Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat,


walaupun derajat dan intensitasnya berbeda, setidaknya ada tiga tingkatan eksistensi,
yaitu pertama koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan usaha
tertentu,kedua koperasi menjadi alternative bagi lenbaga lain, dan ketiga koperasi menjadi
organisasi yang dimiliki olehg anggotanya.

Dalam hal ini maka akan dibahas bagaimana koperasi dapat menjalankan kegiatanatau
usaha yang diperlukan masyarakat yang tidak dapat diberikan oleh lembaga usaha lain
dan bagaimana bagaimana koperasi mempertahankan pegawai dan anggotanya dalam
kondisi sesulit apapun. Hal ini akan erat kaitannya dengan manajemen sumber daya
manusia, bagaimana koperasi dapat melakukan pendekatan setruktural maupun cultural
melalui pengembangan sumber daya manusia itu sendiri.

Ilmu manajemen sumber daya manusia, kini tidak hanya diterapkan pada usaha
formal namun juga digunakan oleh usaha informal salah satunya adalah Usaha Mikro
Kecil dan Menengah, penerapan ilmu MSDM pada UMKM juga cenderung lebih
sederhana karena lebih mengutamakan keterampilan dibandingkan latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja.

Oleh karenyanya, segala bentuk usaha baik formal maupun informal, baik koperasi
maupun UMKM, keduanya membutuhkan ilmu manajemen sumber daya manusia agar
dapat meningkatkan produktivitas dari usaha tersebut. Maka di makalah ini kami akan
membahas bagaimana peranan dan aspek MSDM terhadap usaha koperasi dan UMKM.

Manajemen Koperasi dan UMKM1


1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari keanggotaan Koperasi?

2. Bagaimanakah pengadaan anggota dalam Koperasi?

3. Bagaimanakah pengembangan dan pemeliharaan anggota Koperasi?

4. Bagaimanakah pemberian kompensasi pada anggota Koperasi?

5. Bagaimana manajemen SDM dalam usaha kecil?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan untuk para pembaca agar dapat
mengengetahui dan memahami maksud dari masalah-masalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dari keanggotaan dalam koperasi.

2. Mengetahui bagaimana pengadaan anggota dalam koperasi.

3. Mengetahui bagaimana pengembangan dan pemeliharaan anggota koperasi.

4. Mengetahui bagaimana pemberian kompensasi pada anggota koperasi.

5. Mengetahui bagaimana manajemen SDM dalam usaha kecil.

Manajemen Koperasi dan UMKM2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keanggotaan Koperasi

2.1.1 Definisi Keanggotaan Koperasi

Anggota koperasi adalah orang-orang yang memiliki kepentingan ekonomi


yang sama sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi, berpartisipasi
aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi serta terdaftar dalam buku
anggota koperasi. Anggota koperasi minimum harus 20 orang. Latar belakang
anggota biasanya tidak sama, baik pendidikan, sosial ekonomi, agama atau
kepercayaan, maupun tanggungann keluarga. Jika anggota koperasi lebih dari
20 orang, maka koperasi tersebut semakin besar sehingga sulit untuk
mengkoordinasi dan mengorganisasi anggota.

Bagi koperasi yang memiliki anggota yang banyak, maka untuk


mempermudah komunikasi diantara para anggota akan lebih efektif bila
dibentuk kelompok-kelompok atau unit-unit aktivitas. Masing-masing
mengurus kepentingan kelompoknya, misal dengan memberikan pengarahan
dan pembinaan kepada anggotanya, sehingga pengambilan keputusan terhadap
hal yang penting dapat disampaikan kepada kelompok. Mengadakan
pertemuan rutin sambil melatih dan membiasakan untuk saling belajar dan
membantu kepentingan anggota kelompoknya. Karena kekuatan koperasi
berada ditangan para anggotanya, maka kesadaran akan disiplin dan fanatisme
anggota sangat penting guna meningkatkan pemahaman koperasi serta etos
koperasi yang perlu ditanamkan sedalam-dalamnya pada setiap anggota.
Dengan demikian motivasi mereka dapat ditingkatkan secara bersama-sama
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonominya.

Apabila kelompok atau unit-unit aktivitas dapat hidup dan ada yang lebih
dari tiga kelompok, maka akan lebih bagus lagi apabila pada koperasi tersebut

Manajemen Koperasi dan UMKM3


diadakan organisasi yang khusus menangani komunikasi antara anggota dan
antar kelompok dengan koperasinya agar dapat berjalan secara efektif.

Untuk menjadi anggota Koperasi sendiri seseorang harus memenuhi


persyaratan umum sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia,


2. Mampu melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak dibawah
perwakilan),
3. Menerima landasan idiil dan prinsip-prinsip koperasi (pasal 2 dan 5
UU No. 25 Tahun 1992)
4. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota
sebagaimana tercantum dalam UU Koperasi,Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lainnya,
5. Keanggotaan Koperasi tidak bisa dipindah tangankan kepada pihak
lain dengan cara apapun,
6. Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat-
syarat dalam Anggaran Dasar dipenuhi,
7. Mempunyai kepentingan ekonomi yang sama dalam lingkup usaha
Koperasi. Telah melunasi Simpanan Pokok.

2.1.2 Hak Dan Kewajiban Sebagai Anggota Koperasi


Koperasi yang bersangkutan. Mengenai hak dan kewajiban bagi setiap
anggota Koperasi adalah sama sehingga tidak ada prioritas diantara para
anggota, tidak ada yang di dahulukan baik sebagai anggota maupun sebagai
pengawas semuanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Adapun hak-
hak yang dimiliki sebagai anggota adalah sebagai berikut:
1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat
anggota,
2. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas,
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar,
4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat
anggota baik diminta atau tidak,

Manajemen Koperasi dan UMKM4


5. Memanfaatkan jasa Koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama
antara sesama anggota,
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut
ketentuan dalam anggaran dasar,
7. Mewajibkan pengurus untuk menjalankan kegiatan usaha,
8. Menyetujui atau mengubah anggaran dasar serta keterangan lainnya,
9. Melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha-usaha
Koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
Sedangkan kewajiban yang dimiliki sebagai anggota koperasi adalah
sebagai berikut:
1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan
lain yang telah disepakati dalam rapat anggota,
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi.,
3. Membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib,
4. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkn atas asas
kekeluargaan antara lain dengan cara:
1) Memberikan kritik dan saran pada pengurus baik di dalam maupun
di luar rapat anggota,
2) Memberikan dukungan sepenuhnya kepada pengurus dalam
menjalankan keputusan rapat anggota.
2.2 Pengadaan Anggota Koperasi

Sedarmayanti (2001: 14) menyatakan, bahwa sumber daya manusia merupakan


aset utama suatu organisasi yang mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan
latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam suatu organisasi, dalam
mencapai tujuan organisasi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang
bersangkutan supaya efektif dan efisien dalam menunjang tercapainya tujuan
organisasi.
Karena itu pengadaan anggota harus direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan, dan diawasi. Kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan anggota
dalam jumlah dan kualitas yang tepat. Organisasi koperasi tidak sembarang menerima
anggota, jadi ada pembatasan dan harus melalui proses rekruitmen dari tujuan
perusahaan koperasi, kegiatan perusahaan koperasi, jumlah anggota yang akan

Manajemen Koperasi dan UMKM5


diterima dihubungkan dengan usaha yang dilakukan, kualitas dari pada anggota
(umur, usaha, dapat melakukan tindakan hukum mempunyai keahlian tertentu).
Selanjutnya dalam pelaksanaannya koperasi harus betul-betul memperhatikan proses
tersebut di atas, rekruitmen anggota harus sesuai dengan tujuan koperasi dan kegiatan
koperasi, jumlah anggota yang akan diterima mempunyai kualitas yang baik, yang
pada akhirnya dari semua kegiatan di atas harus diawasi secara sungguh-sungguh oleh
semua komponen dalam koperasi tersebut sehingga tidak akan dapat merugikan
kepentingan koperasi dan anggota lainnya.
Pengadaan Anggota jika dilihat dari sudut Sumber Daya Manusia koperasi
terdiri dari; Anggota, Karyawan, Manajer, Pengurus dan Pengawas.

2.2.1 Pengadaan Anggota

Untuk koperasi yang baru berdiri, pada umumnya berasal dari anggota
masyarakat yang memiliki minimal kebutuhan ekonomi yang sama, untuk
kelangsungan hidup/ usahanya. Misalnya berasal dari kelompok swadaya
masyarakat (kelompok arisan, kelompok petani/ peternak, pemuda) yang
secara berkelanjutan melakukan aktivitas ekonomi dan terbentuklah pra
koperasi yang minimal berjumlah 20 orang. Sedangkan bagi koperasi yang
telah berdiri pengadaan anggota berasal dari masyarakat atau instansi dimana
koperasi berada.
Seleksi yang dilakukan biasanya didasarkan pada kebutuhan yang sama,
memiliki usaha produktif, ada jaminan dan ada komitmen untuk memenyhi
kewajiban (memberikan kontribusi material maupun non material) dan hak
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Alat seleksi biasanya wawancara untuk melaksanakan komitmen bersama dan
keputusan penerimaan yang ditandai dengan membayar simpanan pokok dan
simpanan wajib bulan pertama sebagai bukti tercatat sebagai Anggota.
Pengelolaan Anggota selanjutnya adalah menempatkan Anggota sebagai
pemilik dan pelanggan (dual identity).
Sebagai pemilik Anggota berkewajiban memberikan kontribusi dalam
bentuk memberikan simpanan (kontribusi modal), memberikan suara, saran
dan melakukan pengawasan dan memiliki hak: untuk memperoleh SHU,
dipilih dan memilih menjadi Pengurus/ Pengawas, memperoleh peningkatan

Manajemen Koperasi dan UMKM6


kemampuan pengetahuan koperasi melalui pelatihan/ pendidikan
perkoperasian.Sedangkan sebagai pelanggan anggota berhak memproleh
pelayanan utama atas fasilitas yang disediakan koperasi

2.2.2 Pengadaan Pengurus Koperasi

Perencanaan untuk jabatan Pengurus yang pertama kali setelah pendirian


Koperasi yang berbadan hukum, dilakukan secara musyawarah diantara
perintis pendiri Koperasi dan pengadaan pengurus berikutnya dipilih dari dan
oleh anggota dalam suatu Rapat Anggota. Jadi, pengurus koperasi adalah para
anggota yang dipilih dalam rapat anggota sebagai kelompok orang yang
ditugasi untuk mengurus koperasi dalam periode tertentu.
Seleksi dan penempatan pengurus, dipilih dari dan oleh anggota dengan
syarat memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengabdikan diri pada
Koperasi, jujur, terampil dalam bekerja dan memiliki pengetahuan
perkoperasian lebih dibandingkan anggota pada umumnya.
Dibawah ini merupakan pembahasan yang berhubungan tentang pengurus
koperasi antara lain meliputi:
1) Kerja Pengurus adalah Kerja Tim
Pemegang mandat dari pemiliki koperasi disebut sebagai
pengurus. Biasanya, mereka terdiri dari sekelompok orang yang tidak
sama dalam pendidikan, agama, sosial ekonomi, tujuan, dan motivasi
individunya. Disini dapat ditemukan bahwa tenggang rasa, solidaritas,
dan kemauan mereka untuk mengabdi kepada koperasi merupakan
landasan yang kuat untuk menjadi suatu team work yang kompak
dalam menegrjakan tugas-tugasnya.
2) Koordinasi Kegiatan Pengurus
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan dalam suatu perusahaan
harus dikoordinasikan dan disinkronisasikan. Dari segi pengurusan
usaha, pengurus harus banyak berhubungan dengan manajer atau
kepala unit usaha yang bertanggung jawab langsung atas usaha
unitnya. Disamping itu, pengurus harus mengetahui aktivitas unit-unit
usaha yang ada. Maka dari itu ketua pengurus yang dipilih dari orang

