SYARAT-SYARAT TEKNIK
A. SPESIFIKASI UMUM
Pasal -1:
JENIS PEKERJAAN
a. Tenaga kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat kerja (peralatan utama minimal) dan mesin pengaduk beton, vibrator, alat-
alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
dilaksanakan.
Pasal -2 :
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap pemborong telah
mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan dan
tambahannya sampai saat ini :
1. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)
2. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03)
3. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84)
4. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F)
5. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81)
6. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB N.3)
7. Peraturan Beton Indonesia ( PBI NI.2 Tahun 1971)
8. Peratuan Pabrik untuk bahan-bahan yang belum ada ketentuan- ketentuannya.
9. Peraturan : a. Kerikil
b. Pasir (SKSNI S-04-1989-F)
10. Permen PUPR No.28/PRT/M/2016
Pasal- 3 :
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lapangan
Pemborong atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan lapangan
Spesifikasi Teknis 1
sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari hal-hal yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Patok Titik Tetap
Bilamana belum ada, Pemborong harus membuat suatu patok titik tetap (BM)
yang dipakai sebagai titik reverence yang bersifat permanen. BM harus dalam
keadaan baik selama proyek dilaksanakan.
3. Papan Nama Kegiatan
Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Kegiatan, adapun besar, ukuran dan
pemasangannya harus menurut peraturan Daerah Setempat..
4. Air Proyek
Pemborong harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih
tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau
sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut
harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang
tercantum dalam SK SNI S-04-1989-F
Pasal - 4 :
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG
1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka hal ini
dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu, bahan dan barang yang
digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS
serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh
pemborong yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau Direksi, harus
dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak
sesuai kwalitasnya maupun sifatnya.
Pasal - 5 :
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada
(Arsitektur, struktur, lanskap, mekanikal/elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini,
maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada konsultan pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah konsultan pengawas
berunding terlebih dahulu dengan pemberi pekerjaan. Ketentuan tersebut diatas
tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar menjadi acuan dalam pelaksanaan.
P a s al - 6 :
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
1. Jika terdapat kekurangan penjelasan pada gambar kerja, atau diperlukan gambar
tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan pemborong melaksanakan dan
Spesifikasi Teknis 2
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Pemborong harus membuat
gambar tersebut atas biaya Pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari pengawas.
2. Gambar-gambar pelaksanaan dan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan kontraktor, supplier atau produsen
yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
- Shop drawing pembuatannya harus sesuai gambar kerja dan disampaikan
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
- Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas.
- Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas
proses pembuatan shop drawing ini tidak berarti pemborong mandapat
perpanjangan waktu.
- Shop drawing tersebut harus dibuat rangkap 5 (lima) berikut aslinya dan semua
biaya menjadi tanggung jawab pemborong.
3. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi
Tugas, dengan mengikuti penjelasan-penjelasan oleh Perencana.
4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.
P a s al - 7 :
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK
Pasal - 8 :
IZIN-IZIN
Spesifikasi Teknis 3
pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta
izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
2. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/Propinsi.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut dalam ayat
1 diatas menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pasal - 9 :
DOKUMENTASI
P a s a l 10 :
PEKERJAAN BEKESTING
1. Pekerjaan Bekesting bahan yang sesuai dan dirancang dengan ukuran dan bentuk
sesuai dengan gambar rencana.
2. Pemasangan bekesting dipasang mengunakan skor kuat yang rapat untuk
menjaga kekuatan bekesting agar tidak bergeser pada saat pengecoran.
3. Sebelum dilaksanakannya pengecoran bekesting terlebih dahulu di beri Minyak
Bekesting.
4. Pada saat akan dimulai pengecoran bekesting terlebih dahulu diperiksa ulang
dipastikan kuat dan rapi. Apabila bahan bekesting terbuat dari kayu/triplek maka
manimal pemakaian 3 kali.
P a s a l - 11 :
PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan Penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton
bertulang maupun tidak.
2. Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton seperti
mesin pengaduk beton (mollen) dan mesin penggetar (vibrator).
3. Melaksanakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak
bertulang
b. Bahan
2. Pasir Beton
- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
- Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam
- Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organik
Spesifikasi Teknis 4
- Kadar lumpur maksimum 5 %
- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya
4. Besi Polos
- Besi Polos yang digunakan Diameter 6.
- Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya
lekat beton terhadap besi
- Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka sorong)
5. Kawat Pengikat
- Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu
- Tidak bersepuh seng
- Diameter minimum 1 mm
- Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A
d. Pengadukan Beton
1. Adukan beton dilakukan dengan batching plan dan bagi daerah yang tidak
memiliki batching plan boleh menggunakan (mollen) dan harus mendapat
persetujuan direksi teknis/Pembantu bidang teknik.
2. Waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk, banyaknya
adukan, jenis, susunan butir dari agregat yang dipakai dan slump dari
betonnya.
3. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal seperti antara lain:
- Terlalu encer
- Sudah mengeras
- Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
e. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka tulangan harus terpasang dengan
baik (setengah dari tebal konstruksi semenisasi, dipasang menggunakan beton
tahu) hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah posisinya.
2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus sudah
terpasang dengan baik dan kuat sehingga masa waktu pengecoran dilaksanakan
tidak terjadi kebocoran dan pembongkaran pada cetakan beton.
Spesifikasi Teknis 5
3. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka ruang-ruang yang akan diisi
dengan beton harus dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian cetakan-
cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang berhubungan dengan beton harus
dibasahi sampai jenuh.
4. Pengecoran beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujuan terakhir agar
terjadi pemisahan-pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan.
5. Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil, maka
adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat mekanis
(vibrator).
6. Pengecoran beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan tanpa
berhenti.
7. Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling sedikit dua
minggu, permukaan beton harus dibasahi terus menerus.
Spesifikasi Teknis 6
B. SPESIFIKASI KHUSUS
P a s a l 1 : UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Nama kegiatan ini adalah :
1. Bila di dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik suatu bahan atau produk, ini
dimaksudkan hanya menunjukkan sumber minimal dari mutu bahan yang
digunakan.
2. Contoh bahan/produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini Kontraktor harus
menyampaikan kepada Direksi dan konsultan pengawas guna untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Tentang usulan pemakaian bahan nama produk/pabrik harus mendapat
rekomendasi dari Direksi berdasarkan ketentuan di dalam RKS serta Risalah
Penjelasan Pekerjaan.
3. Ukuran
Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran jadi/bersih, kecuali ada ketentuan lain
yang disepakati dan diperkuat dengan Berita Acara Perubahan.
4. Gambar-gambar
Spesifikasi Teknis 7
5. Perbedaan Gambar dan Hal-hal Yang Kurang Jelas
6. Lapangan Kerja
Pasal -2 :
PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pembersihan lokasi pada pekerjaan ini adalah : Pembersihan
lokasi tempat dibangunnya jalan harus dibersihkan dari hal- hal yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi pembersihan, perataan badan jalan, bahu jalan dan
rencana saluran drainase dari rumput-rumput dan kotoran lainnya.
b. Sekelompok pekerjaan akan membantu meratakan badan jalan dengan
menggunakan alat bantu.
c. Bekas penyiapan badan jalan ini seperti rumput-rumput, sampah dan kotoran
lainnya harus dibuang keluar dari lokasi pekerjaan.
Papan Nama kegiatan berisikan informasi mengenai kegiatan, adapun besar, ukuran
dan pemasangannya dapat dilihat digambar kerja.
Spesifikasi Teknis 8
supaya memperhatikan untuk menetapkan sumbu (As) serta ukurannya.
Pasal-3 :
PEKERJAAN JALAN SEMENISASI
1. Semenisasi jalan dibuat dari beton cor adukan de nga n mut u f1c = 21,7 Mpa (K-
250) serta ketebalannya disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Adukan beton f1c = 21,7 Mpa (K-250) dilakukan dengan menggunakan batching
plan. Bagi daerah yang tidak memiliki batching plan pengadukan beton harus
mendapat persetujuan direksi teknis/Pelaksana Teknis.
