Perbedaan yang mendasar adalah adanya pengakuan pajak tangguhan berupa aktiva
pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perbedaan temporer
dalam neraca serta adanya pengakuan pajak kini dan pajak tangguhan dalam Laporan Laba
Rugi yang mengacu pada PSAK No. 46. Akibatnya penyajian laporan keuangan menjadi
berubah dan dianggap Iebih kompleks karena menyangkut neraca dan perubahannya di tahun
sebelum dan sesudah periode pelaporan yang bersifat retrospektif.
Pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahan yang dihitung berdasarkan tarif
pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba akuntansi yang telah dikoreksi agar
sesuai dengan ketentuan perpajakan atau jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak,
jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajak
(PKP) dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.
Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang
ditentukan atau diperbolehkan. Pengakuan kewajiban pajak tangguhan didasarkan pada fakta
adanya kemungkinan pelunasan kewajiban yang mengakibatkan pembayaran pajak untuk
periode mendatang menjadi lebih besar sebagai akibat pelunasan kewajiban pajak.
COVER...i
ABSTRAK.........1
DAFTAR ISI..2
KUMPULAN MATERI:
ARTIKEL 1...4
PEMBAHASAN ARTIKEL 1...6
ARTIKEL 2...7
PEMBAHASAN ARTIKEL 2..9
ARTIKEL 3...9
PEMBAHASAN ARTIKEL 3.11
ARTIKEL 4.11
PEMBAHASAN ARTIKEL 4.15
ARTIKEL 5.15
PEMBAHASAN ARTIKEL 5.15
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..18
PEMBAHASAN
A. PAJAK KINI19
1. Pengertian....19
2. Perbedaan perlakuan atas pendapatan maupun biaya yang berbeda antara standar
akuntansi dengan peraturan perpajakan yang berlaku.19
3. Perhitungan Pajak Kini19
B. PAJAK TANGGUHAN..20
1. Pengertian20
2. Beban Pajak Tangguhan dan Pendapatan Pajak Tangguhan ..20
2.1 Aset Pajak Tangguhan...21
2.2 Kewajiban Pajak Tangguhan.21
3. Prinsip Prinsip Alokasi Pajak ..22
4. Metode Alokasi Pajak Interperiode.22
5. Perbedaan Permanen Dan Perbedaan Waktu .24
5.1 Perbedaan Permanen.24
5.2 Perbedaan Waktu atau Sementara.25
Manajemen Pajak page 2
6. Pencatatan dan Penyajiannya..26
6.1Pencatatan..26
6.2Penyajian pajak tangguhan 26
C. PERHITUNGAN PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN.28
D. KESIMPULAN30
ARTIKEL 1
Penerapan Psak 46 Tentang Akuntansi Pajak Tangguhan
Untuk menentukan laba atau pajak kena penghasilan dalam pelaporan akuntansi,
wajib pajak sering mengalami permasalahan akibat perbedaan peraturan perpajakan dengan
pernyataan standar keuangan akuntansi. Perbedaan tersebut terdiri dari perbedaan sementara
(temporary different) dan perbedaan tetap (permanent different). Perbedaan tetap tidak boleh
dimasukkan ke dalam laporan laba rugi karena berdasar aturan perpajakan bukan merupakan
penghasilan. Sedangkan perbedaan sementara boleh diakui, sehingga harus dilakukan
rekonsiliasi fiskal untuk mengetahui laba fiskal perusahan.
PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam:
1. Mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode
mendatang untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Pemulihan nilai tercatat aktiva dan pelunasan nilai tercatat kewajiban yang
disajikan di dalam neraca.
b. Transaksi atau kejadian lain dalam periode berjalan yang diakui dan disajikan
didalam laporan komersial perusahaan.
2. Pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa kerugian yang belum
dikompensasikan, penyajian pajak penghasilan di dalam laporan keuangan komersial
dan pengungkapan informasi yang berhubungan dengan pajak penghasilan.
PEMBAHASAN ARTIKEL 1
PSAK No.46 merupakan standar yang mengatur perlakuan akuntansi pajak
penghasilan dengan menerapkan pendekatan neraca. Pendekatan neraca mengakui adanya
kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi fiskal masa depan sebagai akibat
adanya perbedaan waktu dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan.
