PENDAHULUAN
1
BAB II
Adalah bagian dari cavum oris yang terletak disebelah luar, lebih
kecil, dan dibatasi oleh pipi serta bibir.
2
Gambar 1. anatomi cavum oris
Terdapat 3 musculus pada dasar mulut :
M. mylohyoideus
M. genioglossus
M. geniohyoideus
Sedangkan Nervusnya:
N. lingualis
N. chorda tympani
N. hypoglossus
Gambar 2.
3
a. Glandula/kelenjar saliva dalam mulut
Saluran dari kelenjar liur di pipi (glandula parotis), dibawah
lidah (Glandula sublingualis) dan dibawah mulut. Pada saat makan,
aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan
pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengadung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Pengeluaran air liur biasanya
diataur oleh rangsangan saraf, misalnya karena terstimulasi oleh
aroma makanan. Sekresi saliva normal sehari-hari berkisar 800-1500
ml dengan pH 6,0-7,0.
4
Gambar 4.
Sedangkan innervasi diperoleh dari :
N. auriculotemporalis (N. V3) untuk sensorik
N. glossopharyngeus untuk sekretorik
Plexus caroticus externus (symphatis)
N. facialis (parasymphatis)
Glandula Submandibularis
Terletak di dalam trigonum submandibulare dan dipisahkan
oleh ligamentum stylomandibulare.
Saluran keluarnya adalah ductus mandibularis Whartoni
yang panjangnya 5cm.
Glandula Sublingualis
Merupakan kelenjar liur yang paling kecil, terletak dibawah
membrana mucosa dasar mulut di sisi frenulum linguae.
Saluran keluarnya berjumlah 8-20 buah dan dibedakan atas:
Ductus subligualis major Bartholini yg bermuara ke dlm
ductus Whartoni.
Ductus sublingualis minor Rivini yang bermuara
sebagian ke Whartoni dan sebagian lagi ke plica
sublingualis.
5
Fungsi air ludah adalah untuk:
Melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat
dari gesekan.
Melumasi makanan supaya lebih mudah ditelan.
Ludan mengandung buffer yang membantu mencegah
pembusukan geligi dengan cara menetralkan asam dalam mulut.
Zat anti bakteri dalam ludah juga akan membunuh banyak
bakteri yang memasuki mmulut melalui makanan.
b. Lidah
6
Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan
dan mencampur makanan. Makna penting dari pengecapan terletak
pada fakta bahwa hal itu memungkinkan manusia memilih makanan
sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan
kebutuhan jaringan akan substansi nutrisi tertentu. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Papila filiformis
Papila fungiformis
Papila circumvallate
7
Gambar 7. Taste Bud
Musculi linguales :
M. Extrinsic linguae
M. genioglossus
M. hyoglossus
M. chondroglossus
M. styloglossus M. palatoglossus
M. Intrinsic linguae
M. lingualis superior
M. lingualis inferior
M. transversus linguae
M. verticalis linguae
8
Gambar 8. Otot-otot pada lidah
Vaskularisasi lidah :
9
Innervatio lidah :
Motorik :
Sensorik :
Pengecapan :
10
Rasa Manis, Rasa manis tidak dibentuk oleh satu golongan
kelas substansi kimia saja. Beberapa tipe substansi kimia yang
menyebabkan rasa ini mencakup gula, glokol,alkohol, aldehid,
keton,amida,ester,asam amino, beberapa protein kecil, asam
sulfonat,asam halogenasi dan garam-garam anorganik dari timah
dan berilium. Perhatikan bahwa kebanyakan substansi yang
membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik .
Rasa pahit. Rasa pahit ,seperti rasa manis tidak dibentuk hanya
oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi yang membentuk
rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organik. Dua
golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa
pahit adalah
Substansi organik rantai panjang yang mengandung
nitrogen dan
Alkaloid, Alkaloid meliputi banyak zat yang digunakan
dalam obat obatan seperti kuinin, kafein,striknin, dan
nikotin.
