain penelitian, maka seorang peneliti
mampu mengefisiensikan waktu, dana, tenaga dan kemampuan yang dimilikinya selama
melakukan kegiatan penelitian.

Karakteristik Desain Penelitian yang Baik


1. Bebas dari bisa/ keberpihakkan
Salah satu karakteristik dari penelitian yang baik adalah memberikan data yang adil, tidak
bias/bebas dari kepemilikan dalam membandingkan antara kelompok. Artinya bahwa perhatiannya
ditujukan untuk memastikan bahwa beberapa perbedaan antara kelompok-kelompok dapat
dihubungkan pada variable bebas yang di teliti. Data dan statistic diperhitungkan dari
perbandingan kelompok tersebut tanpa mengubah langkah sistematisnya, mengharapkan karena
mungkin akan dipengaruhi oleh variable independen. Semua variasi lain berasal dari fluktuasi
acak.
2. Bebas dari kebauran
Kebiasaan dapat masuk kedalam data dengan cara lainnya, yaitu melalui kebauran. Dua
atau lebih variable bebas dan/atau variable lainnya merupakan variable yang baur jika
pengaruhnya tidak dapat dipisahkan. Desai penelitian yang baik menghilangkan kebauran dari
variable-variable atau meminimalisirnya sehingga efeknya dapat dipisahkan dan hasilnya dapat
ditafsirkan tanpa mengalami kebingungan.
3. Mengendalikan variable-variabel ekstra
Walaupun variable-variabel ekstra bukan merupakan variable-variabel yang menjadi
perhatian utama dalam sebuah studi penelitian, variable tersebut mungkin mempunyai sebuah
pengaruh pada variable terikat. Untuk mengendalikan variable-variabel seperti itu adalah mampu
untuk mengidentifikasi, menyeimbangkan, meminimalisir, atau menghilangkan pengaruh-
pengaruhnya. Pengaruh tersbut yaitu pada saat mereka mempengaruhi varians dalam variable
dependen, sehingga control variable ekstra dicapai melalui control varians.
4. Ketepatan statistika untuk pengujian hipotesis
Analisis dalam penelitian kuantitatif biasnya melibatkan beberapa tipe prosedur analitic,
karena penelitian kuantitatif melibatkan angka-angka dan hipotesis yang memerlukan uji statistic.
Sangat penting untuk mempunyai data yang sesuai dan akurat sehingga hipotesis dapat diuji
dengan terpercaya. Di dalam statistika, presisi statistika meningkat selama varians acak atau
kesalahan menurun. Presisi statistika meningkat dengan sampel yang lebih besar dan ketika
tambahan variable bebas dibangun dalam desain penelitian. Ketika prosedur statistic digunakan
untuk menguji hipotesis, untuk setidaknya beberapa hipotesis, dalam hal ini perlu menghasilkan
perkiraan varians dari data acak. Perkiraan yang lebih seksama, analisis yang lebih peka akan
mempengaruhi variable bebas. Artinya, analisis akan lebih cenderung menunjukkan pengaruhnya
jika dalam kenyataannya salah satu ada. Variable ekstra penggelembungan estimasi varians acak
dan cenderung membuat uji statistic tidak peka timbul, dalam perbedaan yang nyata. Desain
penelitian harus menyediakan data untuk menguji hipotesis penelitian. Kadang-kadang hipotesis
yang banyak dan kompleks dilibatkan, sehingga peneliti harus memeriksa desain secara hati-hati
dan mengidentifikasi bagian mana dari desain penelitian yang akan menyediakan untuk menguji
hipotesis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai