Anda di halaman 1dari 3

A.

Klasifikasi Imunisasi Berdasarkan Jenis Penyelenggaraannya

Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan menjadi Imunisasi

Program dan Imunisasi 2.

1. Imunisasi Program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai

bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan

masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Imunisasi Program harus diberikan sesuai dengan jenis Vaksin, jadwal atau

waktu pemberian yang ditetapkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Imunisasi Program terdiri 2 :

Imunisasi rutin : Imunisasi rutin terdiri atas Imunisasi dasar dan

Imunisasi lanjutan

Imunisasi tambahan : Imunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasi

tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling

berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada

periode waktu tertentu.

Imunisasi khusus : Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi

seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi

tertentu.

2. Imunisasi Pilihan adalah imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang

sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari

penyakit tertentu. Imunisasi Pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap

2 :

pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh pneumokokus;

diare yang disebabkan oleh rotavirus;


influenza;

cacar air (varisela);

gondongan (mumps);

campak jerman (rubela);

demam tifoid;

hepatitis A;

kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papillomavirus;

Japanese Enchephalitis;

herpes zoster;

hepatitis B pada dewasa;

demam berdarah.

B. Klasifikasi Imunisasi Berdasarkan Kekebalan

1. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif merupakan proses pemaparan tubuh terhadap antigen untuk

menstimulasi respon imun adaptif (spesifik) yang membutuhkan waktu beberapa

hari/minggu untuk terbentuk namun dapat bertahan lama bahkan sampai seumur

hidup. Imunisasi aktif bisa terjadi melalui proses alami atau buatan.5

Dalam imunisasi aktif buatan, dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau

yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam

cuaca ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah

direaktifasikan dengan suntikan booster antigen.6

Vaksin hidup dibuat dalam tubuh seseorang atau dari kuman yang dilemahkan

dan dapat menyebabkan gejala penyakit ringan serta dapat menimbulkan respon

imun seperti yang terjadi pada infeksi alamiah. Vaksin mati merupakan bahan
(seluruh sel atau komponen spesifik) asal patogen seperti toksoid yang

dinonaktifkan, tetapi tetap imunogenik.6

2. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif diklasifikasikan sebagai imunisasi pasif alami atau buatan.5

Imunisasi pasif (alamiah) dapat diperoleh melalui transfer antibodi dari ibu.6

Imunisasi pasif (buatan), yaitu pemberian langsung antibodi tertentu kepada anak

atau orang dewasa. Antibodi ini diambil dari donor dan kemudian diproses

sehingga hasil akhir mengandung konsentrasi antibodi yang tinggi lalu diberikan

kepada pasien.7

Anda mungkin juga menyukai