Untuk menentukan laba atau pajak kena penghasilan dalam pelaporan akuntansi,
wajib pajak sering mengalami permasalahan akibat perbedaan peraturan perpajakan dengan
pernyataan standar keuangan akuntansi. Perbedaan tersebut terdiri dari perbedaan sementara
(temporary different) dan perbedaan tetap (permanent different). Perbedaan tetap tidak boleh
dimasukkan ke dalam laporan laba rugi karena berdasar aturan perpajakan bukan merupakan
penghasilan. Sedangkan perbedaan sementara boleh diakui, sehingga harus dilakukan
rekonsiliasi fiskal untuk mengetahui laba fiskal perusahan.
Akuntansi pajak penghasilan seperti diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar
akrual, yang mengharuskan untuk diakuinya pajak penghasilan yang kurang dibayar atau
terutang dan pajak yang lebih bayar dalam tahun berjalan. Apabila ada perusahaan belum
menerapkan PSAK No.46 sehingga perubahan penerapan kebijakan yang baru menyebabkan
laporan keuangan harus disajikan kembali. Dari hasil penyajian kembali tersebut diketahui
bahwa penerapan PSAK No.46 mengakibatkan munculnya akun baru yaitu aktiva pajak
tangguhan yang menambah jumlah aktiva perusahaan sebagai akibat dari adanya manfaat
pajak tangguhan yang mengurangi beban pajak perusahaan. Adanya manfaat pajak tangguhan
juga mengakibatkan bertambahnya laba perusahaan sehingga meningkatkan ekuitas
perusahaan.
Apabila Dasar Pengenaan Pajak (DPP) aktiva tidak begitu jelas, maka Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) tersebut dapat ditentukan menurut prinsip dasar yang digunakan
dalam Pernyataan PSAK 46. Dengan beberapa pengecualian, perusahaan harus mengakui
aktiva pajak tangguhan apabila pemulihan nilai tercatat aktiva akan mengakibatkan
pembayaran pajak pada periode mendatang lebih kecil dibandingkan dengan pembayaran
pajak sebagai akibat pemulihan aktiva yang tidak memiliki konsekuensi pajak.
Penilaian kembali Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets) harus dilakukan
setiap tanggal neraca, terkait dengan kemungkinan dapat atau tidaknya pemulihan akiva
pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) direalisasikan dalam periode mendatang.
Penyajian akiva pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) dalam neraca harus
disajikan terpisah dari aktiva, disajikan dalam aktiva tidak lancar.
Pengukuran akiva pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) didasarkan pajak
peraturan yang berlaku, efek perubahan peraturan perpajakan yang terjadi di kemudian
hari tidak boleh diantisipasi atau diestimasikan.
Perbedaan temporer timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya perbedaan
standar atau ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan (kriteria dan periode), dan
pengukuran atau penilaian elemen-elemen laporan keuangan yang berlaku dalam disiplin
akuntansi perpajakan (ketentuan perpajakan) disatu pihak dengan standar atau ketentuan
yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan dipihak yang lain
http://1man1a.wordpress.com/2013/01/02/akuntansi-pajak-pajak-tangguhan/
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) aktiva dalam akuntansi pajak adalah nilai aktiva yang
diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal atau jumlah yang dapat
dikurangkan, untuk tujuan fiskal, terhadap setiap manfaat ekonomi (penghasilan) kena pajak
yang akan diterima perusahaan pada saat memulihkan nilai tercatat aktiva tersebut.
ARTIKEL 3
A. PAJAK KINI
Pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahan yang dihitung berdasarkan
tarif pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba akuntansi yang telah
dikoreksi agar sesuai dengan ketentuan perpajakan atau jumlah pajak yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak, jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan
penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan pajak yang berlaku.
Alasan mengapa harus melakukan koreksi fiskal, karena adanya perbedaan
perlakuan atas pendapatan maupun biaya yang berbeda antara standar akuntansi dengan
peraturan perpajakan yang berlaku. Untuk kepentingan internal dan kepentingan lain
wajib pajak dapat menggunakan standar akuntansi yang berlaku umum, sedangkan untuk
perhitungan dan pembayaran pajak harus berdasarkan peraturan perpajakan.
Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang
ditentukan atau diperbolehkan. Pada dasarnya antara akuntansi pajak dan akuntansi
keuangan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan
pengukuran dan rekognisi pengahasilan dan biaya. Namun ada beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian, bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
tidak sekadar intstrumen penstranfer sumber daya (fungsi budgeter), akan tetapi
seringkali pula digunakan untuk tujuan memengaruhi perilaku wajib pajak untuk
investasi, kesejahteraan, dll. (fungsi mengatur) yang kadang-kadang merupakan alasan
untuk membenarkan penyimpangan dari standar akuntansi keuangan.
Aset pajak tangguhan timbul apabila beda waktu yang menyebabkan terjadinya
koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak
menurut peraturan perpajakan. Aset pajak tangguhan adalah jumlah PPh terpulihkan pada
periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
dan sisa kompensasi kerugian.
http://indahyuanita010492.blogspot.com/2013/01/pajak-kini-dan-pajak-tangguhan.html
ARTIKEL 4
PAJAK TANGGUHAN
Pajak tangguhan pada prinsipnya merupakan dampak PPh di masa yang akan datang
yang disebabkan oleh perbedaan temporer (waktu) antara perlakuan akuntansi dan perpajakan
serta kerugian fiskal yang masih dapat dikompensasikan di masa datang (tax loss carry
forward) yang perlu disajikan dalam laporan keuangan dalam suatu periode tertentu.
Dampak PPh di masa yang akan datang yang perlu diakui, dihitung, disajikan, dan
diungkapkan dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laba rugi. Suatu perusahaan bisa
saja membayar pajak lebih kecil saat ini, tapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang
lebih besar di masa datang. Atau sebaliknya, bisa saja perusahaan membayar pajak lebih
besar saat ini, tetapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil di masa
datang. Bila dampak pajak di masa datang tersebut tidak tersaji dalam neraca dan laba rugi,
maka laporan keuangan bisa saja menyesatkan pembacanya.
Perbedaan Temporer
Sesuai namanya, perbedaan temporer merupakan perbedaan perlakuan akuntansi
dan perpajakan yang sifatnya temporer. Artinya secara keseluruhan beban atau
pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi berbeda alokasi setiap
tahunnya.
Perbedaan temporer bisa bersifat koreksi positif atau koreksi negatif. Koreksi
positif adalah koreksi yang menyebabkan penambahan laba fiskal yang akhirnya akan
menambah PPh terutang. Sedangkan koreksi negatif merupakan koreksi yang
menyebabkan pengurangan laba fiskal sehingga PPh terutang menjadi lebih kecil.
Mengingat sifatnya yang temporer, maka koreksi positif saat ini akan mengakibatkan
perusahaan membayar pajak besar saat ini, tetapi akan dikompensasi (dipulihkan) dengan
penghematan PPh terutang karena koreksi negatif di masa datang. Demikian sebaliknya.
Transaksi akuntansi yang mengakibatkan perbedaan temporer antara perlakuan
akuntansi dan perpajakan yang merupakan unsur Pajak Tangguhan diantaranya adalah
perbedaan metode penyusutan antara akuntansi dengan pajak, perbedaan perlakuan
penyertaan saham equity method menurut akuntansi dengan cost method menurut pajak,
perbedaan pencadangan pesangon menurut PSAK No. 24 dengan perpajakan yang hanya
mengakui pembebanan pesangon pada saat realisasinya, perbedaan pencadangan piutang
ragu-ragu menurut akuntansi dengan perpajakan yang hanya mengakui pembebanan
piutang tak tertagih pada saat benar-benar tidak tertagih, dan lainnya.
Sedangkan untuk rugi fiskal yang masih dapat dikompensasi di masa datang (tax
loss carry forward) menurut PSAK No. 46 diakui sebagai Aktiva Pajak Tangguhan
(DTA) apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang
memadai untuk dikompensasi. Atau dengan kata lain, bahwa akumulasi rugi fiskal yang
terjadi baru boleh diakui sebagai aktiva pajak tangguhan jika besar kemungkinan bisa
dikompensasi seluruhnya dengan laba fiskal dalam 5 tahun ke depan, sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku.
