Tugas PSC
Tugas PSC
1
Kasus rekomendasi wisata kuliner memerlukan perubahan model matematis TSP
konvensional yang tujuannya hanya meminimalkan jarak. Dalam kasus rekomendasi
ini banyak tujuan yang ingin dioptimalkan, (multi obyektif) seperti pencocokan
pilihan wisata, kesesuaian selera tempat makan, dan waktu perjalanan. Pada setiap
tujuan yang dikunjungi juga terdapat kendala waktu buka dan waktu tutup tempat
tersebut (time-window).
GA merupakan salah satu metode heuristik yang merupakan cabang dari
evolutionary algorithm, yaitu suatu teknik untuk memecahkan masalah-masalah
optimasi yang rumit dengan menirukan proses evolusi mahluk hidup. GA terbukti
sesuai digunakan untuk menyelesaikan masalah multi obyektif. GA berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Algoritma ini
banyak digunakan dalam bidang fisika, biologi, ekonomi, sosiologi dan lain-lain
yang sering menghadapi masalah optimasi dengan model matematika yang kompleks
atau bahkan sulit dibangun.
Oleh karena itu, pada penelitian ini dikembangkan GA yang dipakai untuk
memenuhi fungsi multi obyektif. Fungsi multi obyektif tersebut tidak hanya
bertujuan meminimalkan jarak, akan tetapi juga memenuhi selera. Beberapa batasan
digunakan untuk memenuhi alokasi waktu tertentu. Sebagai contoh, waktu makan
siang antara pukul 12.00 sampai dengan 14.00, atau rumah makan X hanya dapat
dikunjungi pada pukul 15.00 hingga 21.00.
2
LANDASAN TEORI
Algoritma Genetika
Algoritma ini ditemukan di Universitas Michigan, Amerika Serikat oleh
John Holland (1975) melalui sebuah penelitian dan dipopulerkan oleh salah satu
muridnya, David Goldberg (1989). Dimana mendefenisikan algoritma genetik ini
sebagai metode algoritma pencarian berdasarkan pada mekanisme seleksi alam
dan genetik alam.
Algoritma genetik adalah algoritma yang berusaha menerapkan
pemahaman mengenai evolusi alamiah pada tugas-tugas pemecahan-masalah
(problem solving). Pendekatan yang diambil oleh algoritma ini adalah dengan
menggabungkan secara acak berbagai pilihan solusi terbaik di dalam suatu
kumpulan untuk mendapatkan generasi solusi terbaik berikutnya yaitu pada suatu
kondisi yang memaksimalkan kecocokannya atau lazim disebut fitness. Generasi
ini akan merepresentasikan perbaikan-perbaikan pada populasi awalnya. Dengan
melakukan proses ini secara berulang, algoritma ini diharapkan dapat
mensimulasikan proses evolusioner.
Pada akhirnya, akan didapatkan solusi-solusi yang paling tepat bagi
permasalahan yang dihadapi. Untuk menggunakan algoritma genetik, solusi
permasalahan direpresentasikan sebagai khromosom. Tiga aspek yang penting
untuk penggunaan algoritma genetik:
1. Defenisi fungsi fitness
2. Defenisi dan implementasi representasi genetik
3. Defenisi dan implementasi operasi genetic.
Jika ketiga aspek di atas telah didefinisikan, algoritma genetik akan
bekerja dengan baik. Tentu saja, algoritma genetik bukanlah solusi terbaik untuk
memecahkan segala masalah. Sebagai contoh, metode tradisional telah diatur
untuk untuk mencari penyelesaian dari fungsi analitis convex yang berperilaku
baik yang variabelnya sedikit. Pada kasus-kasus ini, metode berbasis kalkulus
lebih unggul dari algoritma genetik karena metode ini dengan cepat menemukan
solusi minimum ketika algoritma genetik masih menganalisa bobot dari populasi
awal.
Untuk problem-problem ini pengguna harus mengakui fakta dari
pengalaman ini dan memakai metode tradisional yang lebih cepat tersebut. Akan
tetapi, banyak persoalan realistis yang berada di luar golongan ini. Selain itu,
untuk persoalan yang tidak terlalu rumit, banyak cara yang lebih cepat dari
3
algoritma genetik. Jumlah besar dari populasi solusi, yang merupakan keunggulan
dari algoritma genetik, juga harus mengakui kekurangannya dalam dalam
kecepatan pada sekumpulan komputer yang dipasang secara seri-fitness function
dari tiap solusi harus dievaluasi. Namun, bila tersedia komputerkomputer yang
paralel, tiap prosesor dapat mengevaluasi fungsi yang terpisah pada saat yang
bersamaan. Karena itulah, algoritma genetik sangat cocok untuk perhitungan yang
paralel.
4
2. Algoritma genetik pencarian pada sebuah solusi dari sejumlah individuindividu
yang merupakan solusi permasalahan bukan hanya dari sebuah individu.
3. Algoritma genetik informasi fungsi objektif (fitness), sebagai cara untuk
mengevaluasi individu yang mempunyai solusi terbaik, bukan turunan dari
suatu fungsi.
4. Algoritma genetik menggunakan aturan-aturan transisi peluang, bukan aturan-
aturan deterministik.
5
PERANCANGAN SISTEM
Pemilihan Rute
Penentuan rute perjalanan merupakan salah satu permasalahan yang sering
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yaitu rute manakah yang
memiliki biaya paling murah untuk dilalui seorang salesman ketika harus
mengunjungi sejumlah daerah. Tiap daerah tersebut harus dikunjungi tepat satu
kalikemudian kembali lagi ke tempat semula. Permasalahan tersebut dikenal
sebagai Travelling Salesman Problem (TSP). Karena kendala time-window yang
ada merupakan soft-constraint maka penanganannya diletakkan dalam
perhitungan fitness yang diwujudkan dalam bentuk penalti. Permasalahan TSP
dimodelkan dalam bentuk graf lengkap. Pada kasus TSP, graf lengkap tersebut
memiliki n buah simpul yang menyatakan daerah-daerah yang harus dikunjungi
oleh salesman. Bobot pada tiap garis pada graf tersebut menyatakan jarak tiap
daerah [7]. Secara matematis, TSP dapat diformulasikan dalam Persamaan (1).
Sedangkan faktor kendala dapat ditunjukkan dalam Persamaan (2) dan (3).
Jika i dan j secara berurutan adalah simpul awal dan tujuan suatu perjalanan
salesman, maka dapat dinyatakan beberapa kondisi berikut:
1. xij 1 apabila ada perjalanan salesman dari simpul i menuju simpul j.
2. xij 0 apabila tidak ada perjalanan salesman dari simpul i menuju simpul j.
3. Cij menyatakan jarak dari simpul i menuju simpul j.
Persamaan (2) dan (3) menjamin bahwa setiap simpul hanya dikunjungi sekali
oleh salesman. Pada penelitian ini dilakukan perubahan pada formulasi TSP, yaitu
penambahan suatu variabel yang mempertimbangkan kesesuaian selera dan waktu
pada formulasi standar. Hal ini ditunjukkan dalam Persamaan (4).
n n (4)
Kesesuaian yang dimaksud dalam Persamaan (4) adalah nilai dari kesesuaian
waktu dan selera. Formulasi selera ini didapatkan dengan cara melakukan evaluasi
hasil GA secara berulang.
6
Z min cijxij kesesuaian
i1j1
7
Posisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gen 5 7 6 1 8 4 9 3 2
mutasi 1 2 3 4 5
Pada penerapannya nanti, nilai fitness dapat dinyatakan dengan bilangan lebih dari
1 atau bahkan nilai minus. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah Persamaan
(5) menjadi Persamaan (6), dimana nilai fitness dihitung dengan mengurangkan
suatu konstanta dengan nilai cost. Nilai konstanta ini dapat dihitung dari jumlah
maksimal cost yang mungkin dari suatu persoalan. Dalam kasus ini, nilai
konstanta adalah 1000. Jika digunakan Persamaan (6), maka fitness adalah terbaik
jika memiliki nilai terbesar.
fitness c - cost (6)
Kromosom dengan nilai fitness terbesar akan terpilih sebagai kromosom
terbaik. Metode seleksi yang digunakan adalah seleksi roda roulette, dimana nilai
8
fitness terbesar mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menjadi induk pada
generasi selanjutnya. Sedangkan untuk nilai fitness terburuk akan digantikan oleh
individu baru dengan nilai fitness yang lebih besar. Dalam penelitian ini
digunakan Persamaan (6).
Persamaan (5) perlu disesuaikan jika diterapkan pada kasus multi obyektif
seperti pada sistem rekomendasi wisata kuliner ini. Jika terdapat dua
obyektif/tujuan, yaitu optimalisasi jarak dan kesesuaian waktu, maka dapat
dibuat dua nilai fitness yaitu fitness1 dan fitness2. Fitness akhir adalah jumlah
dari kedua fitness yang ada. Pada kedua fitness dapat dikalikan suatu nilai bobot
w1 dan w2 jika diharapkan salah satu tujuan dianggap lebih penting atau
diprioritaskan daripada tujuan lainnya. Pernyataan ini dapat dituangkan dalam
Persamaan (7).
fitness c1 fitness1 c2 fitness 2 (7)
Penelitian ini dilakukan dengan cara membentuk model genetika dari
perjalanan wisata kuliner. Fungsi fitness dibangun dengan memodifikasi fungsi
fitness TSP agar sesuai dengan persoalan multi obyektif. Model genetika yang
dihasilkan diterapkan dalam bentuk struktur data dan perangkat lunak. Tahapan
selanjutnya adalah pengujian sistem dengan menggunakan data simulasi yang
sudah diketahui nilai optimumnya. Kombinasi dari variasi metode crossover (c)
dan mutasi (m) merupakan parameter dari pengujian GA genetika yang dibangun.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji validitas program dan performansi
program, serta menemukan nilai parameter yang sesuai guna memperoleh hasil
yang optimal.
Representasi Kromosom
Representasi kromosom diperlukan untuk menjelaskan setiap
individu dalam populasi. Setiap individu atau kromosom tersusun atas
urutan gen dari suatu alfabet. Suatu alfabet dapat terdiri dari digit biner (0
dan 1), floating point, integer, simbol-simbol (seperti A, B, C), matrik, dan
lain sebagainya.
Penelitian ini menggunakan representasi kromosom bilangan bulat bertipe
integer. Misalkan terdapat sembilan titik tujuan yang akan dikunjungi, maka
kromosom dapat digambarkan pada Gambar 1. Gen-gen yang ada menunjukkan
urutan daerah yang akan dikunjungi.
9
No Tujuan Wisata Waktu Buka Waktu Tutup Waktu Terbaik Lama Kunjungan
Urutan Tujuan Wisata Tiba di lokasi Waktu Tunggu Masuk Keluar Beda
1 Petik Apel (4) 09:00 0 09:00 10:00 0
2 Wisata Sengkaling (2) 10:50 0 10:50 12:50 50
3 RM. Oen (3) 13:20 0 13:20 14:05 80
4 RM. Joglo (1) 14:50 0 14:50 15:50 10
Jagung Bakar Payung
5 (5) 17:10 0 17:10 18:10 110
Tabel 3. Jadwal Hasil Uji Coba Contoh Kasus 2
700
600
500
400
300
rata-rata terbaik
200
100
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 generasi
10
Gambar 4. . Tampilan Hasil Perangkat Lunak Sistem Rekomendasi Wisata
Kuliner
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menguji metode crossover dan mutasi yang paling sesuai dilakukan
uji coba pada data dengan ukuran populasi sebesar 10 dan generasi maksimum
1000. Nilai w1 (bobot untuk optimasi jarak) dan w2 (bobot untuk optimasi
kesesuaian waktu kunjungan) masing-masing sebesar 0,5. Metode seleksi yang
digunakan adalah elitist selection yang menampung induk dan offspring dalam
satu penampungan. Kemudian, sepuluh individu terbaik dipertahankan hidup
untuk memasuki generasi selanjutnya. Nilai crossover rate ditetapkan 0,2 dan
mutation rate sebesar 0,1. Simbol yang digunakan untuk metode crossover dan
mutasi adalah sebagai berikut:
1. c1: crossover dengan satu titik potong (one point cut crossover).
2. c2: crossover dengan dua titik potong (two point cut crossover).
3. m1: mutasi dengan pertukaran gen.
4. m2: mutasi dengan pergeseran gen.
12
Dengan menggunakan parameter yang sudah ditentukan, metode crossover
dan mutasi yang sesuai, maka dihasilkan sistem rekomendasi kunjungan wisata
kuliner yang siap pakai. Daftar daerah wisata beserta waktu buka, waktu tutup,
waktu yang dianjurkan untuk mengunjungi lokasi tersebut, dan jarak antar lokasi
wisata sudah tersimpan di basisdata. Pengguna tinggal memilih lokasi wisata yang
akan dikunjungi beserta rencana lama kunjungan. Hasil dari sistem ini adalah rute
perjalanan yang direkomendasikan. Rute perjalanan ini meliputi lokasi tujuan,
waktu tiba, keluar, dan waktu tunggu serta beda waktu antara kedatangan dengan
waktu yang dianjurkan untuk mengunjungi suatu lokasi wisata kuliner. Tabel 2
menunjukkan contoh data tempat wisata, jam buka dan tutup, waktu terbaik untuk
melakukan kunjungan, serta rencana lama kunjngan. Rute perjalanan yang
dihasilkan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3. Kolom beda pada Tabel 3
menunjukkan selisih waktu masuk (yang sebenarnya) dengan waktu terbaik untuk
melakukan kunjungan. Tampilan hasil program dapat dilihat dalam Gambar 4.
Selain meminimalkan total jarak tempuh antar tujuan wisata, GA juga
berusaha meminimalkan selisih waktu masuk (yang sebenarnya) dengan waktu
terbaik untuk melakukan kunjungan. Dalam program, pengguna dapat mengatur
kecenderungan meminimalkan jarak atau meminimalkan selisih waktu dengan
mengatur variabel bobot w1 dan w2. Misalkan pengguna cenderung untuk memilih
kesesuaian waktu kunjungan tanpa menghiraukan total jarak tempuh, maka dapat
ditentukan nilai w1 = 0 dan w2 = 1.
13
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15