Anda di halaman 1dari 46

BUDIDAYA BAWANG MERAH

1. Syarat Tumbuh
a. Bawang merah tumbuh dengan di dataran rendah hingga dataran tinggi pada sekitar
1000 dpl
b. Hasil produksi terbaik pada dataran rendah dengan iklim 25-32 C , dengan
penyinaran 75%
c. Persyaratan tanah : gembur, subur dan banyak mengandung bahan organik
d. Jenis tanah yang paling bagus yaitu lempung berpasir atau lempung berdebu
e. pH tanah 5-5 -6,5
f. drainase dan aerasi tanah diusahakan yang bagus
2. Pengolahan Tanah Kering
a. Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
b. Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180
cm
c. Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan
kedalaman 50 cm.
d. Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit/kapur pertanian dosis + 1,5 ton/ha
disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
e. Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO)
dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata
di atas bedengan.
3. Pupuk dasar
a. Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas
bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
b. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2
dicampur rata dengan tanah di bedengan.
4. Pemilihan Bibit
Sebelum Anda menanam bibit, sebaiknya tanah sudah disiram terlebih dahulu, kalau
diperlukan buatlah atap yang bisa mengayomi bibit bawang merah dan panas yang terik atau
hujan.
Untuk syarat pemilihan bibit seperti berikut ini ;
a. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
b. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan
(umbi masih ada daunnya)
c. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos),
kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
d. Atau anda bisa menguunakan bibit dari biji yang sudah terbukti bebas penyakit layu
dan bersertifikat dari deptan. Sebagai solusi dari mahalnya bibit umbi untuk
kebutuhan per hektarnya.
5. Masa Tanam
A. Jarak Tanam
a. Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
b. Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
B. Cara Tanam
a. Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
b. Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
c. Simpan selama 2 hari sebelum tanam
d. Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke
dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
6. Pemupukan
Dalam budidaya bawang merah kita menggunakan 2 bentuk pupuk ;
a. Pupuk dasar yaitu pupuk kandang bisa sapi atau kambing 15-20 ton/ha atau kotoran
ayam 5-6 ton/ha atau kompos 2,5 ton/ha. Pupuk buatan juga diperlukan TSP 150-200
kg/hektar. Langkah-langkah memberikan pupuk dasar yaitu dengan menyebar dan
mengaduk rata dengan tanah 1-3 hari sebelum tanam.
b. Pupuk susulan yaitu berupa urea 150kg/ha, Za 300 kg/ha, dan KCL 150/ha.
Pemupukan susulan yang pertama dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan
pemupukan susulan kedua yaitu pada umur 1 bulan setelah tanam dengan 1/2 dosis.
7. Penyiraman dan Penyiangan
Yang perlu diingat bahwa bawang merah memerlukan banyak air, namun dia tidak
tahan terhadap genangan atau tanah yang becek. Penyiraman sebaiknya dilakukan
menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman dilakukan 2 (dua) kali
yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan
sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Cara penyiraman lainnya yakni cara leb
(memasukkan air ke bedengan hingga merata) digunakan di lahan persawahan, untuk lahan
kering tetap dengan gembor atau selang. Apabila digunakan cara ini (leb), sebaiknya
dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara leb dapat dilakukan
setiap 3 -4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali
yakni pada saat tanaman berumur 10 -15 hari dan 28 35 hari (sebelum pemupukan susulan).
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma di sekitar tanaman.
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama-hama penting pada budidaya bawang merah serta cara pengendaliannya adalah sebagai
berikut.
Ulat daun bawang (Spodoptera exiqua). Gejala serangan : pada daun yang terserang
terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke
dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang
daun terkulai. Cara pengendalian : rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan
pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC,
atau Bayrusil 35 EC.
Trips (Trips tabaci Lind.). Gejala serangan : terdapat bintik-bintik keputihan pada helai
daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi
pada musim kemarau. Cara pengendalian : mengatur waktu tanam yang tepat, atau
secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau
Bayrusil 35 EC.
Ulat tanah (Agrotis epsilon). Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan
mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga
kebersihan areal pertanaman.
Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri). Gejala serangan : pada daun yang
terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap,
lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam.
Serangan umumnya terjadi pada musim hujan. Cara pengendalian : rotasi tanaman,
melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang
menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan
fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4
F.
Nematoda akar (Ditylenchus dispaci). Gejala seranga : tanaman kerdil dan tidk mampu
membentuk umbi. Cara pengendalian : pemberian Furadan 3G sebanyak 20-80 kg per
hektar.
9. Panen dan PascaPanen
Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur 65-75 hari setelah tanam. Tanaman yang
telah siap dipanen memiliki ciri-ciri :
a. Tanaman telah cukup tua, dengan hampir 60-90% batang telah lemas dan daun
menguning
b. Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian tersembul di permukaan tanah
c. Warna kulit umbi mengkilat atau memerah
d. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan
agar tanah yang menempel pada umbi dibersihkan. Biarkan umbi beberapa jam pada
bedengan, kemudian diikat (1-1,5 kg/ikat)
e. Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari).
Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil
menggunakan tali bambu. Selanjutnya ikatan dijemur kembali dengan posisi umbi di
atas (selama 2-3 hari),
f. Bila umbi telah kering, umbi siap disimpan di gudang atau di para-para.atau dilakukan
pengasapan agar tidak mudah busuk dan tahan lama.

BUDIDAYA BAWANG PUTIH


1. Waktu tanam
Waktu tanam bawang putih sebaiknya dilakukan pada saat menjelang musim kemara
tiba, walaupun bawang putih memerlukan air yang banyak dalam kelangsungan hidupnya,
namun kondisi tanah yang terlalu becek kurang baik bagi perkembangan bawang putih.Maka
diusahakan penanaman bawang putih sebaiknya pada bulan April sampai Juni, dimana bulan-
nulan tersebut sudah memasuki musim kemarau.

2. Pemilihan bibit yang akan ditanam


Pemilihan bibit yang berkualitas sangat penting, karena hasil dari bibit yang berkualitas
akan memberikan hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas biasanya
para petani bawang putih memilih dua cara. Pertaman, dengan cara membeli bibit, dengan
cara ini pemilihan bibit cukup efektif dari segi waktu tidak harus menanam bibit sendiri yang
membutuhkan waktu. Jika membeli bibit yang perlu diperhatikan adalah ukuran umbinya,
pilihlah ukuran umbi yang kecil atau yang sedang, selain harganya relative lebih murah
penanganannya pun lebih mudah. Dan satu hal yang perlu diperhatikan dalam membeli bibit
yaitu pilih yang sudah bersertifikat karena kualitasnya terjamin.
Untuk bibit sendiri, sebaiknya gunakan tempat khusus untuk menanam, jangan sampai
tercampur dengan tanaman yang akan dikonsumsi. Jarak yang ideal untuk bibit ini yaitu
10cm x 10cm. dengan jarak tanam tersebut akan menghasilkan umbi bawang putih berukuran
sedang yang lebih tinggi dan berjumlah lebih banyak.
Kebutuhan bibit untuk budidaya bawang putih tergantung luas area, ukuran bibit, dan jarak
tanam. Jika jarak tanam yang dibuat antara 10-15cm, maka bibit yang dibutuhkan 600.000
buah suing setiap hectare. Jika setiap suing beratnya 3 gram, bibit yang dibutuhkan sekitar
1.350-1.400 kg bawang putih setiap hectare.
3. Pengolahan tanah
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pengolahan tanah yang akan ditanami bawang putih
sangat penting supaya bawang yang ditanam tumbuh dengan subur. Pengolahan tanah yang
harus dilakukan, meliputi penggemburan tanah, pembuatan bedengan, pengapuran tanah,
terutaman untuk tanah yang bersifat asam, dan pemberian pupuk dasar.
Penggemburan tanah. Tanaman bawang putih akan dapat tumbuh dengan baik apabila
tanahnya gembur. Penggemburan bisa dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor. Setelah
itu siap dibuat bedengan-bedengan. Pembuatan bedengan. Hal pertama yang harus dilakuakn
untuk pembuatan bedengan ialah dengan menggali tanah untuk parit atau saluran air. Ukuran
dan kedalaman saluran sekitar 40 cm. tanah galian dari parit, disimpan di kiri kanan parit, dan
digunakan untuk membuat bedengan. Panjang bedengan biasanya sekitar 300 m dengan lebar
80 cm dan tinggi 15-30 cm.

4. Teknik menanam
Cara menanam bawang putih, umbi bawang putih yang akan ditanam terlebih dahulu
dipipil atau dipecah, untuk mempermudahnya umbi dijemur selama beberapa jam. Sebelum
ditanami bedengan dibasahi terlebih dahulu, kemudian bibit yang berupa suing ditanam
dilubang yang telah dipersiapkan. Lubang tanam jangan terlalu dalam supaya suing tidak
terbenam semuanya, kedalaman suing yang ditanam sekitar 3-4 cm, agar tidak mudah busuk
dan tidak mudah rebah. Posisi suing harus tegak lurus dan ujung suing menghadap ke atas,
kalau terbalik tanaman akan tumbuh tidak sempurna. Setelah selesai penanaman kemudia
permukaan tanah ditutupi dengan jerami untuk menjaga kondisi permukaan tanah.

BUDIDAYA BAWANG DAUN


a. Pembenihan
Memperbanyak bawang daun dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara generatif
dengan menggunakan benih atau biji, serta cara vegetatif dengan memisahkan anakan dari
rumpun pokok. Untuk cara generatif langkah-langkah pembenihan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Siapkan bedengan sebagai tempat persemaian, dan buatlah lubang beralur memanjang
sedalam 1 cm, dengan jarak antar alur sekitar 10 cm. Jika persemaian dilakukan di
dalam polybag, tanamlah 1 2 biji benih ke dalam setiap polybag dengan kedalaman
sekitar 10 cm.
b. Tempat persemaian yang telah ditanami benih tersebut selanjutnya ditutup dengan
karung basah atau dengan daun pisang, dan tidak dibuka hingga benih berkecambah.
c. Benih yang telah berkecambah itu disiram secara rutin setiap pagi dan sore, serta
diberi pupuk, bisa pupuk cair organik, ZA, atau urea. Jika menggunakan pupuk cair
organik, tambahkan dengan air terlebih dahulu untuk diencerkan sebelum disiramkan,
begitu juga jika menggunakan urea serta ZA, sebaiknya dilarutkan terlebih dahulu ke
dalam air.
d. Jika bibit bawang daun sudah berumur 2 bulan dengan tinggi sekitar 10 15 cm, bibit
tersebut sudah siap untuk dipindah ke lahan pembesaran.

