Anda di halaman 1dari 12

Tugas Metodelogi Penelitian

Oleh:

Mega Salfia 4411414026

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL Commented [esp1]:


UBAH JUDUL SUPAYA TIDAK MENGESANKAN JUDUL PKM
Pemanfaatan Produktivitas Protein Sel Tunggal Saccharomyces cereviceae pada KOMPETITIF
berbagai level pH dan waktu fermentasi dalam media Limbah Kulit Buah Alpukat (
TUNJUKKAN VARIABEL BEBAS DAN TERIKATNYA
Persea americana ) di Lingkungan UNNES sebagaiPembuatan Protein Sel Variabel bebas : variasi pH, dan lama fermentasi
Variabel terikatnya produktivitas (kandungan PST)
Tunggaldengan Saccharomyces cereviceae.

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Di Indonesia banyak ditanam pohon buah alpukat sebagai tumbuhan penghasil
Formatted: Font color: Red
buah-buahan. Tanaman ini dapat menghasilkan buah dan buahnya yang sudah masak
Formatted: Font color: Red
dapat dikonsumsi langsung. Buah alpukat biasanya dikonsumsi orang adalah pada bagian
Formatted: Font color: Red
daging buanya saja, sedangkan bagian kulit buahnya hanya dibuang begitu saja sehingga
hal ini jika dibiarkan akan semakin menumpuk dan menjadi limbah yang dapat
mengganggu lingkungan. Oleh karena itu limbah kulit buah alpukat perlu dimanfaatkan
lebih lanjut.Limbah alpukat banyak memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan mikrobia.
Saat ini dan masa yang akan datang kebutuhan akan protein semakin meningkat
termasuk kebutuhan protein oleh hewan sebagai pakan ternak, sehingga dalam penelitian
ini akan dicoba pembuatan Protein Sel Tunggal dari limbah kulit buah alpukat dengan
proses fermentasi menggunakan yeast Saccharomyces cereviceae, hasil Protein Sel
Tunggal yang diperoleh nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai makanan
tambahan pada makanan ternak yang kaya akan protein. Commented [esp2]:
Ungkapkan mengapa kulit alpukat dapat digunakan sbg media
Protein penting dalam proses kehidupan terutama bagi pertumbuhan dan pertumbuhan PST?, mengapa dipilih saccharomyces, kaitannya
perkembangan tubuh karena merupakan makromolekul penyusun sel yang berperan dengan potensi keberhasilan menghasilkan PST

dalam menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi
antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Protein antara lain
berperan penting dalam perkembangan sel otak, memelihara dan mengganti sel yang
rusak. Saat dibutuhkan protein akan dikatabolis untuk menghasilkan energy. (Masithoh
2012)
Protein Sel Tunggal (PST) merupakan sel kering atau biomassa mikroorganisme
seperti khamir, bakteri, dan ganggang yang dapat digunakan sebagai sumberprotein
untuk pangan dan pakan. PST merupakan salah satu alternatif untuk pemenuhan
kebutuhan protein di masa depan, karenaselain mengandung protein tertentu, juga
mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan nutrien lain yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pangan. Saccharomyces cerevisiae termasuk khamir
kelas Ascomycetes yang banyak mengandung protein, karbohidrat, dan lemak, sehingga
dapat dikonsumsi oleh manusia dan hewan guna melengkapi kebutuhan nutriennya
sehari-hari. (Purwitasari et al. 2004)

C. PERUMUSAN MASALAH Commented [esp3]:


SEBAIKNYA RUMUSAN MASALAH DISUSUN DENGAN
Bagaimana pengaruh konsentrasi nutrisi limbah kulit buah Alpukat ( Persea MEMPERLIHATKAN PERLAKUAN YANG AKAN DIUJI, SEHINGGA
MUDAH MENETAPKAN RANCANGANNYA
americana) terhadap pertumbuhan Saccharomyces cereviceae.
BAGAIMANA PENGARUH Berapa pH yang paling efektif digunakan untuk JIKA PROSES FERMENTASI DIPENGARUHI OLEH banyak FAKTOR,
maka pilih beberapa faktor yang relevan untuk perlakuan, dan
TERHADAP KADAR PROTEIN SEL TUNGGAL pertumbuhanSaccharomyces variabel yang diukur adalah produksi PST
cereviceae.
BAGAIMANA PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP KADAR
PROTEIN SEL TUNGGALSaccharomyces cereviceae. Formatted: English (United States)
Formatted: Indent: Left: 1", No bullets or numbering

Berapa lama waktu fermentasi yang dibutuhkan untuk


pertumbuhanSaccharomyces cereviceae.

