Anda di halaman 1dari 50

PRESENTASI HASIL PENELITIAN TESIS

EVALUASI KINERJA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE


WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN
PENGGUNAAN ASBUTON SEMI EKSTRAKSI BNA BLEND 75/25 DAN
ASBUTON BUTIR (BGA) TIPE 20/25

Disusun Oleh :
Diya Eka Wicaksana
15/PTK/391182/10686
Latar Belakang
1. Kerusakan jalan yang banyak terjadi di Indonesia
2. Potensi asbuton sebagai aspal alam yang melimpah
3. Evaluasi kinerja dua jenis asbuton secara langsung
Pulau Buton, Sulawesi Tenggara
sebagai lokasi deposit aspal alam
terbesar di Indonesia dengan
deposit > 300jt ton

Sumber : Widhiyatna et al (2007)

Pulau Sulawesi Zona endapan aspal di Pulau Buton


Rumusan Masalah
1. Karakteristik campuran aspal dengan bahan ikat asbuton.

2. Stabilitas dan durabilitas campuran aspal setelah


perendaman dalam waktu lama.

3. Campuran aspal yang memiliki kinerja paling baik.


Hipotesis
Penggunaan aspal modifikasi asbuton akan memberikan
karakteristik kinerja yang lebih baik
pada campuran aspal panas lapis AC-WC,
dimana asbuton semi ekstraksi dapat memberikan kinerja
yang lebih baik dibandingkan asbuton butir
Tujuan Penelitian
Mengetahui :

1. Karakteristik volumetrik campuran aspal dengan


menggunakan asbuton.

2. Kadar Aspal Optimum (KAO) dari masing-masing


campuran aspal melalui perancangan (mix design).

3. Kinerja campuran aspal berdasarkan stabilitas dan


durabilitas campuran.

4. Campuran aspal yang memiliki kinerja terbaik.


Manfaat Penelitian
1. Dapat diketahui rancangan campuran aspal panas (mix
design) lapis aus yang menggunakan asbuton.

2. Dapat diketahui evaluasi karakteristik dan kinerja


campuran aspal panas dengan menggunakan asbuton.

3. Dapat diketahui kinerja dan karakteristik campuran aspal


panas dengan bahan ikat yang berbeda setelah terendam
dalam waktu lama dan suhu tinggi.
Batasan Masalah
1. Campuran aspal pada lapis aus permukaan (AC-WC).
2. Asbuton semi ekstraksi yang digunakan adalah aspal BNA Blend 75/25.
3. Asbuton butir yang digunakan adalah BGA tipe 20/25 dengan kadar 7% dari
berat total campuran.
4. Gradasi campuran memakai gradasi tengah/ideal.
5. Sifat-sifat kimiawi aspal tidak dibahas.
6. Karakteristik yang diteliti adalah stabilitas dan durabilitas.
7. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian Marshall dan ITS.
8. Pengujian ITS dilakukan pada kadar rongga VITM 3-5%
9. Perendaman modifikasi pada benda uji dilakukan selama 2 hari dan 6 hari
menerus
Lapis aus permukaan
Asphalt Concrete Wearing
Course (AC-WC)

Sumber : www.pavementinteractive.org
Tinjauan Pustaka
Asbuton BNA Blend:
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ardilson Pembuaian Perancangan Laboratorium 1. KAO menurun dengan bertambahnya kadar


(UGM,2014) Campuran HRS-Base dengan zeolit alam sebagai filler
Menggunakan Aspal BNA Blend 2. Nilai hasil uji ITS pada kadar zeolit 50% dan
75:25 dan Zeolit Alam Sebagai Filler 75% tidak memenuhi syarat karena < 80%
3. Nilai hasil uji ITS terbesar pada kadar zeolit
100% yaitu dengan nilai ITS 86.7%
4. Kadar zeolit yang paling optimum dari segi
uji Marshall, indeks stabilitas sisa dan ITS
adalah pada kadar zeolit 25%

2 Galih Pranantya Pengaruh pemanfaatan BNA Blend 1. Durabilitas campuran yang memakai aspal
(UGM,2013) 75:25 terhadap stabilitas dan pen 60/70 masih lebih baik daripada yang
durabilitas pada campuran HRS-WC memakai aspal BNA Blend 75:25
2. Setelah perendaman 14 hari, campuran
yang memakai BNA Blend stabilitasnya lebih
tinggi daripada yang memakai aspal pen
60/70
3. Setelah perendaman 14 hari, nilai RMS, ITS
dan TSR campuran yang memakai BNA
Blend lebih kecil daripada campuran yang
memakai aspal pen 60/70
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

3 Leily Fatmawati Kinerja Aspal 1. Jika suhu pencampuran dan suhu pemadatan ada di bawah
(Poltek Negeri Pertamina Pen 60/70 atau di atas suhu standar, maka VMA akan besar, VFA tidak
Padang, 2013) dan Aspal BNA Blend optimal dan VIM bertambah
75/25 pada 2. Stabilitas Marshall secara umum akan turun dengan
Campuran Aspal bertambahnya VIM
Panas AC-WC 3. Dengan bertambahnya suhu pencampuran maka nilai Flow
semakin bertambah
4. Dapat disimpulkan bahwa secara umum campuran Laston AC-
WC yang menggunakan aspal BNA Blend 75/25 memiliki
karakteristik lebih baik dibanding Laston AC-WC yang
menggunakan aspal Pertamina Pen 60/70
5. Nilai stabilitas marshall dan nilai MQ campuran yang
menggunakan BNA Blend lebih tinggi dibanding campuran
dengan aspal pen saja

4 Husnul Fikri Kontribusi BNA pada 1. Stabilitas campuran modifikasi lebih besar 11.35% daripada
(UI,2011) Karakteristik Mekanik campuran aspal pen 60/70
Aspal Beton Pada 2. Nilai kelelahan campuran aspal pen 60/70 lebih tinggi 14.47%
Kondisi Terendam daripada campuran modifikasi
3. Campuran modifikasi lebih kaku dan memiliki ketahanan yang
lebih baik terhadap deformasi permanen
4. MQ campuran modifikasi lebih tinggi 9.15% dibandingkan
campuran aspal pen 60/70
5. Campuran modifikasi memiliki ketahanan yang lebih tinggi
terhadap pengaruh air dan temperatur
Tinjauan Pustaka
Asbuton Butir :
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Abdi Prawira Pemanfaatan BGA sebagai 1. KAO untuk kadar BGA 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
(UGM,2008) bahan pengganti agregat adalah 6.37%, 4.85%, 4.49%, 4.15% dan 4.55%
halus pada campuran (semakin bertambah kadar BGA, semakin kecil KAO
HRS-WC secara nya)
laboratorium 2. Stabilitas untuk kadar BGA 0%, 25%, 50%, 75% dan
10% adalah 1340 kg, 1700 kg, 1765 kg, 1589 kg dan
1520 kg
3. IKS untuk kadar BGA 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
adalah 99.57%, 75.63%, 70.02%, 94.12% dan 72.87%

2 Howardy Campuran laboratorium 1. Semakin tinggi kadar BGA maka KAO semakin kecil
(UGM,2008) campuran HRS-WC 2. Semakin tinggi kadar BGA maka densitas, semakin
dengan penggunaan BGA kecil nilainya
sebagai bahan additive 3. Semakin tinggi kadar BGA maka nilai VMA dan VFWA
semakin kecil nilainya
4. Nilai VMA yang memenuhi syarat adalah pada kadar
BGA 2% dan 4%
5. Campuran dengan additive BGA 2% dan 4% memiliki
nilai stabilitas yang lebih baik dibandingkan yang
tanpa BGA
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

3 Heriyanto Pengaruh Substitusi 1. Semakin besar persen penambahan asbuton butir 20/25
(Univ Syiah Asbuton Butir 20/25 semakin tinggi nilai stabilitasnya, Stabilitas tertinggi pada
Kuala,2015) Pada Aspal Pen 60/70 kadar asbuton butir 20/25 sebesar 6 % (KAO 6,55%) dengan
Terhadap Karakteristik nilai stabilitas 1577,74 kg
Campuran Beton Aspal 2. Kadar rongga antara butiran agregat (VMA) cenderung
AC-WC meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton butir
20/25. Nilai VMA berkisar antara 18,17 19,61
3. Durabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir
20/25 sebesar 6% (KAO 6,55%) dengan nilai 92,16 %