Untuk pembiakan secara vegetatif atau memisahkan anakan dari rumpun utama, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah tanaman bawang daun yang memiliki rumpun banyak, segar dan tidak
terserang penyakit serta berumur 2,5 bulan atau lebih.
b. Galilah dengan kored atau tangan rumpun bawang daun berikut akarnya, dan jangan
dicabut.
c. Anakan bawang daun yang sudah dipisahkan dari rumpunnya kemudian dibersihkan
akar-akarnya dari tanah, dan dibuang daun serta akarnya yang sudah tua atau yang
terlihat layu.
d. Jika rumpun anakan terdiri dari cukup banyak batang anakan, pisahkan menjadi
beberapa bagian, dimana setiap bagiannya terdiri atas 1 3 batang.
e. Papaslah sepertiga bagian daun dari atas, guna mengurangi penguapan dan untuk
merangsang pertumbuhan tunas baru.
f. Begitu selesai dipisahkan dari rumpunnya dan dibersihkan, anakan bawang
sebaiknya segera ditanam. Jika masih harus disimpan, usahakan menyimpannya di
tempat yang lembab dan teduh serta tidak lebih dari satu minggu.
b. Pembuatan Media Tanam
Media tanam bawang daun bisa menggunakan bedengan tanah, atau dengan
memanfaatkan polybag buat yang lahannya terbatas. Untuk media tanam yang menggunakan
bedengan, cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Galilah tanah memanjang dengan cara mencangkulnya sedalam 30 40 cm dengan
lebar 0,6 1 meter, dan masukkan pupuk kandang ke dalam galian tanah tersebut
sebanyak 10 -15 ton untuk setiap hektar tanah.
b. Di antara satu bedengan dengan bedengan lainnya, pisahkan dengan parit selebar 20
30 cm.
c. Jika PH tanah kurang dari 6.5, lakukan pengapuran dengan menggunakan kapur
dolomit sebanyak 1 2 ton perhektar. Campur kapur tersebut secara merata dengan
tanah yang ada di dasar parit.
d. Buatlah lubang tanam sedalam 10 cm dengan jarak 20 x 20 cm. Setelah lubang tanam
selesai dibuat, benih bawang daun siap untuk ditanam di lubang tersebut.
Untuk media tanam yang menggunakan pot atau polybag, langkah pembuatannya
adalah sebagai berikut:
e. Siapkan tanah, arang sekam dan kompos yang dicampur dengan perbandingan 2:1:1,
atau campuran tanah dengan pupuk kandang dengan komposisi 2:1 dan aduk hingga
merata.
f. Pastikan campuran media tanam tersebut gembur, subur, mengandung banyak bahan
organik, serta tingkat keasaman berkisar antara pH 6.5 7.5
g. Media tanam yang telah tercampur merata tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam
pot atau polybag berukuran 0.08 x 30/15 x 30 dan dipadatkan dengan tangan.
Pot/polybag tersebut siap untuk ditanami dengan benih.

c. Cara Tanam dan Perawatan


a. Usahakan waktu tanam dilakukan saat sinar matahari tidak terlalu terik, agar laju
respirasi tidak terlalu tinggi. Waktu yang tepat tersebut tentunya pada pagi atau sore
hari.
b. Agar akar tidak terserang jamur, sebelum ditanam, benih bawang daun terlebih dahulu
direndam ke dalam larutan fungisida dengan dosis rendah antara 30 50%, selama 10
15 menit.
c. Masukkan bibit bawang daun dengan posisi tegak berdiri ke dalam lubang tanam
sedalam +/- 10 cm, dan tutup kembali lubang tersebut. Siramlah bibit yang baru
ditanam agar kondisi media tanam tetap lembab.
d. Pada awal pertumbuhan, penyiraman harus dilakukan setiap hari, namun tidak boleh
berlebihan, apalagi sampai becek oleh genangan air, karena hal ini dapat
menyebabkan membusuknya akar.
e. Waktu terbaik untuk melakukan penyiraman pada pagi hari sebelum jam 09.00 atau
pada sore hari setelah pukul 15.00.
f. Setelah berumur sekitar 2 minggu, frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi 2
3 hari sekali.
g. Saat bawang daun berumur 4 minggu, berikan kompos atau pupuk kandang sebanyak
satu genggam dan taburkan di sekitar batang bawah tanaman. Pemupukan bisa juga
dengan menggunakan urea atau ZA dengan cara melarutkannya ke dalam air dan
menyiramkannya pada media tanam. Pemupukan dengan cara yang sama, harus
dilakukan lagi saat tanaman berumur 8 minggu.
h. Jika dibutuhkan, dapat pula ditambahkan pupuk organik cair atau pupuk daun dengan
cara disiramkan ke media tanam atau disemprotkan secara merata pada daun.
Penambahan pupuk ini bisa dilakukan sejak tanaman berumur 10 hari dan terus
diulang setiap 10 hari sekali.

d. Panen
Pada umur 2,5 bulan sejak bibit ditanam, bawang daun sudah siap untuk dipanen. Ciri-
ciri dari bawang daun yang siap panen adalah memiliki jumlah rumpun yang banyak dengan
sebagian daun menguning. Jika untuk kebutuhan harian, panen dapat dilakukan kapan saja
tanpa harus menunggu tanaman harus siap panen secara keseluruhan, yakni dengan
mengambil sebagian bawang daun yang bisa dipanen dan membiarkan sisanya tumbuh lebih
besar. Waktu terbaik untuk memanen pada pagi atau sore hari.
Demikian panduan budidaya bawang daun yang dapat dilakukan di lahan terbuka
maupun memanfaatkan lahan sempit dengan menggunakan pot atau polybag. Jika ditanam di
lahan terbuka, untuk setiap hektar lahan dapat menghasilkan sekitar 10 40 ton, tergantung
dari beberapa faktor seperti tingkat kesuburan tanah yang ada di media tanam tersebut,
tekhnis budidaya, kualitas benih, serta kecocokan geografis.
BUDIDAYA CABAI

1. Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan,
kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai
media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan
didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang
benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari
persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 23 hari (berdaun 2 4 helai). Bila bibit
terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya
menurun (rendah).

Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :


a. Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh. Lahan bukan bekas
pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna
menghindari risiko serangan penyakit.
b. Outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px;
padding-top: 0px;> Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas
tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
c. Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.

2. Persiapan Lahan
Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah mempersiapkan lahan.
Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan.
Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat
menanam cabe. Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar
tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik
khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe
dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.

3. Persiapan Bibit
Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang
berkualitas yang bisa Anda dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya.
Anda juga bisa memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu sendiri.
Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah diisi campuran tanah dan
pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah
tetap basah dan lembab. Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap
dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.

4. Penanaman
Salah satu teknik budidaya cabe meliputi cara penanamannya. Pilihlah bibit cabe yang
sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai. Lepas
plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik
(lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas,
segera beri pupuk dan air secukupnya.

5. Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya
cabe. Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta
penyakit. Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering,
sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa
menggunakan obat atau pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.

6. Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi
hari. Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga
tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang
kering dan sejuk.

BUDIDAYA TOMAT
1. Syarat Tumbuh.
Tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya.
Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700 m dpi), dataran medium
(200 m - 700 m dpi), dan dataran rendah (kurang dari 200 m dpl). Faktor temperatur dapat
mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi (di atas 32C) warna buah tomat
cenderung kuning, sedangkan pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak
merata. Temperatur ideal dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara
24C - 28C yang umumnya merah merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang
tinggi, berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat.
kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %. Tanaman tomat
memerlukan intensitas cahaya matahari sekurangkurangya 10-12 jam setiap hari
(Sastrahidayat. 1992).

2. Persemaiaan Benih tomat


Benih tomat martha harus disemai dulu sebelum ditanam. Persemaian dilakukan didalam
kotak pesemaian (tray), media persemaian adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk
kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan kedalam kotak pesemaian
(tray), benih dipelihara hingga umur 25-30 hari setelah semai..

3. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah untuk tanaman tomat adalah meliputi pembersihan lahan pembajakan
atau pencangkulan dan pembuatan bedengan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dengan
tujuan Akar bagian tanaman yang ada dalam tanah dapat tumbuh lebih sempurna, umput liar
dapat dikendalikan tumbuhnya Peredaran udara lebih mudah dan luas, sehingga
menyebabkan zat-zat makanan di dalam tanah dapat lebih sempurna, Air yang berlebihan
dapatb mudah meresap atau menguap., Akar-akar tanaman dapat menembus tanah lebih
mudah dan dalam.(Kanisius 1992).

4. Pemupukan Organik dan Non Organik.


Pemberian pupuk kandang diberikan dengan cara diratakan diatas tanah bedengan.
Pupuk kandang selain dapat memperbaiki sifat biologis tanah juga dapat memperbaiki sifat
kimia dan fisik tanah, pupuk kandang juga perlu diberikan pada tanaman sayuran yang
banyak mengkonsumsi nitrogen sehingga nitrogen sangat menentukan kuantita dikonsumsi
pada fase vegetatif . Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1:
berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan diatas
bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan 100 g.

5. Penanaman
Apabila lahan sudah siap, maka bibit dapat segera ditanam. Yang perlu diperhatikan
dalam penanaman adalah waktu tanam dan[B] jarak tanam[/B]. Waktu tanam berkaitan erat
dengan iklim. Ada tanaman yang cocok ditanam di musim penghujan, sedangkan Jarak tanam
disesuaikan dengan morfologi tanaman dan tingkat kesuburan tanahnya. Mengatur jarak
tanam berarti memberi ruang lingkup hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman. Dengan
mengatur jarak tanam ini akan diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur sehingga
mudah dalam melakukan pengelolaan tanaman selanjutnya Bibit yang sudah siap tanam
dicabut dipersemaian beserta akarnya jika bibit berasal dari persemaian plastik atau tray 25-
30 hari setelah semai bibit langsung ditanam pada lubang tanam dengan jarak 70x60 cm,
Sewaktu penanaman bibit diusahakan tanaman tomat tidak menyentuh tanah, agar tanaman
tidak membusuk dan terkena penyakit akibat kotoran disebabkan oleh tanah, saat yang paling
tepat untuk penanaman tomat adalah 2-4 minggu sebelum hujan terakhir. Penanaman
dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak layu dan dapat beradaptasi pada lahan yang
ditanami.

6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman sayuran banyak membutuhkan air seperti halnya tanaman
tomat, sayuran daun mengandung waktu penyiraman yang baik ialah pada sore hari
perlu diketahui bahwa maksud penyiraman adalah :
a. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari;
b. Mengembalikan kekuatan tanaman pada keadan tanaman dimalam hari;
c. Penambahan terhadap tanaman yang kekurangan air.
Penyiraman hendaknya dilakukan dengan hatihati, dan diusahakan tidak atau jangan
sampai mengenai daun karena tanaman akan mudah menderita penyakit seperti virus.
Penyiraman yang dilakukan penyusun menggunakan alat berupa selang dan dilakukan
pada sore hari dengan tujuan mengurangi penguapan.

b. Penyulaman
Bibit tomat yang baru ditanam, baik melalui persemaian maupun langsung
ditanam tidak semuanya dapat tumbuh dan bertahan menjadi tanaman dewasa
beberapa diantaranya pasti ada yang mati salah satu cara mengatasinya adalah
melakukan penyulaman, caranya saat tomat berumur 714 hari setelah tanaman
lakukan penggantian bibit yang mati dengan bibit yang baru dan diambil dari bibit
terdahulu atau bibit yang ditanam dengan selang waktu 714 hari dari awal
penyemaian. Jika dalam 3 mingu setelah tanam masih ditemukan bibit yang mati tidak
perlu lagi dilakukan penyulaman, sebab penyulaman pada umur lebih, dari 3 minggu
akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhan dan umur panennya tidak seragam
sehingga akan menyulitkan penanaman.

c. Penyiangan dan /Pembumbunan


Penyiangan harus dilakukan manakala tampak bahwa telah tumbuh gulma yang
mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya pelaksanaan penyiangan dibarengi
dengan pembumbunan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dapat dilakukan 2 atau 3
kali atau sesuai dengan kondisi lapang. penyiangan dilakukan dengan cara dicabut
menggunakan tangan dan yang sulit dicabut menggunakan cangkul atau kored.

d. Pemupukan
Pupuk biasanya diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Dapat
diberikan pada tanah atau lewat daun atau bagian tanaman lain. Sebagai pupuk dasar
bisa digunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan berupa pupuk NPK yang
diberikan 2 - 3 kali selama pertumbuhannya dengan cara ditugal kan pada setiap
tanaman. NPK 15-15-15 sebanyak dosis 2 gram/tanaman.

e. Pemangkasan
Tanaman yang berupa perdu atau pohon umumnya perlu pemangkasan.
Pemangkasan ini dimaksudkan antara lain untuk membentuk pohon, mengurangi
daun, mempercepat pembuahan, meremajakan tanaman, dan lain-lain. Tujuan
membentuk pohon adalah agar dapat berbunga atau berproduksi lebih banya.
Pengurangan daun dimaksudkan untuk mendapatkan hasil assimilasi bersih yang
optimum. Dengan pemangkasan juga dimungkinkan mempercepat proses pembuahan.
Tetapi adakalanya pemangkasan dilakukan untuk peremajaan tanaman
(rejuvenilisasi).
f. Pengikatan
Pengikatan pohon dimaksudkan untuk menghindari tanaman tomat roboh pada
saat berbuah dan supaya tanaman tomat tersebut dapat tumbuh tegak
g. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada tomat dilakukan seminngu 2 kali
tergantung intensiitas srangan hama dan penyakit yang menyerang.
7. Panen dan pasca panen
Panen buah tomat di panen pertama kali pada umur 90 hari sejak pindah tanam. Lalu
selama 35 hari sekali sampai buah habis, buah tomat yang akan dipasarkan dalam jarak jauh
sebaiknya dipanen pada tingkat kemasan 75%, ketika buah marih hijau atau kirakira 5
hari lagi menjadi merah, sedangkan untuk jarak dekat tingkat kemasakan 90% yakni ketika
buah berwarna kuning kemerah merahan.

