Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT-SYARAT TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM
Pasal -1:
JENIS PEKERJAAN

Nama kegiatan ini adalah :

SKPD : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN


PROVINSI RIAU
PPK : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN KABUPATEN
KAMPAR 3
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN KAMPAR 3

Untuk Kelancaran Pelaksanaan, pemborongan harus menyediakan :

a. Tenaga kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat kerja (peralatan utama minimal) dan mesin pengaduk beton, vibrator, alat-
alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
dilaksanakan.

Pasal -2 :
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap pemborong telah
mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan dan
tambahannya sampai saat ini :
1. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)
2. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03)
3. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84)
4. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F)
5. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81)
6. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB N.3)
7. Peraturan Beton Indonesia ( PBI NI.2 Tahun 1971)
8. Peratuan Pabrik untuk bahan-bahan yang belum ada ketentuan- ketentuannya.
9. Peraturan : a. Kerikil
b. Pasir (SKSNI S-04-1989-F)
10. Permen PUPR No.28/PRT/M/2016

Pasal- 3 :
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan Lapangan
Pemborong atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan

Spesifikasi Teknis 1
sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari hal-hal yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Patok Titik Tetap
Bilamana belum ada, Pemborong harus membuat suatu patok titik tetap (BM)
yang dipakai sebagai titik reverence yang bersifat permanen. BM harus dalam
keadaan baik selama proyek dilaksanakan.
3. Papan Nama Kegiatan
Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Kegiatan, adapun besar, ukuran dan
pemasangannya harus menurut peraturan Daerah Setempat..
4. Air Proyek
Pemborong harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih
tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau
sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut
harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang
tercantum dalam SK SNI S-04-1989-F

Pasal - 4 :
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu, bahan dan barang yang
digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS
serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus
dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai kwalitasnya maupun sifatnya.

Pasal - 5 :
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada
(Arsitektur, struktur, lanskap, mekanikal/elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini,
maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada konsultan pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah konsultan pengawas
berunding terlebih dahulu dengan pemberi pekerjaan. Ketentuan tersebut diatas
tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar menjadi acuan dalam pelaksanaan.

P a s al - 6 :
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

1. Jika terdapat kekurangan penjelasan pada gambar kerja, atau diperlukan gambar
tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan pemborong melaksanakan dan

Spesifikasi Teknis 2
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Pemborong harus membuat
gambar tersebut atas biaya Pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari pengawas.
2. Gambar-gambar pelaksanaan dan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan kontraktor, supplier atau produsen
yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
- Shop drawing pembuatannya harus sesuai gambar kerja dan disampaikan
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
- Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.
- Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas
proses pembuatan shop drawing ini tidak berarti pemborong mandapat
perpanjangan waktu.
- Shop drawing tersebut harus dibuat rangkap 5 (lima) berikut aslinya dan semua
biaya menjadi tanggung jawab pemborong.
3. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi
Tugas, dengan mengikuti penjelasan-penjelasan oleh Perencana.
4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.

P a s al - 7 :
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK

1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau penelitian


ukuran tata letak .
2. Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap konstruksi terlebih dahulu
Kontraktor mengukur situasi lapangan dengan mempergunakan alat ukur.
3. Apabila terdapat pengukuran terdahulu, maka Kontraktor memberitahukan terlebih
dahulu kepada Direksi Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan dalam arti yang
sebenarnya.
4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi lapangan baik
mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah dan sebagainya.
5. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar detail
sehingga waktu meletakkan tapak konstruksi tidak ada terdapat kesalahan
antara gambar rencana dengan situasi site.
6. Papan bekisting (2x 20cm) diketam rata pada satu sisi tebalnya, yang akan dipasang
menjadi dinding penahan pada saat pengecoran.
7. Papan bekisting dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm, tertancap kuat
kedalam tanah.
8. Papan harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya dan dijaga jangan
sampai tertimbun tanah galian. Tanda pada As dan Peil ketinggian diberi cat warna
merah dan harus dijelaskan sampai papan tersebut tidak diperlukan lagi.
9. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan persyaratan teknis.

Pasal - 8 :
IZIN-IZIN

1. Pemborong harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk pembuatan izin-izin


yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan antara lain :
- Izin penebangan, pengambilan material, izin jalan, izin pembuangan, izin

Spesifikasi Teknis 3
pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta
izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
2. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/Propinsi.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat
1 diatas menjadi tanggung jawab Pemborong.

Pasal - 9 :
DOKUMENTASI

1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta


pengirimannya ke Pemberi Tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah : foto-foto kegiatan, berwarna
minimal ukuran postcard, pelaksanaan pengambilan foto dimaksud yaitu
dimulai dari pekerjaan 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%.