11
c. Gigi
Gigi susu
12
Gambar 12. Baby teeth
13
Gambar 13. Gigi permanen
14
Gambar 14. Struktur gigi
15
Sisanya adalah air sebanyak 10 % dan material anorganik 70
%. Secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan
jaringan pulpa. Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti
saluran yang disebut tubuli dentin dan berisi
sel odontoblast dan cairan tubuli dentin. Sel ini dianggap
sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa karena badan
selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya (yang
disebut serabut tomes) memanjang ke dalam tubuli-tubuli
dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang membuat
dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan kemampuan
untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.
Pulpa (bagian terdalam).
Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan
persyarafan bagi gigi. Pulpa gigi banyak memiliki kemiripan
dengan jaringan ikat lain pada tubuh manusia, namun ia
memiliki karakteristik yang unik. Di dalam pulpa terdapat
berbagai elemen jaringan seperti pembuluh darah, persyarafan,
serabut jaringan ikat, cairan interstitial, dan sel-sel seperti
fibroblast, odontoblast dan sel imun.
Di dalam pulpa, terdapat dua jenis serabut syaraf yaitu serabut
syaraf bermyelin (serabut A) dan tanpa myelin (serabut C).
Serabut sensorik pada pulpa berasal dari syaraf trigeminal dan
memasuki ujung akar pulpa melalui foramen apikal. Serabut
syaraf A terletak di daerah perbatasan dentin-pula, dan bila
terstimulasi maka akan terasa rasa sakit yang tajam. Sedangkan
serabut syaraf C terdistribusi di seluruh kamar pulpa, bila
serabut syaraf tipe ini terangsang maka akan terasa rasa sakit
yang lebih berat dan biasanya gigi telah mengalami cedera,
misalnya karena benturan atau karies mencapai pulpa
16
Sementum (bagian terluar), Semen gigi melapisi akar gigi
dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi.
Terdiri atas: Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi
dalam gusi. Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
Dentin, dan
Pulpa (bagian terdalam). Pada pulpa gigi terdapat banyak
pembuluh saraf dan pembuluh darah.
2. Faring
Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang bentuknya seperti
corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Ke atas,
faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan
berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus faucium, sedangkan
dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan ke
bawah berhubungan esofagus. Faring terdiri atas:
17
Nasofaring
Relatif kecil, mengandung serta berhubungan dengan erat dengan
beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada
dinding lateral faring, torus tubarius, kantong Rathke, choanae,
foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius.
Batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana. Kelainan
kongenital koana salah satunya adalah atresia choana.
Struktur Nasofaring :
Ostium Faringeum tuba auditiva muara dari tuba auditiva
Torus tubarius, penonjolan di atas ostium faringeum tuba auditiva
yang disebabkan karena cartilago tuba auditiva
Torus levatorius, penonjolan di bawah ostium faringeum tuba
auditiva yang disebabkan karena musculus levator veli palatini.
Plica salpingopalatina, lipatan di depan torus tubarius
Plica salpingopharingea, lipatan di belakang torus tubarius,
merupakan penonjolan dari musculus salphingopharingeus yang
berfungsi untuk membuka ostium faringeum tuba auditiva
terutama ketika menguap atau menelan.
Recessus Pharingeus disebut juga fossa rossenmuller. Merupakan
tempat predileksi Nasopharingeal Carcinoma.
Tonsila pharingea, terletak di bagian superior nasopharynx.
Disebut adenoid jika ada pembesaran. Sedangkan jika ada
inflammasi disebut adenoiditis.
Tonsila tuba, terdapat pada recessus pharingeus.
Isthmus pharingeus merupakan suatu penyempitan di antara
nasopharing da oropharing karena musculus
sphincterpalatopharing
Musculus constrictor pharingeus dengan origo yang bernama
raffae pharingei
Orofaring
18
Struktur yang terdapat di sini adalah dinding posterior faring, tonsil
palatina, fossa tonsilaris, arcus faring, uvula, tonsil lingual, dan
foramen caecum.
Dinding posterior faring, penting karena ikut terlibat pada radang
akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan
otot-otot di bagian tersebut.
Fossa tonsilaris, berisi jaringan ikat jarang dan biasanya
merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses.
Tonsil, adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan
ditunjang oleh jaringan ikat dan ditunjang kriptus di dalamnya.
Ada 3 macam tonsil, yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina, dan tonsil lingual, yang ketiganya membentuk lingkaran
yang disebut cincin Waldeyer. Epitel yang melapisi tonsil adalah
epitel skuamosa yang juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus
biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas,
bakteri, dan sisa makanan
Laringofaring
Struktur yang terdapat di sini adalah vallecula epiglotica,
epiglotis, serta fossa piriformis.
Fungsi faring yang terutama adalah untuk respirasi, pada waktu
menelan, resonansi suara, dan untuk artikulasi.
19
BAB III
PEMBAHASAN
Rongga mulut dan gigi merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi yang
penting dalam kaitannya dengan kesehatan tubuh. Dengan menjaga kesehatan
mulut dan gigi kita secara tidak langsung telah mengurangi resiko terkena
penyakit yang menyangkut kesehatan tubuh khususnya kesehatan rongga mulut
dan gigi. Beberapa penyakit yang biasa ditimbulkan akibat kurangnya menjaga
kebersihan rongga mulut dan gigi antara lain seperti karies, gingivitis dan
beberapa infeksi diakibatkan oleh bakteri.
1. BAKTERI
1.1. Bakteri pada rongga mulut
20
sebagai alat gerak, dan pili yang mirip flagella namun lebih pendek
(Kee,2001).
Kolonisasi flora normal yang terdapat pada rongga mulut umumnya
tidak bersifat patogen serta memiliki peranan penting dalam mekeanisme
sistem imun tubuh. Hal ini dikarenakan flora normal dapat mengahasilkan zat
yang dapat menghambat pertumbahan mikroorganisme lainnya dan bakteri-
bakteri patogen cenderung tidak dapat mengakses daerah-daerah yang dihuni
oleh bakteri flora normal. Namun apabila kondisi dimana sistem imun tubuh
rendah, flora normal tersebut dapat berubah sifat menjadi patogen dan dapat
menimbulkan suatu penyakit, misalnya karies, gingivitis, stomatitis, glossitis,
dan periodontitis (Aslim, 2014).
Selain bakteri flora normal, di rongga mulut juga terdapat bakteri
pathogen. Bakteri pathogen adalah bakteri yang mempunyai potensi untuk
menimbulkan penyakit (Irianto,2014). Bakteri patogen bisa berupa bakteri
yang asalnya dari luar tubuh (exogenous) bisa juga merupakan bakteri flora
normal (endogenous) yang karena kondisi tertentu berubah menjadi bakteri
patogen. Bakteri yang ada di rongga mulut manusia sebenarnya tidaklah
berbahaya jika masih dalam batas normal. Kondisi mulut sangat
mempengaruhi jenis bakteri yang hidup di rongga mulut. Kondisi mulut yang
sehat dapat memperkecil keberadaan bakteri patogen yang menyebabkan
penyakit pada rongga mulut. (Natadisastra,2009).
Pertumbuhan flora normal khususnya pada rongga mulut dipengaruhi
beberapa faktor, seperti suhu serta kelembaban yang tinggi pada rongga
mulut, ada tidaknya zat penghambat pertumbuhan flora normal, sisa-sisa
makanan yang diuraikan oleh bakteri menjadi asam yang akan menempel
pada email sehingga menyebabkan demineralisasi, serta beberapa faktor
lainnya yang menjadikan rongga mulut sebagai lingkungan yang ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Secara umum bakteri flora normal yang terdapat pada
rongga mulut, yaitu : Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus,
Neisseria sp, Corynebacterium,dan banyak lagi.