BUDIDAYA GAMBAS
1. Mempersiapkan benih Oyong/Gambas unggul.
b. Tanaman oyong yang akan digunakan untuk dibuat benih adalah tanaman oyong
induk.
c. Tanaman induk haruslah sehat, tidak ada bekas serangan penyakit atau hama, buahnya
sudah cukup tua, dan bentuk buah harus normal.
d. Belah oyong menjadi dua bagian.
e. Pisahkan biji oyong dari buahnya.
f. Biji oyong ini lah yang digunakan untuk benih.
g. Jemur biji oyong dibawah sinar matahari.

2. Teknik menanam Oyong/Gambas.


a. Buatlah lubang tanam terlebih dahulu.
b. Jarak antarlubang tanam adalah 60 cm.
c. Taburkan pemupukan dasar. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang yang telah
matang.
d. Diamkanlah lahan selama 24 jam.
e. Setelah itu barulah benih dimasukkan ke dalam lubang tanam.
f. Satu buah lubang tanam berisikan 3 buah benih.
g. Tutuplah lubang dengan menggunakan tanah yang tipis.

3. Perawatan Harian Tanaman Oyong Gambas


Tanaman oyong atau sering disebut sebagai gambas ini telah banyak yang
mengkonsumsinya. Karena banyak yang mengkonsumsi tanaman oyong membuat tanaman
oyong juga banyak yang membudidayakannya. Penyiangan gulma haruslah dilakukan tepat
pada saat gulma telah tumbuh dengan panjang sekitar 12 cm. Ketika gulma telah tumbuh
dengan panjang 12 cm, segera dilakukan penyiangan dan jangan ditunda-tunda lagi. Setelah
tanah di cangkul otomatis gulma akan terangkat keatas dan memudahkan untuk dicabuti.
Penyiangan pertama kali dapat dilakukan 14 hari setelah tanam. Setelah itu, penyiangan dapat
dilakukan 14 hari sekali. Pemupukan pada tanaman oyong bisa dilakukan dan bisa pula tidak
dilakukan. Tanaman oyong tetap dapat hidup walaupun tidak dilakukan pemupukan. Namun,
jika ingin mendapatkan tanaman oyong yang baik, pemupukan dapat dilakukan.
Pemupukan setelah tanam dapat dilakukan 7 hari setelah tanam. Pupuk yang diberikan
adalah jenis pupuk SP, pupuk KCl, dan pupuk urea. Cara memberikan pupuk adalah dengan
memasukkan pupuk ke dalam lubang pupuk. Lubang pupuk dibuat 6 cm dari tanaman.
Masukkanlah campuran semua pupuk ke dalam lubang pupuk. Penyiraman pertama kali pada
saat sore hari setelah benih ditanam. Setelah itu penyiraman rutin dapat dilakukan dua kali
dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.Tanaman oyong merupakan tanaman merambat.
Supaya pertumbuhan tanaman oyong tertata rapi, diperlukan pemasangan para-para. Para-
para merupakan tempat untuk tanaman oyong merambat. Pemasangan para-para dapat
dilakukan setelah tanaman memiliki panjang 60 cm. Para-para yang digunakan dapat terbuat
dari belahan bambu dengan ketinggian 150 cm. Cara memasang para-para adalah dengan
menancapkan lima bambu mengelilingi tanaman. Pada bagian atas bambu hubungkan dengan
bambu lainnya. Dengan begitu, para-para akan membentuk kotak. Para-para ini harus
dipasang supaya pertumbuhan tanaman oyong tertata dengan rapi

BUDIDAYA KACANG PANJANG


1. Syarat Tumbuh
Lahan yang cocok adalah sawah berpengairan teknis dengan ketinggian tempat sekitar
600m dpl, suhu 25-35 0C, Ph tanah 5,5-6,5 dengan struktur tanah yang gembur dan kaya
bahan organik. Musim yang tepat untuk budidaya kacang panjang pada musim kemarau
(MK). Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun. Hampir semua jenis tanah
yang cocok untuk budidaya kacang, tapi yang paling baik adalah tanah Latosol / lempung
berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainase yang baik.
Keasaman tanah (pH) sekitar 5,5-6,5. Jika pH terlalu basa (diatas pH 6,5) menyebabkan
pecahnya bintil akar.
2. Tehnik Budidaya Kacang Panjang
a. Persiapan Benih ditaburkan benih tidak perlu secara khusus, tetapi benih langsung
ditanam pada lubang tanam disiapkan.Pembentukan tumpukan tanah dibersihkan dari
gulma, cangkul / membajak tanah sedalam 30 cm menjadi longgar. Buat parit di sekitar,
biarkan tanah kering selama 15-30 hari. Setelah 30 hari membuat tidur dengan lebar 60-
80 cm, jarak antara bedengan dari 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung pada tanah.
Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan
jarak antara guludan 30-40 cm.
b. Pemupukan
Pada saat pembentukan bedengan atau guludan tambahkan 10-20 ton/ha pupuk
kandang/pupuk organik Super TW Plus, dengan dosis 4-5 ton/ha dicampur merata
dengan tanah sambil dibalikkan.

3. Penentuan Pola Tanam


Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm.
Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm. Waktu tanam yang baik
adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal
air tanahnya memadai.
4. Cara Penanaman
Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah
tipis/dengan abu dapur.
5. Penyulaman
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari kemudian. Benih yang tidak tumbuh segera
disulam. Penyiangan. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu
setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut
rumput liar/membersihkan dengan alat kored.
6. Pemangkasan
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung
batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
7. Pupuk Dasar
Kacang panjang tipe merambat: Urea 150 kg + TSP 100 kg + 100 kg/ha.
Kacang panjang tipe tegak: Urea 22,5 kg + TSP 45 kg + KCl 45 kg/ha.
Kacang hibrida: 85 kg Urea + 310-420 kg TSP + 210 kg KCl/ha.
Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam.
Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam.
8. Pupuk Susulan
Pupuk susulan tanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu setelah
tanam, pupuk berupa urea 150 kg/ha. Sedangkan pupuk susulan untuk kacang panjang tipe
tegak diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa urea 85 kg/ha.
9. Pengairan
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin
tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
10. Cara Panen
Cara panen kacang panjang dipotong tangkai buah dengan pisau tajam. Adapun jenis
tegak saham kacang dengan menghapus / memotong pangkal batang tanaman tinggi 10-15
cm dari permukaan tanah. Panen polong muda. Dilakukan pada jenis teralis panjang kacang
(tipe merambat) dan kacang busitao (tipe tegak). Karakteristik polong yang siap panen adalah
ukuran maksimum polong telah, mudah patah dan biji di dalam polong yang waktu panen
yang paling baik tidak menonjol di pagi / sore. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan.
Produksi polong muda per satuan luas dapat mencapai minimal 2,0 ton/ha, tergantung
varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-2 sebesar 2,1 ton/ha. Dan
produksi kacang panjang tipe tegak berkisar antara 2,0-5,0 ton biji kering.

BUDIDAYA BUNCIS
1. Pembibitan
a. Persyaratan Bibit
Benih yang akan digunakan harus benih yang baik dan berasal dari pohon induk yang
baik pula. Benih yang baik memiliki daya tumbuh minimal 80-85%, berbentuk utuh
dan bernas, seragam, tidak tercampur varietas lain, berwarna mengkilat, tidak bernoda
coklat pada mata bijinya, bersih dari kotoran, serta bebas dari hama/penyakit. Benih
dengan daya tumbuh tinggi, dapat disimpan dalam waktu lama, tumbuhnya cepat dan
merata, tahan dari serangan hama/penyakit, serta menghasilkan tanaman dewasa yang
normal serta berproduksi tinggi.
b. Penyiapan Benih
Mengingat sulitnya memilih benih yang baik, disarankan untuk membeli benih
bersertifikat, sehingga kualitasnya dapat dijamin. Karena benih bersertifikat yang kita
beli terkadang melebihi kebutuhan, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanan
benih yang baik. Untuk menyimpan kelebihan benih, simpanlah di tempat yang
memiliki suhu 18o-20o C dengan kelembaban antara 50-60 %. Bila persyaratan
tersebut terpenuhi, benih buncis dapat bertahan sampai dengan 3 tahun.

2. Pengolahan Media Tanam


a. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan untuk budidaya tanaman buncis dilakukan dengan membersihkan
permukaan tanah dari rerumputan, menggemburkan tanah, serta membuat parit-parit
drainase. Pembersihan rerumputan (gulma) dapat dilakukan secara manual dengan
cara mencabut gulma dengan tangan, cetok, atau cangkul. Jika lahan yang akan
dipakai cukup luas, dapat pula digunakan traktor. Lakukan pula pemberantasan hama
dengan pestisida organik, lewat bantuan bakteri EM dari pupuk cair organik. Tanah
yang sudah bersih dari rerumputan/gulma tersebut, selanjutnya dibajak atau dicangkul
1-2 kali sedalam 20-30 cm.
b. Pembuatan Bedengan
Buatlah bedengan guna memudahkan pekerjaan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar
1 meter dan tinggi 20 cm, dengan jarak antara bedengan dengan yang lain sekitar 40-
50 cm. Untuk lahan tanam yang sempit, bedengan tersebut diganti dengan guludan
tanah dengan lebar 20 cm, panjang 5 meter, tinggi 10-15 cm dan jarak antara guludan
yang satu dengan yang lain 70 cm.
c. Pengapuran
Lakukan pengapuran untuk menaikkan pH, karena tanah di Indonesia pada umumnya
bersifat asam (pH <7). Pengapuran, dilakukan dengan menggunakan batu kapur
kadolomite, kalsit, gips, atau batu kapur talk, dengan dosis 480 kg/ha. Pengapuran
dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman. Caranya dengan
mencangkul/menggemburkan tanah, kemudian menyebarkan kapur secara merata, dan
mencangkul kembali tanah agar bercampur dengan kapur secara merata.

d. Pemupukan
Tingkatkan kesuburan tanah dengan memberikan pupuk kandang/kompos sebanyak
15-20 kg/10 m2. Caranya dengan menaburkan pupuk kandang/kompos di sepanjang
larikan. Untuk mencegah serangan nematode dan Nematoda Meloidogyne sp,.
gunakan pestisida organik yang dilakukan bersamaan dengan saat pemberian pupuk
dasar .

3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Karena penanaman dilakukan pada bedengan/guludan, maka pola tanam yang
digunakan adalah pola pagar atau barisan guna mempermudah pekerjaan selanjutnya, seperti
pengairan, pemeliharaan, pembumbunan, pemupukan, dan panen. Jarak tanamnya adalah 20
x 50 cm, dan bisa dipersempit menjadi 20 X 40 cm kondisi tanah dipastikan memiliki
kesuburan yang tinggi. Tujuan dari mempersempit jarak tanam ini adalah untuk menghindari
gulma, karena pada tanah yang subur gulma lebih cepat tumbuh.

b. Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal dengan kedalaman 4-6 cm untuk tanah-
tanah yang gembur, sedang untuk tanah liat kedalamannya 2-4 cm. Hal ini disebabkan karena
tanah liat memiliki kandungan air yang cukup banyak, sehingga ditakutkan akan membuat
benih busuk sebelum berkecambah.

c. Cara Penanaman
Benih buncis dapat langsung ditanam di lahan penanaman dan tidak diperlukan
persemaian karena tanaman buncis sukar dipindahkan, untuk setiap lubang tanam, dapat diisi
dengan 2-3 butir benih. Setelah biji dimasukkan ke dalam lubang, tutup kembali lubang
tersebut dengan tanah.