Manajemen Koperasi dan UMKM7


yang mengetahui banyak tentang seluk beluk usaha, dan liku-liku
organisasi koperasi.
3) Koprerasi sebagai Suatu Gerakan
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, ketua pengurus
koperasi harus orang yang benar-benar menguasai penegtahuan
tentang organisasi koperasi sebagai suatu gerakan dan sebagai alat
perjuangan ekonomi. Biasanya realisasi kegiatan gerakan ini sudah
tercemin dalam keputusan rapat anggota sehingga koperasi harus
dapat menjalankan misi seperti yang diamanatkan rapat anggota.
Pengurus mempunyai tanggung jawab yang besar atas jalannya
koperasi yang akan dilaporkan kepada para pemilik, pengawas, dan
gerakan koperasi (Pasal 31).
4) Pengurus Tidak Digaji
Meskipun tugas pengurus koperasi berat, namun diat tidak
mendapatkan gaji sehingga sulit untuk mencari orang yang benar-
benar mampu dan mau. Pengurus hanya akan mendapat bagian SHU
satu tahun sekali yaiu maksimum 5% dari SHU yang dibagi. Jumlah
ini akan dibagi-bagi lagi kepada seluruh personel pengurus yang ada.

2.2.3 Pengadaan Pengawas Koperasi


Seperti halnya Pengurus, maka perencanaan pengadaan Pengawas pun
berasal dari anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota untuk menjalankan
tugas sebagai Pengawas dan pemeriksa rumah tangga koperasi yang dilakukan
Pengurus.Pengurus yang sah harus mengumumkan data tentang siapa yang
mencalonkan diri untuk menjadi Pengawas pada waktu yang akan datang.
Pengawasan yang dinamis dan efektif terhadap pengurus koperasi berada
di tangan Pengawas, di mana mereka secara team work melakukan
pemeriksaan terhadap cara kerja pengurus dalam menjalankan usaha koperasi.
Di sini pengawas atau BP harus terdiri dari orang-orang yang menguasai
administrasi keuangan dan mengetahui liku-liku penyimpangan yang mungkin
ada. Orang yang bertindak sebagai pengawas dituntut untuk berlaku jujur,
karena mereka adalah pengawas operasional yang mencegah tindakan
kecurangan.

Manajemen Koperasi dan UMKM8


Di samping itu, personal pengawas harus mencakup orang-orang yang
ahli dalam bidang manajemen karena pengawasan dalam bidang manajemen
koperasi termasuk obyek pengawasan yang penting. Orang yang duduk dalam
tim pengawas juga harus mengetahui seluk-beluk organisasi koperasi. Sebagai
suatu gerakan ekonomi masyarakat. Agar pengawas mempunyai kewibawaan,
maka biasanya dipilih dari anggota yang telah banyak pengalaman usaha serta
pengalaman organisasi. Di sini akan lebih baik lagi apabila pilihan jatuh
kepada orang yang lebih dihormati atau sesepuh yang tau banyak dan
berpengalaman terhadap lika-liku perkoperasian di mana dapat berfungsi
sebagai pengawas yang dinamis dan efisien.

2.2.4 Pengadaan Karyawan Koperasi


Karyawan koperasi adalah orang yang bekerja pada perusahaan koperasi
tersebut dan yang melaksanakan usaha, melayani pelanggan, dan membantu
pengurus dalam membuat pertanggung jawaban kepada pemilik koperasi.
Mereka diberi gaji sesuai dengan prestasi kerjanya dan dengan perjanjian kerja
yang disepakati bersama.
Jika usaha koperasi semakin besar maka semakin banyak karyawan yang
diperlukan dimana untuk mengaturnya bukan merupakan hal yang mudah.
Maka di sini di butuhkan seorang ahli manajemen personalia yang bertugas
untuk:
a. Merencanakan pembagian tugas.
b. Melaksanakan pembagian tugas agar dapat lancar.
c. Mengorganisasikan masing-masing unit aktivitas.
d. Mesinkronisasi kegiatam antar bagian.
e. Mengawasi semua kegiatan yang ada.
f. Mengembangan pendidikan serta menambah pengetahuan para
karyawan.
g. Mempromosikan mereka yang pantas.
h. Memikirkan kesejahteraan mereka secara memadai.
Syarat penting untuk memjadi karyawan koperasi adalah orang yang
sesuai dengan keahlian masing-masing yang dibutuhkan oleh pekerjaannya,
dan dengan tujuan agar tidak ada pemborosan dalam pemanfaatan sumber
daya manusia yang bekerja di koperasi. Gunamemenuhi kebutuhan akan

Manajemen Koperasi dan UMKM9


tenaga kerja yang baru, koperasi harus tidak begitu saja menerima orang
(misalnya keluarga pengurus) yang akan langsung ditempatkan, melainkan
harus diseleksi dengan cara yang benar sesuai dengan syarat-syarat kerja yang
akan dikerjakan, sehingga pegawai tersebut dapat berdayaguna bagi
koperasinya.

Apabila usaha kioperasi terdiri dari bebrapa jenis (beberapa unit), maka
sebaiknya masing-masing unit diberi keleluasaan dalam mengelola opersainya
dengan pimpinan oleh seorang kepala unityang benar-benar mampu. Unit-unit
ini bisa berdiri sendiri sebagai unit yang otonom, atau hanya sebagai unit
aktivitas yang semuanya masih bergabung menjadi satu dengan organisasi
induknya. Dalam hal ini yang terpenting adalah peranggung jawaban unit
kepada usaha keseluruhan, dengan pengawasan yang intensif. Seluruh kepala
unit yang ada dalam usaha koperasi akan dipimpin oleh seorang pimpinan
karyawan yang disebut manajer. Mereka inilah para karyawan yang disebut
seabagi pengelola.

