Anda di halaman 1dari 3

Kasus :

Konflik Lahan antara ribuan keluarga petani di kecamatan Pelaihari kabupaten tanah laut
Provinsi Kalimantan Selatan dengan sebuah korporasi pertambangan
Tahun :
-
Penyebab :
Sebuah korporsasi pertambangan tiba tiba mengantungi izin kepemilikan atas lahan milik
masyarakat.
Penjelasan singkat :
Sebuah lahan yang sudah di kelola oleh petani di kecamatan Pelaihari kabupaten tanah laut
Provinsi Kalimantan Selatan sebagai lahan mata pencaharian mereka dan sudah dikelola
masyarakat puluhan tahun tiba tiba kepemilikannya berpindah ke sebuah korporasi
pertambangan dan kelapa sawit. Izin yang ditunjukkan oleh korporasi tersebut katanya
diberikan oleh kepala desa atau camat setempat pada tahun 1982 dan sebenarnya izin
perseorangan tersebut sebenarnya sudah kadaluarsa. Masyarakat petani yang telah lama
menggunakan lahan tersebut kemudian dikenakan pasal pidana oleh korporasi bersangkutan.
Tak hanya itu, mereka juga kehilangan mata pencaharian mereka sebagai petani dan saat ini
mesti bekerja serabutan untuk menafkahi anggota keluarga.
Sumber :
Kusumawati, utami diah. 2014. Ribuan keluarga terlantar dari konflik lahan.
www.cnnindonesia.com . diakses pada 17 September 2015, pukul 09.30 WIB.
Kasus :
Berawal dari konflik perluasan lahan oleh PT. Silva Inhutani yang kemudian merembet menjadi
tindak kriminal.
Tahun :
Konflik perluasan lahan tahun 2003
Tindak kekerasan bermula pada tahun 2009 sampai 2011
Penyebab :
Konflik perluasan lahan oleh PT. Silva Inhutani tahun 2003. Perusahaan tersebut menyerobot
lahan warga. Dikarenakan perusahaan tersebut kesulitan mengusir warga, mereka meminta
bantuan aparat dan juga membentuk kelompok keamanan sendiri.
Penjelasan singkat :
Bermula dari PT. Silva Inhutani menyerobot lahan warga dengan cara memperluas lahan
untuk ditanami kelapa sawit dan karet. Perusahaan tersebut kesulitan mengusir warga
sehingga meminta bantuan aparat dan juga membentuk kelompok keamanan sendiri yang
bernama Pam Swakarsa. Mereka membentuk Pam Swakarsa ini untuk membenturkan rakyat
dengan rakyat tapi dibelakangnya aparat. Ketika warga mengadu ke aparat tidak dilayani.
Mereka mendapat intimidasi dari aparat dan pihak perusahaan sangat masif di daerah sana.
Mereka juga mendapat tindak kekerasan oleh aparat seperti pembunuhan sadis,
pemerkosaan dan mutilasi. Selain tindak kekerasan pada masyarakat, bangunan ibadah
mereka dihancurkan, hasil panen singkong dirampas dan lain lain. Kasus ini tidak pernah
terekpose karena warga takut dan apabila mereka melaporkan justru mereka akan ditahan
dan dipenjarakan polisi. Sehingga warga meminta bantuan kepada Komisi III DPR untuk
mengusut kasus tersebut.
Sumber :
Anonim. 2012. Kasus sengketa tanah : warga mesuji lampung temui Komisi III DPR RI.
www.RilisIndonesia.com . diakses pada 17 September 2015, pukul 09.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai