Oleh:
2016
BAB I
PENDAHULUAN
dalam menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari sistem komunikasi
antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel. Protein antara lain
berperan penting dalam perkembangan sel otak, memelihara dan mengganti sel yang
rusak. Saat dibutuhkan protein akan dikatabolis untuk menghasilkan energy. (Masithoh
2012)
Protein Sel Tunggal (PST) merupakan sel kering atau biomassa mikroorganisme
seperti khamir, bakteri, dan ganggang yang dapat digunakan sebagai sumberprotein
untuk pangan dan pakan. PST merupakan salah satu alternatif untuk pemenuhan
kebutuhan protein di masa depan, karenaselain mengandung protein tertentu, juga
mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan nutrien lain yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pangan. Saccharomyces cerevisiae termasuk khamir
kelas Ascomycetes yang banyak mengandung protein, karbohidrat, dan lemak, sehingga
dapat dikonsumsi oleh manusia dan hewan guna melengkapi kebutuhan nutriennya
sehari-hari. (Purwitasari et al. 2004)
E. TUJUAN PENELITIAN
Menguji konsentrasi nutrisi limbah kulit buah alpukat ( Persea americana )
terhadap pertumbuhan Saccharomyces cereviceae.
Menguji pH yang paling efektif untuk pertumbuhan Saccharomyces cereviceae.
Menguji waktu fermentasi yang paling efektif untuk pertumbuhan Saccharomyces
cereviceae
F. MANFAAT PENELITIAN
Memberikan alternatif pengelolaan limbah.
Memberikan alternatif bahan media untuk pembuatan Protein Sel Tunggal (PST).
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan Protein Sel Tunggal (PST) untuk makanan
ternak.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
Daun alpukat (Persea Americana Mill.) berbentuk tunggal, bertangkai, ujung dan
pangkalnya runcing. Daunnya berwarna hijau dan memiliki panjang sekitar 10-20 cm
serta lebar 3-10 cm.
Bunga alpukat (Persea americana Mill.) berjenis majemuk dan bunganya tumbuh
di ujung ranting. Bunganya memiliki 9 benang sari berjumlah dua belas dan ruang kepala
sarinya berjumlah empat. Warna bunganya putih kotor dan memiliki mahkota yang
berambut serta diameternya 1-1,5 cm.
Buah alpukat (Persea americana Mill.) berbentuk bulattelur dan memiliki panjang
5-20 cm. Buahnya memiliki bintik-bintik atau gundul dan ketika masak daging buahnya
menjadi lunak serta berwarna hijau atau kuning keunguan. Buahnya biasanya memiliki
berat 300-800 g per buah.
Akar alpukat (Persea americana Mill.) bertipe akartunggang dan memiliki warna
coklat. Akar sampingnya juga kuat sehingga dengan tipe akar tunggang dan akar samping
yang kuat membuat tanaman alpukat dapat tumbuh di lahan lereng. (Sepadan 2014)
alpukat ditempat penjualan jus buah. Untuk membuktikan perlu ujicoba fermentasi PST dalam beberapa
perlakuan
Diharapkan diperoleh PST optimum pada level pH, nutrisi atau lama
fermentasi tertentu
Memanfaatkan limbah kulit buah alpukat untuk dijadikan sebagai Protein Sel Tunggal
untuk pakan ternak.
Dengan pembuatan Protein Sel Tunggal maka akan mampu memenuhi ketersediaan
akan kebutuhan nutrisis untuk pakan ternak.
C. HIPOTESIS
Kualitas Limbah kulit buah alpukat, pH dan waktu fermentasi mempengaruhi
pertumbuhan sel dari yeast Saccharomyces cerevisisaeyang akan digunakan sebagai
pembuatan Protein Sel Tunggal.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian kuantitatif eksperimental.
C. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling yang dilakukan secara acak dengan mengambil limbah kulit
buah alpukat di beberapa toko jus buah dilingkungan sekitar UNNES.
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : pH medium fermentasi dan lama waktu fermentasi
Variabel terikat : KecepatantumbuhSaccharomyces cereviceae.
Variabel kontrol :Suhu fermentasi, kontaminasi,kelembapan udara.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. pH medium fermentasi dan waktu fermentasi
pH medium fermentasi diatur mulai dari 3; 3,5; 4; 4,5 dan 5 kemudian diamati
pengaruhnya pada tiap nilai pH yang ditentukan terhadap pertumbuhan sel
Saccharomyces cerevisiae. Selain pH waktu fermentasi juga diatur mulai dari 12 jam,
18 jam, 24 jam, 30 jam, 36 jam, 42 jam dan 48 jam kemudian diamati pengaruhnya
pada tiap jam yang sudah ditentukan terhadap pertumbuhan sel Saccharomyces
cerevisia.
2. Pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae
Pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae dihitung dengan menggunakan alat
hemositometer pada mikroskop cahaya, kemudian dihitung kadar proteinnya dengan
menggunakan alat spektrofotometer.
F. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan yaitu Post test
Randomized Control Design dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Persiapan bahan
Limbah kulit buah alpukat dicuci kemudian diblender sampai halus, setelah itu
disaring. Cairan diambil dan dipanaskan sampai mendidih lalu didinginkan, larutan
ini disebut dengan media fermentasi.
2. Pembuatan Starter
Sukrosa sebanyak 22,4 gram dilarutkan dengan 100 ml aquades, pH larutan diatur
sampai 5 lalu larutan dipanaskan untuk sterelisasi sampai waktunya 1 jam dan
kemudian didinginkan. Setelah dingin dimasukkan yeast Saccharomyces cereviceae
kemudian difermentasi dengan cara dishaking selama 2 hari.
3. Fermentasi
Media fermentasi dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu larutan divariasikan pH
nya. Kemudian disterelisasi dengan dipanaskan selama 1 jam setelah itu didinginkan,
larutan ditambah starter dan difermentasikan selama maksimal 48 jam.
4. Perhitungan Sel Saccharomyces cerevisiae
Pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae dihitung dengan menggunakan alat
hemositometer pada mikroskop cahaya, kemudian dihitung kadar proteinnya dengan
menggunakan alat spektrofotometer.
K. DAFTAR PUSTAKA
Masithoh Erna. 2012. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Terhadap Pertumbuhan Khamir
Roti Saccharomyces cerevisiae Pada Media Bekatul Dalam Produksi Protein Sel
Tunggal. Skripsi Jurusan Biologi UNS. UNS Surakarta.
Pawignya Harsa. 2011. Pembutan Protein Sel Tunggal Dari Limbah Nanas Dengan
Proses Fermentasi. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber
Daya Alam Indonesia. Yogyakarta. ISSN 16934393.
Pratama Reza Handry. 2010. Pengaruh Infusa Daun Alpukat (Persea Americana Mill.)
Terhadap Waktu Kematian Cacing Ascaris suum, Goeze In Vitro. Skripsi
Fakultas Kedokteran UNS. UNS Surakarta.
Purwitasari E, A Pangastuti, R Setyaningsih. 2004. Pengaruh Media Tumbuh Terhadap
Kadar Protein Saccharomyces cerevisiae Dalam Pembuatan Protein Sel Tunggal.
Bioteknologi. 1 (2): 37-42. ISSN: 0216-6887.
Sepadan Akbar. 2014. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat
(Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Laporan Penelitian. Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Zuhrotun Ade. 2007. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.) Bentuk Bulat. Karya Ilmiah Yang Tidak Dipublikasikan.
Universitas Padjadjaran Fakultas Farmasi Jatinagor.