21
Streptococcus mutans
Streptococcus mutans adalah bakteri gram positif dan anaerob
fakultatif yang berbentuk bulat (coccus) dengan diameter 0,5-0,75 m
dan tumbuh optimal pada suhu 18-40C. Bakteri yang berasal dari filum
firmicutes ini umumnya membentuk pasangan atau rantai selama masa
pertumbuhannya, tidak berkapsul dan cenderung bersifat tidak bergerak
(nonmotil) karena tidak berflagel. Pada lingkungan yangasam bakteri
ini cenderung membentuk rantai mirip batang pendek dengan panjang
1,5-3,0 m (Jawetz, 2008).
22
kontribusi yang besar terhadap pembentukan karies pada gigi dan
berperan dalam pembentukan plak pada gigi (Filippis, 2012).
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang
menghasilkan enzim koagulase. Bakteri yang berasal dari famili
Staphylococcaceae ini berbentuk bulat dengan diameter berkisar 1m
yang hidup secara berkoloni. Pada umumnya bakteri ini dapat dijumpai
di rongga mulut, hidung, tenggorokan, ketiak, dan sela jari kaki.
Beberapa laporan menyatakan bahwa bakteri ini menetap pada rongga
mulut umumnya pada anak-anak. Staphylococcus aureus merupakan
bakteri yang tidak berspora dan tidak dapat bergerak. Bakteri ini dapat
tumbuh dengan cepat pada lingkungan yang aerobik dan suhu optimum
37C. Staphylococcus aureus tertanam dalam biofilm dan sangat sulit
untuk di musnahkan dengan regimen antibiotik standar. Infeksi bakteri
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan timbulnya kantung yang
berisi nanah, seperti abses dan bisul (Honeyman, 2002).
23
Neisseria sp
Neisseria sp. merupakan bakteri yang menghuni di permukaan
gigi. Bakteri yang berasal famili Neisseriaceae merupakan bakteri gram
negatif yang berbentuk bulat(Coccus). Pada umumnya bakteri ini hidup
secara berkoloni, namun terdapat pula yang hidunya secara
soliter.Neisseriapaling baik tumbuh pada lingkungan aerob, namun
beberapa spesies bakteri ini yang tumbuh di lingkungan anaerob.
Diameter koloni bakteri ini berkisar antara 0,1-3m. Koloni bakteri
Neisseria umumnya berwarna merah kekuningan. Bakteri ini mampu
tumbuh subur pada rentang suhu 35-37C (Genco, 2010).
Corynebacterium
Corynebacterium merupakan kelompok bakteri gram positif yang
berbentuk batang dan tidak dapat bergerak. Bakteri ini tidak
membentuk spora dan tumbuh subur pada suhu 37C dan ada yang
hidup secara aerob, fakultatif anaerob, dan saprofit. Bakteri yang
berasal dari filum Actinobacteria, famili Corynebacteriaceae
merupakan flora normal yang dominan terdapat pada kulit dan rongga
mulut. Bakteri ini tidak berkapsul dengan ukuran yang bervariasi
dengan lebar 0,5-1 m (Lestari,2010).
24
Gambar 19. Corynebacterium
Lactobacillus sp
Lactobacillus sp merupakan bakteri anaerob fakultatif, berukuran
1 m dan dapat tumbuh dengan subur pada suhu 30-37C. Bakteri ini
umumnya hidup secara berkoloni dengan warna koloni putih susu atau
agak krem. Bakteri ini berbentuk batang namun beberapa spesies
bakteri ini nampak bulat yang membentuk rantai pendek. Bakteri yang
berasal dari famili Lactobacillaceae ini umum dijumpai pada organ
pencernaan salah satunya rongga mulut. (Aryulina,2010).
