Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arvan Arshah Rasyid

Kontingen : SMA Negeri 1 Enam Lingkung

Keampuhan Bhineka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Hal
itu dikarenakan kata tersebut sering diucapkan dan diperdengarkan. Sejak di bangku
sekolah dasar pun Bhinneka Tunggal Ika sudah diajarkan oleh guru ilmu pengetahuan
sosial. Sejak bangku sekolah dasar sudah diajarkan tentang makna, sejarah dan arti
Bhinneka Tunggal Ika dengan tujuan agar sejak masih kecil atau masih muda siswa SD
paham dengan Bhinneka Tunggal Ika. Sebab jika tidak diajarkan sejak kecil atau sejak
muda, dikhawatirkan generasi muda negara Indonesia tidak bisa menjaga keutuhan dan
kesatuan negara Indonesia sehingga timbullah perpecahan di berbagai wilayah
Indonesia. Diperlukan pemahaman yang dalam untuk menerima semua keanekaragaman
yang ada di Indonesia. Yang menyedihkan adalah tidak semua warga Indonesia tahu
sejarah dari Bhinneka Tunggal Ika tersebut.
Berikut ini adalah sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang harus diketahui :
Bhinneka Tunggal Ika merupakan kata yang ditemukan pada kitab Sutasoma yang
dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab itu dikarang oleh Mpu Tantular saat jaman
kerajaan Maja Pahit di abad XIV.
Dalam kitabnya, Mpu Tantular menulis Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa
tunggal, Bhinnka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
Arti dari tulisan itu adalah agama yang dianut oleh manusia berupa Buddha dan juga
agama Dewa Siwa ( Hindu ) adalah kedua zat yang berbeda, namun di dalam kedua
agama tersebut mengandung nilai-nilai kebenaran dari Jina ( Buddha ) dan Siwa
yang tunggal. Meski terpecah belah, tetapi tetap satu jua, artinya adalah dharma yang
mendua.
Kitab yang ditulis dalam bahasa jawa kuno tersebut dilirik dari harafiahnya memiliki
arti beragam atau bhinneka, satu atau tunggal dan itu atau ika. Jika digabungkan
artinya adalah beragam tetap satu itu.
Setelah ditemukannya tulisan tersebut, Bhinneka Tunggal Ika menjadi perbincangan
para tokoh pejuang di Indonesia. Tokoh yang membincangkan Bhinneka Tunggal Ika
sebelum terjadinya proklamasi adalah Bung Karno, Muhammad Yamin, I Gusti
Bagus Sugriwa. Perbincangan itu terjadi ketika sidang Badan Pnyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ).
Bung Hatta juga mengatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan dari Bung
Karno. Bung Hatta mengatakan hal tersebut setelah Indonesia merdeka.
Beberapa tahun setelah kemerdekaan, dirancanglah lambang negara untuk negara
Indonesia. Lambang negara itu seperti yang kitab kenal saat ini yaitu bentuk burung
Garuda Pancasila dimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika ikut dimasukkan dalam
lambang negara Republik Indonesia tersebut.
Lambang begara diresmikan dan resmi dipakai sebagai lambang negara pada sidang
kabinet Republik Indonesia Serikat. Sidang itu dipimpin oleh Muhammad Hatta.
Sidang dilaksakanakn pada tanggal 11 Februari 1950. Rancangan lambang negara
yang digunakan adalah rancangan Sultan Hamid II.
Sebelum memakai rancangan lambang negara milik Sultan Hamid 11, muncul
berbagai macam lambang negara. Namun usulan yang diterima oleh peserta sidang
adalah rancangan milik Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II. Pada akhirnya
rancangan Sultan Hamid lah yang terpilih menjadi lambang negara.
Para tokoh pendiri bangsa Indonesia yang beragama Islam cukup memiliki toleransi
untuk menerima semboyan yang diambil dari kitab Mpu Tantular tersebut meski
Mpu Tantular bukanlah tokoh yang beragama islam.
Sikap toleran dari pendiri bangsa inilah yang menjadi watak dasar bagi setiap suku
bangsa yang ada di Indonesia, dimana setiap suku tersebut memiliki agama yang
beragam, suku tersebut juga memiliki berbagai macam tradisi da juga kepercayaan
serta hak dan kewajiban warga negara. Kenakeragaman itu sudah ada jauh sebelum
agama islam masuk ke nusantara.

