Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Penelitian
Banyak sekali logam-logam berat yang dilepaskan ke
lingkungan sebagai
limbah yang menyebabkan terjadinya polusi air ataup
un tanah. Ion logam tembaga
(Cu
2+
) merupakan salah satu contoh ion logam yang dapat
terakumulasi dalam
makhluk hidup dan dapat menyebabkan terjadinya peny
akit ataupun kelainan.
Banyak proses yang dapat digunakan untuk menghilang
kan logam berat terlarut,
misalnya dengan pertukaran ion, pengendapan, fitoek
straksi, ultrafiltrasi, reverse
osmosis, dan elektrodialisis (Erdem
et al
., 2004). Pengembangan material yang
murah untuk penghilangan logam berat banyak dikemba
ngkan saat ini dan salah
satu material yang sangat potensial untuk digunakan
pada proses ini adalah zeolit
(Erdem
et al
., 2004). Oleh karena itu, studi sistematik proses
adsorpsi logam berat
merupakan salah satu hal yang penting untuk pengemb
angan pemanfaatan zeolit
untuk proses pengolahan limbah (Singh
et al
., 2008).
Zeolit merupakan mineral alumino silikat alami yang
tergolong ke dalam
kelas tektosilikat. Struktur zeolit terdiri atas
rangka tiga dimensi SiO
4
dan AlO
4
tetrahedral. Ion alumunium dapat mengisi posisi pus
at tetrahedron empat atom
oksigen, dan penggantian Si
4+
dengan Al
3+
menyebabkan adanya muatan negatif
pada kisi. Muatan negatif ini diimbangi dengan adan
ya kation (Na
+
,K
+
atau Ca
2+
).
Kation-kation ini dapat ditukarkan dengan kation da
ri larutan seperti timbal,
kadmium, tembaga, seng, dan mangan (Breck, 1974 dal
am Panneerselvam
et al
.,
2
2009). Kemudahan ion-ion pada zeolit untuk dipertuk
arkan, menyebabkan zeolit
sesuai untuk digunakan untuk menghilangkan logam be
rat melalui proses adsorpsi
(Erdem
et al
., 2004).
Sifat pertukaran kation zeolit merupakan sifat yang
sangat
menguntungkan. Penggunaan zeolit sebagai penukar ka
tion dalam proses
pengolahan air meningkat karena ketersediaan dan ha
rganya yang relatif murah
(Top & Ulku, 2004). Namun demikian, pertukaran kati
on bukan satu-satunya
aplikasi langsung pada proses pengolahan air, tapi
juga memiliki nilai penting
sebagai salah satu tahapan sebelum material tersebu
t digunakan untuk aplikasi
lainnya (Top & Ulku, 2004). Contoh aplikasi materia
l yang menggunakan zeolit
yang telah diimpregnasi dengan logam lain misalnya
untuk meningkatkan
kapasitas adsorpsi terhadap gas O
2
dan N
2
(Arcoya
et al
., 1996), penyerapan
limbah radioaktif (Czaran
et al
., 1989) dan meningkatkan kemampuan katalisis
zeolit (Onyestyak & Kallo, 1995)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zeolit yang
diimpregnasi dengan
menggunakan logam berat juga dapat digunakan sebaga
i material yang memiliki
sifat antimikroba yang dapat digunakan sebagai baha
n antiseptik (Top & Ulku,
2004). Logam-logam berat seperti perak, seng, temba
ga, raksa, timah, timbal,
bismuth, kadmium, krom, dan talium memilki sifat an
tibakteri dan ketika
ditukarkan dengan ion pada zeolit, logam-logam ini
tetap memiliki aktivitas
antibakteri (Niira
et al
., 1990 dalam Top & Ulku, 2004).