25
Lactobacillus ini dapat juga merugikan dan bersifat patogen. Penelitian
menunjukan beberapa spesies Lactobacillus dapat menyebabkan karies
pada gigi(Aslim,2014).
26
peyakit sistemik seperti pneumonia dan kardiovaskular (Gurenlian, J. A. R.
2007).
27
sewaktu proses pewarnaan. Bentuk koloni dari bakteri ini pada media
agar darah adalah koloni bulat, dengan ukuran 1-2 mm, tidak berwarna
atu jernih, dan memiliki permukaan cembung dengan tepi rata (Brooks,
G.F., J.S. Butel dan S.A. Morse. 2005).
Sebenarnya bakteri Streptococcus Mutans adalah bakteri flora
normal penghuni rongga mulut namun flora normal ini dapat bertukar
sifat menjadi pathogen karena adanya faktor predisposisi yaitu
kebersihan rongga mulut. Gejala khas dari penyakit karies gigi ini adalah
demineralisasi atau dekalsifikasi substansi gigi yang dimulai pada
permukaan gigi dan berkembang kearah dalam (Sulistiyani, 2000).
28
Teori Multifaktorial Keyes menyatakan penyebab karies gigi
mempunyai banyak faktor seperti: host atau tuan rumah yang rentan,
agen atau mikroorganisme yang kariogenik, substratat/ diet/ lingkungan
yang cocok, dan waktu yang cukup lama. Untuk dapat terjadi karies.
Keempat faktor tersebut harus saling mendukung.
29
Streptococcus
Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang
mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk
rantai pendek, panjang atau berpasangan. Bakteri ini tidak membentuk
spora.Bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan
hewan. Klasifikasi bakteri dari genus Streptococcus disusun
berdasarkan sifat-sifat hemolitik yang dimiliki yaitu Streptococcus
hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik gamma. Berdasarkan
kombinasi sifat antigen, hemolitik dan fisiologisnya, genus dari
banteri ini dibagi menjadi grup A, B, C, D, F, dan G. Grup A dan D
dapat ditularkan pada manusia melalui makanan. Grup A terdiri dari
satu spesies dengan 40 tipe antigen. Spesies dari grup A tersebut
adalah S. pyogenes.
30
2. VIRUS
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang,
virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya.
Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada
ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
31
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas
kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang
yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi
bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi
lingkungan yang merugikan virus.
c. Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja.
Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan
materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus.
Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi
virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza,
HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor
virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau
serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai
ekor.
32
ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar
sel bakteri dan berfungsi lagi.
Fase Sintesis (pembentukan), DNA virus akan mempengaruhi
DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga
terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang
tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan
sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
Fase Asemblin (perakitan), Bagian-bagian virus yang telah
terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna.
Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu
daur litik.
Fase Litik (pemecahan sel inang), Ketika perakitan selesai,
maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan
enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
33
Fase Litik, Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri.
Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru
34
Secondary/ Recurrent Herpes Simplex Infection
Kelainan ini disebabkan oleh reaktivasi virus laten herpes simplex
(HSV). Pada infeksi sekunder HSV, awalnya lesi tampak sebagai
kumpulan vesikel pada batas vermilion, kulit perioral, atau
permukaan intraoral.Jika terjadi pada bibir, maka dinamakan herpes
labialis. Lesi intraoral mulai muncul secara unilateral dalam bentuk
vesikel kecil pada palatal atau attached gingiva. Vesikel tersebut cepat
pecah lalu sembuh dalam waktu 7-10 hari.
35
Primary Varicella Zoster
Disebabkan oleh virus varicella zoster, pada anak-anak
menyebabkan cacar air, dan jika direaktivasi kembali maka
menyebabkan herpes zoster.Lesi dapat terbentuk pada seluruh bagian
tubuh.Pada intraoral lesi dapat terbentuk pada bibir, palatum durum,
dan mukosa bukal.
36
Hand Foot And Mouth Disease
Disebabkan oleh virus coxsackie A-16 dan coxaskie strain A dan
B lainnya. Lesi intraoral bentuknya berupa vesikel yang dapat pecah
dan adanya rasa nyeri.
37
Paramyxoviridae Virus Infection : Rubeola
Disebabkan oleh virus dari family paramyxoviridae. Karakteristik
dari kelainan ini yaitu mempunyai lesi bernama kopliks spot pada
mukosa bukal dan labial. Pada kasus yang parah, tedapat hypoplasia
enamel pada gigi dalam perkembangan.
38
Herpangina
Herpangina dapat terbentuk karena sekumpulan bentuk dari virus
coxsackie strain A. Pasien akan mengeluhkan radang tenggorokan
disertai virus, kekurangan nafsu makan, abdominal pain (rasa nyeri
pada dada), dan muntah. Tampakan intraoralnya terdapat lesi
vesikuler sepanjang 1-2 mm.
German Measles
Disebabkan oleh togavirus.Pada intraoral terdapat papula
berwarna merah gelap, kecil, pada palatum durum dan molle.
3. JAMUR
Pengertian jamur secara umum, fungi (jamur) adalah oganisme
eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel
jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin.
39
Penyebab infeksi pada rongga mulut biasanya disebabkan oleh jamur.
Jamur ini disebut candida fungus. Biasa menyerang bagian rongga mulut,
saluran pencernaan, juga kulit pada banyak orang sehat. Namun, beberapa
penyakit tertentu, stress, juga bisa mengganggu keseimbangan kesehatan dan
menyebabkan jamur tumbuh tak terkendali lalu menyebabkan infeksi.
Selain itu penyakit karana jamur dapat ditimbulkan akibat dari penyakit
berat seperti penyakit diabetes yang tidak terkontrol, penderita leukemia atau
limfoma, juga pada penderita imunosupresif. Mukormikosis adalah suatu
infeksi jamur oportunistik yang disebabkan oleh jamur golongan mucoraceae
40
Pada rongga mulut, kandida albicans merupakan spesies yang
paling sering menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan
dalam berbagai penampilan berupa lesi putih atau lesi eritematus. Pada
keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa
terbakar (burning sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa
bukal. Akan diuraikan lebih lanjut mengenai gambaran klinis berbagai
kandidiasis pada rongga mulut.
3.2. Candidiasis
Infeksi yang terdapat pada rongga mulut dapat pula disebabkan
oleh berbagai macam jamur. Salah satunya candida albicans yang dapat
menyebabkan candidiasis. Ada berbagai macam candidiasis yaitu acute
pseudomembranous candidiasis, acute erytematous candidiasis, chronic
erytematous candidiasis dan chronic hyperplastic candidiasis.
a. Acute pseudomembranous candidiasis/Trush
Plak atau bercak putih seperti cotton wool / gumpalan susu yang
dikelilingi warna kemerahan, biasanya terletak di mukosa bukal
(paling sering), mukosa labial, gingiva dan lidah. Lunak, melekat pada
mulut. Terasa sakit, rasa terbakar/kering & perubahan rasa. Dapat
dikerok, meninggalkan daerah lecet kemerahan, terasa perih berdarah.
41
Patogenesis
Ketika seseorang mengalami gangguan imun, jamur ini akan bersifat
patogen. Bila terjadi infeksi, filamen dari jamur ini akan berkembang
dan meluas ke daerah apikal,dimana bentuk cabang lateral mulai
terlihat pada hifa dan mycelium, dan devisisel tunggal yang
dihubungkan dengan bentuk yeast. Adhesi kandida pada dinding sel
epitelial yang merupakan langkah penting pada infeksi awal
ditingkatkan oleh komponen dinding sel jamur seperti mannose,
reseptor Cd3, manoprotein, dansakarin. Proses ini akan diperberat
dengan faktor-faktor predisposisinya dan terus berlanjut sehubungan
dengan imunodefisiensi yang dialami oleh pasien.
42