2017
I. TUJUAN
- Menentukan kecepatan disolusi suatu zat dengan menggunakan alat.
- Menjelaskan pengaruh suhu terhadap kecepatan disolusi suatu zat.
V. HASIL PENGAMATAN
ml Titrasi Dalam Waktu
Suhu 1 5 10 15 20 25 30
30 0,18 ml 0,21 ml 0,31 ml 0,42 ml 0,50 ml 0,57 ml 0,63 ml
44 0,21 ml 0,32 ml 0,40 ml 0,45 ml 0,54 ml 0,62 ml 0,71 ml
1000 1000
N2 = N2 =
() 1000 () 1000
0,0036 = 122,12 5
0,0042 = 122,12 5
= 2,1982 10-3 gram = 2,5645 10-3 gram
5 5
FK menit ke-1 = 21982 mg FK menit ke-5 = 2,5645 mg
100 100
= 0,1099 mg = 0,1337 mg
5 5
FK menit ke-10 = 3,9194 mg FK menit ke-15 = 5,3249 mg
100 100
= 0,1959 mg = 0,2662 mg
5 5
FK menit 10 = 6,3722 mg FK menit 15 = 7,2794 mg
100 100
= 0,31861 mg = 0,3639 mg
7. t = 30 menit V = 0,63 ml
V1 N1 = V2 N2
0,63 0,1 = 5 N2
N2 = 0,0126 N
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
0,21 0,1 = 5 N2 0,32 0,1 = 5 N2
N2 = 0,0042 N2 = 0,0064
1000 1000
N2 = N2 =
() 1000 () 1000
0,0042 = 122,12 0,0064 = 122,12
5 5
5 5
FK menit 1 = 2,5645 mg FK menit 5 = 4,036 mg
100 100
= 0,1282 mg = 0,2018 mg
5 5
FK menit 10 = 0,866 mg FK menit 15 = 5,7497 mg
100 100
= 0,2543 mg = 0,2875 mg
V1 N1 = V2 N2 V1 N1 = V2 N2
0,54 0,1 = 5 N2 0,62 0,1 = 5 N2
N2 = 0,0104 N2 = 0,0124 N
1000 1000
N2 = N2 =
() 1000 () 1000
0,0104 = 122,12 0,0124 = 122,12
5 5
5 5
FK menit 10 = 6,6377 mg FK menit 15 = 7,9033 mg
100 100
= 0,33189 mg = 0,3952 mg
0,0142 () 1000
= 122,12 5
5
FK menit 10 = 9,0657 mg
100
= 0,4533 mg
VI. PEMBAHASAN
Disolusi merujuk pada proses dimana suatu fase padat (misalnya tablet atau
serbuk) menuju fase larutan. Pada percobaan kali ini dilakukan uji laju disolusi
terhadap asam benzoat. Tujuan dilakukannya uji laju disolusi yaitu untuk
mengetahui seberapa cepat kelarutan suatu zat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan pelarutan suatu zat yaitu temperatur, viskositas, pH pelarut,
pengadukan, ukuran partikel, polimorfisme, dan sifat permukaan zat.
(Martin,1993)
Untuk mempercepat kelarutan asam benzoat, dilakukan uji terhadap suhu . 2
magnetic stirrer tersebut diatur pada kecepatan yang sama yaitu 50 rpm namun
dengan suhu yang berbeda. Selama pengadukan, sampel diambil sebanyak 5 ml
pada menit ke-1, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui
kelarutan asam benzoat pada setiap waktunya dengan suhu yang berbeda tersebut.
Setelah selesai pengambilan zat, dilakukan penggantian dengan penambahan
aquadest sebanyak 5 ml pula. Tujuannya, agar konsentrasi aquadest selalu rendah
dan tidak jenuh sehingga asam benzoat tetap dapat larut. Peristiwa ini disebut
dengan sink condition, yaitu kondisi dimana konsentrasi antara pelarut dan zat
terlarut memiliki selisih yang tinggi.
Setelah itu, dilakukan titrasi untuk mengetahui kadar asam benzoat yang
terlarut dalam setiap satuan waktu. Titrasi yang dilakukan adalah alkalimetri
dengan menggunakan NaOH 0,1 N. Setiap sampel ditambahkan fenolftalein
sebagai indikator dengan tujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi yang ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi merah muda. Setelah diketahui kadar
masing-masing sampel, dilakukan koreksi karena telah dilakukannya penambahan
aquadest setelah pengambilan sampel. Faktor koreksi bertujuan untuk
membandingkan nilai konsentrasi yang didapat dengan nilai koreksi.
Meningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (Cs) suatu zat yang
bersifat endotermik serta memperbesar harga koefisien difusi zat. Saat suhu
dinaikkan, ukuran partikel akan mengecil dan luas permukaan partikel akan
semakin luas sehingga hal tersebut dapat meningkatkan laju disolusi dari suatu
zat. Semakin tinggi suhu, maka kelarutan asam benzoat semakin tinggi.
Akibatnya, konsentrasi asam benzoat dalam larutan semakin tinggi pula. Selain
suhu, waktu pengadukan juga mempengaruhi kelarutan azam benzoat. Semakin
lama waktu pengadukan, semakin tinggi kelarutan asam benzoat. (Martin,2006)
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan :
- Semakin tinggi suhu, maka semakin cepat pula kecepatan disolusi zat
tersebut.
- Suhu yang meningkat akan mengurangi ukuran partikel suatu zat maka
memperbesar luas permukaan zat sehingga akan meningkatkan laju
disolusi.
- Penggantian dengan penambahan aquadest setelah pengambilan sampel
bertujuan agar larutan tetap berada dalam sink condition.
IX. LAMPIRAN
Hasil titrasi suhu 40 0C Pada 30 menit Hasil titrasi suhu 40 0C Pada 15 menit
Hasil titrasi suhu 40 0C Pada 10 menit Hasil titrasi suhu 30 0C Pada 30 menit
Hasil titrasi suhu 30 0C Pada 5 menit Hasil titrasi suhu 30 0C Pada 10 menit