Anda di halaman 1dari 5

Rencana Produksi Dan Opeasi

Rencana Produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain, yang
merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Rencana ini
menghubungkan kebutuhan pasar atau produk yang dipersyaratkan, aktivitas pengembangan dan
rekayasa, kapasitas produksi, rencana persediaan, keuangan, ketersediaan sdm, bahan baku, dan tingkat
imbal hasil investasi yang dpersyaratkan investor.

Kondisi internal mencerminkan kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada perusahaan, yang
akan mengaruhi strategi dalam mengelola peluang-peluang dan pencapaian tujuan perusaan. Rencana
induk harus mencerminkan optimalisasi penggnaan sumber daya perusahaan dan mencegak semaksimal
mungkin terjadinya kapasitas menganggur. Oleh karena itu, penyusunan rencana induk harus didasarkan
pada ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaannya,peluang dan ancaman yang dihadapi dan
usaha-usaha untuk melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Suatu rencana induk memuat tentang :

1. Jadwal induk produksi (master production schedule-MPS)


2. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi
3. Tingkat persediaan
4. Perencanaan keseimbangan lintas produksi

Bagaimana rencana produksi dan operasi terbentuk dan bagaimana rencana ini dijabarkan
dalam berbagai program yang berhubungan dengan produksi. Menjadikan rencana produksi utama
sebagai pedoman operasi dalam menunjang strategi pencapaian tujuan perusahaan, beberapa
pertanyaan mendasar harus dijawab oleh manajer operasi dalam merumuskan rencana produksi
tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi hal-hal berikut :

1. Apakah persediaan akan digunakan untuk menyerap perubahan permintaan selama periode
permintaan
2. Apakah perubahan-perubahan yang terjadi dalam volume produksi dan operasi akan
diakomodasi dengan cara mengubah umlah tenaga kerja
3. Apakah perusahaan akan tenaga kerja paruh waktu, atau waktu lembur jika terjadi lonjakan
permintaan yang melebihi kemampuan kapasitas yang tersedia untuk mengerjakannya dan
bagaimana perusahaan mengelola kapasitas menganggur jika terjadi penurunan permintaan
4. Apakah perusahaan akan menggunakan subkontraktor dalam mengantisipasi permintaan yang
berfluktuasi, sehingga kestabilan tingkat sdm dapat dipertahankan
5. Apakah perusahaan memutuskan untuk mengubah harga atau factor-faktor yang lain untuk
mempengaruhi permintaan

Jadwal Induk Produksi


Jadwal induk produksi membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat, sesuai
dengan rencana produksi,kemampuan teknis, ketersediaan sdm, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok,
dan berbagai pertimbangan lainnya. Jadwal produksi ini mendeskripsikan berapa jumlah produksi yang
harus dilakukan untuk setiap kelompok barang, kapan produk tersebut harus sudah siap untuk
diseahkan kepada konsumen, sumber daya apa saja yang harus tersedia untuk menghasilkan produk
sesuai dengan rencana operasi perusahaan dalam memenuhi spesifikasi pelanggan.

Peniaian Atas Penggunaan Kapasitas Produksi

Pertimbangan kebutuhan kapasitas berpengaruh secara mendasar terhadap jadwal produksi utama.
Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki kebijakan dan strategi yang tepat berkaitan dengan besaran
kapasitas yang harus dimiliki. Perusahaan harus memiliki dasar dan metode yang tepat dalam
meramalkan kebutuhan kapasitasnya di masa depan. Pengelolaan kelebihan dan penentuan sumber lain
jika terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi harus dituangkan dalam suatu pedoman
tertulis sehingga pengambilankeputusan berkaitan dengan kapasitas tidak bisa dengan tujuan produksi
dan operasi yang telah ditetapkan. Pertimbangan kapasitas ini harus mendasari terjadinya praktik
optimalisasi terhadap penggunaan kapasitas produksi.

Tingkat Persediaan

Secara umum persediaan pada industry manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku, barang dalam
proses, barang jadi, dan persedian perlengkapan. Untuk apa dan berapa besaran persediaan dibentuk,
harus secara tegas terdeskipsikan dalam kebijakan persediaan perusahaan. Keputusan tentang
persediaan bukanlah keputusan yang berdiri sendiri tetapi sangat berkait dengan keputusan-keputusan
lain sperti arus kas, jadwal produksi dan distribusi termasuk komitmen perusahaan dalam meningkatkan
nilai pelanggan. Kebijakan tenttang persediaan bahan baku harus memperhatikan hubungan permintaan
atas persediaan tersebut, apakah termasuk dalam kelompok permintaan independen atau permintaan
dependen. Hal ini penting sekali karena akan berpengaruh kepada metode permintaan atas persediaan
tersebut dalam men dukung efektivitas dan efisiensi, proses produksi dan operasi.

Perencanaan Keseimbangan Lintas Poduksi

Keseimbangan lintas produksi atau disebut juga keseimbangan lini produksi bertujuan untuk
memperoleh suatu arus produksi yang lancer guna memperoleh optimalisasi penggunaan fasilitas,
tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan waktu kerja antarstasiun kerja. Elemen-
elemen tugas dalam suatu aktivitas produksi dikelompokkan sedemikian rupa diantaa stasiun kerja,
sehingga diperoleh keseimbangan dalam penggunaan sumber daya produksi. Dengan demikian, tujuan
produksi tercapai dengan ekonomis, efektif, dan efisien. Melalui perencanaan keseimbangan lintas
produksi yang tepat dapat diperoleh suatu keseimbangan beban antara operator dengan mesin (
fasilitas produksi lainnya ) dalam aktivitas produksi, sehingga kemacetan/hambatan dalam lini produksi
dapat dihindari.