2.2.5 Pengadaan Manajer Koperasi

Manajer adalah orang yang memegang jabatan tertinggi dari semua


karyawan koperasi dimana dia bekerja sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati dengan pengurus. Karena manajer adalah pimpinan dari semua
karyawan, maka ia harus:
a. Seorang pembuat kebijakan yang handal.
b. Seorang pemimpin yang mampu mejadi koordinator yang baik bagi
seluruh kegiatan operasi.
c. Seorang pengawas yang bijaksana dalam mengawasi semua kegiatan
koperasi.
d. Walaupun ada kepala bagian keuangan, namjun manajer juga harus
memperanggung jawabkan keuangan koperasi kepada pengurus.
e. Figur yang jujur dalam mengatur serta menggunakan dana yang ada
secara efisien dan produktif.
Menurut Suparmi Su dalam bukunya Manajemen Koperasi, ada beberapa
bidang yang perlu ditangani oleh manajer sebagai pengelola usaha koperasi
yaitu sebagai berikut:

Manajemen Koperasi dan UMKM10


1. Bidang Personalia
a. Mengusulkan pengangkatan pegawai dan pencatatan pegawai yang
melanggar tata tertib.
b. Membimbing, memotivasi, dan mengawasi kerja karyawan.
c. Mengusulkan peningkatan pendidikan dan keterampilan pegawai,
misalnya dikirim untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
d. Mengusulkan promosi pegawai yang berprestasi, termasuk
peningkatan kesejahteraannnya.
Pemimpin yang baik adalah orang yang tahu banyak tenatang bawahan
yang dipimpinnya. Karena manajer adalah pemimpin dari seluruh kepala unit
maka dia juga harus mengetahui banyak tentang seluk beluk usaha dan tentang
teknik pemasran diman dia bertanggung jawab terhadap penjualan hasil
produksi koperasi.
2. Bidang Pengelola Usaha
Karena usaha adalah tanggung jawab manajer, maka dia secara
intensif harus mencari informasi pasar, merealisasi peluang pasar yang
ada, dan bertanggung jawab penuh terhadap omzet penjualan. Dalam
menangani masalah strategi teknologi produksi, ia juga harus
mengusahakan agar menacapai nomic of scale atau penurunan biaya
dan mencapai efisiensi kerja. Selain itu, permodalan koperasi yang
murah dan mudah harus diusahakan oleh koperasi, terutama modal
kerja operasional yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bidang Administrasi
Administrasi merupakan pendukung lancarnya organisasi
mencakup administrasi keuangan dan pembuatan laporan-laporan
yang menjadi tanggung jawabnya. Sampai batas tertentu dengan
persetujuan penerimaan dan penegluaran sampai jumlah tertentu.
4. Bidang Perencanaan
a. Mengkoordinir penyusunan konsep:
Rencana kerja, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Rencana pengeluaran terutama pengeluaran yang rutin.
Rencana pemasukan yang sudah ada anggarannya.

Manajemen Koperasi dan UMKM11


b. Konsep perencanaan ini diajukan ke pengurus, lalu diadakan
penyesuaian seperlunya sebelum diajukan kerapat anggota.
c. Mengikuti rapat yang berkaitan dengan bidang usaha.
5. Bidang Pengawasan
Disini manajer bertanggung jawab atas seluruh bidang
pengawasan dimana kegiatan yang harus dilakukan mencakup antara
lain:
a. Perencanaan persediaan, yang meliputi persediaan bahan baku
dan barang jadi.
b. Pengawasan investasi.
c. Kerajinan dan kedisiplinan pegawai.
d. Jumlah uang masuk dan keluar harus diberikan setiap saat serta
diadakan evaluasi lalu dibandingkan antar rencana dan
kenyataan.

2.3 Pengembangan dan Pemeliharaan Anggota Koperasi


2.3.1 Pengembangan Anggota Koperasi
Pengembangan merupakan peningkatan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan, khususnya mengenai prinsip-prinsip (sendi-sendi dasar
koperasi), teknik berkoperasi sebagai organisasi ekonomi berwatak sosial,
teknik usaha, produksi, permodalan, pembelian, penjualan dan sebagainya,
melalui pendidikan dan latihan yang terprogram. Hal ini merupakan suatu
kegiatan yang amat penting dan harus terus digunakan, mengingat selalu
berkembangnya teknologi, reorganisasi usaha dan semakin meningkatnya
tantangan lingkungan yang membawa tugas manajemen semakin rumit.
Sehubungan dengan itu itu program pendidikan dan pelatihan koperasi yang
berkesinambungan berdasarkan kurikulum dan metode yang tepat dan terarah
merupakan unsur yang menentukan untuk mencapai keberhasilan koperasi
dalam meningkatkan kepentingan para anggota.
Karena itu pengembangan anggota harus direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan, dan diawasi. Kegiatan untuk memperoleh pendidikan dan
pelatihan yang terprogram sangat diperlukan dalam koperasi. Organisasi
koperasi dapat menerapkan pola pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh anggota