4 Madi Hermadi Pengaruh Penambahan 1. Semakin besar kadar BGA, KAO semakin bertambah besar
(Pusjatan,2007) Asbuton Butir Terhadap 2. Kepadatan campuran makin berkurang dengan penambahan
Karakteristik Beton kadar asbuton BGA sehingga campuran menjadi makin sulit
Aspal Campuran Panas dipadatkan
3. Stabilitas campuran bertambah dengan penambahan
asbuton BGA. Nilai optimal didapat pada kadar asbuton 7%
4. MQ campuran optimum pada penambahan asbuton BGA
kadar 7%
5. Nilai VMA makin besar seiring peningkatan kadar asbuton
BGA, dimana nilai VIM cenderung konstan dan nilai VFB
bertambah
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Transportasi,
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, UGM

2. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, dari bulan Desember 2016


s/d Mei 2017
Bahan Utama Penelitian
1. Agregat kasar, agregat halus berupa batu pecah hasil stone crusher
yang berasal dari Sungai Tinalah, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

2. Aspal modifikasi asbuton semi ekstraksi pracampur dengan merek


dagang BNA Blend 75/25 diperoleh dari PT Performa Alam Lestari
(PAL), Jakarta Selatan.

3. Aspal asbuton butir BGA (Buton Granular Asphalt) tipe 20/25


produksi PT Summitama Intinusa, Surabaya.

4. Aspal pen 60/70 produksi PT Pertamina


Bahan Utama Penelitian

Asbuton BGA tipe 20/25 Asbuton BNA Blend 75/25


Sumber : PT Performa Alam Lestari

Spesifikasi Asbuton Semi Ekstraksi


Buton Natural Asphalt (BNA)
PT PAL
Spesifikasi Asbuton Butir Buton Granular Asphalt
(BGA) PT Summitama Intinusa

Sumber : PT Summitama Intinusa


Pengujian
Benda uji campuran aspal panas padat akan diuji
menggunakan alat uji Marshall yaitu dengan
pengujian Marshall dan pengujian Indirect Tensile
Strength (ITS)

Sumber : www.pavementinteractive.org Sumber : www.shodhganga.inflibnet.ac.in

Ilustrasi pengujian Marshall dan ITS


Mulai

Studi
Pustaka

Persiapan Bahan
dan Alat

Pemeriksaan sifat fisik


Agregat dan Aspal

N
Memenuhi ?

A
A

Perancangan benda uji dengan kadar


aspal rencana (5 variasi kadar)

Pemeriksaan sifat volumetric campuran


dan Pengujian Marshall

Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

Pembuatan benda uji KAO dengan


bahan ikat aspal yang berbeda

B
B

Pengujian benda uji KAO dengan


perendaman standar

Pengujian benda uji pada KAO dengan


perendaman modifikasi

Analisa data

Kesimpulan

Selesai
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Agregat*
Pengujian Syarat Hasil
Agregat Kasar
Kekekalan bentuk agregat
Natrium sulfat Maks. 12 % 0,83 %
terhadap larutan
Keausan dengan mesin Los 100 putaran Maks. 8 % 5,59 %
Angeles 500 putaran Maks. 40 % 22,97 %
Kelekatan agregat terhadap aspal Min. 95 % > 95 %
Butir pecah pada agregat kasar 95/90 99/98 %
Partikel pipih dan lonjong Maks. 10 % 6,74 %
Material lolos ayakan nomer 200 Maks. 2 % 0,79 %
Penyerapan air Maks. 3 % 1,922 %
Berat jenis bulk Min. 2,5 2,551
Agregat Halus
Nilai setara pasir Min. 60 % 78,02 %
Angularitas dengan uji kadar rongga Min. 45 49,96 %
Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
Maks. 1 % 0,663 %
dalam agregat
Agregat lolos ayakan no. 200 Maks. 10 % 6,77 %
Penyerapan air Maks. 3 % 0,941 %
Berat jenis bulk Min. 2,5 2,640
Filler
Berat jenis semu Min. 2,5 2,638
*Putra, 2016
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik
Aspal Pen 60/70

