Pada saat seorang wanita hamil,ada beberapa hormon yang mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya, hormon kortisol, estrogen, dan human placental lactogen (HPL).
Ternyata, saat hamil, peningkatan jumlah hormon-hormon tersebut mempunyai pengaruh
terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah (glukosa). Kondisi ini
menyebabkan kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut sebagai insulin resistance.
D. Manifestasi Klinis
Gejala sering kali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala
yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering
dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering BAK), polidipsi (sering haus),
dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu juga sering muncul keluhan
penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan
atau kaki, timbul gatal-gatal yang sering menganggu (pruritis). Dan berat badan menurun
tanpa sebab yang jelas.
1. Pada DM Tipe 1 gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidpsi,
polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), intabilitas, dan
pruritus (gatal-gatal pada kulit).
2. Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM tipe 2
seringkali muncul tanpa diketahui. Penderita DM tipe 2 umumnya lebih mudah
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan
umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas dan juga komplikasi pada
pembuluh darah dan syaraf.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menentukan seseorang
mengalami diabetes mellitus, antara lain:
1. Kadar glukosa darah
Tabel : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatis sebagai
patokan penyaring.
Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL)
Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum Pasti DM
Plasma vena >200 100 200
Darah kapiler >200 80 100
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL)
Kadar Glukosa Darah Puasa DM Belum Pasti DM
Plasma vena >120 110 120
Darah kapiler >110 90 110
2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:
1) Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2jam post prandial (pp) > 200 mg/dl)
3. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
a. GDP, GD
b. Tes Glukosa Urin:
5. Tes diagnostik
Tes-tes diagnostik pada DM adalah : GDP, GDS, GD2PP (Glukosa darah 2 jam
post pradinal), glukosa jam ke-2 TTGO
F. Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan diabetes mellitus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pasien
diabetes mellitus. Target yang dilakukan dalam penatalaksanan diabetes mellitus meliputi
pengendalian gula darah, pengendalian penyakit penyerta, dan pengelolaan komplikasi.
Penatalaksanan diabetes mellitus edukasi, nutrisi, latihan, pengobatan, dan monitoring.
Penatalaksanaan terpadu pada diabetes mellitus meliputi 4 pilar yaitu edukasi, nutrisi,
latihan fisik dan pengobatan.
1. Edukasi diabetes mellitus
Edukasi dilakukan untuk mendukung perubahan perilaku pasien. Edukasi
pada pasien diabetes meliputi pemahaman tentang perjalanan penyakit diabetes
2. Komplikasi kronik:
a. Makroangiopati
a) Penyakit arteri coroner
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah arteri koroner
yang dapat menyebabkan peningkatan insiden infark miokard.
b) Vaskuler perifer
Tanda dan gejala mencakup berkurangnya denyut nadi perifer dan
klaudikasio intermiten (nyeri pantat atau betis ketika berjalan).
Gangguan vaskuler perifer lama kelamaan dapat menyebabkan
gangren.
c) Serebrovaskuler
Penderita diabetes berisiko dua kali lipat terkena penyakit
serebrovaskuler seperti TIA (transient ischemic attack) dan stroke.
b. Mikroangiopati
1) Retinopati diabetik
Retinopati terjadi karena prubahan dalam pembuluh darah pada
retinaretinopati diabetik yang dapat menyebabkan penglihatan kabur
yang diakibatkan oleh perubahan mendadak glukosaa darah. Penyebab
2) Keluhan Utama
Pasien diabetes mellitus datang kerumah sakit dengan keluhan
utama yang berbeda-beda. Pada umumnya seseorang dating kerumah
sakit dengan gejala khas berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas, dan
berat badan turun.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan dan tanda-tanda vital.
3) Sistem Integumen
Kaji Turgor kulit menurun pada pasien yang sedang mengalami
dehidrasi, kaji pula adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
4) Sistem Pernafasan
Adakah sesak nafas menandakan pasien mengalami diabetes
ketoasidosis, kaji juga adanya batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita
diabetes mellitus mudah terjadi infeksi.
5) Sistem Kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. Hal ini
berhubungan erat dengan adanya komplikasi kronis pada makrovaskuler.
7) Sistem muskuloskeletal
Adanya katabolisme lemak, Penyebaran lemak dan, penyebaran
masa otot,berubah. Pasien juga cepat lelah, lemah.
8) Sistem Neurologis
Berhubungan dengan komplikasi kronis yaitu pada sistem
neurologis pasien sering mengalami penurunan sensoris, parasthesia,
anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan keseimbangan insulin, makanan, dan aktivitas jasmanai.
b. Resiko syok berhubungan dengan ketidakmampuan elektrolit ke dalam sel
tubuh, hipovolemia.
c. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan
(nekrosis luka gangrene).
d. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan, proses penyakit
(diabetes mellitus).
e. Retensi urine berhubungan dengan inkomplit pengosongan kandung kemih,
sfingter kuat dan poliuri.
f. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah ke perifer, proses penyakit diabetes mellitus.
g. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala poliuria dan
dehidrasi.
h. Keletihan
5. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus adalah :
a. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada tanda-
tanda malnutrisi.
b. Syok tidak terjadi.
c. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperature,
hidrasi, pigmentasi).
d. Klien bebas dari tanda infeksi.
e. Kandung kemih kosong secara penuh, tidak ada residu urine > 100-200 cc.
f. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
g. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT
normal.
h. Keletihan dapat teratasi, klien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat
kemampuannya.