3. Permukaan jalan yang dicor harus dibersihkan dari sampah-sampah atau kotoran
lainnya. Diberi plastik alas sebelum dicor, selama pengecoran harus menggunakan
vibrator concrete (mesin pengetar beton).
4. Tidak diperkenankan adanya plesteran pada permukaan jalan yang telah dicor, jadi
sebelum adukan beton tersebut mengering, harus sudah diadakan penghalusan.
5. Kadar air beton yang sudah dicor harus tetap dijaga selama 7 (tujuh) hari sesudah
pengecoran dengan mengadakan penyiraman atau menutupi beton bila terjadi hujan.
Pasal4:
PEKERJAAN GORONG-GORONG
1. Umum
Pekerjaan ini mencakup pemasangan gorong-gorong beton, dimana diperlukan, pada
lokasi yang disetujui seperti dalam daerah perkotaan dan dimana air rembesan dari
selokan tak memakai pasangan dapat mengakibatkan ketidakstabilan lereng.
2. Jadwal Pekerjaan
Pekerjaan gorong-gorong atau saluran beton tidak boleh dimulai sebelum persetujuan
tertulis pengguna barang/jasa diberikan dan cakupan pekerjaan ditertibkan.
5. Material
Gorong-gorong pipa beton harus dari beton bertulang sesuai dengan gambar rencana
dan atau ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.
6. Pelaksanaan
Penggalian pondasi untuk saluran beton dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan untuk pemasangan saluran beton dan gorong-gorong.
Spesifikasi Teknis 9
Pasal-5 :
PEKERJAAN PEMBESIAN
Pasal6:
PEKERJAAN AKHIR RABAT JALAN BETON
1. Samping kiri dan kanan sepanjang pekerjaan harus dibersihkan dari semua kotoran dan
bekas-bekas bahan bangunan.
2. Pekerjaan ini juga melaksanakan pembersihan terhadap sampah, kotoran, sisa material
lainnya dibawa keluar lokasi pekerjaan oleh kontraktor.
Pasal-7:
PEKERJAAN AKHIR
1. Samping kiri dan kanan sepanjang pekerjaan harus dibersihkan dari semua
kotoran, bekas-bekas bahan bangunan.
2. Pekerjaan ini juga melaksanakan pembersihan terhadap sampah, kotoran, sisa
material lainnya dibawa keluar lokasi pekerjaan oleh kontraktor.
Pasal-8 :
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pekerjaan Tes Laboratorium Bahan Uji Mutu bahan yang akan di pakai dilaksanakan
sebelum pekerjaan di mulai. Hasil tes merupakan dasar pembayaran pekerjaan.
2. Test untuk adukan beton menggunakan molen sebagai berikut :
- Campuran (Job Mix Formula) harus ada dari laboratorium yang disepakati
(pekerjaan beton boleh dilaksanakan apabila sudah ada Job Mix Formula)
- Material yang digunakan harus disetujui laboratorium.
- Test kubus beton untuk umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari masing-
masing sample 3 buah.
3. Direksi Keet/Barak kerja, Patok STA, Job Mix, Tes Kubus Beton, Papan Nama Kegiatan,
Buku Harian, Buku Instruksi, Shop Drawing dan As Build Drawing biayanya menjadi
tanggung jawab Pemborong.
4. Pekerjaan papan nama proyek dipasang pada saat pekerjaan akan dimulai dengan
ukuran papan nama sesuai dengan gambar
Spesifikasi Teknis 10
Pasal -9:
PENUTUP
Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, uraian pekerjaan dan bahan-
bahan tidak dinyatakan kata demi kata, yang dibuat dan dilaksanakan/disediakan
pemborong, pekerjaan dianggap tercantum/dibuat dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini dan bukan sebagai pekerjaan tambahan.
Spesifikasi Teknis 11