Manajemen Koperasi dan UMKM12


maupun oleh koperasi yang bersangkutan. Selanjutnya dalam pelaksanaannya
koperasi harus betul-betul memperhatikan proses tersebut di atas, pendidikan
perkoperasian harus sesuai dengan tujuan koperasi dan kegiatan koperasi,
demikian halnya dengan pelatihan perkoperasian harus sesuai dengan tujuan
koperasi dan kegiatan koperasi, akhirnya dari semua kegiatan di atas harus
diawasi secara sungguh-sungguh oleh semua komponen dalam koperasi
sehingga dapat dirasankan manfaatnya.
Menurut Faustino Cardoso Gomes (2001: 197), pelatihan adalah setiap
usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu
yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus
mencakup pengalaman belajar (learning experience), aktifitas-aktifitas yang
terencana ( be a planed organizational activity), dan didesain sebagai jawaban
atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Dewi
Puspaningtyas (2000: 188) berpendapat melalui program pendidikan dan
pelatihan yang efektif kualitas sumber daya manusia dapat dicapai dengan
lebih efisien dan diharapkan berdampak terhadap pengembangan organisasi
2.3.1.1 Pendidikan Koperasi
Pendidikan anggota koperasi merupakan hal yang penting dalam
pembinaan dan pengembangan koperasi karena keberhasilan atau
kegagalan koperasi banyak tergantung pada tingkat pendidikan dan
partisipasi para anggota. Agar partisipasi memberikan dampak yang
positif, maka keterlibatan anggotra dalam kegiatan usaha kopersi harus
dapat diwujudkan, di mana hal ini juga merupakan peran sertanya dalam
struktur demokrasi. Oleh karena itu, agar para anggota dapat berperan serta
secara aktif dan dinamis, mereka harus mempunyai bekal yang memadai
yaitu pendidikan.
Bertitik tolak dari GBHN dan Tap MPR RI No.II/MPR/88 dan
berbagai Inpres serta kepmen, terlihat bahwa pemerintah dan gerakan
koperasi telah menyadari betapa pentingnya peranan pendidikan dalam
perkoperasian. Hal ini dapat mendorong pengembangan pengkoperasian
Indonesia sedikit demi sedikit, sehingga dapat maju secara nyata dan baik.
Menurut Ace Partadiredja, belum majunya koperasi di Indonesia
disebabkan oleh kurangnya kecerdasan dan belum meratanya pendidikan

Manajemen Koperasi dan UMKM13


di Indonesia. Di sini pendidikan yang bersifat umum merupakan kunci
keberhasilan koperasi karena sebelum belajar hal-hal yang khusus, lebih
dulu orang harus mengenal pendidikan yang bersifat umum.
Pendidikan berkoperasi merupakan salah satu topik yang akan
dipelajar secara bersama-sama dengan topik bahasan khusus setelah
mempelajari pendidikan dasar secara umum.
1. Kategori Pendidikan
Pendidikan berkoperasi, baik yang formal maupun yang informal,
merupakan keselurruhan proses pengembangan kemampuan atau
kecakapan dan perilaku manusia yang dilakukan secara terorganisasi
dan terus-menerus, serta dirancang untuk mengkombinasikan
gabungan pengetahuan keterampilan dan pengertian di bidang
pengkoperasian yang bermanfaat bagi seluruh kegiatan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat.
Sebagai pendidikan di luar sekolah, pendidikan anggota koperasi
dapat ditafsirkan sebagai proses pemindahan atau pengalihan
pengetahuan perkoperasian serta hal yang berkaitan dengan seluk-
beluk perkoperasian seluruhnya.
2. Tujuan pendidikan anggota
Membangkitkan aspirasi dan pemahaman para anggota tentang
konsep, prinsip, metode, dan praktek serta pelaksanaan usaha
koperasi.
Mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan
kesadaran pada masyarakat, khususnya para anggota koperasi,
tentang arti penting atau manfaat untuk bergabung dan
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan
keputusan koperasi sebagai upaya perbaikan terhadap kondisi
sosial ekonomi mereka.
Mengembangkan rasa percaya diri, kemandirian, dan kesetiaan
diantara para anggota serta pemahaman tentang kewajiban, tugas,
serta hak, termasuk hak-hak istimewa mereka.

Manajemen Koperasi dan UMKM14


Meningkatkan kompetisi para anggota, pengurus, dan badan
pengawas, serta paera karyawan guna memperbaiki manajemen
dan kinerja usaha para anggota dan kperasinya.
Menjamin kesinambungan pemasokkan kepemimpinan di berbagai
tingkatan organisasi koperasi.
Mendorong dan menopang kebijakan pemerintah serta gerakan
koperasi dalam rangka pembangunan sosial ekonomi.
3. Objek pendidikan
Pengurus, pengawas, dan dewan penasehat
Pendidikan untuk kelompok ini bertujuan agar mereka dapat
lebih aktif mengembangkan kemampuan dan keopemimpinan
pengawasan, sertya meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan
sehingga dapat memuopuk jiwa pengfabdian mereka, serta
meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban masing-masing.
Hal ini diutamakan apabila pengurus dan BP adalah orang-orang
baru yang belum banyak pengalaman.
Manajer
Manajer selalu dituntut untuk meningkatkan pengetahuan
profesionalnya sehingga dalam mengelola usaha dapat lebih baik,
dan dalam mengabdi kepentingan anggota juga dapat di tingkatkan.
Dengan demikian, suasana kerja yang dinamis akan selalu terbina
demi pengembangan usaha koperasi di masa yang akan datang.
Karyawan
Bagi karyawan, biasanya hal yang paling dipentingkan adalah
peningkatan kecakapan teknuis dan keterampilan melalui latihan
praktis. Dan pendidikan pada karyawan juga harus diperkuat,
diperbaiki mutunya, serta volume penyelenggaraanya diusahakan
semakin sering, dan merata.
Pejabat departemen koperasi dan PK, serta pejabat pemerintah
yang terikat
Pendidikan disini dimaksudkan agar mereka memiliki wawasan
serta klemampuan professional yang memadai guna menfghadapi

Manajemen Koperasi dan UMKM15


perkembangan li8ngkungan perekonomuian, dan perkembvangan
koperasi yang mereka bina atau mereka pimpin.
Anggota
Para anggota, secara bertahap harus meningkatkan pengetahuan
tentang pengkoperasian melalui mendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, seperti pengetahuan tentang keterampilan produksi,
peningkatan kualitas, cara mengembangkan penjualan,
pengetahuan tentang bahan baku yang baik serta murah, seluk-
beluk organisasi koperasi, hak dan kewajibvan sebagai anggota,
dan sebagainya. Semua ini dimaksudkan agar para anggota
koperasi termotivasi secara lebih aktif berpartisipasi dalam
kegiatan yang ada di koperasinya.
Masyarakat
Peranan pendidikan tidak dpat dipungkiri lagi, baik untuk masa
sekarang maupun untuk masa yang akan datang, bagi npengurusa,
anggotan dan karyawan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
semua pihak yang berkepentingan atas maju mundurnya koperasi
harus meningkatkan pendidikan dan pengalamannya. Karena
pendidikan perkoperasian kepada masyarakat merupakan tugas
yang berat, maka pelaksanaannya tidak mungkin ditangani sendiri
oleh koperasi melainkan harus mendapat peranan pemerintah yang
sangat besar.