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum umur tanaman 10 hari, agar pertumbuhan bibit dapat
merata dan pemeliharaan lebih mudah. Penyulaman dilakukan dengan mengganti benih yang
tidak tumbuh dengan benih yang baru.
b. Pengguludan
Saat umur tanaman lebih dari 20 hari dan 40 hari, lakukan peninggian guludan atau
bedengan, guna merangsang tanaman untuk memperbanyak akar, sehingga dapat menguatkan
tumbuhnya tanaman serta memelihara struktur tanah.
c. Pemangkasan
Tanaman buncis perlu dipangkas agar ranting-ranting bertambah banyak, karena jika
ranting bertambah banyak maka buah yang dihasilkannya pun juga akan bertambah banyak,
Pemangkasan dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu dan 5 minggu
d. Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan saat tanaman berumur 14-21 hari setelah tanam, Cara
pemupukan cukup dengan ditunggal sekitar 10 cm dari tanaman, kemudian ditutup kembali
cara diinjak kaki atau dengan menggunakan tunggal tersebut
e. Pengairan
Pada musim penghujan, tanaman praktis tidak perlu diairi, karena sudah terpenuhi
dari air hujan. Justru yang perlu diperhatikan adalah pembuangan air yang berlebihan melalui
parit-parit yang terdapat di antara bedengan/guludan. Jika penanaman dilakukan pada musim
kemarau, lakukan penyiraman 2 kali sehari saat tanaman berumur 1-15 hari.

5. Panen dan Pasca Panen


a. Ciri dan Umur Panen
Tanaman buncis mulai dapat dipanen saat berumur 60 hari dengan polong memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: biji dalam polong belum menonjol, permukaan kulitnya agak
kasar, warna polong agak muda dan suram, dan bila polong tersebut dipatahkan akan
mengeluarkan bunyi letup.

b. Cara Panen
Saat panen harus ditentukan secepat mungkin, karena jika sampai terlambat beberapa
hari saja, maka polong dapat terserang penyakit bercak Cercospora. Panen dilakukan
dengan cara dipetik tangan. Hindari penggunaan alat seperti pisau dan benda tajam
lainnya karena dapat menimbulkan luka pada polong.

c. Periode Panen dan Prakiraan Produksi


Panennya dapat dilakukan secara bertahap setiap 2-3 hari sekali, agar polong yang
diperoleh dapat seragam dalam tingkat kemasakkannya. Hentikan pemetikan pada
saat umur tanaman lebih dari 80 hari, atau sejumlah 7 -8 kali panen. Untuk hasil
panen dari setiap hektar lahan, diperkirakan mencapai 150 kuintal polong segar.

d. Sortasi
Sortasi dilakukan dengan memisahkan polong buncis yang baik dengan yang cacat
akibat serangan hama/penyakit, serta polong yang tua atau polong yang patah saat
panen. Proses sortasi dilakukan di tempat-tempat pengumpulan yang berada tidak
jauh dari lahan pertanian. Tempat sortasi ini harus terlindung dengan baik, agar
polong buncis tidak cepat layu.

e. Penyimpanan
Buncis tergolong perishable food, yakni jenis sayuran yang cepat rusak atau busuk
jika disimpan lama. Karena sifat itulah maka diperlukan penyimpanan khusus jika
tidak ingin langsung dikonsumsi. Untuk menyimpan buncis, letakkan di tempat yang
memiliki suhu 0o - 4,4o C dan kelembaban 85-90%. Dengan cara itu umur kesegaran
buncis dapat bertahan sampai dengan 2-4 minggu.

BUDIDAYA PARE
1. Syarat Tumbuh
Pare dapat tumbuh pada ketinggian sekitar 1500 mdpl, jenis tanah yang baik untuk
budidaya tanam pare adalah tanah yang gembur dan banyak mengandung humus dengan pH
tanah sekitar 5 hingga 6. Pare dapat tumbuh pada tempat yang agak teduh karena pare tidak
begitu banyak membutuhkan sinar matahari.
2. Penanaman Pare
Pare ditanam dengan melakukan semai biji. Pada sekitar 100 m lahan dibutuhkan
sekitar 70 gram biji benih. Selanjutnya biji direndam untuk menyeleksi biji benih terbaik
karena jika dalam perendaman biji mengapung adalah calon benih yang jelek dan harus
dibuang. Biji calon benih yang tenggelam dalam air selanjutnya selanjutnya biji dapat
ditanam langsung pada lahan hingga berkecambah.
Lahan tanam yang akan ditanami pare digemburkan dahulu menggunakan cangkul, lalu
buatlah bedengan dengan ukuran lebar 1,5 m, tinggi sekitar 25 cm dan panjangnya
menyesuaikan dengan panjang lahan. Tanah kemudian dicampur dengan pupuk kandang.
Selanjutnya, buatlah lubang dengan jarak tanam 0,75 x 0,75 m dan kedalaman sekitar 3
hingga 5 cm, setelah itu masukan sekitar 2-3 biji/lubang tanam. Setelah 4 sampai 7 hari bibit
akan tumbuh.
Penyiraman pada tanaman pare dilakukan 2 x sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.
Namun jika curah hujan tinggi sebaiknya pertimbangkan untuk melakukan penyiraman.
Setelah tanaman berumur sekitar 2 minggu atau memiliki ketinggian sekitar 50 cm berilah
media untuk merambatkan sulur tanaman. Media rambat daat dibuat dari bambu dengan
ketigg ian sekitar 1,5 meter hingga 2 meter. Lakukan pemangkasan cabang tanaman pare
pada umur 3 minggu karena pare sudah mulai bercabang, tujuan pemangkasan tersebut
adalah agar tunas tumbuh dan menyebarkan lebih produksi. Sisakan 2 cabang yang paling
sehat dan besar. Pemangkasan kedua dilakukan pada 6 minggu setelah tanam.
3. Pemupukan
Pemupukan selain menggunakan pupuk organik dapat pula menggunakan pupuk buatan
seperti NPK,TSP, KCl, atau Urea. Jika menggunakan NPK dosis yang diberikan adalah 2-3
kg/100 m lahan dan Jika menggunakan TSP, KCl dan Urea Beri dosis 15 gram dengan
perbandingan 2:2:1 (6 gram : 6 gram : 3 gram). Pemupukan dilakukan pada 1 bulan setelahh
tanam bersamaan dengan penyiangan. Setelah tanaman pare berumur sekitar 1,5 hingga 2
bulan, tanaman mulai berbunga dan bunga betina akan menjadi buah pare.
4. Hama Dan Penyakit
Hama dan Penyakit yang sering menyerang tanaman pare adalah lembing atau oteng-
oteng (Epilachma sparsa),Lalat buah (Dacus cucurbitae Cog),Dan Penyakit embun bulu
(Pseudoperenospora cubensis). Semua itu dapat diatasi dengan menggunakan pestisida yang
tepat dan dosis yang cukup.
5. Pemanenan
Pare dapat dipanen setelah berumur sekitar 2,5 bulan. Cara pemanenan biasanya
dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan gunting atau pisau. Pemanenan jangan
terlalu lama atau terlambat karena dapat mempengaruhi rasa pare

BUDIDAYA MENTIMUN
1. Syarat tumbuh Mentimun
Syarat tumbuh bagi tanaman mentimun adalah sebagai berikut.
Dapat tumbuh di daerah dataran rendah maupun daerah dataran tinggi.
Ketinggian tempat yang baik cocok untuk budidaya mentimun adalah 1.100-1.900
meter diatas permukaan laut.
pH tanah atau keasaman tanah yang cocok untuk budidaya mentimun adalah 5-8.
Membutuhkan sinar matahari yang cukup.

2. Mempersiapkan benih Metimun Unggul.


Sebelum budidaya mentimun dilakukan, sebaiknya persiapkan benih terlebih dahulu.
Benih untuk budidaya mentimun dapat dibuat sendiri ataupun dibeli di toko pertanian
terdekat. Apabila ingin membeli benih di toko pertanian, belilah benih yang bersertifikat.
Namun, apabila ingin membuat benih sendiri, maka pilihlah mentimun yang berkualitas
untuk dijadikan benih. Ciri-ciri mentimun yang berkualitas adalah sebagai berikut.
Dipilih dari buah mentimun yang telah masak pohon.
Memiliki bentuk yang normal.
Bebas hama dan penyakit.
Ambil salah satu buah mentimun yang berkualitas.
Belah buah mentimun dan kemudian keluarkan isinya.
Jemur biji hingga kering.
Rendam biji di dalam air hangat selama setengah jam.
Keringkan lalu bisa ditanam.

3. Mengolah lahan Untuk tanam mentimun.


Sebelum ditanam, sebaiknya olah lahan terlebih dahulu. Cara mengolah lahan adalah
sebagai berikut.
Gemburkan tanah terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
Buatlah bedengan dengan panjang disesuaikan dengan lahan, lebar 100 cm, dan tinggi
25 cm.
Jarak antar bedengan adalah 60 cm.
Taburkan pupuk kandang matang diatas lahan.
Campur pupuk kandang dengan tanah.
Diamkanlah lahan hingga tujuh hari sebelum ditanami benih.
4. Cara menanam benih mentimun.
Setelah didiamkan selama tujuh hari, selanjutnya benih bisa ditanam. Cara menanam
benih adalah sebagai berikut.
Buatlah lubang tanah dengan jarak tanah 60 cm x 110 cm.
Masukkan biji mentimun. Satu lubang tanam dapat diisi dengan 4 biji.
Tutup kembali lubang dengan menggunakan tanah.
Siramlah benih dengan menggunakan gembor pada sore hari setelah penanaman.

5. Penyulaman Benih mentimun Mati.


Penyulaman merupakan tahap menanam benih kembali pada lubang tanam dimana bibit
sebelumnya belum tumbuh. Penyulaman dapat dilakukan pada saat beberapa hari setelah
penanaman dilakukan. Penyulaman benih mentimun dilakukan hanya pada lubang tanam
dimana bibit sebelumnya belum tumbuh saja. Sedangkan pada bibit yang tumbuh dan sehat
tidak perlu dilakukan penyulaman. Untuk tanaman yang telah dilakukan penyulaman, maka
lubang tanamnya dapat diberikan benih kembali sekitar tiga buah benih. Untuk bibit yang
tumbuh dengan baik, sebelum membesar, seleksilah terlebih dahulu bibit. Hanya satu bibit
yang berkualitas saja yang disisakan di dalam satu lubang tanam. Sedangkan bibit lainnya
dibuang.

6. Pemeliharaan
a. Penyiraman mentimun harian
Penyiraman pertama kali dapat dilakukan sore hari setelah penanaman baru dilakukan.
Setelah itu, penyiraman dapat dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.

b. Penyiangan Mentimun Untuk melebatkan Buah


Penyiangan merupakan tahap mencabuti gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar
tanaman mentimun. Gulma harus dicabuti karena akan menyebabkan hama dan penyakit
berdatangan. Hal ini dikarenakan gulma merupakan inang bagi hama dan penyakit.

c. Pemangkasan
Pemangkasan dapat dilakukan pada saat tanaman memiliki panjang 1,5 m. Pemangkasan
dilakukan dengan cara memotong ujung tanaman. Selain itu, kurangi daun yang tumbuhnya
terlalu berlebihan.

d. Pemupukan
Pemupukan pertama kalinya dapat dilakukan pada saat pengolahan lahan. Pemupukan ini
disebut sebagai pemupukan dasar. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Cara
memberikan pupuk dasar adalah dengan menebarkan pupuk diatas lahan.Pemupukan kedua
dapat dilakukan tujuh hari setelah penanaman. Pupuk yang diberikan adalah pupuk KCl,
pupuk urea, dan pupuk SP. Cara memberikan pupuk ini adalah dengan ditaburkan di atas
lahan.

e. Pemberian ajir Pada mentimun


Pemberian ajir dapat dilakukan pada saat bibit telah tumbuh. Ajir yang diberikan terbuat
dari belahan bambu dengan ukuran 200 cm. Pemasangan ajir dapat dilakukan disebelah
tanaman.

f. Pengendalian Hama penyakit mentimun.


Hama dan penyakit merupakan dua hal yang paling ditakutkan oleh petani. Hal ini
karena hama dan penyakit dapat membuat tanaman menjadi sakit. Jika penyerangannya sudah
parah, maka akan mengakibatkan tanaman menjadi mati. Hama dan penyakit dapat
menyerang tanaman apa saja, termasuk tanaman mentimun. Ada berbagai macam jenis hama
dan penyakit yang sering menyerang tanaman mentimun. Beberapa jenis hama dan penyakit
yang sering menyerang tanaman mentimun adalah sebagai berikut.
.
7. Usia penen Mentimun.
Pemanenan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para petani mentimun.
Tanaman mentimun dapat dipanen pada saat sudah berusia 28 hari setelah tanam. Setelah
pemanenan pertama telah dilakukan, pemanenan selanjutnya dapat dilakukan dua kali dalam
seminggu sampai tanaman berusia 8 minggu setelah tanam. Ciri-ciri buah mentimun yang
telah siap untuk dipanen adalah bagian luar buah telah berwarna kuning. Selain itu,
permukaan kulit juga mengeluarkan garis seperti jaring-jaring. Jika telah menemukan buah
mentimun yang siap untuk dipanen, maka segera lakukan pemanenan.

BUDIDAYA SEMANGKA
h. Syarat Tumbuh
Tanah yang cocok utk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah
membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk
ditanami semangka. Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang
cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam & tanah kebun/persawahan yg telah
dikeringkan. Keasaman tanah (pH) yg diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam)
maka diadakan pengapuran dgn dosis disesuaikan dgn tingkat keasaman tanah tersebut.

i. Persiapan Benih
Jenis benih yang paling bagus untuk kita budidayakan yaitu jenis benih semangka hibrida
impor. Jenis benih ini memiliki dua macam yaitu triploid dan haploid. Jika benih triploid
sebaiknya hal pertama yang perlu anda lakukan yaitu menyayat bijinya atau direnggangkan
karena cangkang biji semangka ini cukup keras. Sedangkan untuk biji semangka haploid
cukup mudah untuk disemaikan karena cangkang biji nya tidak sekeras triploid. Selanjutnya
adalah proses perendaman biji semangka. setelah direnggangkan biji semangka tersebut
direndam didalam air dengan campuran air hangat, hormon tumbuh, fungisida dan
bakterisida. Lamanya perendaman sekitar 30 menit, lalu biji semangka diangkat dan
ditiriskan sampai biji tersebut kering. Lalu bibit semangka siap untuk dikecambahkan dan
siap untuk ditanam.
j. Pengolahan Lahan
Persiapan sebelum tanam yaitu pembersihan media tanam. Usahakan jangan sampai ada
gulma pengganggu di lahan. Setelah tanah sudah bersih dari gulma atau pun batu-batuan
pengganggu, kemudian membuat bedengan supaya air yang ada di dalam tanah bisa mudah
untuk di alirkan. Perlu Anda ingat bahwa tanaman semangka tidak menyukai lahan yang
basah. Usahakan jangan sampai ada lahan yang tergenang air. Pada pengolahan lahan
menganjurkan untuk melakukan penambahan unsur hara seperti pupuk organik dan pupuk
kandang sebelum dilakukan proses penanaman. Jika dirasa hara dalam tanah sudah cukup
Anda bisa langsung melakukan proses penanaman.

4. Penanaman
Buat lubang tanam pada lahan semangka dengan kedalaman sekitar 8 sampai 10 cm.
Lubang tanam ini sebaiknya dibuat seminggu sebelum proses penanaman. Sebelum benih
semangka ditanam di lahan sebaiknya area lubang tanam disiram dengan gembor supaya
lahan siap untuk menerima bibit dengan baik. Bibit semangka juga perlu direndam terlebih
dahulu dengan larutan tertentu atau biasa disebut larutan perangsang tumbuh. Larutan ini
berguna untuk imunisasi benih semangka agar tak mudah terserang penyakit atau hama.
Lama proses perendaman yaitu sekitar 5 -10 menit. Langkah selanjutnya yaitu memisahkan
bibit semangka dari kantong tanam. Berhati hatilah dalam memisahkan benih semangka
supaya akarnya tidak rusak.

5. Proses Pemeliharaan
Pada bagian ini yang perlu anda lakukan yaitu proses penjarangan dan penyulaman.
Langkah penjarangan dilakukan jika tanaman tersebut terlalu lebat, caranya yaitu dengan cara
memotong dan memangkas daun atau batang yang sudah tidak dibutuhkan lagi. sedangkan
untuk langkah penyulaman bisa dilakukan dengan cara mengganti bibit yang telah mati
dengan bibit baru yang lebih sehat. Selain itu juga dilakukan proses penyiangan. Caranya
yaitu dengan membuang ranting yang dianggap sudah tidak berguna. Pada ujung ranting
sekunder cukup disisakan2 helai daun saja.
a. Pemupukan
Budidaya semangka sebaiknya menggunakan pupuk organik. Guna mendukung
perkembangan buah semangka serta menyehatkan daun, gunakan Topsil D. Sedangkan untuk
pematangan buah semangka menggunakan pupuk Topsil B untuk hasil buah yang bagus.
b. Pengairan
Secara umum petani semangka memakai sistem Farrow Irrigation, yang mana air dilairkan
memakai saluran diantara bedengan. Adapun frekuensi pemberian air di musim kemarau
yaitu 4-6 hari. Pastikan juga volume penyiraman air tidak berlebihan.

6. Pemanenan
Semangka bisa dipanen mulai umur 70 sampai 100 kali. buah semangka siap dipanen jika
telah terjadi perubahan warna buah. Batangnyanya sendiri akan terlihat mengecil dan
kemudian semakin mengering. Itulah ciri-ciri buah semangka sudah siap untuk dipanen.
Usahakan waktu pemanenan18:13:10 pada saat cuaca cerah dan tidak hujan supaya hasil
panen dalam keadaan kering.

BUDIDAYA MELON
1. Syarat Tumbuh Melon
Syarat tumbuh atau lahan pertanian yang cocok untuk budidaya melon ialah lahan dengan
ketinggian berkisar antara 200 sampai 2000 m dpl. Dengan suhu 12-27 C. Curah hujan ideal
2000 - 3000 mm/th. Sinar matahari berkisar antara 10 - 12 jam per hari, tanah kaya bahan
organik dengan pH 6,0 - 6,8. dengan kelembaban udara sekitar 70 -80 %. Lebih jauh
mengenai syarat tumbuh melon.

2. Pengolahan Lahan Budidaya Melon


Lahan boleh menggunakan polybag atau tidak. Lahan disterilkan terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk penyemaian atau untuk tanam. Lahan digemburkan dan dibuat parit berjajar
dan ditutup dengan plastik. Akan lebih baik lagi dicampur dengan tanah humus. Lebih jauh
mengenai pengolahan lahan tanaman melon.

3. Penyemaian
Untuk budidaya menggunakan polybag ditinggikan sekitar 30 sampai 40 cm dari
permukaan tanah. Polybag dikumpulkan boleh berbentuk persegi panjang dan
ditepinya diberi penyekat. Benih yang telah berkecambah dapat dipindah ke kantong
polybag yang sudah siap. Benih dalam polybag harus selalu disiram secara kontinyu,
pagi jam 06.00 dan sore jam 16.00, dan ingat jangan terlalu jenuh air. Lebih jauh
mengenai penyemaian melon.
4. Penanaman
Setelah bibit melon berumur 2 minggu maka bibit dapat dipindah ke lahan
budidaya. Jarak tanam sesuai dengan lubang pada mulsa yang telah disedia. Dalaman
lubang tanam sekitar 10-15 cm. Begitu juga tanaman yang ditanam dengan polybag.
Selanjutnya lakukan penyiraman yang tepat agar tanaman melon tumbuh dengan baik.

5. Pemeliharaan Budidaya Melon


a. Penyiraman
Melakukan penyiraman secara rutin, penyulaman, penyiangan, pemupukan dan
mengendalikan hama penyakit. Inlah yang mesti dilakukan semasa perawatan
sampai tanaman melon siap di panen.
Satu lagi yang perlu dilakukan adalah pemangkasan tunas dan seleksi buah.
Pemangkasan dilakukan pada tunas-tunas baru tumbuh yaitu tunas 1 - 8. Kalau
sudah berbuah lakukan seleksi buah yang akan ditingal sampai panen.

b. Pemupukan
Mulai dari 5 hari tanaman melon dapat diberi pupuk anorganik. Pemupukan pada
umur 5 HST diberi urea dalam bentuk larutan dengan kosentrasi 3 kg/300liter air.
Pupuk ZA + NPK 17 HST dan 50 HST yatiu 2 kg ZA dan 1 kg NPK konsentrasi 3 -
4kg/200 liter air. Pupuk daun diberikan 7 HST dengan interval 7 - 15 hari sekali,
konsentrasi larutan 1 - 2 cc/1 liter air.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman


Hama yang sering menyerang yaitu Aphids, lalat buah, ulat daun, Tungau, Thrips,
Oteng-oteng dan cacing tanah. Hama ini dapat dikendalikan dengan insektisida.
Untuk tungau basmi dengan akarisida. Penyakit pada umumnya yaitu Layu bakteri,
Phytoptora molonis, Layu fusarium, Gummy stemBlight, busuk daun, embun
tepung, virus dan cendawan tanah. Penyakit ini atasi dengan dengan fungisida.

d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap 4 hari sekali, penyiangan dilakukan dengan car
mencabuti gulma disekitar area tanaman.
6. Panen
Waktu yang ditunggu tunggu telah tiba. Buah Melon dapat dipetik umur 65 - 70 Hst.
Dengan cara petik dengan memotong tangkai buah kurang lebih 3 cm dari pangkal.
Guunakan gunting pangkas atau pisau tajam.

BUDIDAYA WORTEL
1. Persyaratan Benih
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
Tanaman tumbuh subur dan kuat.
Bebas hama dan penyakit(sehat).
Bentuknya seragam.
Dari jenis yang berumur pendek.
Berproduksi tinggi.

2. Penyiapan Benih

Wortel diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya. Biji (benih) wortel dapat dibeli
di toko-toko sarana produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri,
terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida.
Para petani di sentra produksi sayuran sudah umum mempraktekan pembenihan
(pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut :
Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua ( 3 bulan), tumbuhnya subur dan
sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya. Umbi wortel
yang baik dan sehat jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap
kuning/jingga dan halus.
Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun
bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat pada umbi.
Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang
diolah secara sempurna (dipupuk kandang optimal).
Buat lubang tanam dengan alat bantu cangkul/tugal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-
60 cm.
Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga
menutup bagian leher batang.
Buat alur-alur dangkal disepanjang barisan tanaman (umbi) wortel sejauh 5 cm dari
batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh tugal).
Lakukakan pemberian pupuk buatan berupa campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak
10 gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut segera ditutup dengan tanah tipis .
Pelihara kebun bibit wortel selama 3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan
biji dalam jumlah banyak.
Petik tangkai buah wortel yang sudah tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk
diambil biji-bijinya.
Tatacara penyiapan benih wortel adalah sebagai berikut:
Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal dari varietas unggul, murni, dan daya
kecambahnya tinggi (lebih dari 90%).
Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah telapak tangan agar diantara benih
satu sama lain tidak berlekatan.

3. TeknikPenyemaian Benih
Biji wortel ditaburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di
bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm,
kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu
berjarak 3-5 cm satu sama lain.
Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para petani sayuran
jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai
berkecambah setelah 8-12 hari.

4. MmeliharaanPembibitan/Penyemaian
Selama ditanam, pemeliharaan wortel relatif mudah, yakni penyiangan bersamaan
dengan pemupukan pada waktu tanaman berumur 1 bulan sejak tanam. Pupuk yang diberikan
berupa ZA 2 kuintal dan ZK 1 kuintal/hektar diletakkan sejauh 5 cm dari batangnya, baik
sejajar dengan barisan maupun dilarutkan dalam air untuk disiramkan kepada tanah.
Untuk merangsang pembentukkan umbi yang optimal perlu ditunjang pembubunan dan
pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya sangat rapat. Sisakan
tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada jarak 5-10 cm. Untuk mengendalikan
hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi penyerang daun serta lalat Psilarosae
pelubang umbi wortel perlu disemprot insektisida yang dianjurkan, misal Folidol 0,2%.
5. Pepengolahanmedia tanam
a. Areal yang akan dijadikan kebun wortel, tanahnya diolah cukup dalam dan sempurna,
kemudian diberi pupuk kandang 20 ton/ha, baik dicampur maupun menurut larikan
sambil meratakan tanah. Tanah yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur
sedalam 1 cm dan jarak antara alur 15-20 cm.
b. Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-
suam kuku (60 derajat C) selama 15 menit. Tujuan dari perendaman benih adalah
mempercepat proses perkecambahannya.
c. Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering.
Benih wortel sudah siap ditanam (disebar) di lahan kebun.
d. Idealnya dipersiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung
dibuat alur-alur/larikan jarak 20 cm, hingga siap ditanam. Biarkan tanah dikering
anginkan selama minimal 15 hari, agar kelak keadaan tanah benar-benar matang.

6. PembentukanBedengan
Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah
gembur, Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak
antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan

7. Pengapuran
a. Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan
kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis
kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha.
b. Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-
benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram
(diairi) hingga cukup basah.

8. Pemupukan
Sebarkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) sebanyak 15-20 ton/ha di
permukaan bedengan, kemudian campurkan dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada
tanah yang masih subur (bekas kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan.
Ratakan permukaan bedengan hingga tampak datar dan rapi.

9. Teknikpenanaman
a. Penentuan Pola Tanaman. Tanah kebun dicangkul sedalam 30-40 cm dan
digemburkan. Setelah itu dibuat bedengan tanaman selebar kurang lebih 100 cm dan
dibuat guritan dengan jarak kurang lebih 20 cm.
b. Pembuatan Lobang Tanam Tzanah diolah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya
gembur dengan menggunakan traktor/bajak dan alat cangkul.

10.Cara Penanaman.
Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang
tersedia.
b. Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
c. Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk
meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP 400 kg
( 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg ( 75 kg K2O/ha).
d. Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
e. Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-
10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus
berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di
permukaan tanah, penutup tadi segera dibuka kembali.

11. PemeliharaanTanaman
a. Penjarangandan Penyulaman Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat
tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh
tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
b. Penyiangan Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan
pesaing tanaman worteldalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain,
sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan,
bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Cara menyiangi yang baik
adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh
dalam parit dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar
barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang
wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.
c. Pembubunan Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat
tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga
pembubunan.

d. Pemupukan Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah urea atau
ZA. Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk
susulan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel
berumur 1 bulan. Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata
dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal)
sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau
diairi hingga cukup basah.

e. Pengairan danPenyiraman Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel


memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali
sehari, terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka
pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak
kekeringan.

f. Waktu Penyemprotan Pestisida Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan


menggunakan insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada saat tanam atau disemprot
Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

BUDIDAYA LABU KUNING


1. Syarat Tumbuh
Labu Kuning atau Waluh dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian
sekitar 800-1.200 mdpl dengan memiliki curah hujan sekitar 700-1000 mm/tahun, dan
memiliki kelembaban udara sekitar 75%. Jenis tanah yang baik untuk menanam budidaya
waluh atau labu kuning ini adalah tanah aluvial berhumus, tanah gembur kering bekas rawa,
andosol, tanah merah dan grumosol denan derajat keasaman atau pH tanah sekitar 5,0 hingga
6,5. Dan hal penting lainnya adalah lahan yang akan digunakan untuk budidaya memiliki
ketercukupan cahaya matahari.
2. Pemilihan dan Persiapan Bibit Waluh
Perbanyakan bibit tanaman waluh paling biasanya dilakukan dengan cara generatif atau
melalui biji. Pilihlah buah calon bibit waluh yang baik yaitu buah yang berukuran besar,
memiliki warna kulit cerah dan memiliki pangkal buah yang kecil. Buah yang telah dipilih
untuk bibit, biarkan masak di pohon lalu setelah masak petik buah tersebut dan diamkan
selama 7 hari. Setelah itu, buah dibelah dan diambil bijinya lali ditempatkan pada wadah,
biarkan semalaman.
Biji yang telah didiamkan selama semalaman, selanjutnya rendam biji benih dengan
air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk mempermudah penghilangan
selaput lendir biji, biji bisa dicampur dengan arang sekam halus saat perendaman.
Bersamaan dengan perendaman lakukan pula sortasi atau pemilihan biji benih, biji
yang tenggelam dipilih untuk bibit sedangkan yang mengapung di buang.
Setelah perendaman, selanjutnya jemur bij benih selama 2 hari hingga kering. Jika
bijji sudah kering segera simpan biji selama sekitar 1 hingga 3 bulan sebelum ditanam
agar menghilangkan masa dormansi biji.
Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih direndam dalam air hangat
selama 2 hingga 4 jam, setelah itu letakkan pada kain yang telah dibasahi den simpan
sekitar 3 hari hingga biji berkecambah. Biji yang telah berkecambah selanjutnya dapat
ditanam ke lahan tanam secara langsung.

3. Pengolahan Lahan Tanam


Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap ditanami. Gemburkan tanah
lahan dengan cara dibajak atau di cangkul sedalam 20 cm 30cm. Lakukan pengapuran
menggunakan kapur pertanian atau dolomit apabila ph tanah dibawah 6, kebutuhan kapur
atau dolomit tersebut untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 1 hingga 2 ton. Jika sudah, lakukan
pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk dasar dan diamkan selama 1 hingga 2 minggu.
a. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi sekitar 20 cm 30 cm,
dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar bedengan dibuat dengan jarak
sekitar 35 cm 40 cm. Jika bednan telah siap selanjutnya lakukan pemulsaan dengan
mulsa plastik agar kelembaban tanah tetap terjaga. Selanjutnya, buat lubang tanam
pada permukaan mulsa plastik dengan ukuran diameter sekitar 10 cm. Dalam 1
bedengan dibuat 2 baris lubang tanam dengan jarak antar lubang dalam 1 baris sekitar
40 cm dan jarak antar lubang antar baris sekitar 40 cm. Setelah lubang tanam jadi,
selanjutnya lubang tanam diberi pupuk berupa pupuk kandang atau pupuk kompos
dengan dosis sekitar 1-1,5 kg/lubang tanam. Kebutuhan pupuk kandang atau pupuk
kompos untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 20 hingga 35 ton.
4. Penanaman Waluh Atau Labu Kuning
Setelah benih dan lahan tanam siap, maka segera lakukan penanaman. Benamkan 1
benih dalam setiap lubang lalu timbun kembali dengan tanah, pembenaman tersebut
jangan terlalu dalam yaitu sekitar 0,5 atau 2 cm agar cepat tumbuh. Setelah berumur
sekitar 7 hari, benih yang tadinya berkecambah selanjutnya akan tumbuh lebih tinggi.

5. Perawatan Tanaman
a. Penyulaman
Setelah tanaman berumur sekitar 7 hari maka lakukan penyulaman pada tanaman yang
mati atau tidak tumbuh dengan baik dan ganti dengan bibit yang baru.
b. Penyiangan
Setelah tanaman berumur 3 hingga 4 minggu maka segera lakukan penyiangan
terhadap gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan berikutnya dilakukan
dengan melihat frekuensi gulma yang ada.
c. Pemupukan Susulan
Setelah tanaman berumur 3 minggu maka lakukan pemupukan susulan dengan
menggunakan pupuk organik cair yang terbuat dari pupuk kandang yang dicampur
dengan air dengan komposisi 1 Kg pupuk kandang dan 1 liter air. Namun pupuk
tersebut dibuat dan difermentasikan selama seminggu dulu baru digunakan untuk
pemupukan. Cara pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk organik
yang telah dibuat ke lubang tanam dan juga bagian tanaman untuk setiap 1 meter
persegi lahan dibutuhkan sekitar 1 L pupuk cair. Pemupukan iini dilakukan secara
rutin yaitu setiap 3 bulan sekali.
d. Pemberian Lanjaran
Agar melakukan perawatan lebih mudah maka beri tanaman lanjaran. Lilitkan
tanaman waluh pada lanjaran. Lanjaran tersebut terbuat dari bambu dengan ukuran 2
meter dan ketinggian 1,5 meter.

6. Pemanenan Waluh
Waluh atau Labu Kuning mulai berbuah saat berumur sekitar 60 hari setelah tanam dan
waluh dapat mulai dipanen setelah berumur sekitar 80 hari setelah tanam. Pemanenan dapat
dilakukan secara bertahap 1 hingga 2 bulan.

BUDIDAYA KUBIS
Fase pra tanam
1. Syarat tumbuh
Tanaman bisa ditanam selama tahun
Tumbuh serta berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah
hujan hujan cukup serta temperatur hawa 15 - 20 derajat celcius.
Type tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur mudah atau sarang dan ph 6 - 6, 5.

2. Pengelolaan tanah serta air


Bersihkan gulma serta sisa-sisa tanaman untuk menghimpit serangan penyakit
terbawa tanah layaknya akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dan lain-lain. lewat
cara dicabut serta dihimpun lantas dibakar atau dapat jadikan kompos
Janganlah menanam tanaman kubis-kubisan dengan terus-terusan serta kerjakan
pergiliran tanaman
Pakai pupuk organik ( super nasa ), terutama di musim kemarau untuk menambah
efisiensi pemakaian air
3. Persiapan lahan
Tempat dicangkul serta dibajak sedalam 20-30 cm
Berikanlah dolomit atau captan kurang lebih 2 ton/ha bila ph fase persemaian
Media persemaian terdiri dari campuran tanah serta pupuk kandang ( kompos ) halus
dengan perbandingan 1:1
Benih direndam dalam air hangat selama 0, 5 - jam lantas diangin-anginkan
Sebarkan benih dengan merata serta teratur lantas ditutup daun pisang sepanjang 3-4
hari
Kerjakan penyiraman tiap-tiap hari dengan gembor
Persemaian di buka tiap-tiap pagi sampai jam 10. 00 serta sore mulai jam 15. 00
Amati bibit kubis yang diserang penyakit tepung berbulu ( peronospora parasitica )
atau ulat daun pada daun pertama, dipetik serta dibuang daun yang terserang

4. Fase tanam
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 kali 50 cm atau jarak tanam rapat 60 kali 50 cm
2. Bibit
Bibit yang sudah berusia 3 - 4 minggu mempunyai 4 - 5 daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk basic diberikan 1 hari sebelum saat tanam dengan dosis 250 kg/ha tsp, 50 kg/ha
urea, 175 kg/ha za serta 100 kg/ha kcl.
Pupuk basic digabung dengan merata lantas diberikan pada lubang tanam yang sudah
diberi pupuk kandang, lantas ditutup kembali dengan tanah.

5. Cara tanam
a. Bikin lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
b. Tentukan bibit yang fresh serta sehat
c. Tanam bibit pada lubang tanam
d. Apabila bibit disemai pada bumbung daun pisang segera ditanam berbarengan
bumbungnya
e. Apabila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lantas baru
ditanam
f. Apabila disemai dalam bedengan ambillah bibit beserta tanahnya lebih kurang 2-3 cm
dari batang sedalam 5 cm dengan solet ( sistem putaran )
g. Sesudah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
h. Kubis bisa ditumpangsarikan dengan tomat lewat cara tanam : 2 baris kubis baris
tomat. tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum saat kubis
6. Fase pra pembentukan krop ( 0 - 49 hari )
a. Penyiraman dikerjakan setiap hari saat pagi atau sore hari
b. Pemupukan susulan dikerjakan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha urea, 175
kg/ha za serta 100 kg/ha kcl
c. Penyiangan (penggemburan serta pembubunan tanah) dikerjakan pada umur 2 serta 4
minggu
d. Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dikerjakan seawal barangkali agar
pembentukan bunga optimal
e. Hama yang menyerang pada fase ini diantaranya ulat tanah (agrotis ipsilon hufn.), ulat
daun kubis (plutella xylostella l.), ulat krop kubis (crocidolomia binotalis zell.), ulat
krop bergaris (hellula undalis f.)
f. Kerjakan pengamatan setiap minggu sekali pada hama-hama tersebut mulai kubis
umur 13 hari. populasi paling tinggi berlangsung pada awal musim kemarau
g. Cara pengendalian ; kumpulkan serta musnah dengan mekanik, sanitasi lingkungan.
h. Tanaman muda yang mati dikarenakan penyakit rebah kecambah ( rhizoctonia solani
kuhn. ) dicabut, lantas disulam dengan tanaman baru yang sehat, imbuhkan natural
glio pada lubang tanam.
7. Fase pembentukan crop ( 50 - 90 hari )
a. Penyiangan dengan manual dengan tangan butuh dikerjakan sampai kurang lebih 1
minggu sebelum saat panen
b. Kerjakan pengamatan lebih intensif pada hama yang mengakibatkan kerusakan berat
pada fase ini yakni ; ulat daun kubis ( p. xylostella ) serta ulat krop kubis ( c. binotalis
), umumnya pebruari - maret
c. Serangan hama menyambut panen tak perlu dikendalikan ( dengan kimia )
8. Panen serta pasca panen
a. Kubis dipanen sesudah berusia 81- 105 hari
b. Tanda-tanda kubis siap panen apabila pinggir daun krop terluar di bagian atas krop
telah melengkung ke luar serta berwarna agak ungu, krop sisi dalam telah padat.
c. Pada waktu panen diikursertakan dua helai daun hijau membuat perlindungan krop
d. Jangan sempat berlangsung memar atau luka
e. Amati penyakit busuk lunak ( erwinia carotovora ) serta busuk hitam ( xanthomonas
camprestris )
f. Daun-daun kubis yang terinfeksi mesti dibuang.

BUDIDAYA SELADA
1. .Proses pemilihan dan pembenihan
Selada diperbanyak atau dibudidayakan dengan cara biji atau benih. Siapkan biji yang
yang berkualitas karena pemilihan biji atau benih ikut mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
yang akan di panen nantinya.
2. Penyiapan lahan tanam dan lahan persemaian
Siapkan lahan tanam dengan menggemburkan tanah terlebih dulu agar sirkulasi dalam
tanah lancar dengan cara dicangkul kemudian tambahkan pupuk untuk memperkaya nutrisi
dalam tanah setelah selesai buatlah bedengan dengan tinggi sekitar 20cm dengan panjang dan
lebar menyesuaikan. Lakukan penggemburan dan pemupukan yang sama pada media
penyemaian.
3. Proses Penanaman
Sebelum melakukan penanaman pada lahan tanam, persiapkan dahulu lahan tanam
yang akan langsung digunakan media tanam, namun lebih baik disemaikan terlebih dahulu di
media penyemaian selama kurang lebih satu bulan, setelah bibit tumbuh hingga mempunyai
3-4 lembar daun, pindahkan bibit yang telah tumbuh tadi ke lahan tanam atau bedengan yang
telah disiapkan dengan hati-hati dan sebaiknya pindahkan juga bersamaan dengan tanah yang
menyangga perakaran, jangan lupa untuk memberi jarak pada setiap tanaman.
4. Masa Perawatan
Pada masa perawatan cukup mempenganguhi pertumbuhan dan hasil yang akan
diperoleh, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam masa perawatan selada
a. Penyiangan yaitu pembersihan tanaman dari gulma, tanaman liar atau binatang yang
merugikan.
b. Penyulaman yaitu mengganti tanaman yang rusak, tidak tumbuh dengan sempurna,
supaya tanaman tumbuh secara bersamaan.
c. Pemupukan, untuk pemberian pupuk tidak perlu terlalu banyak atau terlalu sering
karena jika berlebihan dapat mempengaruhi pH tanah, berikan pupuk secukupnya saja
d. Pengairan atau penyiraman, tanaman selada memerlukan cukup banyak air terlebih di
dataran rendah dengan suhu yang lebih panas dan penguapan yan lebih banyak maka
harus diperhatikan juga proses penyiraman dan kondisi parit jika menggunakan parit
sebagai sarana pemberian air terhadap tanaman.
5. Masa Panen
Masa panen tanaman selada sekitar 2-3 bulan, cara pemanenan selada ada yang
dipotong pada pangkal batang atau dicabut hingga akar. Segera jual atau olah tanaman selada
yang telah dipanen karena selada tidak tahan terhadap panas dan penguapan

BUDIDAYA SAWI
1. Pembibitan
Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sawi hijau adalah faktor pembenihan,
karena benih yang baik dapat menghasilkan tanaman yang memiliki pertumbuhan bagus.
Untuk setiap hektar lahan tanam, dibutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Pada umumnya
benih sawi yang baik memiliki bentuk bulat, kecil, warna kulit coklat kehitaman, agak keras,
dan permukaannya licin mengkilap. Benih sawi yang akan digunakan untuk bercocok tanam
harus memiliki kualitas yang baik. Jika benih tersebut didapat dari membeli, maka saat
membeli harus diperhatikan lamanya penyimpanan, kadar air, varietas, suhu dan tempat
untuk menyimpan. Perhatikan dan pastikan bahwa kemasan benih tersebut dalam kondisi
utuh dan kemasan berbahan alumunium foil. Jika benih yang digunakan didapat dari hasil
penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah yang terkait dengan kualitas benih
tersebut, misalnya tanaman yang bijinya akan diambil untuk dijadikan benih harus berumur
sekurang-kurangnya 70 hari. Tanaman sawi yang akan dibuat benih harus terpisah dari
tanaman sawi lainnya. Perhatikan pula proses yang lain yang akan dilakukan, seperti proses
penganginan, tempat untuk menyimpan dan pastikan benih yang akan ditanam tersebut tidak
lebih dari 3 tahun di tempat penyimpanan.

1. Pengolahan Tanah
Secara umum proses pengolahan tanah untuk budidaya sawi hijau yang dimaksud adalah
melakukan penggemburan tanah dan pembuatan bedengan. Pengemburan tanah dilakukan
lewat pencangkulan guna memperbaiki struktur tanah, sirkulasi udara, dan pemberian pupuk
dasar guna memperbaiki fisik serta kimia tanah yang tujuannya untuk menambah kesuburan
lahan. Tanah yang akan digemburkan harus bersih dari semak belukar, rerumputan, bebatuan,
atau pepohonan yang tumbuh.Tanah tersebut juga harus bebas dari benda yang menaunginya,
karena tanaman sawi menyukai cahaya matahari secara langsung. Kedalaman tanah yang
dicangkul mencapai 20 sampai 40 cm. Untuk penyiapan lahan, sebaiknya diberi pupuk
organic, seperti pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan.
Pupuk kandang maupun kompos diberikan saat berlangsungnya penggemburan tanah agar
pupuk organik tersebut dapat cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan
digunakan.
Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), harus terlebih dahulu dilakukan
pengapuran, dengan tujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah. Pengapuran dapat
dilakukan jauh hari sebelum penanaman benih, kira-kira 2 - 4 minggu sebelum masa tanam.
Jadi waktu terbaik untuk melakukan penggemburan tanah antara 2 - 4 minggu sebelum lahan
ditanami. Sedang untuk jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit
(CaMg(CO3)2).

2. Persiapam pembibitan
Persemaian tanaman sawi hijau dapat dilakukan melalui beberapa tahap:
a. Rumah Bibit\
Dengan menggunakan bambu serta atap plastik polietilen, kita dapat membuat rumah
bibit dengan lebar 1,5 meter, tinggi bagian depan 1,3 meter dan tinggi bagian
belakang 1 meter, sedang untuk panjangnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk bedengan pembibitan dibuat di lahan seluas 80-120 cm.
b. .Penyemaian
Taburkan 2 kg pupuk kandang ditambah 20 kg urea, 10 gr Tsp, dan 7,5 gr Kcl di
atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum benih sawi ditaburkan. Setelah benih
sawi ditabur, tutupi benih tersebut dengan tanah halus setebal 1-2 cm.

c. Transplanting
Transplanting dilakukan dengan mengisi panel semai pada media semai hingga penuh
kemudian dibasahi dengan air. Jika benih sudah berdaun 2-3 helai, tanaman sawi
sudah dapat dipindah ke panel semai. Untuk setiap satu lubang tanaman, isi dengan
satu benih dan jangan lebih. Selanjutnya simpanlah panel semai di dalam rumah bibit
hingga siap tanam (3-4 minggu).

k. Penanaman
Seminggu sebelum proses penanaman, lakukan pemupukan terlebih dahulu dengan
menggunakan pupuk kandang sebanyak 10 ton untuk setiap hektar lahan, ditambah dengan
TSP 100 kg, dan Kcl 75 kg. Benih yang telah disiapkan, ditanam di atas bedengan yang
memiliki lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran tanah. Tinggi bedeng berkisar
antara 20 - 30 cm, sedang jarak antar bedeng 30 cm. Untuk jarak tanam dalam bedengan
adalah: 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Saat melakukan penanaman, pilihlah terlebih
dahulu bibit yang baik, pindahkan bibit tersebut dengan hati-hati, lantas buat lubang
berukuran 4 - 8 x 6 - 10 cm untuk menanam bibit sawi.

l. Pemeliharaan
Untuk proses pemeliharaan, memiliki bebrapa aspek seperti ;
a. Penyiraman
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam perawatan adalah penyiraman.
Penyiraman tergantung pada musim. Jika musim penghujan datang dan curah hujan
berlebihan, maka pengurangan air harus dilakukan. Tetapi jika sebaliknya, yakni jika air
kurang karena datangnya musim kemarau, maka harus dilakukan penambahan air, agar
kecukupan bagi tanaman sawi senantiasa terpenuhi. Jika tidak terlalu panas, penyiraman
dapat dilakukan sehari sekali, bisa pada pagi hari atau sore hari.
b. Perajangan
yaitu dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Penjarangan dilakukan
setelah 2 minggu penanaman.
c. Penyulaman,
Yakni tindakan penggantian tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit
dengan tanaman baru. Selain penyulaman, lakukan pula penyiangan sebanyak 2 - 4 kali
selama masa tanam, atau disesuaikan dengan keberadaan gulma pada bedengan. Penyiangan
dapat dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Jika dirasa perlu, pada saat melakukan
penyiangan, lakukan pula penggemburan dan pengguludan tanah.
Selama proses pemeliharaan, perlu pula dilakukan pemupukan tambahan, yakni setelah 3
minggu masa tanam. Pupuk yang diberikan berupa pupuk urea sebanyak 50 kg untuk setiap
hektar lahan. Cara pemupukan dapat dilakukan dengan melarutkan satu sendok teh (sekitar
25 gram) ke dalam 25 liter air. Larutan tersebut disiramkan di atas tanaman yang ada di
bedengan seluas 5 m2 untuk setiap takaran.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi, seperti
kumbang daun, ulat daun, dan penyakit busuk akar, dapat dilakukan secara mekanik.
Usahakan untuk menghindari pemakaian pestisida. Jika terpaksa, usahakan dipakai 2 minggu
sebelum panen.

