RAYON SINGAPARNA
Oleh :
NPM :137002008
PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh :
TRIS SAPUTRA
NPM :137002008
Menyetujui
Tasikmalaya, 04 Mei 2017
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Teknik Elektro
Nurul Hiron.,S.T.,M.Eng
NIP/NIDN.0423078402
KATA PENGANTAR
11. Teman satu angkatan TE13 yang tidak bisa disebutkan satu-satu, terimakasih
atas kebersamaan dan dukunganya.
Semoga Allah membalas semua kebaikan dari semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya laporan kerja praktik ini.Amin
Penulis
ABSTRAK
pemeliharaan adalah hal yang penting dan harus dilaksanakan secara berkala pada
sistem ketenaga listrikan, karena dengan dilaksanakanya pemeliharaan peralatan
kelistrikan, peralatan tersebut akan dapat berfungsi dengan baik selain dapat
memperpanjang usia peralatan listrik tersebut.Gardu distribusi sendiri berfungsi
mendistribusikan tenaga listrik ke pelanggan . Pemeliharaan merupakan salah satu
komponen yang secara langsung mendukung keandalan, daya mampu serta mutu
produksi dari suatu peralatan. Pemeliharaan tidak saja merupakan pekerjaan fisik
yang langsung terhadap peralatan yang bersangkutan, tetapi diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan pengawasan terhadap pelaksanaannya, sehingga dengan
demikian pemeliharaan akan dapat dilakukan dengan teratur dan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan, petunjuk-petunjuk yang berlaku terhadap peralatan
yang bersangkutan. Distribusi yang tepat, rating sesuai dengan kebutuhan beban
akan menjaga tegangan jatuh pada konsumen dan akan menaikkan efisiensi
penggunaan Trafo Distribusi. Jadi Transformator Distribusi merupakan salah satu
peralatan yang perlu dipelihara dan dipergunakan sebaik mungkin (seefisien
mungkin), sehingga keandalan/kontinuitas pelayanan tetap terjamin.
Form Isian Laporan KP
Kesimpulan : Trafo yang lama di ganti dengan trafo yang baru . Dikarenakan
beban sudah melebihi kapasitas trafo.
5 24-03-2017 Pemotongan beban dari Gardu
STTW KE TTW
.
Kesimpulan : Kegiatan Meliputi Pengukuran Grounding JTM dan Perbaikan
Grounding dengan penambahan besi baru.
Kesimpulan : Instalasi tenaga listrik terdiri dari suatu sistem yang terintegrasi
yang terdiri dari sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem
distribusi. Keandalan dari sistem tenaga listrik khususnya sistem
transmisi akan sangat ditentukan oleh bagaimana sistem tersebut
dikelola, apalagi sistem transmisi melintasi daerah terbuka sehingga
sangat rawan terhadap gangguan baik gangguan berasal dari kondisi
internal transmisi maupun yang berasal dari gangguan eksternal
seperti gangguan alam, gangguan binatang, tumbuh tumbuhan
maupun yang berasal dari aktifitas manusia.
1. Lightning Arrester ( LA )
Berfungsi sebagai alat Proteksi atau pengaman Trafo distribusi dari
tegangan lebih akibat Surja Petir, khususnya pada gardu pasangan
luar.
2. Fused Cut Out ( FCO atau CO )
Berfungsi sebagai proteksi atau pegaman lebur, Pada gardu
distribusi khususnya, FCO ini berfungsi sebagai alat pelindung Trafo
dari Arus hubungan Singkat dan sebagai alat untuk membebeskan
sumber tegangan jika dilakukan pemeliharaan. Proteksi pada FCO ini
dipasang dalam bentuk Fuse Link yang dapat disesuaikan dengan
Arus Nominal Trafo distribusi yang terpasang.
3. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu.
Yaitu Berupa Pengawatan atau kawat Penghubung untuk
menghubungkan tegangan dari Jaringan SUTM, Lightning Arrester (
LA ), dan Fused Cut Out ( FCO )ke Trafo Distribusi.
4. Tiang
Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini bisa
berupa Tiang Beton maupun Tiang Besi, yang memiliki kekuatan
kerja sekurang kurangnya 500 dAn dengan panjang 11 atau 12 meter.
5. Trafo Distribusi
Yaitu Komponen Utama dari gardu distribusi untuk menurunkan
tegangan dari Sisi Tegangan Menengah ( SUTM ) menjadi tegangan
yang siap di pakai oleh pelanggan. Trafo yang di pergunakan mulai
dari 50 kVa - 400 kVa sesuai dengan kebutuhan pembangunan gardu.
6. Rangka Gardu
Pada dasarnya berfungsi untuk menempatkan Trafo distribusi dan
komponen lainya pada Tiang. Rangka Gardu ini biasanya sudah
berupa satu Set lengkap.
7. Pipa Jurusan
Berfungsi untuk menempatkan kabel naik atau kabel jurusan dari
PHB-TR ke jaringan SUTR di bagian atas.
1. Saklar Utama.
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan
3. NH-Fuse jurusan.
4. Kabel Naik atau Kabel Jurusan ( bisa berupa NYY atau NYFGBY
) dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
5. Kabel Turun ( Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR ) dengan
ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi yang
terpasang.
Kesimpulan : Pemasangan logo PLN dan No Gardu dan nama Gardu . Nama
gardu di beri disesuaikan dengan nama tempat tersebut .
22 17-04-2017 Pemeliharaan Rutin Gardu SKM
dan Gardu CHUR
b. Peralatan Bantu.
1. Pendingin
2. Tap Changer
3. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
4. Indikator-indikator : Thermometer, permukaan minyak
c. Peralatan Proteksi.
1. Rele Bucholz
2. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate
3. Rele tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)
4. Rele pengaman tangki
No Teori
3. Breakdown Maintenance
adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :
Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas
operator atau petugas patroli.
Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang
dilakukan oleh petugas pemeliharaan.
Gangguan eksternal gangguan yang berasal dari luar transformator dan dapat terjadi
kapan saja dengan waktu yang tidak dapat ditentukan. Salah satu dari gangguan
external tersebut adalah gangguan beban lebih ( over load ), seperti yang terjadi
pada Tranformator pada Gardu CRY 200 KVA pada Penyulang Singaparna .
Adapun pembebanannya mencapai 97,5 %. Transformator akan bekerja secara
kontinyu apabila transformator tersebut berada pada beban nominalnya. Namun
apabila beban yang dilayani mendekati 100 % bahkan lebih besar dari 100%, maka
transformator tersebut akan mendapat pemanasan lebih dan dapat memperpendek
umur isolasinya. Pemotongan beban Gardu CRY ke SYFA setelah itu Pemerataan
Beban salah satunya yang bisa di lakukan untuk mengurangi over load Gardu CRY.
Dalam segi pembebanan tersisa terhadap pasang baru kedepannya sesuai dengan
SPLN NO. 50 TAHUN 1997 batas pembebanan trafo berada pada kisaran 50% -
60% dan dapat dibebanin hingga batas ideal pembebanan trafo dengan
pertimbangan susut umur trafo, factor keragaman, dan factor keserempakan beban
yaitu 80% .
DOKUMENTASI