Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KASUS

Analisa Diagnosis

Pada kasus ini, pasien laki-laki usia 64 tahun, datang dengan penurunan kesadaran 2 jam sebe-
lum masuk rumah sakit. Pada penurunan kesadaran, berdasarkan etiologi, dapat disebabkan oleh ke-
lainan struktural dan kelainan metabolik. Berdasarkan lokasi lesi, penurunan kesadaran dapat terjadi
akibat lesi difus di kedua hemisfer, lesi di diensefalon atau hipothalamus di midbrain atas, pons atau
seperti pada emboli di arteri basilar dan pons. Penurunan kesadaran juga dapat disebabkan oleh lesi
kompresi dan lesi destruksi. Penurunan karena lesi kompresi yaitu lesi secara langsung mengakibat-
kan distorsi ARAS, lesi menyebabkan peingkatan tekanan intrakranial secara difus sehingga
mengakibatkan terganggunya aliran darah ke otak. menyebabkan iskemia lokal, edema otak, dan her-
niasi. Contoh lesi kompresi adalah tumor, hematoma, dan abses. Dari anamnesis, penurunan
kesadaran muncul secara tiba-tiba. Awitan dari keluhan tersebut dapat menyingkirkan kemungkinan
kelainan metabolik sebagai etiologi dari penurunan kesadaran. Pada pasien ini juga tidak ada riwayat
penurunan intake, penyakit metabolic lain seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, ataupun diare yang
dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit. Adanya perdarahan belum dapat disingkirkan,
karena pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Pada pasien ini tidak terdapat riwayat
trauma kepala, sehingga kemungkinan adanya perdarahan karena trauma kepala dapat disingkirkan.
Pada pasien lansia, penurunan kesadaran secara tiba-tiba juga seringkali terjadi akibat perdarahan
serebral atau infark, hal ini juga didukung dengan terdapatnya defisit neurologis pada pasien. Pada
pemeriksaan fisik status generalis, suhu tubuh pasien 36,20C, hal ini dapat menyingkirkan kemung-
kinan adanya infeksi atau abses pada otak. Suhu pasien yang normal ini juga dapat menyingkirkan
kemungkinan intoksikasi obat dan hipoglikemi. Tekanan darah pasien 167/88mmHg, pasien juga
mengalami muntah-muntah sebanyak 2x dan sakit kepala, tekanan darah yang tinggi pada penurunan
kesadaran, dan adanya muntah, umumnya berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial,
seperti perdarahan intraserebral atau lesi desak ruang, maka kemungkinan ini belum dapat disingkir-
kan.
Pada pemeriksaan status neurologis, pupil isokor, menandakan tidak adanya herniasi. Adanya
hemiparesis kanan menandakan adanya lesi fokal pada kontralateral hemisfer.
Secara keseluruhan, dengan awitan penurunan kesadaran yang mendadak, tidak ada riwayat
kelainan metabolik, tidak ada demam, terdapat tanda peningkatan tekanan intrakranial, hemiparesis
kanan, mengarahkan diagnosis kasus ini sebagai penurunan kesadaran yang disebabkan oleh etiologi
vaskular. Prevalensi penyebab penurunan kesadaran yang disebabkan oleh vaskular, tersering
disebabkan oleh perdarahan. Namun kemungkinan adanya sumbatan belum dapat disingkirkan. Se-
bagian besar kasus stroke perdarahan terjadi pada pasien dengan hipertensi kronis, yang menyebab-
kan perubahan arteriosklerotik pembuluh darah kecil, pembuluh-pembuluh darah kecil inin menjadi
rentan sehingga terjadi robekan dan reduplikasi lamina interna, hialinisasi lamina media, dan akhirnya
terbentuk mikroaneurisma, yang sewaktu-waktu dapat mengakibatkan perdarahan.

Analisa Pemeriksaan Penunjang

Hb 11.7 g/dL

Ht 36.29%

RBC 4.33 10^6/uL

WBC 12.15 10^3/uL

ESR 43 mm/hour

Creatinine 1.55 mg/dL

GFR 48.2 mL/mnt/1.73m^2

Chloride 108 mmol/L

CK-MB 20.8

Troponin T 16.0

GDS 195 mg/dL

Pada pemeriksaan lab darah terdapat penurunan kadar Hb dan Ht yang mengindikasikan ane-
mia. Anemia dapat disebabkan oleh produksi sel darah yang menurun atau penghancuran sel darah
yang meningkat. Produksi yang menurun dapant disebabkan oleh defisiensi zat besi yang merupakan
komponen utama dari sel darah. Peningkatan penghancuran sel darah dapat disebabkan oleh adanya
penyakit sistemik. Bila semua kemungkinan telah disingkirkan, maka dapat dicurigai adanya penyakit
sistemik pada pasien. Terdapat juga kadar kreatinine yang meningkat, hal ini mengindikasikan
penurunan laju filtrasi glomerulus, yang menggambarkan gangguan pada ginjal. Hal ini mendukung
komplikasi dari riwayat hipertensi yang tidak terkontrol pada pasien yang menyebabkan kerusakan
arteri sehingga nefron tidak mendapat suplai yang dibutuhkan, dan mengakibatkan ginjal tidak dapat
berfungsi dengan seharusnya. Pada pemeriksaan lab darah juga terdapat kenaikan enzim jantung (CK-
MB dan troponin T), kenaikan CK-MB pada fase akut stroke dapat terjadi dan bukan menandakan
adanya masalah pada jantung, creatinine kinase terdapat pada jantung, otot skeletal, dan jaringan otak,
sehingga kenaikan CK-MB tidak hanya menyatakan adanya masalah pada jantung. Sedangkan ke-
naikan troponin T dapat pula disebabkan karena adanya penurunan fungsi pada ginjal. Pada pemerik-
saan EKG terdapat gambaran perbesaran ventrikel kiri, hal ini dapat disebabkan oleh adanya
hipertensi yang tidak terkontrol yang menyebabkan dinding jantung harus memompa secara ekstra,
sehingga menyebabkan adanya perbesaran pada dinding ventrikel.

Pada CT scan otak


tanpa kontras ditemukan lesi
hiperdens pada pons sisi kiri
yang menunjukan adanya perdarahan pada pons. Lesi ini dapat menunjukan adanya penurunan
kesadaran yang terjadi pada pasien dan hemiparesis kanan, serta adanya gejala peningkatan tekanan
intrakarnial yang disebabkan oleh adanya perdarahan pada pons.

Analisa Terapi
Pada pasien ini perlu admisi keruang HCU ataupun stroke unit, karena masih dalam fase akut
stroke. Dilakukan monitoring tanda vital, dan observasi kesadaran juga defisit neurologis pada pasien.
Pada kasus ini diberikan perdipin 2mg/jam dan amlodipin 10 mg untuk menurunkan tekanan darah,
dipantau setiap 15 menit dengan target sistolik <150mmHg. Pemberian omeprazole 40mg dan on-
dansentron IV 4 mg untuk gejala mual dan muntah pada pasien. Dan memposisikan pasien 20-30
derajat untuk menurunkan tekanan intrakranial. Diberikan paracetamol 500mg untuk mengatasi
gejala sakit kepala pada pasien. Pemberian nutrisi pada pasien tidak dibatasi karena pasien tidak men-
galami sulit menelan. Urin output pasien 10-15cc/jam, sehingga diberikan NaCl 500ml/12 jam
dengan tujuan untuk meningkatkan produksi urin.

Anda mungkin juga menyukai