2.3.2 Pemeliharaan Anggota Koperasi


Dalam hal ini yang harus dipelihara ialah: sikap dan keadaan
jasmaninya. Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi terhadap
pengembangan dan pemeliharaan sikap, tetapi faktor komunikasi akan terlibat
dalam semua faktor tersebut (Sutaryo Salim, 1989: 12). Sementara itu menurut
De Cenzo dan Robbins (1996: 423-446), fungsi pemeliharaan berkaitan
dengan program keselamatan kerja (job safety programs) yang dirancang
untuk menjamin keselamatan kerja karyawan dan program kesehatan
(wellness programs) yang dirancang untuk menjaga kesehatan karyawan.
Fungsi pemeliharaan juga berhubungan dengan program komunikasi
(communication programs) yang digunakan sebagai dasar bagi peningkatan

Manajemen Koperasi dan UMKM16


loyalitas dan komitmen karyawan. Komunikasi ialah proses penyampaian
pesan atau gagasan dari pengiriman pesan (komunikasi) kepada penerima
(komunike) dengan maksud agar terjadi perubahan perilaku pada komunike,
sesuai dengan keinginan komunikasi.
Proses komunikasi pada koperasi harus berjalan diatas landasan prinsip-
prinsip atau sendi dasar koperasi: demokrasi dan sukarela serta terbuka. Ini
menghendaki adanya 2 jalur komunikasi (two way traffic communication),
tidak hanya dari atas (pengurus atau manajer) kepada anggota (top down
communication), tetapi juga dari bawah (anggota) kepada pengurus atau
manajer atau pemerintah (bottom up communication) bahkan ke samping
(horizontal).
Malayu S.P. Hasibuan (1994: 225) berpendapat, konseling adalah
pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan maksud pokok
untuk membantu karyawan tersebut, agar dapat mengatasi masalah secara
lebih baik. Dengan demikian, program konseling adalah suatu upaya untuk
membantu atau membimbing karyawan dalam mengatasi masalah-masalah
kinerja, tujuannya untuk mambantu orang-orang menjadi lebih efektif dalam
memecahkan masalah-masalah mereka.
Karena itu pemeliharaan anggota harus direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan, dan diawasi. Kegiatan yang harus dipelihara ialah sikap dan
keadaan jasmani anggota, sehingga perlu direncanakan dengan sebaik-
baiknya. Organisasi koperasi dapat memelihara sikap dan keadaan jasmani
para anggota dengan komunikasi atau program konseling / penyuluhan.
Selanjutnya dalam pelaksanaannya koperasi harus betul-betul memperhatikan
proses tersebut di atas, komunikasi dimaksudkan agar terjadi perubahan
perilaku anggota yang harus berjalan diatas landasan prinsip-prinsip atau sendi
dasar koperasi; demokrasi dan sukarela serta terbuka sehingga anggota merasa
tentram, akhirnya dari semua kegiatan di atas harus diawasi secara sungguh-
sungguh oleh semua komponen dalam koperasi sehingga anggota selalu siap
sedia untuk berpartisipasi dan berusaha secara berkesinambungan. Dengan
penyuluhan dan pembinaan yang baik karyawan akan menyadari arti penting
fungsi pemeliharaan, baik bagi dirinya maupun bagi perusahaan.

Manajemen Koperasi dan UMKM17


2.4 Pemberian Kompensasi Anggota
Kompensasi merupakan hal yang penting baik bagi organisasi/perusahaan
maupun bagi karyawan. Bagi organisasi kompensasi memiliki berbagai macam tujuan
antara lain untuk menarik calon karyawan agar bergabung ke dalam organisasi,
memotivasi karyawan, dan meningkatkan kepuasan kerja. Sedangkan bagi karyawan
kompensasi merupakan sumber penghasilan untuk kelangsungan hidup secara
ekonomis dan menentukan status sosial dalam masyarakat (Flippo, 1994).
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa
atas kerja mereka (Handoko, 1995). Sementara itu menurut Siswanto yang dikutip
oleh Tjahjono (1996), kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan oleh
organisasi/perusahaan kepada karyawan yang telah menyumbangkan tenaga dan
pikirannya demi kemajuan dan kontinuitas perusahaan dalam rangka mencapai
tujuannya. Menurut Mathis dan Jackson (2002) kompensasi/imbalan dapat berbentuk
intrinsik/internal seperti pujian, termasuk dampak psikologis dari pemberian
kompensasi, dan ekstrinsik/eksternal yang bersifat terukur, dapat berbentuk moneter
maupun non-moneter.
Menurut Dessler (1997), kompensasi merupakan segala bentuk penggajian atau
imbalan yang mengalir kepada karyawan. Kompensasi ini mencakup tiga komponen
yaitu: (a) direct financial payment, seperti gaji, upah, insentif, bonus, dan komisi; (b)
indirect payment, yaitu dalam bentuk tunjangan-tunjangan misalnya asuransi
kesehatan, tunjangan keluarga, cuti kerja, program rekreasi, pensiun, koperasi simpan
pinjam, transport dan sebagainya; dan (c) imbalan nonfinansial, yaitu hal-hal yang
sulit untuk dikuantifikasi seperti jam kerja yang lebih fleksibel, tugas atau pekerjaan
yang menantang, dan fasilitas kantor yang bergengsi. Kompensasi menurut Hasibuan
(1994) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung maupun
tidak langsung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa mereka yang
diberikan kepada organisasi.
Setiap organisasi perlu memandang keputusan kompensasi secara strategis.
Program kompensasi sebaiknya dikaitkan dengan tujuan dan strategi organisasi.
Keputusan kompensasi memiliki beberapa tujuan, antara lain (Dessler, 1997; Flippo,
1994; Madura, 2001; Schuler dan Jackson, 1996; Handoko, 1995):
1. Menarik orang yang berkualifikasi agar bergabung dengan organisasi.
Program kompensasi diharapkan dapat menarik calon karyawan yang
memiliki kualifikasi, bersedia untuk bergabung dengan organisasi. Seseorang

