Anda di halaman 1dari 18

TUGAS I

KONSTRUKSI KAYU

Dikerjakan oleh:

Muhammad iqbal (1604101010090)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2017
KONSTRUKSI KAYU

A. PENGERTIAN KAYU

Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat, didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat
diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan,
ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu
menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction).
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya saja,
akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya.

Secara alami kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat,


sehingga untuk bangunan exposematerial kayu tidak banyak memerlukan perlakuan
tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan
sifat-sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu,
sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu. Keterbatasan penggunaan
kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu alami yang lurus dan relative
panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan tingkat kekuatan yang tinggi sudah
semakin berkurang.

Meskipun pada zaman sekarang penggunaan kayu dalam konstruksi suatu


bangunan seperti perumahan sudah jarang digunakan. diakibatkan karena banyak nya
penggunaan bahan bangunan selain kayu seperti beton dan baja. Namun kayu tetap
menjadi salah satu elemen penting dalam suatu konstruksi karena kayu memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu.

1
B. PENAMPANG KAYU

Penampang pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Kulit Luar (outer bark )
Bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung.

b. Kulit Dalam ( bast )


Bagian ini lunak dan basah, untuk mengangkut bahan makanan
dari daun ke bagian dari tumbuhan.

c. Kambium
Berada di dalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan
sel-sel kayu.

d. Kayu Gobal ( sapwood )


Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat
makanan dari tanah ke daun.

e. Kayu Teras ( heartwood )


Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras
sebelumnya adalah kayu gubal. Perubahannya menjadi kayuteras terjadi
secara perlahan-lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umunya lebih
tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu, jamur, dan sebagainya.

2
Dibading kayu gubal, kayu terasinilah yang diambil dan dimanfaatkan
sebagai kayu untuk keperluan bangunan, mebelair, dan lain sebagainya.

f. Hati ( pith )
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
g. Jari-jari Teras ( rays )
Bagian ini yang menghubungkan berbagaian-bagian dari pohon untuk
menyimpan dan peralihan bahan makanan.

C. JENIS-JENIS KAYU

1. Kayu jati

Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling
indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini
menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu
dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap
jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan
sebanding dengan kayu jati.

2. Kayu Merbau

Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan
stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang
disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus
putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu
dengan kelas awet I, II dan kelas kuat I, II.

3
3. Kayu Bangkirai

Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat.
Termasuk kayu dengan kelas awet I, II, III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya
juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak
rambut dipermukaan.

4. kayu kamper

Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih


terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi
pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela.

5. Kayu kelapa

Kayu jenis ini sangat sering di temukan di Indonesia, karena Indonesia


merupakan negara yang beriklim tropis. Dimana merupakan tempat pohon
kelapa tumbuh subur. Kayu jenis ini sering digunakan dalam konstruksi dalam
skala kecil. Seperti alas atau dinding dari rumah kayu, dan lain sebagainya.

6. Kayu meranti merah

jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat,
namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu
meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan
untuk dipakai di luar ruangan.

7. Kayu Karet

Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi,

4
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KAYU
1. Kelebihan Kayu
a) Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya
dengan menanam kembali (Reboisasi).
b) Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan
kegunaannya serta harga yang relatif murah.
c) Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
d) Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang
keras) cukup tinggi/baik.
e) Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga
mempnyai nilai dekoratif yang indah/baik.
f) Kedap suara.

2. kekurangan Kayu
a) Sifatnya kurang homogen
b) Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
c) Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
d) Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
e) Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan
pecah-pecah
f) Agak mudah terbakar.

E. SIFAT KAYU

1). Sifat Fisik Kayu

a. Berat dan Berat Jenis


Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air
dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus
dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar

5
antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu
nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin
kuat pula.

b. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur


perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu
tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras
lebih awet dari kayu gubal.

c. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi


warna dalam kayu yang berbeda-beda.

d. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya,


kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll),
kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur
kasar (contoh: kempas, meranti dll).

e. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

6
f. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan
kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.

g. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang
umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dsb.

h. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,


tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola
gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

i. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin


lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai
tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban
kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

7
j. Suara

Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :

1. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan


erat dengan elastisitas kayu.
2. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya
gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).

k. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan
untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber
panas.

l. Daya Hantar Listrik

Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar
air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya
apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

2). Sifat Mekanik Kayu

1. Keteguhan Tarik
1. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

8
2. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
3. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar
arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil
daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / Kompresi


1. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
2. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
3. Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada
keteguhan kompresi sejajar arah serat.

3. Keteguhan Geser
1. Keteguhan geser sejajar arah serat
2. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
3. Keteguhan geser miring
4. Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada
keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan lengkung (lentur)


1. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya
yang mengenainya secara perlahan-lahan.
2. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya
yang mengenainya secara mendadak.

9
5. Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk


atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus
elastisitas.

6. Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga


yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-
tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan
sebagian.

7. Kekerasan

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang


membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan
keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap
pengausan kayu.

8. Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya


yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat
baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah
yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada

10
umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada
arah tangensial.

9. Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau


sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi
dua kelompok :
1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,
pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga
perusak kayu.
2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring
dsb.

F. KLASIFIKASI KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN


1). a). Kelas kekuatan tabel 1
b). Kelas keawetan tabel 2
c). Kelas pemakaian tabel 3
d). Kelas kayu tabel 4

Tabel 1. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Kekuatan

Kelas Berat Jenis Kokoh lentur mutlak Kokoh tekan


Kuat Kering Udara (kg/cm2) mutlak (kg/cm2)

I 0,90 1100 650

II 0,90 - 0,60 1100 - 725 650 - 425

III 0,60 - 0,40 725 - 500 425 - 300

IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215

11
V 0,30 360 215

Tabel 2. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Keawetan

Uraian / KELAS KEAWETAN


Nomor
I II III IV V
8 5 3 Sangat Sangat
A
Tahun Tahun tahun pendek pendek
20 15 10 Beberapa Sangat
B
KONDISI KONSTRUKSI

tahun Tahun tahun tahun pendek


Tak Tak Sangat Beberapa
C Pendek
terbatas Terbatas lama tahun
Tak Tak Tak Minimum Maksimum
D
terbatas Terbatas terbatas 20 tahun 20 tahun
Agak Sangat Sangat
E tidak Jarang
Cepat cepat Cepat
Hampir Tak Sangat
F tidak Tidak
tidak seberapa Cepat

*) Kondisi Konstruksi:

a. Selalu berhubungan dengan tanah lembab.


b. Hanya terbuka terhadap angin dan iklim, tetapi air tidak masuk di dalamnya.
c. Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap
kelengasan.
d. Seperti c. tetapi dipelihara dengan baik, seperti: dicat.
e. Serangan rayap.

12
f. Serangan oleh kumbang, bubuk kayu.

Ditetapkan dari
Kelas
Kelas Kelas Keterangan
Pemakaian
Keawetan Kekuatan

I I I Konstruksi berat, selalu terkena penga-ruh-


pengaruh buruk, seperti: terus me-nerus berada
I II
II dalam tanah, atau ter-kena panas matahari,
II II hujan dan angin.
Konstruksi berat yang terlindung berada di
III III III bawah atap dan tidak berhubungan dengan
tanah basah.
Konstruksi ringan yang terlindung berada
IV IV IV
di bawah atap.

V V V Konstruksi yang bersifat tidak permanen.

Tabel 3. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Pemakaian

13
Tabel 4. Penggolongan Kayu berdasarkan Mutu

Uraian Mutu A Mutu B

a. Kadar lengas Harus kering udara Kadar lengas 30%

Besarnya mata kayu 1/6 Besarnya mata kayu 1/4 lebar


b. Mata kayu
lebar balok atau 3,5 cm balok atau 5 cm

Kandungan wanvlak (kayu


Kandungan wanvlak (kayu gubal),
c. Kandungan wanvlak gubal), 1/10 tinggi
1/10 tinggi balok.
balok.

Kemiringan arah serat, Kemiringan arah serat, tg


d. Kemiringan arah serat
tg 1/10 1/7

Retak-retak arah radial 1/4


Retak-retak arah radial 1/3 tebal
tebal kayu dan terhdp ling-
e. Retak-retak kayu dan terhdp ling-karan tumbuh
karan tumbuh 1/5 tebal
1/4 tebal kayu
kayu

Tabel 1.5. Modulus Elastisitas (PKKI1961)

MODULUS ELASTISITAS KELAS KUAT

(kg/cm2) I II III IV JATI

14
Modulus Elastisitas,
E 125.000 100.000 80.000 60.000 100.000
sejajar serat,

Tabel 1.6. Tegangan Ijin Kayu (PKKI1961)

TEGANGAN KELAS KUAT

(kg/cm2) I II III IV Jati

Tegangan Lentur Ijin 150 100 75 50 130

Tegangan Tekan Ijin, sejajar serat 130 85 60 45 110

Tegangan Tarik Ijin, sejajar serat 130 85 60 45 110

Tegangan Tekan Ijin, tegak lurus


40 25 15 10 30
serat

Tegangan Geser Ijin, sejajar serat 20 12 8 5 15

Faktor Reduksi :
Tegangan-tegangan ijin pada tabel 1.6. di atas, berlaku untuk kayu mutu A, konstruksi
terlindung & menerima pembebanan tetap.
Kayu mutu B berlaku faktor reduksi 0,75.
Konstruksi yang selalu terendam dalam air atau konstruksi tidak terlindung dan kadar
lengas selalu tinggi, berlaku faktor 2/3.
Untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu dapat mengering dengan cepat,
berlaku faktor 5/6.
Untuk konstruksi yang memikul beban tetap dan beban tidak tetap atau beban angin,
berlaku faktor 5/4.

15
2). Sifat-sifat kayu
Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :
a. Kelas Kayu Istimewa
b. Kelas Kayu Awet
c. Kelas Kayu Cukup Awet
d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet

a. Kelas Kayu Istimewa :


Yang termasuk kayu jenis kelas awet antara lain :
1. Kayu Balsa
2. Kayu Jati
3. Kayu Ebony
4. kayu Cendana
5. Kayu Salimuli, dsb.

b. Kelas Kayu Awet :


Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain :
1. Kayu Rengas
2. Kayu Cempaka
3. Kayu Gofasa
4. Kayu Sono Kembang
5. Kayu Ulin
6. Kayu Bungur, dsb

c. Kelas Kayu Cukup Awet


Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain :
1. Kayu Mahoni
2. Kayu Sindur
3. Kayu Sungkai
4. Kayu Meranti Merah, dsb

16
d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet :
Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet
antara lain :
1. Kayu Jelutung
2. Kayu Medang
3. Kayu Surian
4. Kayu Durian, dsb

17

Anda mungkin juga menyukai