http://aryantobn.blogspot.com/2010/04/pajak-tangguhan-deferred-taxes.html
ARTIKEL 5
PERHITUNGAN PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN
Tabel penyusutan menurut akuntansi dan fiskal sebagai berikut :
Beban Penyusutan menurut Beban Penyusutan
Aktiva Tetap
Akuntansi menurut Fiskal
Koreksi fiskal
Pembulatan 6.552.983.000
PPh Terutang
30 % x 9.182.150.000 2.754.645.000
30 % x 6.452.983.000 1.935.894.900
http://auditme-post.blogspot.com/2008/04/perhitungan-pajak-tangguhan-atas_28.html
Pada dasarnya antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan memiliki kesamaan
tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan rekognisi
penghasilan dan biaya, namun ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, bahwa
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidak sekedar instrument pentransfer
sumber daya (fungsi budgeter) akan tetapi sering kali digunakan untuk tujuan mempengaruhi
perilaku wajib pajak untuk investasi, kesajahteraan dan lain-lain (fungsi mengatur) yang
kadang-kadang merupakan alasan untuk membenarkan penyimpangan dari standar akuntansi
keuangan.
Pada umumnya, bentuk dan isi yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan untuk
kepentingan perpajakan hamper tidak berbeda jauh dengan bentuk dan isi yang terdapat
dalam Laporan Keuangan untuk kepentingan komersial. Penghasilan Kena Pajak (PKP
Taxable Income) dihitung berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
(KPPP), sedangkan Penghasilan Sebelum Pajak (PSP Accounting Income atau Pretax
Accounting Income atau Pretax Book Income) dihitung berdasarkan standar yang disusun
oleh profesi yang dikenal sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Pajak Penghasilan yang dihitung berbasis Penghasilan Kena Pajak yang
sesungguhnya dibayar kepada pemerintah disebut PPh terutang Income Tax Payable atau
Income Tax Liability sedangkan Pajak Penghasilan yang dihitung berbasis Penghasilan
Sebelum Kena Pajak disebut sebagai Beban Pajak Penghasilan Income Tax Expense atau
Provision for Income Taxes.
A. PAJAK KINI
1. Pengertian
Pajak Kini (current tax) adalah jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib
Pajak, jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan
penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan pajak yang berlaku. Penghasilan kena pajak atau laba fiskal diperoleh dari
hasil koreksi fiskal terhadap laba bersih sebelum pajak berdasrkan laporan keuangan
komersial (laporan akuntansi). Koreksi fiskal harus dilakukan karena adanya
perbedaan perlakuan atas pendapatan maupun biaya yang berbeda antara standar
akuntansi dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Untuk kepentingan internal dan
kepentingan lain wajib pajak dapat menggunakan standar akuntansi yang berlaku
umum, sedangkan untuk perhitungan dan pembayaran pajak harus berdasarkan
peraturan perpajakan, dalam hal ini adalah Undang-Undang Pajak Penghasilan dan
peraturan lainnya yang terkait.
2. Perbedaan perlakuan atas pendapatan maupun biaya yang berbeda antara
standar akuntansi dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Perbedaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Beda tetap (permanent difference) adalah perbedaan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan pengakuan pendapatan dan beban anatara standar akuntansi dan
peraturan perpajakan. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan besarnya laba bersih
sebelum pajak dengan laba fiscal atau penghasilan kena pajak.
b. Beda waktu sementara (temporary difference) adalah perbedaan yang disebabkan
adanya perbedaan waktu dan metode pengakuan penghasilan dan beban tertentu
berdasarkan standar akuntansi dengan peraturan perpajakan. Perbedaan ini
mengakibatkan perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara tahun
pajak yang satu ke tahun pajak berikutnya.
Keterangan :
PSP : Penghasilan Sebelum Pajak BP : Beban Pajak
PKP : Penghasilan Kena Pajak PT : Pajak Terutang
6.1 Pencatatan
A. Pajak Kini
Pajak Kini (current tax) adalah jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak,
jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajak
dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.
Perbedaan perlakuan atas pendapatan maupun biaya yang berbeda antara standar
akuntansi dengan peraturan perpajakan yang berlaku dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu beda tetap (permanent difference) dan beda waktu sementara (temporary difference).
Perhitungan pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba akuntansi yang
telah dikoreksi agar sesuai dengan ketentuan perpajakan.
B. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang
ditentukan atau diperbolehkan. Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak
tangguhan sedangkan pendapatan pajak tangguhan mengakibatkan aset pajak tangguhan.
Pada dasarnya Alokasi Pajak Penghasilan bagi perusahaan sebagai wajib pajak bisa
mencakup dua hal, yaitu Interperiod Allocation dan Intraperiod Allocation.