Oleh
1617021058
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 Tahun 1999).
Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga
tanaman kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan.
Pohon merupakan bagian yang dominan diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di
hutan. Berbeda letak dan kondisi suatu hutan, berbeda pula jenis dan komposisi
pohon yang terdapat pada hutan tersebut. Sebagai contoh adalah hutan di daerah
tropis memiliki jenis dan komposisi pohon yang berbeda dibandingkan dengan
hutan pada daerah temprate (Rahman, 1992).
Daniel et al, (1992) menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi
kehidupan manusia antara lain: (1) pengembangan dan penyediaan atmosfir yang
baik dengan komponen oksigen yang stabil, (2) produksi bahan bakar fosil (batu
bara), (3) pengembangan dan proteksi lapisan tanah, (4) produksi air bersih dan
proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, (5) penyediaan habitat dan makanan
untuk binatang, serangga, ikan, dan burung, (6) penyediaan material bangunan,
bahan bakar dan hasil hutan, (7) manfaat penting lainnya seperti nilai estetis,
rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi
bahan bakar fosil, berhubungan dengan pengolahan hutan.
Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978) yang dimaksud analisis vegetasi atau
studi komunitas adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Cain dan Castro
(1959) dalam Soerianegara dan Indrawan (1978) menyatakan bahwa penelitian
yang mengarah pada analisis vegetasi, titik berat penganalisisan terletak pada
komposisi jenis atau jenis. Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan
mengetahui sejumlah karakteristik tertentu diantaranya, kepadatan, frekuensi,
dominansi dan nilai penting.
4. Daur peremajaan.
Metode pelestarian plasma nutfah nabati ada 2 bentuk yaitu yang disebut
pelestarian IN SITU dan EX SITU.
1. Pelestarian in situ
Pelestarian secara in situ yang umum dilakukan adalah dengan cagar alam atau
daerah lindung.
Pengawasan plasma nutfah di daerah lindung harus dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
Pelestarian secara in situ dilaksanakan dalam hutan, semak, savana, stepa atau
biota yang lain, jadi cara pelestarian ini dalam bentuk koleksi tumbuhan hidup.
Sehubungan dengan tujuan pelestarian plasma nutfah yang ada, maka pengelolaan
hutan seharusnya : keseimbangan ekosistem dijaga sestabil mungkin guna
melindungi plasma nutfah yang belum diusahakan.
2. Pelestaria ex situ
Pelaksanaan cara pelestarian ini adalah dengan mengeluarkan plasma nutfah dari
wadahnya, ekosistemnya atau biotanya, dan cara ini akan dapat dianggap berhasil
baik dan murah apabila yang dilestarikan dapat ditekan sampai tingkat yang
minimal.
Cara ini dapat dilakukan pada kebun raya, Arboreta, kebun buah-buahan, kebun
tanaman luar (introduksi), stasiun/kebun pemuliaan dan kebun-kebun yang lain.
Pelestarian dalam bentuk penyimpanan biji harus diperhatikan jenis biji yang akan
disimpan, sebab atas dasar sifatnya ada 2 kelompok jenis biji yaitu :
a. Jenis yang orthodog yaitu jenis biji yang bereaksi positif terhadap pengeringan
dan pendinginan atau juga disebut mempunyai kepekaan positif terhadap suhu
rendah, pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
- disimpan di tempat yang gelap, tidak terjadi pertukaran uap air, gas dan
kelembaban udara kurang dari 70%, tempat penyimpanan dapat berupa kaleng,
gelas atau kantong aluminium.
b. Jenis yang rekalasitranya itu jenis biji yang bereaksi negatif terhadap
pengeringan dan mungkin juga dengan pendinginan. Jenis ini banyak terdapat
pada pertumbuhan tropis yang tumbuh di hutan atau daerah basah. Contoh : Cola,
Artocarpus, Coffea, Theobroma, Havea dan macam-macam palmae, cara
penyimpanan setiap jenis mempunyai persyaratan yang berbeda dengan jenis yang
lain. Sehingga perlu penelitian yang lebih intensif.
Kesulitannya adalah :
Penyimpanan pada suhu rendah dimungkinkan lebih berhasil (suhu nitrogen cair -
196C). Pelestarian plasma nutfah yang tidak dalam bentuk tanaman hidup, akan
selalu disertai satu contoh herbarium yang sering disebut voecher atau herbarium
acuan. Herbarium tersebut diperlukan sebagai jalan untuk mendeterminasi contoh
yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian.