P a s a l 10 :
PEKERJAAN BEKESTING

1. Pekerjaan Bekesting bahan yang sesuai dan dirancang dengan ukuran dan bentuk
sesuai dengan gambar rencana.
2. Pemasangan bekesting dipasang mengunakan skor kuat yang rapat untuk
menjaga kekuatan bekesting agar tidak bergeser pada saat pengecoran.
3. Sebelum dilaksanakannya pengecoran bekesting terlebih dahulu di beri Minyak
Bekesting.
4. Pada saat akan dimulai pengecoran bekesting terlebih dahulu diperiksa ulang
dipastikan kuat dan rapi. Apabila bahan bekesting terbuat dari kayu/triplek maka
manimal pemakaian 3 kali.

P a s a l - 11 :
PEKERJAAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan Penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton
bertulang maupun tidak.
2. Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton seperti
mesin pengaduk beton (mollen) dan mesin penggetar (vibrator).
3. Melaksanakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak
bertulang

b. Bahan

1. Semen Portland (PC)


- Semen Portland type I dan memenuhi persyaratan SII 0013-81
- Penyimpanan semen didalam gudang harus pada tempat yang kering,
tinggi lantai minimum 30 cm dari permukaan tanah.
- Semen harus dalam keadaan baik dan tidak lembab, apabila semen sudah
lembab dan menunjukkan gejala membatu maka semen tidak boleh dipakai.

2. Pasir Beton
- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
- Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam
- Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organik

Spesifikasi Teknis 4
- Kadar lumpur maksimum 5 %
- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya

3. Kerikil (koral) Beton


- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
- Terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal
- Kadar lumpur maksimum 1%, apabila kadar lumpur melebihi ketentuan maka
kerikil harus dicuci
- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antar 4 mm 31,5
mm

4. Besi Polos
- Besi Polos yang digunakan Diameter 6.
- Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya
lekat beton terhadap besi
- Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka sorong)

5. Kawat Pengikat
- Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu
- Tidak bersepuh seng
- Diameter minimum 1 mm
- Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A

c. Pembuatan Campuran Beton


1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam
SNI T-151990-03 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap bahan-bahan pembuatan campuran beton, takaran pembuatan campuran
dan alat-alat yang akan digunakan untuk pembuatan beton.
3. Pembuatan beton dengan mutu f1c =9,8 Mpa, f1c =14,5 Mpa, f1c = 16,9 Mpa,
f1c = 21,7 Mpa dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi, harus dipakai
campuran beton yang direncanakan. Pembuatan beton dengan campuran yang
direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum
yang dipakai harus disesuaikan dengan Permen PUPR No.28/PRT/M/2016.

d. Pengadukan Beton
1. Adukan beton dilakukan dengan batching plan dan bagi daerah yang tidak
memiliki batching plan boleh menggunakan (mollen) dan harus mendapat
persetujuan direksi teknis/Pembantu bidang teknik.
2. Waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk, banyaknya
adukan, jenis, susunan butir dari agregat yang dipakai dan slump dari
betonnya.
3. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal seperti antara lain:
- Terlalu encer
- Sudah mengeras
- Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

e. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka tulangan harus terpasang dengan
baik (setengah dari tebal konstruksi semenisasi, dipasang menggunakan beton
tahu) hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah posisinya.
2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus sudah
terpasang dengan baik dan kuat sehingga masa waktu pengecoran dilaksanakan
tidak terjadi kebocoran dan pembongkaran pada cetakan beton.

Spesifikasi Teknis 5
3. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka ruang-ruang yang akan diisi
dengan beton harus dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian cetakan-
cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang berhubungan dengan beton harus
dibasahi sampai jenuh.
4. Pengecoran beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujuan terakhir agar
terjadi pemisahan-pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan.
5. Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil, maka
adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat mekanis
(vibrator).
6. Pengecoran beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan tanpa
berhenti.
7. Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling sedikit dua
minggu, permukaan beton harus dibasahi terus menerus.

Spesifikasi Teknis 6
B. SPESIFIKASI KHUSUS
P a s a l 1 : UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Nama kegiatan ini adalah :

SKPD : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN


PROVINSI RIAU
PPK : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU PERMUKIMAN KABUPATEN
KAMPAR 3
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN KUALITAS PSU KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN KAMPAR 3

Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut Pemborong wajib memenuhi/ mematuhi dan


melaksanakan segala hal-hal yang telah dituangkan di dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini serta Risalah Penjelasan (Aanwijzing) sangat mengikat dalam
pelaksanaan kecuali adanya permintaan/peraturan tertulis dari pihak pemilik proyek.

2. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan

1. Bila di dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik suatu bahan atau produk, ini
dimaksudkan hanya menunjukkan sumber minimal dari mutu bahan yang
digunakan.
2. Contoh bahan/produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini Kontraktor harus
menyampaikan kepada Direksi dan konsultan pengawas guna untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Tentang usulan pemakaian bahan nama produk/pabrik harus mendapat
rekomendasi dari Direksi berdasarkan ketentuan di dalam RKS serta Risalah
Penjelasan Pekerjaan.

3. Ukuran

Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran jadi/bersih, kecuali ada ketentuan lain
yang disepakati dan diperkuat dengan Berita Acara Perubahan.

4. Gambar-gambar

a. Seluruh gambar-gambar Rencana dan gambar lainnya dapat diperoleh melalui


pemberi tugas, Pemborong wajib mengetahui seluruh pelaksanaan konstruksi ini,
sehingga dapat menyesuaikan program pekerjaannya secara baik dan benar.
b. Selama pelaksanaan, Pemborong harus memberi tanda dengan warna pada gambar
setiap bagian yang telah dilaksanakan termasuk kalau ada perubahan dari
perencanaan semula.
c. Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang dianggap
perlu (Shop Drawing) gambar ini harus diketahui dan disetujui oleh
Pengawas/Direksi.
d. Setelah pekerjaan ini selesai, pemborong harus menjelaskan gambar terpasang (as
build drawing) untuk dapat dicetak dan diserahkan kepada Direksi.

Spesifikasi Teknis 7
5. Perbedaan Gambar dan Hal-hal Yang Kurang Jelas

a. Pada dasarnya bila ada perbedaan/pertentangan antara gambar dan RKS,


maka yang berlaku adalah RKS, kecuali bilamana ada ketentuan lain dari
Pengawas/Direksi dan Perencana.
b. Apabila ada ketidaksesuaian/keragu-raguan antara gambar dan RKS, yang
tidak bisa diatasi, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut Pemborong
wajib melaporkan secara tertulis kepada Pengawas/Direksi untuk mendapatkan
keputusan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum masalah tersebut terlihat
dalam pelaksanaan.
c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi pemborong untuk
mengadakan Claim.

6. Lapangan Kerja

a. Pemborong harus membuat gudang, los kerja dan fasilitas WC pekerja


sepenuhnya dan ditempatkan pada lokasi lapangan yang tidak mengganggu
kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong wajib menyediakan fasilitas- fasilitas
keamanan serta keselamatan kerja antara lain : obat-obatan dan peralatan
pemadam kebakaran serta menempatkan tenaga kerja yang bertanggung jawab
atas keamanan lokasi kerja.

Pasal -2 :
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Yang dimaksud dengan pembersihan lokasi pada pekerjaan ini adalah : Pembersihan
lokasi tempat dibangunnya jalan harus dibersihkan dari hal- hal yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi pembersihan, perataan badan jalan, bahu jalan dan
rencana saluran drainase dari rumput-rumput dan kotoran lainnya.
b. Sekelompok pekerjaan akan membantu meratakan badan jalan dengan
menggunakan alat bantu.
c. Bekas penyiapan badan jalan ini seperti rumput-rumput, sampah dan kotoran
lainnya harus dibuang keluar dari lokasi pekerjaan.

2. Pekerjaan Papan Nama Proyek

Papan Nama kegiatan berisikan informasi mengenai kegiatan, adapun besar, ukuran
dan pemasangannya dapat dilihat digambar kerja.

3. Pengukuran dan Pemasangan Patok

a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pemeriksaan as as konstruksi


pembangunan, perletakkan posisi bangunan sesuai dengan Gambar Rencana dan
penentuan elevasi-elevasi, Patok dengan kayu ukuran 5 x 7 cm ditanam kedalam
tanah di beri ukuran tanda STA, pada peil atas di cat merah di dijaga sampai
pekerjaan selesai.
b. Setelah pengukuran (uitzetten) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka
pemborong dapat memenuhi pekerjaan selanjutnya.
c. Dalam pelaksanaan pengukuran Pemborong bersama dengan Direksi/Pengawas

Spesifikasi Teknis 8
supaya memperhatikan untuk menetapkan sumbu (As) serta ukurannya.

Pasal-3 :
PEKERJAAN JALAN SEMENISASI

1. Semenisasi jalan dibuat dari beton cor adukan de nga n mut u f1c = 21,7 Mpa (K-
250) serta ketebalannya disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Adukan beton f1c = 21,7 Mpa (K-250) dilakukan dengan menggunakan batching
plan. Bagi daerah yang tidak memiliki batching plan pengadukan beton harus
mendapat persetujuan direksi teknis/Pelaksana Teknis.
3. Permukaan jalan yang dicor harus dibersihkan dari sampah-sampah atau kotoran
lainnya. Diberi plastik alas sebelum dicor, selama pengecoran harus menggunakan
vibrator concrete (mesin pengetar beton).
4. Tidak diperkenankan adanya plesteran pada permukaan jalan yang telah dicor, jadi
sebelum adukan beton tersebut mengering, harus sudah diadakan penghalusan.
5. Kadar air beton yang sudah dicor harus tetap dijaga selama 7 (tujuh) hari sesudah
pengecoran dengan mengadakan penyiraman atau menutupi beton bila terjadi hujan.

Pasal4:
PEKERJAAN GORONG-GORONG

1. Umum
Pekerjaan ini mencakup pemasangan gorong-gorong beton, dimana diperlukan, pada
lokasi yang disetujui seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan dari
selokan tak memakai pasangan dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

2. Jadwal Pekerjaan
Pekerjaan gorong-gorong atau saluran beton tidak boleh dimulai sebelum persetujuan
tertulis pengguna barang/jasa diberikan dan cakupan pekerjaan ditertibkan.

3. Kondisi tempat kerja


Hal-hal yang berkaitan mengenai pengeringan air pada tempat kerja harus diperhatikan
dari penyedia barang/jasa sehingga pekerjaan gorong-gorong dan drainase dapat
dikerjakan.

4. Pengaturan lalu lintas


Penyedia barang/jasa berkewajiban mengatur lalu lintas yang lewat agar tetap lancar
dan aman selama pekerjaan gorong-gorong dan saluran beton berlangsung.

5. Material
Gorong-gorong pipa beton harus dari beton bertulang sesuai dengan gambar rencana
dan atau ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.

6. Pelaksanaan
Penggalian pondasi untuk saluran beton dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan untuk pemasangan saluran beton dan gorong-gorong.

7. Pengukuran dan pembayaran


Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton haruslah jumlah
meter panjang.

Spesifikasi Teknis 9
Pasal-5 :
PEKERJAAN PEMBESIAN

1. Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SII 0136-84


2. Dari baja U 24 dengan tegangan leleh 2400 Kg/cm dan tegangan maksimum
3600 Kg/cm
3. Besi yang digunakan untuk pembesian jalan yaitu besi polos dia 6
4. Besi yang digunakan untuk saluran drainase da n bo x c ulver t dise sua ika n
de nga n ya ng te la h diper hitungka n dida la m ko ntra k
5. Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat
beton terhadap besi
6. Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka sorong)
7. Sebelum pengecoran besi beton harus diberikan beton tahu untuk menjaga
posisi dari besi tersebut

Pasal6:
PEKERJAAN AKHIR RABAT JALAN BETON

1. Samping kiri dan kanan sepanjang pekerjaan harus dibersihkan dari semua kotoran dan
bekas-bekas bahan bangunan.
2. Pekerjaan ini juga melaksanakan pembersihan terhadap sampah, kotoran, sisa material
lainnya dibawa keluar lokasi pekerjaan oleh kontraktor.

Pasal-7:
PEKERJAAN AKHIR

1. Samping kiri dan kanan sepanjang pekerjaan harus dibersihkan dari semua
kotoran, bekas-bekas bahan bangunan.
2. Pekerjaan ini juga melaksanakan pembersihan terhadap sampah, kotoran, sisa
material lainnya dibawa keluar lokasi pekerjaan oleh kontraktor.

Pasal-8 :
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pekerjaan Tes Laboratorium Bahan Uji Mutu bahan yang akan di pakai dilaksanakan
sebelum pekerjaan di mulai. Hasil tes merupakan dasar pembayaran pekerjaan.
2. Test untuk adukan beton menggunakan molen sebagai berikut :
- Campuran (Job Mix Formula) harus ada dari laboratorium yang disepakati
(pekerjaan beton boleh dilaksanakan apabila sudah ada Job Mix Formula)
- Material yang digunakan harus disetujui laboratorium.
- Test kubus beton untuk umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari masing-
masing sample 3 buah.
3. Direksi Keet/Barak kerja, Patok STA, Job Mix, Tes Kubus Beton, Papan Nama Kegiatan,
Buku Harian, Buku Instruksi, Shop Drawing dan As Build Drawing biayanya menjadi
tanggung jawab Pemborong.
4. Pekerjaan papan nama proyek dipasang pada saat pekerjaan akan dimulai dengan
ukuran papan nama sesuai dengan gambar

Spesifikasi Teknis 10
Pasal -9:
PENUTUP

Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, uraian pekerjaan dan bahan-
bahan tidak dinyatakan kata demi kata, yang dibuat dan dilaksanakan/disediakan
pemborong, pekerjaan dianggap tercantum/dibuat dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini dan bukan sebagai pekerjaan tambahan.

Spesifikasi Teknis 11

Anda mungkin juga menyukai