Anda di halaman 1dari 8

Meski diolah, air Kali Bekasi

tak layak konsumsi manusia


Merdeka.com - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyatakan
bahwa air dari Kali Bekasi tak layak dikonsumsi karena tingginya
pencemaran. Berdasarkan urutan, kualitas air Kali Bekasi berada
paling bawah.

"Ada empat kelas air, kalau untuk diolah menjadi air minum itu
minimal di kelas kedua. Sementara Kali Bekasi keluar dari semua
kelas yang ada," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi
Jumhana Lutfi, Rabu (27/9).

Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001


tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Terakhir, kata
dia, air dari Kali Bekasi masuk dalam kelas terakhir atau kelas empat.

"Kalau untuk kelas itu bisa dipakai oleh ternak dan irigasi, tapi
sekarang kualitasnya lebih rendah lagi," katanya.

Menurut dia, penyebab ketidaklayakan air Kali Bekasi untuk


dikonsumsi karena limbah rumah tangga serta kontaminasi limbah
berbahaya dari sejumlah perusahaan di sepanjang bantaran sungai
itu.

Pada Januari lalu, sedikitnya 18 perusahaan di sepanjang bantaran


Sungai Cileungsi membuang limbahnya ke sungai tanpa proses
sterilisiasi di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Untuk itu, pihaknya meminta agar Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung-Cisadane segera melakukan restorasi di sepanjang kali itu,
mulai dari hulu sampai ke hilir atau minimal pertemuan kali Cikeas
dan Cileungsi.

"Kalau restorasi pakai anggaran daerah tidak cukup, karena butuh


biaya besar. Makanya kami meminta kepada pemerintah pusat,"
katanya.

Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata mengatakan,


pihaknya meminta pasokan air dari Kali Malang ditambah supaya air
dari Kali Bekasi kualitasnya lebih baik. Sebab air itu menjadi bahan
baku air bersih PDAM milik Pemkot Bekasi.

"Jangan hanya DKI yang disuplai banyak," kata Ariyanto. [cob]


Kali Bekasi Tercemar, 30.000 Pelanggan
PDAM Terdampak

BEKASI, KOMPAS.com - Pejabat Sementara (Pjs) Direktur


UtamaPDAM Tirta Patriot, Cecep Ahmadi membenarkan
pencemaran di KaliBekasi berimbas kepada warga Kota
Bekasi.
"Pencemaran ini tentu dampaknya kan ke masyarakat ada
sekitar 30.000 pelanggan kami," ujar Cecep saat ditemui di
Bendungan Bekasi, Selasa (26/9/2017).
Ia menjelaskan, warga mengeluhkan soal air yang
mengandung jentik dan cacing disebabkan karena kondisi air
baku yang tercemar.
Hal tersebut, kata Cecep, menyebabkan PDAM Tirta Patriot
selama tiga hari terakhir menghadapi masalah dalam
memproduksi air bersih.
"Kalau dilanjutkan (produksi) instalasi kami bisa bermasalah,
jadi akhirnya kami putuskan untuk berhenti. Kami coba
maksimal walaupun di sini tercemar kita masih dapatkan air
dari sodetan Palanta dari pihak Jatiluhur itu airnya bagus, tapi
volumenya hanya sedikit," kata dia.
Cecep menambahkan, jika kondisi air baku baik maka tidak
akan ada permasalahan. Namun, beberapa hari terakhir,
kondisi air baku memang kurang bagus.
Kotoran-kotoran dari air sungai yang tercemar bisa jadi sudah
masuk ke dalam pipa dan ikut mengalir ke masyarakat.
"Kemarin sebetulnya kita mau stop untuk menghindari itu, tapi
masyarakat tetap ingin dialirkan walaupun air kurang bagus,"
kata dia.
Namun, untuk saat ini Cecep menilai kondisi air baku sudah
membaik dan warga tak perlu khawatir.
Air Kali Bekasi yang Tercemar Limbah
Dimanfaatkan sebagai Sumber Air Minum
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Lutfi
mengatakan, jika limbah pabrik terus menerus dibuang
ke Kali Bekasi, maka bisa membahayakan warga Kota
Bekasi.
Sebab, kata dia, air kali tersebut digunakan Perusahaan
Daerah Air Minum untuk suplai air minum warga.
Kalau misalnya limbah terus dibuang ke kali (Kali Bekasi),
dan air kali (kualitasnya) di bawah baku mutu maka
berbahaya karena air kali ini digunakan untuk PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum), ujar Jumhana saat ditemui
usai penyegelan pabrik yang membuang limbah ke Kali
Bekasi, di Cikiwul, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Kamis
(20/7/2017).
(Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup: Kali Bekasi Tercemar
Limbah Pabrik)
Pabrik yang disegel ini disebutnya tidak mengantongi analisis
mengenai dampak lingkungan (Amdal) serta tidak memiliki
instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Jumhana juga mengatakan bahwa warga Kota Bekasi selama
ini masih memanfaatkan air kali.
Secara terpisah, Direktur Umum PDAM Tirta Patriot, Sugianto
mengatakan, air Kali Bekasi yang terlihat berwarna
belakangan ini tersebut mengandung senyawa kimia.
Menurut dia, air kali yang mengandung senyawa kimia
tersebut lebih susah diuraikan ketimbang air yang tercampur
lumpur.
Sugianto juga mengatakan, jika Kali Bekasi terus menurus
terkena limbah pabrik, air kali itu tidak bisa lagi digunakan
untuk kebutuhan warga Kota Bekasi.
Adapun pabrik yang telah mencemari Kali Bekasi yakni PT
Millenium Laundry di Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi.
Pabrik tersebut sudah disegel.
Pabrik itu mengelola usaha jasa pencucian dan pelusuhan
warna celana jeans baru sebelum dipasarkan. Aktivitas itu
menghasilkan limbah cair yang langsung mengalir ke Kali
Bekasi.
(Baca juga: Banyak Ikan di Kali Bekasi yang Mati karena Air
Tercemar)
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Kustantinah
mengatakan, hasil uji laboratorium limbah pabrik tersebut
melebihi baku mutu, di antaranya zat chemical oxygen
demand (COD) yang melebihi baku mutu hingga 200 persen
dan hexavalent chromium.
Kunstantinah mengatakan, jika kedua zat tersebut terindikasi
melebihi baku mutu, hal itu juga memengaruhi kualitas air
sungai. Air sungai akan mengandung logam berat yang
sifatnya beracun.
Tercemar Limbah, Kualitas Air Kali
Bekasi Kurang Baik untuk PDAM

