PENDAHULUAN
BAB II
III - 1
PEMBAHASAN
1. Dataran aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain
iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya
akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan
oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.
Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan
dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil
rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang
lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis
dan tekstur batuan. Daratan alluvial dalam klasifikasi Van Zuidam (1986)
berupa F1.
2. Dataran banjir
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan
sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai
tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur. Dalam klasifikasi
Van Zuidam (1986) berupa F7
III - 2
Gambar 2.1 Tanggul Alam
5. Kipas aluvial
Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari
bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan
terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi
pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial,
berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas,
biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya
pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini
dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan
III - 3
lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik. Dalam
klasifikasi Van Zuidam (1986) dibagi menjadi dua yaitu F15 untuk kipas
alluvial aktif dan F16 untuk kipas alluvial tidak aktif. (gambar 2.2).
6. Teras sungai
III - 4
7. Delta
Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir
setelah masuk pada daerah base level. Pada saat aliran air mendekati
muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat.
Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan
diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh
aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan
sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas
pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang
dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau.
Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga ,
pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai
Musi, Kapuas, dan Kali Brantas. Dalam klasifikasi Van Zuidam (1986),
delta ditandai dengan F17. (gambar 2.4)
8. Danau
III - 5
2.2 Interpretasi Bentuk Lahan Fluvial
Bedasarkan peta 1-3 (daerah Papringan dan sekitarnya), terdapat
berbagai macam bentukan lahan asal fluvial, diantaranya :
BAB III
KESIMPULAN
1. Proses fluviatil adalah proses yang terjadi secara alami baik secara
mekanik mauun kimiawi yang mengakibatkan terbentuknya jenis jenis
III - 6
lahan akibat aksi permukaan baik air yang mengalir secara terpadu
(sungai) ataupun air yang tidak terkonsentrasi (sheet water).
DAFTAR PUSTAKA
III - 7
Mulawardani, Aditya. 2009. Bentukan Lahan Fluvial. (Online). Tersedia di :
http://adityamulawardhani.blogspot.co.id/2009/02/bentang-alam-
fluvial.html Diakses 18 Februari 2016
III - 8