Jenis Pengujian Satuan Syarat* Hasil

Penetrasi pada 25 0C 0.1 mm 60-70 61,6

Titik Lembek 0C 48 48,25

Daktilitas pada 25 0C cm 100 > 100

Berat Jenis aspal - 1,0 1,046

*Spesifikasi Umum Bina Marga th. 2010 revisi 3 (2014)


Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik
Asbuton BNA Blend 75/25

Pengujian Satuan Syarat* Hasil

Penetrasi pada 25 0C 0.1 mm min. 50 50,8

Titik Lembek 0C 53 54,25

Daktilitas pada 25 0C cm 100 > 100

Berat Jenis aspal - 1,0 1,083

*Spesifikasi Umum Bina Marga th. 2010 revisi 3 (2014)


Kurva Gradasi Tengah (mid range)
Gradasi Campuran AP 60/70 &
Campuran BNA Blend 75/25
Ukuran Kumulatif
Spesifikasi Target Lolos Jumlah Bahan
Jenis Bahan Saringan Jumlah Proporsi (%)
Lolos* (%) (%) Tertahan (gr)
(mm) Tertahan (gr)

25 100 100 0 684 57


19 100 100 0
Agregat 12,5 90 - 100 95 60
Kasar 9,5 77 - 90 83,5 138
4,75 53 - 69 61 270
2,36 33 - 53 43 216
1,18 21 - 40 30,5 150 438 36,5
0,6 14 - 30 22 102
Agregat
0,3 9 - 22 15,5 78
Halus
0,15 6 - 15 10,5 60
0,075 4-9 6,5 48
Filler Pan 78 78 6,5
Total 1200 1200 100
*Spesifikasi Umum Bina Marga th. 2010 revisi 3 (2014)
Gradasi Campuran BGA
Jumlah
Kadar Bahan
Ukuran Jml. Bahan Jml. BGA
Spek. Lolos* Target Lolos Mineral Setelah
Jenis Bahan Saringan Ter-tahan Ter-tahan
(%) (%) dalam BGA Dikurangi
(mm) (gr) (gr)
(gr) Mineral
BGA (gr)

25 100 100 - - - -
19 100 100 - - - -

Agregat 12,5 90 - 100 95 60 - - 60


Kasar 9,5 77 - 90 83,5 138 - - 138
4,75 53 - 69 61 270 - - 270
2,36 33 - 53 43 216 - - 216
1,18 21 - 40 30,5 150 - - 150
0,6 14 - 30 22 102 13,1 9,8 92,2
Agregat
0,3 9 - 22 15,5 78 25,1 18,8 59,2
Halus
0,15 6 - 15 10,5 60 16,1 12,1 47,9
0,075 4-9 6,5 48 16,5 12,4 35,6
Filler Pan - - 78 13,2 9,9 68,1
Total 1200 84 63 1137

*Spesifikasi Umum Bina Marga th. 2010 revisi 3 (2014)


Kadar Aspal Rencana

Kadar Aspal Kadar Aspal Berat Aspal Kadar Aspal Rencana Aspal Pen
Variasi Kadar
Terhadap Berat Total Terhadap Berat BNA Blend
Rencana
Campuran (%) Total Agregat (%) (gr)
60/70 & BNA Blend
P 1% 4,5 4,71 56,54
P - 0,5% 5,0 5,26 63,16
P 5,5 5,82 69,84
P + 0,5% 6,0 6,38 76,60
P + 1% 6,5 6,95 83,42
P + 1,5% 7,0 7,53 90,32

Kadar Aspal Rencana BGA Berat Aspal


Kadar Aspal Kadar Aspal
Variasi Kadar Pen 60/70
Terhadap Berat Total Terhadap Berat Total
Rencana ditambahkan
Campuran (%) Agregat (%)
(gr)
P 1% 4,5 4,71 35,54
P - 0,5% 5,0 5,26 42,16
P 5,5 5,82 48,84
P + 0,5% 6,0 6,38 55,60
P + 1% 6,5 6,95 62,42
P + 1,5% 7,0 7,53 69,32
P + 2% 7,5 8,11 76,30
Suhu Pencampuran dan Pemadatan

Aspal Pen 60/70 Asbuton BNA Blend 75/25


Hasil Pemeriksaan Sifat Volumetrik
Pada Kadar Aspal Rencana
Aspal (%)

Densitas
Kadar

VMA (%) VITM (%) VFWA (%)


(gr/cm3)
AP BNA BGA AP BNA BGA AP BNA BGA AP BNA BGA

4.5 2.261 - - 16.6 - - 8.6 - - 48.1 - -

5 2.284 2.267 - 16.2 16.8 - 7 8.8 - 56.6 47.7 -

5.5 2.319 2.28 2.179 15.3 16.8 20.5 4.9 7.6 7.4 67.9 54.4 63.8

6 2.319 2.3 2.192 15.8 16.5 20.4 4.2 6.2 6.2 73.1 62.6 69.4

6.5 2.324 2.328 2.219 16.1 15.9 19.8 3.4 4.4 4.5 78.8 72.3 77.6

7 2.332 2.344 2.241 16.2 15.8 19.5 2.4 3.1 2.9 85.6 80.4 85.2

7.5 - 2.36 2.251 - 15.7 19.6 - 1.8 1.8 - 88.4 90.6


Grafik Hubungan Volumetrik & Kadar Aspal
DENSITAS VMA

VITM VFWA
Spesifikasi Kadar Aspal Rencana (%)
Campuran
Lapis Aus 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Aspal Pen
60/70 min. 800 kg 1477 1673 1771 1756 1709 1662 -
(AP 60/70)
BNA Blend
75/25 min. 1000 kg - 1587 1636 1645 1691 1702 1633
(BNA)

BGA 20/25
min. 1000 kg - - 1433 1434 1480 1568 1525
(BGA)

Hubungan Nilai
Stabilitas & Kadar
Aspal Rencana
Spesifikasi Kadar Aspal Rencana (%)
Campuran
Lapis Aus* 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Aspal Pen
60/70 maks. 4 mm 3.3 3.5 3.6 3.7 3.9 4.1 -
(AP 60/70)
BNA Blend
75/25 maks. 4 mm - 3.3 3.5 3.6 3.8 3.8 4
(BNA)
BGA 20/25
maks. 4 mm - - 3.4 3.5 3.5 3.5 3.6
(BGA)

Hubungan Nilai
Flow & Kadar
Aspal Rencana
Spesifikasi Kadar Aspal Rencana (%)
Campuran
Lapis Aus* 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Aspal Pen
60/70 - 454.8 477.9 498.6 483.4 438.8 410.5 -
(AP 60/70)
BNA Blend
404.
75/25 - - 481 467.6 461.1 444.9 447.9
8
(BNA)
BGA 20/25 429.
- - - 421.4 415.8 429.9 455.5
(BGA) 7

Hubungan Nilai
MQ & Kadar Aspal
Rencana
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

A. Campuran Aspal Pen 60/70

KAO terhadap berat total campuran = 6,07 %


KAO terhadap berat total agregat = 6,46 %
Jumlah aspal = 77,55 gram
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

B. Campuran Asbuton BNA Blend 75/25

KAO terhadap berat total campuran = 6,69 %


KAO terhadap berat total agregat = 7,17 %
Jumlah aspal = 86 gram
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

C. Campuran Asbuton BGA 20/25

KAO terhadap berat total campuran = 6,69 %


KAO terhadap berat total agregat = 7,13 %
Jumlah aspal = 85,56 gram, terdiri atas aspal pen 60/70 (64,56 gr) & bitumen
asbuton BGA (21 gr)
Hasil Pengujian Perendaman Standar
Pada KAO
Stabilitas (Kg) Flow (mm)
Lama Perendaman
AP 60/70 BNA BGA AP 60/70 BNA BGA

30 Menit (0 hr) 1763 1780 1482 3,6 3,6 3,4

24 Jam (1 hr) 1657 1700 1355 3,7 3,8 3,6

Stabilitas vs lama perendaman flow vs lama perendaman


Hasil Pengujian Perendaman Standar
Pada KAO
Marshall Quotient (kg/mm) Indeks Kekuatan Sisa (%)
Lama Perendaman
AP 60/70 BNA BGA AP 60/70 BNA BGA

30 Menit (0 hr) 484,9 494,6 436,8 100 100 100

24 Jam (1 hr) 448,9 453,6 373,1 93,98 95,51 91,42

MQ vs lama perendaman IKS vs lama perendaman


Hasil Pengujian Perendaman Modifikasi
Stabilitas (Kg) Indeks Kekuatan Sisa / IKS (%)
Lama Perendaman
(Hari) AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA

0 1763 1780 1482 100 100 100

1 1657 1700 1355 93,98 95,51 91,42

2 1418 1524 1316 80,43 85,57 88,76

6 1243 1485 1095 70,49 83,43 73,86

stabilitas vs lama perendaman IKS vs lama perendaman


Hasil Pengujian Perendaman Modifikasi

Marshall Quotient (MQ), kg/mm flow (mm)


Lama Perendaman (Hari)
AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA

0 484,9 494,6 436,8 3,6 3,6 3,4

1 448,2 453,6 373,1 3,7 3,8 3,6

2 367 400,9 346,2 3,9 3,8 3,8

6 310,7 356,4 265,2 4,0 4,0 4,0

MQ vs lama perendaman flow vs lama perendaman


Indeks Durabilitas Pertama (IDP)
Variasi Indeks Durabilitas Pertama (IDP)
Perendaman r (%) R (Kg)
(Hari)
AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA
0 0 0 0 0 0 0
0-1 6,02 4,49 8,58 106,20 80,00 127,14
0 -1 -2 19,57 14,43 11,24 344,99 256,95 166,57
0 -1 -2 - 6 22,05 14,97 14,96 388,82 266,47 221,8

r = 14,97 %

r = 14,96 %

r = 22,05 %

Indeks Durabilitas Pertama (IDP)


Indeks Durabilitas Kedua (IDK)
Indeks Durabilitas Kedua (IDK)

Variasi Indeks Durabilitas


Perendaman (Hari) a (%) A (Kg)

AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA


0 0 0 0 0 0 0
1 hr (0 1) 5,52 4,12 7,86 97,35 73,33 116,55
2 hr (0 -1 -2) 15,68 11,57 9,86 276,44 206,05 146,12
6 hr (0 -1 -2 - 6) 18,99 12,29 14,82 334,88 218,73 219,75

Indeks Durabilitas Kedua (IDK)

Variasi Kekuatan Sisa Equivalen


Perendaman (Hari) Sa (%) SA (Kg)

AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA


0 100 100 100 1763,17 1780,46 1482,3
1 hr (0 1) 94,48 95,88 92,14 1665,82 1707,13 1365,77
2 hr (0 -1 -2) 84,32 88,43 90,14 1486,73 1574,41 1336,19
6 hr (0 -1 -2 - 6) 81,01 87,71 85,18 1428,29 1561,73 1262,56
Indeks Durabilitas Kedua (IDK)
Variasi Indeks Durabilitas
Perendaman
(Hari) a (%) A (Kg)

AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA

0 0 0 0 0 0 0

1 hr (0 1) 5,52 4,12 7,86 97,35 73,33 116,55

2 hr (0 -1 -2) 15,68 11,57 9,86 276,44 206,05 146,12

6 hr (0 -1 -2 - 6) 18,99 12,29 14,82 334,88 218,73 219,75


Hasil Uji Indirect Tensile Strength (ITS)
LAMA ITS (kPa) TSR (%)
PERENDAMAN
(HARI) AP 60 BNA BGA AP 60 BNA BGA
Tanpa
Perendaman 825,81 842,9 709,42 100 100 100
(Kering)
1 675,3 712,75 540,1 81,77 83,75 76,13

2 541,82 667,29 369,22 65,61 79,17 52,05

6 423,61 575,96 366,66 51,3 70,83 51,68


Daftar Pustaka
1. Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pedoman Pemanfaatan Asbuton: Buku 3, Campuran Beraspal Panas Dengan Asbuton
Olahan. Jakarta.

2. Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan - Divisi 6 (revisi 3). Jakarta.

3. Fatmawati, Leily. 2013. Kinerja Aspal Pertamina Pen 60/70 dan Aspal BNA Blend 75/25 Pada Campuran Aspal Panas AC-WC.
Wahana Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang, Volume 1, Juni 2013 13-21.

4. Fikri, Husnul. 2011. Kontribusi Buton Natural Aspal Pada Karakteristik Mekanik Aspal Beton Dalam Kondisi Terendam
(Tesis). Jakarta : Universitas Indonesia.

5. Gaus, Abdul et al. 2015. Compressive Strength of Asphalt Concrete Binder Course (AC BC) Mixture Using Buton Granular
Asphalt (BGA). Procedia Engineering 125 (2015), 657-662.

6. Hadiwardoyo, Sigit Pranowo, Eky Supriyadi Sinaga dan Husnul Fikri. 2013. The Influence of Buton Asphalt Additive on Skid
Resistance Based on Penetration Index and Temperature. ScienceDirect, Construction and Building Materials 42 (2013) 5-10.

7. Heriyanto, Sofyan, M. Saleh dan M. Isya. 2015. Pengaruh Substitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal Pen 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC. Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol.4, No.1, Februari
(2015), pp. 61-73.

8. Howardy, Latif Budi Suparma dan Iman Satyarno. 2008. Perancangan Laboratorium HRS-WC Dengan Penggunaan Buton
Granular Asphalt (BGA) Sebagai Bahan Additive. Forum Teknik Sipil, Vol.18, No.3, September (2008).

9. Hermadi, Madi. 2007. Pengaruh Penambahan Asbuton Butir Terhadap Karakteristik Beton Aspal Campuran Panas. Puslitbang
Jalan dan Jembatan, Bandung.
Daftar Pustaka
10. Pembuaian, Ardilson. 2014. Perancangan Laboratorium Campuran Hot Rolled Sheet (HRS-Base) dengan Menggunakan Aspal
BNA Blend 75/25 dan Zeolit Alam Sebagai Filler (Tesis). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

11. Prabowo, Agung Hari. 2003. Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang (ROB) Terhadap Kinerja Lataston (HRS-WC) Berdasarkan
Uji Marshal dan Uji Durabilitas Modifikasi. PILAR, Vol.2, No.12, September (2003), hal.89-98.

12. Pranantya, Galih. 2013. Pengaruh Pemanfaatan BNA Blend 75:25 Terhadap Stabilitas dan Durabilitas Pada Campuran HRS-
WC (Tesis). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

13. Prawira, Abdi, Latif Budi Suparma dan Iman Satyarno. 2008. Pemanfaatan BGA (Buton Granular Asphalt) Sebagai Bahan
Pengganti Agregat Halus Pada Campuran HRS-WC Secara Laboratorium. Forum Teknik Sipil, Vol.18, No.2, September
(2008).

14. Sjahdanulirwan, M dan Nono. 2009, Nilai Mekanistik Beton Aspal Lapis Permukaan Terhadap Pengaruh Temperatur dan
Waktu Pembebanan. Jurnal Jalan dan Jembatan Puslitbang Jalan dan Jembatan, Vol. 26 (2009), No.2, Bandung.

15. Soehartono. 2015. Teknologi Aspal dan Penggunaannya Dalam Konstruksi Perkerasan Jalan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

16. Sugiyarso, Dwi. 2009. Pengaruh Pembebanan Statis dan Waktu Pembebanan Terhadap Deformasi Permanen Pada Campuran
Beton Aspal Menggunakan Perekat Aspal Pertamina AC 60-70 (Tesis). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

17. Sukirman, S. 2007. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung : Penerbit Nova.

18. Yamin, Anwar, Willy Pravianto dan Hikma Dewita. 2014. Asbuton Pracampur Antara Harapan dan Kenyataan. Poli Rekayasa,
Vol.10, No.1, Oktober (2014).

19. Yuhui PI, Xiaoming Huang, 2010. Research on Permanent Deformation of an Asphalt Mixture by Uniaxial Repeated Load Test.
ASCE, ICCTP (2010).

Anda mungkin juga menyukai