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi memprotes air baku


dari saluran Tarum Barat (Kalimalang) hanya satu kubik per detik
untuk wilayah Kota Bekasi. Padahal, kebutuhan air bebas limbah
untuk warga Bekasi tersebut bisa mencapai lima kubik per detik.

Empat kubik sisanya disuplai dari Kali Bekasi, kualitas air jelas
berbeda dibanding dari Kalimalang, karena air tersebut sudah banyak
tercemar, ujar Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi, Ariyanto
Hendrata saat melakukan sidak di Bendungan Kali Bekasi pada
Selasa, 26 September 2017 kemarin.

Menurut Ariyanto, lima kubik kebutuhan air bebas limbah di antaranya


untuk produksi air bersih di PDAM Tirta Patriot sebanyak satu kubik,
air curah untuk PDAM Tirta Bhagasasi satu kubik, serta kebutuhan
irigasi mencapai tiga kubik. Lalu air Kalimalang untuk kebutuhan
warga Bekasi dan Jakarta.

Kalau Kali Bekasi tercemar berat, otomatis mengganggu produksi air


bersih, dampaknya pelayanan air kepada masyarakat, katanya. Saat
ini, Kali Bekasi sudah sering tercemar limbah berbahaya, yang
memaksa produksi air bersih di PDAM terhenti, karena menghitam
selama tiga hari.

Ariyanto menjelaskan, selama ini Kali Bekasi merupakan sumber


utama PDAM Air Tirta Bhagasasi. Sebab, ada dua peraoalan yang
berkenaan dengan pencemaran tersebut. Pertama, terkait banyaknya
perusahaan besar yang mencemari kali sehingga menjadi keruh.

Kedua, bisa juga dari pengelolaan yang buruk. Saat ini, sedikutnya
ada 18 perusahaan yang sudah masuk daftar penelusuran. Semua
perusahaan itu dinilai lalai dengan pengelolaan air di Bekasi.
Termasuk adanya informasi tidak memiliki Intalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL).

Selain itu, dia menyesalkan adanya dugaan kelalaian Dinas


Lingkungan Hidup yang dinilai tidak sigap dengan kondisi perairan
yang ada. Sehingga, dampaknya dirasakan masyarakat.

Pjs Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi, Cecep Ahmadi


menambahkan, Kota Bekasi hanya mendapatkan jatah dari air
Kalimalang sebanyak 1 kubik per detik. Jika yang dipasok lebih dari
itu, maka DKI Jakarta akan protes.Jika tercemar, mengganggu
produksi air bersih, tambahnya.

Cecep menginginkan suplai air baku semuanya dari saluran Tarum


Barat atau Kalimalang atau minimal tiga kubik dari kebutuhan lima
kubik. Dengan volume air steril lebih banyak, maka produksi air bersih
akan maksimal. Sebab, pihaknya melayani hingga 28.000 rumah.

Anda mungkin juga menyukai