III. METODELOGI PERCOBAAN
4.2 Pembahasan
Bunga kertas adalah jenis tanaman hias yang populer, tanaman ini memiliki
bentuk kecil yang sukar tumbuh dengan tegak dan memiliki warna yang
sangat beragam. Tanaman bunga kertas ini berasal dari Amerika Selatan,
yang banyak ditemukan di perakarangan rumahan.
Tanaman bunga kertas ini juga dalam kerabat Nytaginaceae dengan ordo
Caryophylales yang memiliki bentuk seludang bunganya yang tidak tebal dan
hampir menyerupai kertas. Tanaman bunga kertas ini, dapat diklasifikasi dan
morfologi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Divisi : Tracheobionta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllanae
Famili : Nytaginaceae
Genus : Bougainvillea.
1. Akar
2. Batang
Batang bunga kertas perdu, tegak lurus mencapai ketinggian 2-3 m bahkan
lebih, dengan permukaan halus hingga kasar dan berwarna kecoklatan. Selain
itu, batang juga berkayu, berbentuk bulat memanjang dan berduri kecil serta
memiliki percabangan banyak.
3. Daun
Daun bunga kertas bulat oval memanjang dengan panjang 1-4 cm, bagian tepi
permukaan daun rata, pertulangan menyirip antara 3-5 bahkan lebih, dan juga
daun berwarna kehijauan muda hingga tua. Daun tanaman ini juga memiliki
pertangkaian pendek dengan panjang 0,5-1 cm berwarna kecoklatan muda.
4. Bunga
Bunga kertas tidak lengkap, yang terdiri dari beberapa macam diantaranya
tangkai, tenda bunga, kepala putik, tangkai putik, benang sari dan tangkai sari.
Bunga ini biasanya muncul pada ketiakdaun, dengan berbentuk majemuk atau
payung yang tersusun.Bunga kertas ini juga tersusun dalam anakan payung
yang bertangkai dengan jumlah 1-7 anakan, masing masing anakan memiliki
3 bunga. Pada umumnya, bunga kertas ini memiliki warna yang sangat
beragam mulai dari putih, merah mudah dan tua, jingga, unggu dan lain lain.
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
a. Akar
Akar tanaman pepaya berupa akar tunggang ( Radik primaria ), karena akar tembaga
tumbuh terus menjadi akar popok bercabang menjadi akar yang lebih kecil berbentuk
bulat dan berwarna putih kekuningan.
b. Batang
c. Daun
Daun pada tanaman pepaya merupakan daun tunggal, berukuran besar. Daun pada
tanaman ini adalah daun berjari , bergigi dan juga mempunyai tangkai dauan yang
panjang dan berwarna putih kekuningan. Daun ini juga dikatakan berbentuk bulat,
bundar, ujung runcing, dan memiliki rongga pada daun.
d. Bunga
Bunga pada tanama pepaya memiliki 3 jenis ( poligam ) berupa bunga jantan, bunga
betina dan bunga sempurna. Dengan memiliki ketiga ini akan menghasilkan bunga
yang bagus atau sempurna. Bunga pepaya berwarna putih kekuningan, dan memiliki
tangkai kecil, bagian atas runcing serta memiliki bagian tengah berkelopak.
e. Buah
Buah pada tanaman pepaya adalah buah tunggal atau sejati, buah pada tanaman ini
bersisi biji yang banyak. Buah ini muncul pada ketiak tangkai daun berwarna hijau
mudah, kekuningan dan kuning ketika matang. Buah ini memiliki daging kemerahan
dan dagingnya sangat tebal.
f. Biji
Biji tanaman pepaya terdapat di dalam buah, biji dalam buah ini sangat banyak dan
memiliki bentuk bulat atau bundar serta lonjong tergantung variatesnya. Biji tanaman
pepaya memiliki warna kecoklatan dan kehitaman, selain itu biji ini bisa langsung di
tanam ke dalam media tanam.
1. Dibungkus tumbuhan dengan menggunakan kertas koran dan atur posisi akar,
batang, dan daunnya atur sebagian daun mengadah dan sebagian lainnya
tengkurap
2. Dimasukkan tanaman kedalam botol atau toples yang sudah terisi alkohol