Manajemen Koperasi dan UMKM18


yang memiliki kualitas/competence tinggi biasanya akan membandingkan
kompensasi diantara organisasi. Oleh sebab itu orgnaisasi perlu menawarkan
kompensasi yang tinggi untuk memikat karyawan yang berkompeten tersebut.
2. Mempertahankan karyawan agar tetap di organisasi. Kompensasi seringkali
menjadi sumber ketidakpuasan atau ketidakadilan karyawan, sehingga mereka
berniat untuk meninggalkan organisasi/keluar. Untuk itu organisasi sebaiknya
dapat mendesain sistem kompensasi yang mampu memberikan kepuasan
kerja, memberikan rasa keadilan, dan dapat memenuhi kebutuhan hidup secara
layak, sehingga karyawan bersedia untuk tetap bekerja di dalam organisasi.
3. Meraih keunggulan kompetitif. Sistem kompensasi sebaiknya dirancang cukup
kompetitif. Sistem kompensasi perlu dikaitkan dengan strategi bisnis dan
tujuan organisasi.
4. Meningkatkan produktivitas. Kompensasi diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Salah bentuk kompensasi yang didesain untuk
meningkatkan produktivitas tersebut adalah gaji variabel/insentif. Gaji
variabel ini biasanya diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja diatas
standar atau target yamg ditentukan. Beberapa perusahaan atau organisasi
memberikan saham kepada karyawannya yang memiliki produktivitas tinggi.
5. Mematuhi peraturan/hukum. Penentuan kompensasi juga bertujuan untuk
memenuhi peraturan atau hukum yang berlaku. Strategi kompensasi sebaiknya
tidak bertentangan dengan peraturan/hukum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penentuan kompensasi
antara lain upah minimum, upah lembur, dan tunjangan-tunjangan.
6. Tujuan strategik. Kompensasi diharapkan dapat menciptakan budaya kerja
yang kondusif, dapat memikat calon karyawan yang berkompentensi, dan
kompetitif, yang pada gilirannya tujuan organisasi seperti meningkatkan
pertumbuhan, survival, dan inovasi akan dapat tercapai.
7. Mengokohkan dan menentukan struktur organisasi. Program kompensasi yang
efektif dapat membantu menentukan struktur organisasi, hirarki statusnya, dan
tingkat dimana anggota organisasi dapat berinteraksi dan mempengaruhi.

Manajemen Koperasi dan UMKM19


2.5 Manajemen Sumber Daya Manusia Usaha Kecil
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah setiap orang
pada suatu organisasi (Oreilly, 2004). Sumber daya personal yang dimiliki
perusahaan ini dipilih melalui proses rekrutmen dan seleksi sebagaimana yang
menjadi tugas manajemen personalia (McKenna & Beech, 2000). Dalam suatu
organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang meliputi
semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum, sumber daya yang terdapat
dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam, yaitu (1) sumber daya
manusia dan sumber daya nonmanusia (Gomes, 2003). Dengan kata lain, sumber daya
manusia adalah setiap individu yang bekerja di perusahaan yang dikelola untuk
mencapai tujuan organisasi (Rowley, 2003). Sedangkan manajemen Sumber Daya
Manusia adalah proses perencanaan, perngorganisasian, pemimpinan dan
pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi
pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan
hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan (Panggabean, 2004).
Ivancevich dan Konopaske (2013) menjelaskan bahwa dalam rangka
mengefektifkan tujuan organisasi Manajemen Sumber Daya Manusia berfungsi untuk:
a. Membantu organisasi untuk mencapai tujuannya.
b. Menggunakan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja secara efisien.
c. Menyediakan organisasi dengan karyawan yang terlatih dan termotivasi dengan
baik.
d. Meningkatkan untuk kepuasan kerja dan aktualisasi diri karyawan secara
penuh.
e. Mengembangkan dan mempertahankan kualitas hidup kerja yang membuat
pekerjaan dalam organisasi diinginkan.
f. Mengkomunikasikan kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia kepada
seluruh karyawan.
g. Membantu mempertahankan kebijakan etika dan perilaku yang bertanggung
jawab sosial.
h. Mengelola perubahan untuk keuntungan bersama dari individu, kelompok,
perusahaan dan masyarakat.
i. Mengelola peningkatan urgensi dan siklus waktu yang lebih cepat.

Manajemen Koperasi dan UMKM20


2.5.1 Pengadaan Tenaga Kerja
Menurut Wursanto (2003), pengadaan tenaga kerja adalah proses
kegiatan yang dilakukan oleh manajer personalia untuk mendapatkan dan
menarik tenaga kerja dari sumber-sumber tenaga kerja untuk mengisi jabatan
yang lowong. Sedangkan menurut Hasibuan (2004), pengadaan tenaga kerja
adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan
perusahaan. Di sisi lain, Milkovich dan Nystrom (dalam Anwar, 2005)
mendefinisikan pengadaan tenaga kerja sebagai suatu proses menentukan
kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan,
pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi
dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah karyawan, penempatan
karyawan secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis.

2.5.2 Pengembangan Karyawan


Dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi, baik lingkungan
mikro maupun lingkungan makro yang semakin cepat dan kompleks,
perusahaan harus bersikap dinamis dan dapat mengantisipasi atau dapat
menyesuaikan diri, yaitu salah satunya dengan cara melakukan
pengembangan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kualitas
karyawannya.
Menurut Hasibuan (2004), pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Mengenai hal ini, Hariandja (2007), menjelaskan bahwa latihan dan
pengembangan dapat didefenisikan sebagai usaha yang terencana dan
terorganisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan
karyawan dan secara konseptual dapat mempengaruhi sikap karyawan
terhadap pekerjaan.