Arti dari Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu. Frasa itu diambil
dari bahasa jawa kuno dan dijadikan sebagai semboyan negara.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau
semboyan negara Republik Indonesia. Semboyan itu melekat pada lambang negara
lebih tepatnya burung garuda sebagai lambang negara dan semboyan itu ada di kedua
kaki dengan pita bertuliskan kata Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam kehidupan di negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika memegang peran yang
penting. Hal itu dikarenakan semboyan itu diharapkan untuk mencegah terjadinya
perpecahan dan penyebab terjadinya penyalahgunaan kewenanganantar suku yang ada
di Indonesia. Berikut ini adalah peran penting Bhinneka Tunggal Ika yang harus kita
ketahui :
1. Menjaga Kesatuan Republik Indonesia
2. Menciptakan Persatuan Di Indonesia
3. Membangun Kehidupan Nasional
4. Membangun Berbagai Aspek Di Indonesia
5. Mencapai Tujuan Nasional
6. Penentu Kebijaksanaan Peraturan Negara
7. Sebagai Rambu-Rambu Peraturan
8. Sebagai Rambu-Rambu Pergaulan
9. Rambu-Rambu Pemerintahan
10. Terwujudnya Kepentingan Nasional
11. Sebagai Penuntun Warga Indonesia
12. Membentuk Pola Pikir, Sikap Dan Tindakan
13. Menumbuhkan Semangat Kebangsaan
14. Membentuk Jiwa Nasionalisme
15. Demokratis
16. Keadilan Di Berbagai Aspek
17. Menciptakan Kesejahteraan
18. Memakmurkan Masyarakat
19. Identitas Bangsa
Di dalam Bhinneka Tunggal Ika terdapat konsep yang harus dipahami oleh setiap
masyarakat yang ingin memaknai Bhinneka Tunggal Ika. Konsep Bhinneka Tunggal Ika
itu kemudian dijabarkan di dalam prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika dimana prinsip
tersebut akan menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan juga bernegara.
Berikutn ini adlaha konsep Bhinneka Tunggal Ika yang harus diketahui oleh
masyarakat:
1. Pluralisme
Pluralisme adalah konsep dasar dari Bhinneka Tunggal Ika. Kata ini diambil dari
plural yang artinya adalah banyak. Pluralisme merupakan faham yang akan
mengakui jika ada berbagai macam entitas yang tidak bergantung dengan faham
yang lainnya. Masing-masing entitas itu bisa berdiri sendiri tanpa adanya ikatan
dengan entitas lain, sehingga tidak diperlukan pengganti untuk mengganti faham-
faham tersebut. Faham ini akan melahirkan faham yang individualis dimana faham
itu akan mengakui jika masing-masing individu bisa berdiri lepas dari individu lain.
Hal itu dikarenakan setiap individu memiliki perbedaan sehingga perbedaan
individu itu harus saling dihargai dan juga dihormati.
Contoh dari konsep dasar ini adalah sebagai berikut ini:
Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa.
Faham pluralisme itu akan membiarkan suku bangsa tersebut bebas berdiri
sendiri dan lepas dari yang lainnya. Suku tersebut tidak memerlukan substansi,
contohnya bagsa Indonesia tidak bisa mengurangi eksistensi dari suku-suku
bangsa Indonesia.
2. Pluralitas
Dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara kita sebagai warna
negara Indonesia perlu melakukan sila-sila pancasila dan juga melaksanakan nilai-
nilai dari Bhinneka Tunggal Ika.

Berikut ini adalah nila-nilai dari Bhinneka Tunggal Ika yang bisa diimpelemntasikan
ketika menjalani kehidupan berbangsa dan juga bernegara :
1. Perilaku Inklusif
Perilaku itu akan menganggap kelompok dalam kehidupan bersama merupakan hal
yang peting, sehingga perilaku inklusif tidak akan memandang kelompok lain dan
juga tidak menyepelekan orang lain.
2. Sikap Pluralistik
Sikap pluralistik yang bisa dilakukan oleh warga Indonesia yang mengerti akan
makna Bhinneka Tunggal Ika adalah dengan memiliki sifat toleransi, saling hormat
dan menghormati, mampu mengetahui perannya masing-masing sesuai dengan
harkat dan martabatnya, tidak meremehkan orang lain yang berbeda dengannya
baik itu dilihat dari ras, agama maupun suku.
3. Tidak Egois
Tidak egois itu juga bisa ditunjukkan dengan tidak menganggap pendapatnya
adalah pendapat yang terbaik serta tidak memaksakan pendapatnya untuk bisa
diterima oleh anggota lainnya.
4. Mufakat
Dalam musyawarah, akan terdapat berbagai macam pendapat sehingga harus ada
kata mufaat untuk mencapai kesepakatan bersama. Orang yang pendapatnya tidak
terpakai bukan berarti kalah, begitupula orang yang pendapatnya disetujui dalam
musyawarah bukankah orang yang menang.
5. Kasih Sayang Dan Rela Berkorban
Perasaan kasih sayang itu bisa menghindari masyarakat Indonesia untuk saling
curiga satu sama lain. Sikap kasih sayang ditunjukkan dengan saling percaya dan
slaing mempercayai, selain itu perasaan seperti iri dan dengki harus dibuang jauh-
jauh.
6. Toleran
Menjadi orang yang toleran merupakan salah satu wujud dari pemaknaan Bhinneka
Tunggal Ika. Setiap penduduk yang ada di Indonesia ini harus bisa menilai setiap
perbedaan yang ada di Indonesia sebagai aset bangsa sehingga perbedaan itu harus
tetap terjaga dan bisa dilestarikan.

Anda mungkin juga menyukai