Anda di halaman 1dari 4

Deskripsi, klasifikasi dan morfologi tanaman cabai

Cabai adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula
sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai
tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga
600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak
lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai
rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut
"cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu dapat tumbuh di lahan
ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500
mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik,
merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan
dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat
dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami. Bentuk tanamannya seperti sirih,
merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong,
pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik
kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya
mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning,
merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis.
Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang, tomat, terung,
ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama dan penyakit.
Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum),
meskipun sama-sama memiliki nama cabai. Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena
hanya didasarkan dengan bentuk buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman
cabai Jawa lebih berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum). Buah cabai jamu memiliki
khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera,
influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe jamu banyak
dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan
campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6
persen.
Klasifikasi tanaman cabai :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Morfologi tanaman cabai :
a. Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval,
lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda,
hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah
umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus
adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 11 cm, dengan lebar antara
1 5 cm.
b. Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan
tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-
jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai
besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai
berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang
paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang
diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.
c. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja.
Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa
mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke
arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
d. Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk
bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang).
Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam
tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai
warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara
5 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman
terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu
yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun
untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena
itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik
dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya
dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 20
km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman.
Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga
tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di dalamnya.
e. Buah dan biji
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak
variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento,
anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell. Hanya ada 10 tipe
bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.
http://fasula.blogspot.co.id/2011/06/deskripsi-klasifikasi-dan-morfologi.html

Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman setahun yang berbentuk perdu, banyak
dibutuhkan manusia sebagai bumbu masak, karena sifat pedasnya yang berasal dari minyak atsirim
(Sunaryo dan Rismunandar 1981). Dalam klasifikasi, tanaman cabai termasuk dalam kelas
Angiospermae, sub kelas Dicotiledonae, ordo Polimoniales, famili Solanaceae, genus Capsicum dan
spesies Capsicum annum L (Samsudin, 1986).
Menurut Rukmana (1994) jenis-jenis tanaman cabai secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Cabai kecil

Yang termasuk cabai kecil atau cabai rawit ialah:

a. Cabai Jemprit
Cabai jemprit bentuk buahnya kecil-kecil pendek dan ada pula bentuknya agak bulat. Buah yang muda
bewarna hijau , dan yang masak bewarna merah menyala atau tua. Isinya penuh dengan biji. Rasanya
pedas sekli karena mengandung minyak aetheris (atsiri) yang sangat tinggi.

b. Cabai Ceplik
Bentuk buahnya sedikit lebih besar dari cabai jemprit. Warna buahnya yang masih muda bewarna hijau
sedangkan yang telah masak bewarna merah. Isinya penuh dengan biji, rasanya pedas tetapi tidak
sepedas cabai jemprit.

c. Cabai Putih
Bentuk buahnya lebih besar dari cabai ceplik dan memanjang, warna buahnya yang masih muda dan tua
tetap bewarna putih, tetapi setelah masak sekali menjadi merah agak kekuning-kuningan. Isinya penuh
dengan biji rasanya kurang enak dan tidak sepedas cabai ceplik.

2. Cabai Besar (Capsicum annum L)

Yang termasuk cabai besar antara lain:

a. Cabai Merah
Bentuk buahnya besar, panjang dan meruncing. Warna buahnya yang masih muda hijau dan yang masak
bewarna merah. Kulit buahnya agak tipis dan di dalam buahnya banyak terdapat biji, tetapi isinya tidak
sepadat seperti cabai kecil. Rasanya pedas akan tetapi tidak sepedas cabai kecil.
b. Cabai Hijau
Bentuk buahnya besar, panjang dan meruncing seperti cabai merah, tetapi ada juga buahnya yang
pendek dan gemuk tidak meruncing. Warna buahnya yang muda dan yang tua bewarna hijau, tetapi jika
dibiarkan saja masak di pohon menjadi merah tetapi tidak semerah cabai merah. Di dalam buahnya
banyak terdapat biji seperti cabai merah.

c. Cabai Bulat (domba, udel)


Bentuk buahnya pendek dan tumpul. Warna buahnya yang muda hijau dan yang masak bewarna merah.
Kulit buahnya tebal, daging buahnya kosong dan bijinya tidak sebanyak cabai merah, Rasanya kurang
pedas dan sedikit rasa manis.

d. Paprika (Capsicum annum CV. Groscum)


Dilihat dari bentuk buahnya, cabai ini sebenarnya tergolong cabai bulat, tetapi lebih besar buahnya,
karena buahnya yang bulat, gemuk dan tumpul itu banyak orang yang menganggapnya sebagai cabai
hias. Rasanya tidak begitu pedas bijinya jarang, warnanya hijau seperti cabai hijau ini merupakan
tanaman subtropics dan dingin, sesuai dengan daerah asalnya yaitu Amerika.

Sumber rujukan/Daftar pustaka:

Rukmana. R. 1994. Usaha tani cabai hibrida sistem mulsa plastik. Kanisius. Yogyakarta.

Samsudin, S,. 1986. Bertanam cabai besar. Bina Cipta. Bandung.

Sunaryo, dan Rismunandar. 1981. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura. Sinar Baru. Bandung

https://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/06/pengertian-tanaman-cabai-secara-
umum.html

Anda mungkin juga menyukai