Manajemen Koperasi dan UMKM21


Menurut Carrel dkk. (dalam Dessler, 2006) tujuan umum pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kinerja
Karyawan yang kinerjanya kurang memuaskan karena minimnya
kecakapan merupakan target utama dalam program pelatihan dan
pengembangan.
2. Memperbaharui keterampilan karyawan
Manajer diharuskan tanggap pada perkembangan teknologi yang akan
membuat fungsi organisasinya lebih efektif. Perubahan teknologi berarti
perubahan lingkup pekerjaan yang menandakan bahwa harus adanya
pembaharuan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
3. Menghindari keusangan manajerial
Banyak ditemukan sebagai kegagalan dalam mengikuti proses dan metode
baru. Perubahan teknis dan lingkungan sosial yang cepat berpengaruh pada
kinerja. Bagi karyawan yang gagal menyesuaikan diri maka apa yang
mereka miliki sebelumnya menjadi usang.
4. Memecahkan permasalahan organisasi
Di setiap organisasi tentulah banyak sekali konflik yang terjadi dan
pastinya dapat diselesaikan dengan beragam cara. Pelatihan dan
pengembangan memberikan keterampilan kepada karyawan guna
mengatasi konlik yang terjadi.
5. Mempersiapkan diri untuk promosi dan suksesi manajerial
Hal penting guna menarik, mempertahankan dan memotivasi karyawan
yaitu dengan program pengembangan karir. Dengan mengikuti program
pelatihan dan pengembangan karyawan dapat memperoleh keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk promosi, dan memudahkan dalam
perpindahan ke tanggungjawab pekerjaan yang lebih tinggi.
6. Memenuhi kebutuhan kepuasan pribadi
Banyak karyawan yang berorientasi lebih kepada prestasi dan butuh
tantangan baru pada pekerjaannya.

Manajemen Koperasi dan UMKM22


2.5.3 Penilaian Prestasi
Menurut Siswanto (2002), prestasi diartikan sebagai hasil akhir yang
memuskan dari pekerjaan yang dilakukan seseorang dapat dilakukan dengan
mengukur kinerjanya. Adapun unsur-unsur yang dinilai adalah kejujuran,
tanggung jawab, kerjasama, kreativitas, dan kedisiplinan. Sedangkan prestasi
kerja menurut Hasibuan (2004) adalah pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran
untuk menghasilkan barang barang atau jasa-jasa dengan memperoleh
imbalan prestasi tertentu. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Menurut Hasibuan (2004), manfaat penilaian prestasi kerja adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai perbaikan atas prestasi kerja karyawan, dimana umpan balik
pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen
personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk
memperbaiki prestasi.
2. Untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kompensasi, dimana evaluasi
prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan
kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3. Sebagai pedoman perencanaan dan pengembangan karir, dimana umpan
balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur
karir tertentu yang harus diteliti.
4. Untuk memberi kesempatan kerja yang adil, dimana penilaian prestsi
kerja yang dilakukan secara akurat akan menjamin keputusan dan
penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.

2.5.4 Kompensasi
Menurut Dessler (2006), kompensasi karyawan adalah semua bentuk
pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari
pekerjaan mereka. Pada dasarnya terdapat dua cara untuk membuat
pembayaran keuangan kepada karyawan, yaitu pembayaran langsung dan
pembayaran tidak langsung. Pembayaran langsung adalah pembayaran dalam
bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Sedangkan pembayaran tidak
langsung adalah pembayaran dalam bentuk tunjangan-tunjangan keuangan
seperti asuransi.

Manajemen Koperasi dan UMKM23


BAB III

KESIMPULAN

Setelah membahas secara terperinci mengenai pengertian serta komponen-


komponen dari manajemen sumberdaya koperasi. Dapat ditarik beberapa poin kesimpulan
sebagai berikut:

Anggota koperasi adalah orang-orang yang memiliki kepentingan ekonomi yang sama
sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi, berpartisipasi aktif untuk
mengembangkan usaha koperasi dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
Anggaran Dasar Koperasi.
Sedarmayanti (2001: 14) menyatakan, bahwa sumber daya manusia merupakan aset
utama suatu organisasi. Karena itu pengadaan anggota harus direncanakan,
diorganisasikan, dilaksanakan, dan diawasi. Kegiatan untuk memperoleh atau
mengadakan anggota dalam jumlah dan kualitas yang tepat.
Pengadaan Anggota jika dilihat dari sudut Sumber Daya Manusia koperasi terdiri
dari; Anggota, Karyawan, Manajer, Pengurus dan Pengawas.
Organisasi koperasi dapat menerapkan pola pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh anggota maupun oleh
koperasi yang bersangkutan.
Proses komunikasi pada koperasi harus berjalan diatas landasan prinsip-prinsip atau
sendi dasar koperasi: demokrasi dan sukarela serta terbuka.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses perencanaan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan
hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Manajemen SDM yang bisa diterapkan dalam usaha kecil adalah (1) pengadaan
tenaga kerja, (2) Pengembangan, (3) Penilaian Prestasi, dan (4) kompensasi.

Manajemen Koperasi dan UMKM24


Daftar Pustaka

Sukamdiyon. 1996. Manajemen Koperasi. Semarang: Erlangga.


Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, I Wayan Mudiartha Utama. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Balai
Pustaka.
Novia Aristyani Esay dan R.R. Retno Ardianti.2013. Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Pada Usaha Mikro dan Kecil Di Jawa Timur, AGORA Vol. 1 No. 3.
Jurnal Manajemen Bisnis Universitas Kristen Petra Surabaya.
Ardiyana, Brahmayanti, dan Subaedi. 2010. Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya
Terhadap UKM di Suranaya, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12 No.
1. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Manajemen Koperasi dan UMKM25

Anda mungkin juga menyukai