Secara teknis dalam menyusun keseimbangan lini ini, terdapat dua faktor penting yang
harus diketahui terlebih dulu, yaitu : 1) jumlah waktu seluruh tugas dan 2) waktu elemen tugas
terpanjang, agar waktu siklus yang minimum diketahui. Berdasarkan waktu siklus ini, kapasitas
keseluruhan (output) dapat dihitung dengan membagi waktu operasi dengan waktu siklus. Pemilihan
waktu siklus yang lebih pendek dapat menghasilkan kapasitas keluaran yang lebih besar, tetapi
membutuhkan jumlah stasiun keja yang lebih besar. Dalam praktiknya, pengelompokan penugasan
dalam mencapai keseimbangan lintas produksi dapat dilakukan dengan metode coba-coba. Metode ini
lebih sederhana sehingga mudah untuk diterapkan untuk kasus-kasus dengan jumlah elemen tugas yang
tidak banyak. Metode pengelompokan penugasan yang lain adalah metode heuristik yang memberikan
hasil lebih akurat pada kasus jumlah elemen penugasan yang sangat banyak. Metode ini
mengelompokan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi yang optimal dengan
prosedur sebagai berikut :

1. Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal ( tidak ada tugas lain yang
mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan )
2. Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia
3. Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksimal
4. Melanjutkan ke stasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur diatas sampai semua
penugasan selesai

Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah

Tranformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikikuti dengan peningkatan nilai tambah.
Nilai tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan manfaat yang di peroleh baik oleh
perusahaan maupun pelanggan. Penerapan teknologi mukhtahir ,metode teknologi inovatif dapat
meningkatkan efisiensi proses. Peningkatan daya guna produk dapat memberikan manfaat yang
lebih besar kepada pelanggan yang menggunakan produk tersebut.

Lean production, suatu metode produksi ramping, yang dikembangkan oleh produsen yang
menggunakan focus berulang dalam rancangan prosesnya mampu secara signifikan memberi
keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya.

Keunggulan lean production, didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimal
mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan
bersaingnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi :

1. Penghapusan persediaan ( zero inventory )


2. Tingkat cacat nol ( zero defect )
3. Meminimalkan kebutuhan tempat ( areal )
4. Kemitraan dengan pemasok
5. Tanggung jawab pemasok
6. Meminimalkan aktivitas yang tidak menambah nilai
7. Pengembangan angkatan kerja
8. Menciptakan tantangan dalam bekerja

Penghapusan Persediaan

Produsen dengan lean production memfokuskan produksi dan operasinya pada penurunan (
penghapusan ) persediaan. Metode ini menggunakan just in time dalam menurunkan persediaan dan
pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut. Mereka menurunkan waktu pemrosesan dan
biaya, dalam meningkatkan efisiensi proses operasinya.

Zero Defect

Metode produksi ini membangun suatu system produksi dan operasi yang dapat membantu karyawan
memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan proses produksi dilakukan dengan
lebih matang untuk mencegah terjdinya kegagalan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan.

Meminimalkan Kebutuhan Tempat ( Areal )

Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat (areal) dalam
proses produksi. Penataan fasilitas produksi yang terintegritas dengan gudang penyimpanan bahan baku
dan/atau produk jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat tanpa mengganggu jalannya proses
produksi.

Kemitraan Dengan Pemasok

Melibatkan pemasok ke dalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan model yang banyak
dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun hubungan yang erat
(kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan kepadanya,
pemasok menjadi memahami dengan baik kebutuhan perusahaan dan bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan
waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia di perusahaan.

Meminimalkan Aktivitas yang Tidak Menambah Nilai


Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus menerus,
perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan aktivitas-aktivitas yang tidak berguna (tidak
menambah nilai) baik bagi pelanggan maupun perusahaan.

Pengembangan Angkatan Kerja

Dengan secara terus menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi, komitmen
karyawan dan pemberdayaan kelompok-kelompok kerja, metode ini secara konsisten mengemangkan
angkatan kerja.

Menciptakan Tantangan Dalam Bekerja

Pemberdayaan dan pelibatan karyawan dalam keberhasilan perusahaan dapat menimbulkan tantangan
tersendiri pada kayawan dan mendorong mereka untuk bertanggung jawab dan berprestasi.

Selanjutnya lean production, mengidentifikasi tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan operasi
perusahaan tidak efisien,meliputi :

1. Produksi yang lebih besar dari kebutuhan (penumpukan persediaan)


2. Waktu tunggu dan/atau waktu menganggur
3. Penanganan material yang terlalu sering
4. Persediaan (bahan baku dan/atau barang jadi)
5. Pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi pokok
6. Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan)
7. Pengolahan kembali produk cacat

Perusahaan yang mengoperasikan bisnisnya dengan komitmen peningkatan nilai tambah akan selalu
berinovasi dan mengembangkan metode operasi yang semaksimal mungkin mengeleminasi aktifitas
tidak bernilai tambah. Rasio input terhadap output berada pada tingkat yang optimal dimana seluruh
sumber daya yang digunakan akan menghasilkan output pada tingkat produktivitas yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai