Jadi meskipun pengungkap fakta kejahatan dalam perusahaan itu merupakan tindakan
yang lebih diakibatkan karena ketidakpuasan, dibandingkan sebagai tindakan mulia,
namun pilihan untuk mengungkap fakta di dalam perusahaan itu merupakan tindakan
yang penting karena mengutamakan kepentingan masyarakat.
9. Simpulan
Latar Belakang : Tata Kelola merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan
efisiensi dan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kepercayaan investor
dan melibatkan serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi,
pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam melaksanakan tata kelola
perusahaan, ada prinsip-prinsip good corporate governance antara lain adalah keterbukaan
dan transparansi, tetapi ada banyak fakta bahwa beberapa manajemen tidak menerapkan
keterbukaan dan transparansi dalam manajemen bisnis, terutama jika mereka melakukan
kejahatan, penipuan dan penyimpangan tindakan merugikan dan disadvantaging pemangku
kepentingan perusahaan. Tindakan kejahatan, penipuan, dan penyimpangan dalam
perusahaan dapat dicegah dan terdeteksi oleh sistem pengendalian intern yang baik. dalam
banyak kasus tindakan juga dapat dideteksi oleh informasi dari orang lain. Laporan ACFE,
2012 penipuan mungkin untuk dapat dideteksi. Empat puluh persen dari penipuan terdeteksi
oleh tim atau informasi dari orang lain. ACFE, 2011 menjelaskan bahwa temuan yang
konsisten sejak tahun 2002. Hal ini berarti bahwa peran wistle blower dalam meningkatkan
corporate governance penting dan signifikan.
Populasi dan Sampel : Populasi pada penelitian ini adalah akuntan yang menjadi auditor
internal di Provinsi Jawa Timur, Indonesia dengan jumlah 315 audit internal. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 54 auditor internal.
Kesimpulan : Tata Kelola Perusahaan adalah struktur, proses, budaya dan sistem
untuk menciptakan kesuksesan operasional bagi suatu organisasi. Karena itu, peran whistle
blower penting untuk mencegah dan mendeteksi kejahatan kerah putih di perusahaan.
Saran : Saran dalam penelitian ini adalah untuk melakukan pelucutan senjata,
karena whistle blower terbatas, maka diperlukan pengembangan model penelitian dengan luas
dan sample yang besar.