6. Panen
Pada umur 40-50 hari dari umur semai, tanaman sawi sudah dapat dipanen. Untuk
tanaman yang pertumbuhannya baik, disetiap satu hektar lahan dapat menghasilkan 1- 2 ton
sawi hijau. Cara untuk memanen sawi ada beberapa macam,, yakni: memotong pangkal
batang, mencabut seluruh tanaman, atau memetik daunnya satu per satu.

BUDIDAYA BROKOLI
1. Periksa pH tanah.
Brokoli lebih cocok ditumbuhi pada tanah dengan pH antara 6,0 dan 7,0. Anda dapat
menguji tanah dengan menambah nutrisi yang berbeda untuk menyesuaikan keasaman.
Pastikan untuk menguji tanah secara berkala selama proses pertumbuhan. Jika tingkat pH
tanah pada lahan Anda adalah di bawah 6,0, tambahkan asam kompos atau campuran
tanaman Jika pH tanah pada lahan Anda adalah di atas 7,0, campurankan butira
2. Pastikan pasokan air untuk tanah sebaik mungkin untuk kesuburan tanah.
Jika tanah Anda tidak memenuhi langkah dari kondisi ini, ada beberapa hal yang dapat
Anda lakukan untuk taman Anda siap tanam brokoli. Jika tanah Anda rentan terhadap banjir,
pertimbangkan untuk membangun petak lahan perkebunan untuk menaikan tinggi lahan Anda
di atas permukaan tanah. Jika memungkinkan, gunakan kayu pohon aras untuk membangun
petak perkebunan Anda, karena kayu pohon aras tidak membusuk bila terkena air. Untuk
meningkatkan kesuburan tanah Anda, campurkan pupuk hingga mencapai tebal 10 cm ke
dalam tanah Anda. Jika tanah Anda dalam kondisi sangat buruk, tambahkan juga pupuk
organik kaya akan nitrogen untuk menyuburkan tanah. Pupuk organik seperti alfalfa, biji
kapas, dan pupuk kandang adalah pilihan yang tepat untuk tanaman brokoli.
3. Pilih area lahan yang dipenuhi sinar matahari.
Meskipun brokoli lebih suka sinar matahari, namun tanaman ini akan memilih beberapa
tempat yang teduh.Langsung menabur benih di luar ruangan. Untuk panen musim panas,
taburkan bibit dua sampai tiga minggu sebelum akhir musim semi . Untuk panen musim
gugur, taburkan langsung bibit di luar ruangan 85-100 hari sebelum jatuhnya salju pertama.
Sebagai alternatif, mulailah menumbuhkan bibit di dalam ruangan. Jika Anda memilih untuk
memulai menumbuhkan bibit di dalam ruangan, biarkan mereka tumbuh di pot gambut atau
pot bibit kecil lainnya. Simpan di ruangan yang cerah. Jika menabur bibit di dalam ruangan,
ikuti langkah-langkah yang sama untuk menabur bibit di luar ruangan. Anda hanya akan
melewatkan aspek penipisan karena Anda dapat menanam bibit jauh terpisah untuk
memulainya.Gali lubang sedalam 1 cm secara terpisah yang berjarak sekitar 7-15 cm secara
terpisah. Tempatkan beberapa bibit di setiap lubang dan tutup dengan tanah. Gunakan
penggaruk tanah untuk menghaluskan tanah yang ditanam bibit jika Anda menanam di luar
ruangan, tetapi pastikan untuk tidak merusak bibitnya. Cukup menepuk tanah yang telah
ditanam bibit dengan jari-jari Anda jika menanam di dalam pot gambut.Gunakan air bersih
setelah menebar bibit brokoli. Menyirami tanah, tetapi pastikan untuk tidak meninggalkan
genangan air, brokoli menyukai kondisi saluran air yang baik. Jika Anda menanam bibit di
dalam ruangan, gunakan botol semprot untuk menyiram tanah.
4. Mengatur suhu tanah.
Jika menaburkan bibit langsung di luar ruangan, disarankan untuk menggunakan mulsa
organik yang terbuat dari kompos matang, daun, atau kulit kayu untuk menjaga kesetabilan
tanah. Sebagai alternatif, jika Anda menanam pada suhu dingin, gunakan plastik hitam
sebagai pelindung untuk memanaskan tanah. Anda dapat membeli penutup plastik di toko
pasokan kebun di sekitar Anda, tetapi setiap plastik hitam semi-kokoh seperti terpal akan
berfungsi lebih baik.
5. Atur ketinggian tanaman.
Ketika bibit di luar ruangan mencapai tinggi 2,5 cm atau lebih, Anda harus menipiskan
tanaman untuk membuat ruang bagi brokoli agar tetap tumbuh. Lepaskan semua tumbuhan
lain untuk menipiskan barisan. Pilihlah tanaman yang sehat dan segar. Hal ini akan akan
membantu tanaman brokoli terus tumbuh dengan baik.[1]
6. Pemindahan Bibit Dari Dalam Ruangan
a. Lakukan pencangkokan ketika telah mencapai ketinggian 10-15 cm.
Biasanya hal ini akan menghabiskan waktu sekitar enam minggu. Ketinggian dan
perkembangan tanaman lebih penting daripada durasi proses perkecambahan.
b. Aliri air pada saat sebelum pemupukan.
Pastikan Anda telah menyelesaikan metode persiapan tanah yang tepat yang diuraikan
di atas sebelum menanam bibit, termasuk pemupukan tanah.
c. Menggali lubang sedalam 7 cm dan memberi ruangan untuk bibit 1-2 meter.
Anda menginginkan agar tanah mencapai ke dasar dedaunan lebih dulu, tapi tidak
menutupinya. Varietas kecil dapat ditanam dengan jarak 30 cm per-tanaman.
d. Atur temperatur tanah.
Anda dapat menggunakan mulsa organik yang terbuat dari kompos matang, daun,
atau kulit kayu untuk menjaga kesetabilan tanah. Anda juga dapat menggunakan
plastik hitam sebagai pelindung untuk menjaga temperatur tanah.[2]
7. Merawat Tanaman Brokoli
a. Siram tanaman brokoli secara teratur.
Untuk tanaman Anda antara 2 hingga 3 cm air per minggu. Brokoli menyukai tanah
yang basah.Jika Anda ingin menggunakan cara teknis dalam hal itu, Anda dapat
menggunakan curah hujan untuk mengukur banyaknya air dalam tanah Anda. Pastikan untuk
menemukan mahkota pada tunas brokoli yang basah saat menyiram. Hal ini dapat mencegah
mereka jamuran. Dalam kondisi yang sangat panas atau kering, tambahkan jumlah air pada
tamanan anda.
b. Menyuburkan tanaman Anda sekitar tiga minggu setelah penanaman.
Gunakan, pupuk organik kaya nitrogen ketika tanaman brokoli Anda mulai
membentuk daun baru. Anda bisa terus menyuburkan tanaman sekitar dua kali seminggu
sampai mereka siap untuk panen.Hindari menggali atau memutar tanah. Tanaman brokoli
memiliki akar yang sangat pendek. Jika Anda mengganggu tanah mungkin tidak sengaja
memecahkan akar dan merusak tanaman brokoli Anda Jika rumput liar berkembang di sekitar
tanaman, mereka akan mati oleh mulsa jangan mencabut mereka dari tanah untuk
menghindari mengganggu akar. Jika Anda memilih untuk tidak tumbuh dengan cara organik,
Anda juga dapat menggunakan pestisida kimia untuk menghilangkan rumput liar yang tidak
diinginkan dari kebun Anda tanpa mengganggu akar brokoli.
8. Memanen tanaman brokoli .
Anda ingin memanen mahkota brokoli ketika tunas hijau tertutup rapat dan gelap.
Hindari menunggu sampai kuncup bunga mulai menjadi bunga hijau atau kuning muda.
Potong mahkota yang tersambung dengan batang menggunakan gunting taman.

BUDIDAYA BUNGA KOL


1. Teknik Budidaya dan Proses Pemilihan Benih Kembang Kol
Ada beberapa teknik budidaya yang harus anda mengerti terlebih dahulu mengenai
tanaman ini. Tekniknya dimulai dari pemilihan bibit, penanaman, perawatan, hingga
pemanenan. Dengan melakukan semua tahap yang telah dipersiapkan dengan baik, tanaman
ini akan bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan anda. Cara tanam yang pertama
harus dilakukan adalah memilih benih yang memenuhi syarat yaitu benihnya harus utuh,
tidak cacat, ataupun memiliki luka. Benih tersebut juga harus bebas dari hama dan juga
penyakit. Benih yang dipilih juga harus jenis bibit yang unggul.

2. Cara Menanam Kembang Kol


Langkah cara menanam yang pertama adalah benihnya disemai terlebih dahulu sebelum
dipindahkan ke lapangan penanaman. Pilih media tanah yang tidak mengandung hama dan
merupakan media yang gembur untuk ditanami. Buatkan juga bedengan
sebelum penanaman dilakukan. Bedengan untuk lahan ini diolah di kedalaman 30 cm dan
juga memiliki lebar 110 hingga 120 cm. Bedengan ini harus memanjang ke arah utara atau ke
selatan. Tanaman kembang kol ini juga harus dirawat dengan melakukan pengairan dan
penyiraman secara berkala. Lakukan penyiraman tanaman ini di pagi dan sore hari secara
rutin. Jangan lupa juga penyiraman yang dilakukan harus lebih banyak di musim kemarau.
Anda juga harus menyiram satu sampai dengan dua kali sehari pada fase awal pembentukan
bunga ini.
3. Cara Merawat Kembang Kol
Proses perawatan pada tanaman bunga kol juga harus dilakukan. Lakukan penyulaman
pada tanaman ini jika ditemukan adanya tanaman yang rusak atau mati. Penyulaman ini bisa
anda lakukan sebeleum tanaman kol yang ditanam berumur lebih dari dua minggu. Anda juga
bisa memelihara tanaman ini dengan cara melakukan penyiangan. Penyiangan dan
penggemburan bisa dilaksanakan secara bersamaan, namun anda harus hati-hati ketika
melakukan hal ini. Jangan terlalu dalam ketika melakukan penyiangan atau penggemburan
karena jika terlalu dalam akan berpotensi untuk merusak akar dari bunga tersebut. Jika
tumbuhan sudah menjalani masa akhir perumbuhan vegetatifnya, penyiangan harus
dihentikan.
4. Hasil Panen Tanaman Kembang Kol
Sebagai salah satu sarana bisnis, tanaman bunga kol akan bisa menghasilkan panen 15
hingga 40 ton di setiap hektarnya. Umur panen untuk tanaman ini bisa dilakukan dalam
waktu 55 hingga 100 hari tergantung dari kultivarnya. Cara memotong tangkai dari bunganya
adalah memotongnya bersama dengan batang daunnya dengan ukuran sepanjang 25 cm saja.
Lokasi untuk tanaman ini juga harus bagus dan memiliki penyinaran matahari yang cukup.
Anda juga harus mencari tempat yang dekat dengan sumber air bersih. Hal ini penting untuk
memaksimalkan pertumbuhan tanaman ini.
Perlindungan dari Hama dan Penyakit yang Menyerang Kembang Kol
Ada banyak jenis hama dan penyakit yang bisa menyerang kubis bunga dari tanaman ini.
Salah satu hama yang sering ditemukan adalah ulat dan Kutu daun. Ulat Plutella sangat suka
memakan permukaan daun dan meninggalkan tulang-tulangnya sehingga akan berpotensi
menyebabkan daun menjadi berlubang. Kemudian kutu daun juga bisa menyebabkan daun
menjadi menguning dan berbintik kotor.
Untuk bisa merawat sayuran ini dengan baik, anda bisa melakukan pengendalian dengan
cara menyemprotkan pestisida atau bakterisida untuk proteksi bagi tanaman ini.
Penyemprotan wajib dilakukan meskipun tidak tumbuh gejala penyakit atau hama. Lakukan
proses ini selama satu minggu sekali dan jangan lupa melakukan penyemprotan dengan
pupuk cair.

Anda mungkin juga menyukai