Draft Presentasi Untuk Seminar Hasil
Draft Presentasi Untuk Seminar Hasil
Disusun Oleh :
Diya Eka Wicaksana
15/PTK/391182/10686
Latar Belakang
1. Kerusakan jalan yang banyak terjadi di Indonesia
2. Potensi asbuton sebagai aspal alam yang melimpah
3. Evaluasi kinerja dua jenis asbuton secara langsung
Pulau Buton, Sulawesi Tenggara
sebagai lokasi deposit aspal alam
terbesar di Indonesia dengan
deposit > 300jt ton
Sumber : www.pavementinteractive.org
Tinjauan Pustaka
Asbuton BNA Blend:
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
2 Galih Pranantya Pengaruh pemanfaatan BNA Blend 1. Durabilitas campuran yang memakai aspal
(UGM,2013) 75:25 terhadap stabilitas dan pen 60/70 masih lebih baik daripada yang
durabilitas pada campuran HRS-WC memakai aspal BNA Blend 75:25
2. Setelah perendaman 14 hari, campuran
yang memakai BNA Blend stabilitasnya lebih
tinggi daripada yang memakai aspal pen
60/70
3. Setelah perendaman 14 hari, nilai RMS, ITS
dan TSR campuran yang memakai BNA
Blend lebih kecil daripada campuran yang
memakai aspal pen 60/70
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
3 Leily Fatmawati Kinerja Aspal 1. Jika suhu pencampuran dan suhu pemadatan ada di bawah
(Poltek Negeri Pertamina Pen 60/70 atau di atas suhu standar, maka VMA akan besar, VFA tidak
Padang, 2013) dan Aspal BNA Blend optimal dan VIM bertambah
75/25 pada 2. Stabilitas Marshall secara umum akan turun dengan
Campuran Aspal bertambahnya VIM
Panas AC-WC 3. Dengan bertambahnya suhu pencampuran maka nilai Flow
semakin bertambah
4. Dapat disimpulkan bahwa secara umum campuran Laston AC-
WC yang menggunakan aspal BNA Blend 75/25 memiliki
karakteristik lebih baik dibanding Laston AC-WC yang
menggunakan aspal Pertamina Pen 60/70
5. Nilai stabilitas marshall dan nilai MQ campuran yang
menggunakan BNA Blend lebih tinggi dibanding campuran
dengan aspal pen saja
4 Husnul Fikri Kontribusi BNA pada 1. Stabilitas campuran modifikasi lebih besar 11.35% daripada
(UI,2011) Karakteristik Mekanik campuran aspal pen 60/70
Aspal Beton Pada 2. Nilai kelelahan campuran aspal pen 60/70 lebih tinggi 14.47%
Kondisi Terendam daripada campuran modifikasi
3. Campuran modifikasi lebih kaku dan memiliki ketahanan yang
lebih baik terhadap deformasi permanen
4. MQ campuran modifikasi lebih tinggi 9.15% dibandingkan
campuran aspal pen 60/70
5. Campuran modifikasi memiliki ketahanan yang lebih tinggi
terhadap pengaruh air dan temperatur
Tinjauan Pustaka
Asbuton Butir :
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Abdi Prawira Pemanfaatan BGA sebagai 1. KAO untuk kadar BGA 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
(UGM,2008) bahan pengganti agregat adalah 6.37%, 4.85%, 4.49%, 4.15% dan 4.55%
halus pada campuran (semakin bertambah kadar BGA, semakin kecil KAO
HRS-WC secara nya)
laboratorium 2. Stabilitas untuk kadar BGA 0%, 25%, 50%, 75% dan
10% adalah 1340 kg, 1700 kg, 1765 kg, 1589 kg dan
1520 kg
3. IKS untuk kadar BGA 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
adalah 99.57%, 75.63%, 70.02%, 94.12% dan 72.87%
2 Howardy Campuran laboratorium 1. Semakin tinggi kadar BGA maka KAO semakin kecil
(UGM,2008) campuran HRS-WC 2. Semakin tinggi kadar BGA maka densitas, semakin
dengan penggunaan BGA kecil nilainya
sebagai bahan additive 3. Semakin tinggi kadar BGA maka nilai VMA dan VFWA
semakin kecil nilainya
4. Nilai VMA yang memenuhi syarat adalah pada kadar
BGA 2% dan 4%
5. Campuran dengan additive BGA 2% dan 4% memiliki
nilai stabilitas yang lebih baik dibandingkan yang
tanpa BGA
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
3 Heriyanto Pengaruh Substitusi 1. Semakin besar persen penambahan asbuton butir 20/25
(Univ Syiah Asbuton Butir 20/25 semakin tinggi nilai stabilitasnya, Stabilitas tertinggi pada
Kuala,2015) Pada Aspal Pen 60/70 kadar asbuton butir 20/25 sebesar 6 % (KAO 6,55%) dengan
Terhadap Karakteristik nilai stabilitas 1577,74 kg
Campuran Beton Aspal 2. Kadar rongga antara butiran agregat (VMA) cenderung
AC-WC meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton butir
20/25. Nilai VMA berkisar antara 18,17 19,61
3. Durabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir
20/25 sebesar 6% (KAO 6,55%) dengan nilai 92,16 %
4 Madi Hermadi Pengaruh Penambahan 1. Semakin besar kadar BGA, KAO semakin bertambah besar
(Pusjatan,2007) Asbuton Butir Terhadap 2. Kepadatan campuran makin berkurang dengan penambahan
Karakteristik Beton kadar asbuton BGA sehingga campuran menjadi makin sulit
Aspal Campuran Panas dipadatkan
3. Stabilitas campuran bertambah dengan penambahan
asbuton BGA. Nilai optimal didapat pada kadar asbuton 7%
4. MQ campuran optimum pada penambahan asbuton BGA
kadar 7%
5. Nilai VMA makin besar seiring peningkatan kadar asbuton
BGA, dimana nilai VIM cenderung konstan dan nilai VFB
bertambah
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Transportasi,
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, UGM
Studi
Pustaka
Persiapan Bahan
dan Alat
N
Memenuhi ?
A
A
B
B
Analisa data
Kesimpulan
Selesai
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Agregat*
Pengujian Syarat Hasil
Agregat Kasar
Kekekalan bentuk agregat
Natrium sulfat Maks. 12 % 0,83 %
terhadap larutan
Keausan dengan mesin Los 100 putaran Maks. 8 % 5,59 %
Angeles 500 putaran Maks. 40 % 22,97 %
Kelekatan agregat terhadap aspal Min. 95 % > 95 %
Butir pecah pada agregat kasar 95/90 99/98 %
Partikel pipih dan lonjong Maks. 10 % 6,74 %
Material lolos ayakan nomer 200 Maks. 2 % 0,79 %
Penyerapan air Maks. 3 % 1,922 %
Berat jenis bulk Min. 2,5 2,551
Agregat Halus
Nilai setara pasir Min. 60 % 78,02 %
Angularitas dengan uji kadar rongga Min. 45 49,96 %
Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
Maks. 1 % 0,663 %
dalam agregat
Agregat lolos ayakan no. 200 Maks. 10 % 6,77 %
Penyerapan air Maks. 3 % 0,941 %
Berat jenis bulk Min. 2,5 2,640
Filler
Berat jenis semu Min. 2,5 2,638
*Putra, 2016
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik
Aspal Pen 60/70
25 100 100 - - - -
19 100 100 - - - -
Kadar Aspal Kadar Aspal Berat Aspal Kadar Aspal Rencana Aspal Pen
Variasi Kadar
Terhadap Berat Total Terhadap Berat BNA Blend
Rencana
Campuran (%) Total Agregat (%) (gr)
60/70 & BNA Blend
P 1% 4,5 4,71 56,54
P - 0,5% 5,0 5,26 63,16
P 5,5 5,82 69,84
P + 0,5% 6,0 6,38 76,60
P + 1% 6,5 6,95 83,42
P + 1,5% 7,0 7,53 90,32
Densitas
Kadar
5.5 2.319 2.28 2.179 15.3 16.8 20.5 4.9 7.6 7.4 67.9 54.4 63.8
6 2.319 2.3 2.192 15.8 16.5 20.4 4.2 6.2 6.2 73.1 62.6 69.4
6.5 2.324 2.328 2.219 16.1 15.9 19.8 3.4 4.4 4.5 78.8 72.3 77.6
7 2.332 2.344 2.241 16.2 15.8 19.5 2.4 3.1 2.9 85.6 80.4 85.2
VITM VFWA
Spesifikasi Kadar Aspal Rencana (%)
Campuran
Lapis Aus 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Aspal Pen
60/70 min. 800 kg 1477 1673 1771 1756 1709 1662 -
(AP 60/70)
BNA Blend
75/25 min. 1000 kg - 1587 1636 1645 1691 1702 1633
(BNA)
BGA 20/25
min. 1000 kg - - 1433 1434 1480 1568 1525
(BGA)
Hubungan Nilai
Stabilitas & Kadar
Aspal Rencana
Spesifikasi Kadar Aspal Rencana (%)
Campuran
Lapis Aus* 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Aspal Pen
60/70 maks. 4 mm 3.3 3.5 3.6 3.7 3.9 4.1 -
(AP 60/70)
BNA Blend
75/25 maks. 4 mm - 3.3 3.5 3.6 3.8 3.8 4
(BNA)
BGA 20/25
maks. 4 mm - - 3.4 3.5 3.5 3.5 3.6
(BGA)
Hubungan Nilai
Flow & Kadar
Aspal Rencana
Spesifikasi Kadar Aspal Rencana (%)
Campuran
Lapis Aus* 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
Aspal Pen
60/70 - 454.8 477.9 498.6 483.4 438.8 410.5 -
(AP 60/70)
BNA Blend
404.
75/25 - - 481 467.6 461.1 444.9 447.9
8
(BNA)
BGA 20/25 429.
- - - 421.4 415.8 429.9 455.5
(BGA) 7
Hubungan Nilai
MQ & Kadar Aspal
Rencana
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
r = 14,97 %
r = 14,96 %
r = 22,05 %
0 0 0 0 0 0 0
2. Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan - Divisi 6 (revisi 3). Jakarta.
3. Fatmawati, Leily. 2013. Kinerja Aspal Pertamina Pen 60/70 dan Aspal BNA Blend 75/25 Pada Campuran Aspal Panas AC-WC.
Wahana Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang, Volume 1, Juni 2013 13-21.
4. Fikri, Husnul. 2011. Kontribusi Buton Natural Aspal Pada Karakteristik Mekanik Aspal Beton Dalam Kondisi Terendam
(Tesis). Jakarta : Universitas Indonesia.
5. Gaus, Abdul et al. 2015. Compressive Strength of Asphalt Concrete Binder Course (AC BC) Mixture Using Buton Granular
Asphalt (BGA). Procedia Engineering 125 (2015), 657-662.
6. Hadiwardoyo, Sigit Pranowo, Eky Supriyadi Sinaga dan Husnul Fikri. 2013. The Influence of Buton Asphalt Additive on Skid
Resistance Based on Penetration Index and Temperature. ScienceDirect, Construction and Building Materials 42 (2013) 5-10.
7. Heriyanto, Sofyan, M. Saleh dan M. Isya. 2015. Pengaruh Substitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal Pen 60/70 Terhadap
Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC. Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol.4, No.1, Februari
(2015), pp. 61-73.
8. Howardy, Latif Budi Suparma dan Iman Satyarno. 2008. Perancangan Laboratorium HRS-WC Dengan Penggunaan Buton
Granular Asphalt (BGA) Sebagai Bahan Additive. Forum Teknik Sipil, Vol.18, No.3, September (2008).
9. Hermadi, Madi. 2007. Pengaruh Penambahan Asbuton Butir Terhadap Karakteristik Beton Aspal Campuran Panas. Puslitbang
Jalan dan Jembatan, Bandung.
Daftar Pustaka
10. Pembuaian, Ardilson. 2014. Perancangan Laboratorium Campuran Hot Rolled Sheet (HRS-Base) dengan Menggunakan Aspal
BNA Blend 75/25 dan Zeolit Alam Sebagai Filler (Tesis). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
11. Prabowo, Agung Hari. 2003. Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang (ROB) Terhadap Kinerja Lataston (HRS-WC) Berdasarkan
Uji Marshal dan Uji Durabilitas Modifikasi. PILAR, Vol.2, No.12, September (2003), hal.89-98.
12. Pranantya, Galih. 2013. Pengaruh Pemanfaatan BNA Blend 75:25 Terhadap Stabilitas dan Durabilitas Pada Campuran HRS-
WC (Tesis). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
13. Prawira, Abdi, Latif Budi Suparma dan Iman Satyarno. 2008. Pemanfaatan BGA (Buton Granular Asphalt) Sebagai Bahan
Pengganti Agregat Halus Pada Campuran HRS-WC Secara Laboratorium. Forum Teknik Sipil, Vol.18, No.2, September
(2008).
14. Sjahdanulirwan, M dan Nono. 2009, Nilai Mekanistik Beton Aspal Lapis Permukaan Terhadap Pengaruh Temperatur dan
Waktu Pembebanan. Jurnal Jalan dan Jembatan Puslitbang Jalan dan Jembatan, Vol. 26 (2009), No.2, Bandung.
15. Soehartono. 2015. Teknologi Aspal dan Penggunaannya Dalam Konstruksi Perkerasan Jalan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
16. Sugiyarso, Dwi. 2009. Pengaruh Pembebanan Statis dan Waktu Pembebanan Terhadap Deformasi Permanen Pada Campuran
Beton Aspal Menggunakan Perekat Aspal Pertamina AC 60-70 (Tesis). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
17. Sukirman, S. 2007. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung : Penerbit Nova.
18. Yamin, Anwar, Willy Pravianto dan Hikma Dewita. 2014. Asbuton Pracampur Antara Harapan dan Kenyataan. Poli Rekayasa,
Vol.10, No.1, Oktober (2014).
19. Yuhui PI, Xiaoming Huang, 2010. Research on Permanent Deformation of an Asphalt Mixture by Uniaxial Repeated Load Test.
ASCE, ICCTP (2010).