D. PENEGASAN ISTILAH Commented [esp4]:


Jangan hanya menyebutkan kata, tetapi definisikan secara teoritis
Kulit buah alpukat (Persea americana) dan definisi opperasional
Protein Sel Tunggal (PST)
Fermentasi
Yeast Saccharomyces cereviceae.

E. TUJUAN PENELITIAN
Menguji konsentrasi nutrisi limbah kulit buah alpukat ( Persea americana )
terhadap pertumbuhan Saccharomyces cereviceae.
Menguji pH yang paling efektif untuk pertumbuhan Saccharomyces cereviceae.
Menguji waktu fermentasi yang paling efektif untuk pertumbuhan Saccharomyces
cereviceae

F. MANFAAT PENELITIAN
Memberikan alternatif pengelolaan limbah.
Memberikan alternatif bahan media untuk pembuatan Protein Sel Tunggal (PST).
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan Protein Sel Tunggal (PST) untuk makanan
ternak.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tumbuhan Alpukat (Persea americana)


Persea americana Mill. bisa tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran
tinggi. Tanaman ini biasanya lebih suka hidup di daerah dengan iklim yang basah
dengan curah hujan sekitar 1.500-3.000 mm per tahun, serta tidak suka tanah yang
tandus. Persea americana Mill. dapat berbuah sekitar 2-3 kali setahun dengan kondisi
yang sesuai.

Taksonomi tumbuhan alpukat (Persea americana Mill.) adalah sebagai berikut:


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Laurales
Suku : Lauraceae
Marga : Persea
Jenis : Persea americana Mill.
Menurut penelitian, biji buah alpukat mengandung alkaloid, tanin, triterpen dan
kuinon. Kandungan kimia buah dan daun alpukat adalah saponin alkaloid dan flavonoid.
Buah juga mengandung tanin sedangkan daun mengandung polifenol, kuersetin dan gula
alkohol persiit. Khasiat lain tumbuhan ini diantaranya untuk mengobati sariawan, sebagai
pelembab, kencing batu, darah tinggi, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran nafas
membengkak, menstruasi tidak teratur dan sakit gigi. (Zuhrotun 2007)
Kandungan gizi buah alpukat per 100 gramadalah:

Zat Gizi Kadar per 100 gram


Air 73,23 g
Energi 670 kJol
Karbohidrat 8,53 g
Serat 6,7 g
Lemak 14,66 g
Protein 2g
Vitamin B1 0,067 mg (5%)
Vitamin C 10 mg (17%)
Vitamin E 2,07 mg
Vitamin K 21,0 mg
Sumber : USDA National Nutrient Database for Standard Reference

Pohon alpukat (Persea americana Mill.) bisa memiliki tinggi mencapai 10


meter.Pohonnya berkayu dan berbentuk seperti kubah. Pohonnya juga bercabang dan
berwarna coklat kotor.

Daun alpukat (Persea Americana Mill.) berbentuk tunggal, bertangkai, ujung dan
pangkalnya runcing. Daunnya berwarna hijau dan memiliki panjang sekitar 10-20 cm
serta lebar 3-10 cm.

Bunga alpukat (Persea americana Mill.) berjenis majemuk dan bunganya tumbuh
di ujung ranting. Bunganya memiliki 9 benang sari berjumlah dua belas dan ruang kepala
sarinya berjumlah empat. Warna bunganya putih kotor dan memiliki mahkota yang
berambut serta diameternya 1-1,5 cm.

Buah alpukat (Persea americana Mill.) berbentuk bulattelur dan memiliki panjang
5-20 cm. Buahnya memiliki bintik-bintik atau gundul dan ketika masak daging buahnya
menjadi lunak serta berwarna hijau atau kuning keunguan. Buahnya biasanya memiliki
berat 300-800 g per buah.

Biji buah alpukat ( Persea americana Mill.) berbentukbulat dengan diameter


sekitar 2,5-3 cm dan keping bijinya memiliki warnaputih kemerahan.

Akar alpukat (Persea americana Mill.) bertipe akartunggang dan memiliki warna
coklat. Akar sampingnya juga kuat sehingga dengan tipe akar tunggang dan akar samping
yang kuat membuat tanaman alpukat dapat tumbuh di lahan lereng. (Sepadan 2014)

2. Protein Sel Tunggal (PST)


PST merupakan sel kering atau biomassa mikroorganisme seperti khamir, bakteri,
dan ganggang yang dapat digunakan sebagai sumber protein untuk pangan dan
pakan. Setiap mikroorganisme yang mampu tumbuh menggunakan selulosa sebagai
sumber karbon, dapat digunakan untuk membuat Protein Sel Tunggal (PST).
Protein Sel Tunggal dilakukan berdasarkan laju pertumbuhan, kemudahan
pemeliharaan kultur, kesederhanaan medis, dan kandungan protein serta kualitas
gizinya, hal ini dimaksudkan karena Protein Sel Tunggal digunakan sebagai sumber
protein disamping berperan sebagai sumber vitamin B dan mineral.(Pawignya 2011)

3. Khamir Saccharomyces cerevisiae


Saccharomyces cerevisiaetermasuk khamir kelasAscomycetes yang banyak
mengandung protein,karbohidrat, dan lemak, sehingga dapat dikonsumsi oleh
manusia dan hewan gunamelengkapi kebutuhan nutriennya sehari-hari.
Saccharomyces cerevisiaejuga mengandung vitamin, khususnya vitamin B kompleks.
Saccharomyces cerevisiaemudah dicerna, enak, dan tidak menularkan atau
menimbulkan penyakit.
Saccharomyces cerevisiae sangat mudah ditumbuhkan pada berbagai media
asalkan terdapat sumber karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, kalsium, vitamin,
mineral serta air. Saccharomyces cereviceae adalah jenis yeast yang toleran terhadap
lingkungan yang lebih asam dengan pH antara 3,5 - 5,5 dan mempunyai suhu
pertumbuhan 25oC 30oC.
Keuntungan lainnya mempunyai diameter sel sekitar 0,0005 cm, dengan diameter
sebesar ini akan mudah dipisahkan dengan cara sentrifugal, tanpa memerlukan tahap
penggumpalan. Saccharomyces cereviceae dapat hidup pada lingkungan yang lebih
asam dan mempunyai kondisi untuk pertumbuhan pada suhu kamar yaitu 25 30oC.
(Purwitasari 2004)
4. Fermentasi
Fermentasi adalah perubahan substrat menjadi bahan lain karena aktivitas
mikroba, faktor yang perlu diperhatikan dalam proses fermentasi adalah: Kadar gula,
kebutuhan Nutrisi, pH, temperature, aerasi, dan waktu fermentasi. (Pawignya 2011)

B. KERANGKA BERFIKIR Commented [esp5]:


Ungkapkan bahwa kulit alpukat mengandung nutrisi yang
memenuhi syarat untuk pertumbuhan PST melalui proses
Di Lingkungan sekitar UNNES masih banyak sekali ditemukan limbah kulit buah fermentasi

alpukat ditempat penjualan jus buah. Untuk membuktikan perlu ujicoba fermentasi PST dalam beberapa
perlakuan

Diharapkan diperoleh PST optimum pada level pH, nutrisi atau lama
fermentasi tertentu

Kurangnya pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah untuk dijadikan sesuatu


yang lebih bermanfaat.

Memanfaatkan limbah kulit buah alpukat untuk dijadikan sebagai Protein Sel Tunggal
untuk pakan ternak.

Dengan pembuatan Protein Sel Tunggal maka akan mampu memenuhi ketersediaan
akan kebutuhan nutrisis untuk pakan ternak.

C. HIPOTESIS
Kualitas Limbah kulit buah alpukat, pH dan waktu fermentasi mempengaruhi
pertumbuhan sel dari yeast Saccharomyces cerevisisaeyang akan digunakan sebagai
pembuatan Protein Sel Tunggal.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian kuantitatif eksperimental.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s.d. Juli 2016 di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.

C. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling yang dilakukan secara acak dengan mengambil limbah kulit
buah alpukat di beberapa toko jus buah dilingkungan sekitar UNNES.

D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : pH medium fermentasi dan lama waktu fermentasi
Variabel terikat : KecepatantumbuhSaccharomyces cereviceae.
Variabel kontrol :Suhu fermentasi, kontaminasi,kelembapan udara.

E. DEFINISI OPERASIONAL
1. pH medium fermentasi dan waktu fermentasi
pH medium fermentasi diatur mulai dari 3; 3,5; 4; 4,5 dan 5 kemudian diamati
pengaruhnya pada tiap nilai pH yang ditentukan terhadap pertumbuhan sel
Saccharomyces cerevisiae. Selain pH waktu fermentasi juga diatur mulai dari 12 jam,
18 jam, 24 jam, 30 jam, 36 jam, 42 jam dan 48 jam kemudian diamati pengaruhnya
pada tiap jam yang sudah ditentukan terhadap pertumbuhan sel Saccharomyces
cerevisia.
2. Pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae
Pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae dihitung dengan menggunakan alat
hemositometer pada mikroskop cahaya, kemudian dihitung kadar proteinnya dengan
menggunakan alat spektrofotometer.

F. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan yaitu Post test
Randomized Control Design dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae

Medium limbah kulit buah


buah Alpukat

pH divariasi sampai Waktu fermentasi


dengan 5 divariasi sampai 48 jam

Pengamatan pada pH 3, Pengamatan pada waktu


pH 4,5 dan pH 5 fermentasi 6 jam, 24 jam
dan 48 jam

Dihitung kadar Dihitung kadar


proteinnya pada tiap nilai proteinnya pada tiap
pH yang ditentukan waktu fermentasi yang
ditentukan
Commented [esp6]:
Diperoleh kadar PST optimum pada pH dan waktu tertentu.
G. ALAT DAN BAHAN
Alat:
a. Shaking Incubator
b. Autoklaf
c. Erlenmeyer 500 ml
d. Alumunium foil
e. Spektrofotometer
f. Conway
g. Panci stainless steel
h. Water Bath
i. Blender
j. mikroskop cahaya
k. Spektrofotometer
Bahan:
a. Limbah kulit buah Alpukat di sekitar UNNES
b. Yeast Saccharomyches cerevisiae
c. NaOH
d. Gula pasir
e. Aquadest
f. Asam asetat
g. Kalium Hidrophosfat
h. Ammonium sulfat

H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Persiapan bahan
Limbah kulit buah alpukat dicuci kemudian diblender sampai halus, setelah itu
disaring. Cairan diambil dan dipanaskan sampai mendidih lalu didinginkan, larutan
ini disebut dengan media fermentasi.
2. Pembuatan Starter
Sukrosa sebanyak 22,4 gram dilarutkan dengan 100 ml aquades, pH larutan diatur
sampai 5 lalu larutan dipanaskan untuk sterelisasi sampai waktunya 1 jam dan
kemudian didinginkan. Setelah dingin dimasukkan yeast Saccharomyces cereviceae
kemudian difermentasi dengan cara dishaking selama 2 hari.
3. Fermentasi
Media fermentasi dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu larutan divariasikan pH
nya. Kemudian disterelisasi dengan dipanaskan selama 1 jam setelah itu didinginkan,
larutan ditambah starter dan difermentasikan selama maksimal 48 jam.
4. Perhitungan Sel Saccharomyces cerevisiae
Pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae dihitung dengan menggunakan alat
hemositometer pada mikroskop cahaya, kemudian dihitung kadar proteinnya dengan
menggunakan alat spektrofotometer.

I. JENIS DAN CARA PENGUKURAN DATA


1. Pengukuran pH dan waktu fermentasi optimum untuk pertumbuhan sel
Saccharomyces cerevisiae.
2. Perhitungan pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae
Perhitungan sel Saccharomyces cerevisiae dilakukan setiap 12 sampai 48 jam
dengan menngunakan hemasitometer pada mikroskop cahaya sehingga diperoleh
jumlah sel/ml.
3. Analisis kadar protein dengan metode Lowry
Analasis kadar protein diukur dengan menggunakan spektrofotometer.
4. Pembuatan kurva standart larutan protein.

J. TEKNIK ANALISIS DATA


Data yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu berupa pertumbuhan sel
Saccharomyces cerevisiae, kandungan protein dari Saccharomyces cerevisiae, dan
pengukuran pH dan waktu fermentasi dianalisis menggunakan Analysis of Variance
(ANAVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diukur.

K. DAFTAR PUSTAKA
Masithoh Erna. 2012. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap Pertumbuhan Khamir
Roti Saccharomyces cerevisiae Pada Media Bekatul Dalam Produksi Protein Sel
Tunggal. Skripsi Jurusan Biologi UNS. UNS Surakarta.
Pawignya Harsa. 2011. Pembutan Protein Sel Tunggal Dari Limbah Nanas Dengan
Proses Fermentasi. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber
Daya Alam Indonesia. Yogyakarta. ISSN 16934393.
Pratama Reza Handry. 2010. Pengaruh Infusa Daun Alpukat (Persea Americana Mill.)
Terhadap Waktu Kematian Cacing Ascaris suum, Goeze In Vitro. Skripsi
Fakultas Kedokteran UNS. UNS Surakarta.
Purwitasari E, A Pangastuti, R Setyaningsih. 2004. Pengaruh Media Tumbuh Terhadap
Kadar Protein Saccharomyces cerevisiae Dalam Pembuatan Protein Sel Tunggal.
Bioteknologi. 1 (2): 37-42. ISSN: 0216-6887.
Sepadan Akbar. 2014. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat
(Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Laporan Penelitian. Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Zuhrotun Ade. 2007. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.) Bentuk Bulat. Karya Ilmiah Yang Tidak Dipublikasikan.
Universitas Padjadjaran Fakultas Farmasi Jatinagor.

Anda mungkin juga menyukai