Ag-zeolit dari montmorillonit dan beberapa mineral
tanah liat lainnya
dilaporkan merupakan material antibakteri yang efek
tif (Rivera-Garza
et al
., 2000;
3
Onodera
et al
., 2001). Ada beberapa kerugian material antimikrob
a dengan
menggunakan perak yang diimpregnasi ke dalam minera
l. Selain harganya yang
mahal, kation Ag
+
tidak stabil dalam larutan dan cenderung tereduksi
menjadi Ag
0
setelah terpapar cahaya atau panas. Ag
+
juga bereaksi dengan Cl
-
, HS
-
, SO
4
2-
,H
2
S,
dan anion lain yang umum terdapat dalam air dan uap
, membentuk senyawa tak
larut dan menyebabkan hilangnya aktivitas antibakte
ri (Zhou
et al
., 2004).
Senyawa-senyawa tembaga, seperti CuSO
4
dan Cu(OH)
2
merupakan
senyawa antibakteri yang banyak digunakan. Namun, C
u
2+
sulit untuk berinteraksi
dengan bakteri dalam air melalui proses tumbukan, s
ehingga jumlah Cu
2+
yang
diperlukan sangat banyak. Oleh karena itu, dengan m
engikatkan Cu
2+
pada zeolit
dapat meningkatkan efektifitas antibakteri Cu
2+
karena total muatan zeolit yang
bermuatan negatif (Zhou
et al
., 2004).
Kinetika adsorpsi logam berat dapat berbeda-beda te
rgantung kepada
logam berat yang akan di adsorpsi dan zeolit yang d
igunakan pada proses adsorpsi
tersebut (Erdem
et al
., 2004). Oleh karena itu, dalam penelitian ini aka
n dilakukan
penyelidikan tentang studi kesetimbangan dan kineti
ka adsorpsi Ion Cu
2+
pada
zeolit-H. Selain itu, sebagai aplikasi lanjutan, in
formasi ini juga dapat diterapkan
pada proses impregnasi zeolit untuk pembuatan mater
ial antiseptik dengan
menggunakan logam tembaga sebagai logam yang diimpr
egnasi pada zeolit.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, rumus
an masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi optimum penyerapan ion logam
Cu
2+
dapat tercapai
melalui impregnasi pada zeolit-H asal Cikancra, Tas
ikmalaya secara
metode
batch
untuk pembuatan material antiseptik berbasis zeoli
t alam?
2.
Bagaimanakah kesetimbangan isoterm adsorpsi ion log
am Cu
2+
pada
zeolit-H asal Cikancra, Tasikmalaya?
3.
Bagaimanakah kinetika adsorpsi ion logam Cu
2+
pada zeolit-H asal
Cikancra, Tasikmalaya?
1.3
Batasan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini dibatasi pada hal
-hal sebagai berikut:
1.
Logam yang digunakan dalam proses impregnasi adalah
ion logam Cu
2+
dari larutan Cu(NO
3
)
2
.3H
2
O.
2.
Zeolit yang digunakan merupakan zeolit alam yang be
rasal dari daerah
Cikancra, Tasikmalaya.
3.
Untuk mengetahui kesetimbangan dan kinetika adsorps
i yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan pemberian varias
i waktu kontak selama
2, 4, 6, 8, 10, dan 12 jam serta pemberian variasi
larutan Cu(NO
3
)
2
.3H
2
O
yang digunakan yaitu 0,05 N, 0,1 N, 0,15 N, dan 0,2
N.
5
4.
Persamaan isoterm yang digunakan dalam penentuan ke
setimbangan
adsorpsi adalah persamaan isoterm Langmuir dan Freu
dlich.
5.
Persamaan kinetika yang digunakan dalam penelitian
kinetika adsorpsi
adalah persamaan orde pertama dan persamaan orde ke
dua.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan akhir yang ingin dicapai dari kegia
tan penelitian ini adalah
untuk mempelajari kesetimbangan dan kinetika penyer
apan ion logam Cu
2+
terhadap zeolit, sehingga dapat menentukan kondisi
optimum penyerapan ion
Cu
2+
melalui impregnasi pada zeolit-H asal Cikancra, Ta
sikmalaya dengan
metode
batch
untuk digunakan sebagai bahan dasar material antis
eptik.
1.4. Manfaat
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapka
n dapat dimanfaatkan
sebagai informasi pada pengembangan proses pembuata
n material zeolit yang
menggunakan ion logam Cu
2+
sebagai logam yang diimpregnasi.

Anda mungkin juga menyukai