Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR

IMUNISASI

A. Pengertian
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh
kebal terhadap invasi mikroorganisme (bakteri atau virus) yang dapat
menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan
untuk menyerang tubuh. Dengan imunisasi, tubuh kita akan terlindung dari
infeksi begitu pula orang lain karena tidak tertular dari kita. (Marmi, 2012)

B. Tujuan Imunisasi
Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
Pemberian imunisasi pada anak mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat
dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikan, waktu antara
pemberian imunisasi. (Marmi, 2012)

C. Indikasi Pemberian Imunisasi


Imunisasi diberikan kepada bayi, balita, dan anak yang dalam keadaan
sehat.

D. Kontraindikasi Pemberian Imunisasi


Imunisasi tidak boleh diberikan pada bayi, balita dan anak, seperti:
1. Dalam masa tunas/ perkembangan suatu penyakit
2. Penurunan daya tahan tubuh
3. Terjadinya reaksi anafilaksia terhadap vaksin tersebut
4. Penyakit sedang atau berat dengan atau tanpa demam.

E. Mekanisme Imunisasi Dalam Proses Pencegahan Penyakit


Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi
terhadap mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit
terlebih dahulu. Vaksin, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas
tubuh. Vaksin terbuat dari mikroorganisme ataupun bagian yang telah
dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita jatuh
sakit. Vaksin kemudian dimasukkan ke dalam tubuh yang biasanya melalui
suntikan. System pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin
yang dimasukan kedalam tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme
menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi. Antibodi kemudian akan
membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang
menyerang tubuh.
Kemudian antibodi akan terus berada diperedaran darah membentuk
imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh mikroorganisme yang sama
dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan melindungi tubuh
dan mencegah terjadinya infeksi.

F. Jenis-Jenis Imunisasi
1. Vaksin BCG
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer
atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG
Diberikan pada bayi berusia 0-12 bulan, dengan dosis 0,05 cc.
Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus terlebih dahulu dilarutkan
dengan 4 cc pelarut BCG. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
dalam waktu 3 jam. Vaksin akan rusak apabila terkena cahaya matahari.
Adapun tempat penyuntikan di bagian lengan atas daerah muskulus
deltoid dengan intracutan. Efek samping yang timbul biasanya separti
terjadinya ulkus pada daerah penyuntikan, pembengkakan daerah limfe
pada leher/ ketiak yang disebabkan penyuntikan yang terlalu dalam dan
dosis yang terlalu tinggi.
Tanda Keberhasilan:
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-
6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan
sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.
Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara
penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian
khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan
di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di
bawah kulit paha umumnya lebih tebal.
Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja
dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah
endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak
akan mendapat vaksinasi alamiah.

2. Vaksin DPT+HB (Difteri, Pertusis, Tetanus + Hepatitis B)


Indikasinya untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B. kemasan 1 box DPT+HB
Cara pemberian dengan menyuntikkan secara IM 0,5 ml. dosis
pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval 4 minggu.
Efek sampingnya adalah bengkak, nyeri, dan demam.
Penyakit DPT dan Hepatitis B yang berbahaya
a. Difteri
Penyakit yang disebabkan kuman Corynebacterium Diphtheriae.
Penyebarannya ditularkan saat batuk, bersin, atau pada saat berbicara.
Gejala awalnya ialah gelisah, aktivitas menurun, radang tenggorokan,
hilang nafsu makan, dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput
putih pada tenggorokan dan tonsil. Komplikasi difteri berupa
gangguan pernapasan yang berakibat kematian (Depkes, 2009).
b. Pertusis
Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah
penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh Bordetella
Pertussis. Penyebarannya melalui percikan ludah yang keluar saat
batuk ataupun bersin. Gejalanya adalah pilek, mata merah, bersin,
demam, dan batuk ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah
sehingga menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras.
c. Tetanus
Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani. Penyakit ini
tidak menyebar dari orang ke orang tetapi melalui kotoran yang masuk
ke dalam luka yang dalam. Gejala adalah kaku otot pada rahang dan
leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam.
Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku
(Depkes, 2009)

3. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin virus recombinan yang
telah diinaktifasikan dan bersifat non-infeclous, yang berasal dari HBs
Ag yang dihasilkan dalam sel ragi (hansenula polymerpha) menggunakan
teknologi DNA recombinan (vademecum bio farma, jan 2002).
Indikasi yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
di sebabkan oleh virus hepatitis. Sedangkan kontraindikasinya yaitu
hipersensitif terhadap komponen vaksin yang sama halnya seperti vaksin-
vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada pasien penderita
infeksi berat yang disertai kejang.

Cara pemberian dan doses antara lain:


a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspensi menjadi homogen .
b. Vaksin disuntikkan dengan doses 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID,
pemberian suntikan secara IM sebaiknya pada anterolateral paha.
c. Pemberian sebanyak 3 dosis
d. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dosis berikutnya dengan
interval minimum 4 minggu (1 bulan).
Tanda Keberhasilan:
Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat
dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan
mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila
kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500, tahan 5
tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka
dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi
harus disuntik ulang 3 kali lagi.
Efek sampingnya yaitu reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat
ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

4. Vaksin Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomylitis yang menyebabkan kelumpuhan pada
anak. Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri
dari suspensi virus poliomylitis tipe 1,2, dan 3 (strain sabin) yang sudah
di lemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal keras dan distabilkan
dengan sukrosa .
Indikasi yaitu untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
poliomielitis. Sedangkan kontraindikasi seperti pada individu yang
menderita immune defisiency tidak ada efek yang berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedag sakit. Namun jika
ada keraguan misalnya sedang menderita diare, maka ulangan dapat
diberikan setelah sembuh.
Cara pemberian dan dosis antara lain:
a. Bentuk cairan dengan kemasan ampul sebanyak 1 cc/2 cc dan di
berikan pada anak usia 0-11 bulan.
b. Diberikan secara oral (melalui mulut) 1 dosis adalah 2 tetes
sebanyak 4 kali pemberian
c. Efek samping yang di timbulkan biasanya paralisis karena vaksin
jarang terjadi dalam 2 bulan imunisasi serta vaksin akan diserap
apabila anak sedang terkena diare.
5. Vaksin Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
campak, panyakit termasuk penyakit menular.
Terdapat dalam kemasan flacon dengan bentuk gumpalan beku dan
kering dan dilarutkan dalam 5 cc pelarut vaksin campak. Vaksin yang
sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 8 jam. Diberikan pada
anak usia 9 bulan, dosisnya 0,5 cc disuntikkan secara IM pada bagian kiri
kanan atas. Efek samping biasanya terjadi panas yang tinggi selama 1-3
hari serta kemerahan.

G. Jadwal Pemberian Imunisasi


Lima jenis imunisasi dasar yang wajib di berikan adalah imunisasi
terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
poliomyelitis, campak dan hepatitis B.
Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia satu
tahun adalah:
1. Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan
2. Imunisasi DPT, yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 2-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu
3. Imunisasi campak, yang diberikan 1 (satu) kali pada bayi usia 9 bulan
4. Imunisasi Hepatitis B,yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 1-11
bulan dengan interval minimal 4 minggu

USIA VAKSIN
0 Bulan HB0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT/HB Combo 1, Polio 2
3 Bulan DPT/HB Combo 2, Polio 3
4 Bulan DPT/HB Combo 3, Polio 4
9 Bulan Campak
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pengelolaan Vaksin. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salamba Medika.

http://novikholrotununipdu.blogspot.com/2013/01/askeb.imunisasi-polio-dan-
DPT-HB html.Diakses pada minggu 05 Januari 2014, pukul 20.00 wita.

Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi pada


Balita.Yogyakarta:Neumed.

Marmi dan Kukuh. 2012. ASUHAN NEONATUS, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.

Anda mungkin juga menyukai