Desain Penelitian adalah rencana untuk pengumpulan, poengukuran, dan analisis data, berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena tidak memiliki pedoman penelitian yang jelas. Kualitas sebuah studi penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian manajer/ peneliti memilih alternative desain yang tepat, dengan mempertimbangkan tujuan khususnya. Semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya, dan sumber daya lain yang akan digunakan. Jenis-jenis penelitian dapat dilihat sebagai berikut: 1. Explorative research Explorative research (penelitian eksploratif) dimaksudkan untuk memahami karakteristik fenomena dan dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan informasi mengenai masalah penelitian tertentu. Studi eksploratif pada dasarnya adalah studi untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, karena belum banyak literature hasil penelitian yang membahas masalah tersebut atau masalah yang sejenis. Data yang dikumpulkan dalam studi eksploratif dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Jenis data yang dikumpulkan umumnya data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, peneliti dapat mengembangkan teori atau hipotesis yang perlu di uji melalui penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Descriptive research Descriptive research ( penelitian deskriptif) dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik suatu fenomena atau masalah yang ada. Jika dalam studi eksploratif dimaksudkan untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, studi deskriptif dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. 3. Verificative Verificative (hypothesis testing) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian yang termasuk dalam pengujian hipotesis adalah penelitian yang menjelaskan hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antara kelompok dalam situasi tertentu. 4. Studi kasus Analisis studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain.
Pentingnya Desain Penelitian
Desain penelitian berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving oriented), artinya bahwa suatu penelitian diadakan karena ada masalah dan ada keinginan memecahkan masalah secara ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisisan data atau informasi yang diperolehnya. Masalah yang akan diteliti hendaknya bersifat terstruktur dan kompleks, bukan hanya masalah elementer. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya suatu rancangan atau desain penelitian guna kelancaran penelitian itu sendiri. Banyak mahasiswa yang akan melakukan kegiatan penelitian mendapatkan kesulitan dalam menentukan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimungkinkan salah satunya karena ia belum mengerti arti masalah yang sebenarnya. Masalah adalah suatu penyimpangan dari kebiasaan, norma, hukum atau teori yang sedang berlaku. Dari batasan ini, jelas bahwa seorang peneliti harus benar-benar memahami norma, kebiasaan, hukum atau teori yang berlaku dalam suatu bidang tertentu, khususnya bidang yang akan diteliti dengan mendesain penelitian sebaik mungkin agar kesulitan dalam memahami, menemukan dan merumuskan masalah dapat dikurangi dengan jalan pemahaman terhadap suatu teori. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahamiberarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mngupayakan agar masalah tidak terjadi. Manfaat lain yang diharapkan dari adanya desain penelitian adalah memudahkan peneliti menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Serta dengan diterapkannya desain penelitian, maka seorang peneliti mampu mengefisiensikan waktu, dana, tenaga dan kemampuan yang dimilikinya selama melakukan kegiatan penelitian.
Karakteristik Desain Penelitian yang Baik
1. Bebas dari bisa/ keberpihakkan Salah satu karakteristik dari penelitian yang baik adalah memberikan data yang adil, tidak bias/bebas dari kepemilikan dalam membandingkan antara kelompok. Artinya bahwa perhatiannya ditujukan untuk memastikan bahwa beberapa perbedaan antara kelompok-kelompok dapat dihubungkan pada variable bebas yang di teliti. Data dan statistic diperhitungkan dari perbandingan kelompok tersebut tanpa mengubah langkah sistematisnya, mengharapkan karena mungkin akan dipengaruhi oleh variable independen. Semua variasi lain berasal dari fluktuasi acak. 2. Bebas dari kebauran Kebiasaan dapat masuk kedalam data dengan cara lainnya, yaitu melalui kebauran. Dua atau lebih variable bebas dan/atau variable lainnya merupakan variable yang baur jika pengaruhnya tidak dapat dipisahkan. Desai penelitian yang baik menghilangkan kebauran dari variable-variable atau meminimalisirnya sehingga efeknya dapat dipisahkan dan hasilnya dapat ditafsirkan tanpa mengalami kebingungan. 3. Mengendalikan variable-variabel ekstra Walaupun variable-variabel ekstra bukan merupakan variable-variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah studi penelitian, variable tersebut mungkin mempunyai sebuah pengaruh pada variable terikat. Untuk mengendalikan variable-variabel seperti itu adalah mampu untuk mengidentifikasi, menyeimbangkan, meminimalisir, atau menghilangkan pengaruh- pengaruhnya. Pengaruh tersbut yaitu pada saat mereka mempengaruhi varians dalam variable dependen, sehingga control variable ekstra dicapai melalui control varians. 4. Ketepatan statistika untuk pengujian hipotesis Analisis dalam penelitian kuantitatif biasnya melibatkan beberapa tipe prosedur analitic, karena penelitian kuantitatif melibatkan angka-angka dan hipotesis yang memerlukan uji statistic. Sangat penting untuk mempunyai data yang sesuai dan akurat sehingga hipotesis dapat diuji dengan terpercaya. Di dalam statistika, presisi statistika meningkat selama varians acak atau kesalahan menurun. Presisi statistika meningkat dengan sampel yang lebih besar dan ketika tambahan variable bebas dibangun dalam desain penelitian. Ketika prosedur statistic digunakan untuk menguji hipotesis, untuk setidaknya beberapa hipotesis, dalam hal ini perlu menghasilkan perkiraan varians dari data acak. Perkiraan yang lebih seksama, analisis yang lebih peka akan mempengaruhi variable bebas. Artinya, analisis akan lebih cenderung menunjukkan pengaruhnya jika dalam kenyataannya salah satu ada. Variable ekstra penggelembungan estimasi varians acak dan cenderung membuat uji statistic tidak peka timbul, dalam perbedaan yang nyata. Desain penelitian harus menyediakan data untuk menguji hipotesis penelitian. Kadang-kadang hipotesis yang banyak dan kompleks dilibatkan, sehingga peneliti harus memeriksa desain secara hati-hati dan mengidentifikasi bagian mana dari desain penelitian yang akan menyediakan untuk menguji hipotesis tersebut.