SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Gadjah Mada
Disusun oleh :
Natalie Rosita Tampubolon
05/190852/EIK/00494
SKRIPSI
RESPON KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT BETHESDA
YOGYAKARTA
Disusun oleh :
Natalie Rosita Tampubolon
05/190582/EIK/00494
Fitri H, S.Kp, M..Kes Sri Hartini, S.Kep, Ns, M.Kes Lely Lusmilasari, Skp, M.Kes
NIP 132 302 904 NIP NIP 132 231 106
Mengetahui
Dekan
u.b. Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran UGM
Yogyakarta
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat serta perlindunganNya, yang diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Respon Kecemasan Pada Anak Usia
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini, yaitu kepada Yang
terhormat :
2. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dan staf yang telah memberikan
4. Fitri HS, Skp., M. Kes selaku pembimbing I dalam pelaksanaan penelitian ini
ini dan telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penyusunan
skripsi.
iii
7. Kepala ruang IV Rumah Sakit Bethesda beserta staf yang telah memberikan
8. Orang tua ku tercinta dan adik-adik ku serta semua keluargaku yang selalu
9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari segala keterbatasan dan kelemahan yang ada dari skripsi
ini sehingga segala saran dan masukan akan sangat diharapkan untuk perbaikan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian.................................................................................. 6
v
D. Variabel Penelitian.................................................................................. 28
I. Analisis Data........................................................................................... 33
J. Jalannya Penelitian.................................................................................. 36
C. Pembahasan ............................................................................................ 47
A. Kesimpulan............................................................................................. 51
B. Saran....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
THE RESPONS OF ANXIETY OF THE CHILDREN AGE OF SCHOOL
IN MEDICAL ROOM OF BETHESDA HOSPITAL
IN YOGYAKARTA
ABSTRACK
ix
RESPON KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RUANG
PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT BETHESDA
YOGYAKARTA
INTISARI
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa usia sekolah atau yang disebut dengan periode pertengahan pada
tumbuh dengan terus menerus dan perkembangan kecerdasan pada periode ini
amat jelas. Anak banyak menyerap ilmu dan cakrawala dunianya semakin luas.
Perkembangan psikososial anak usia ini termasuk dalam fase laten (Supartini,
2004)
Perubahan yang terjadi pada anak usia sekolah adalah perubahan fisik,
sosial dan emosi. Perubahan fisik yang terjadi berupa penambahan berat badan
dan peningkatan tinggi badan (Kozier, 1995). Perubahan sosial terjadi ketika anak
mulai sekolah. Hubungan anak beralih dari hubungan dengan orang dewasa
menjadi hubungan dengan teman sebaya lainnya. Anak belajar bersaing dan
standar perilaku dan anak akan mengalihkan hubungan serta mengikuti kelompok
atau gank. Perubahan emosi dapat terjadi pada anak-anak seperti timbulnya
perasaan takut, ingin tahu, cemburu dan iri hati. Ketika anak sakit anak cenderung
cepat marah dan rewel, dan keadaan tersebut sulit untuk dihadapi (Hurlock, 1994).
dan spiritual sudah menunjukan kematangan pada masa ini. Secara khusus
1
2
sosial. Anak belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan keluarganya
dan mulai mencoba mengambil bagian dari kelompok untuk berperan. Pada tahap
kontrol dan kekuatan akibat perubahan peran, kelemahan fisik, takut berpisah dari
orang tua atau keluarga. Pada anak usia sekolah, kecemasan yang paling besar
dialami adalah ketika pertama kali masuk sekolah dan jika anak mengalami sakit
(Supartini, 2004).
anak meningkat karena anak berada di lingkungan yang baru, dikelilingi orang-
orang asing yang tidak dikenalnya dan peralatan yang menakutkan. Anak-anak
yang masuk rumah sakit dan mendapat tindakan medis secara emosional anak
akan menolak. Anak yang dirawat di rumah sakit atau sedang menjalani
mereka sering hanya mengerti sebagian tubuhnya sehingga dampak sakit atau
dihubungkan dengan ancaman bahaya yang tidak diketahui individu (Kaplan dan
Sundeen (1998) terdiri dari kecemasan tingkat ringan, sedang, berat dan panik.
3
Menurut Borkovee, dkk 1997 cit Maramis 2004, reaksi ketakutan dan kecemasan
Kecemasan pada saat anak usia sekolah yang sakit timbul akibat
meningkat bila anak ternyata harus dirawat di rumah sakit, dimana lingkungan
rumah sakit adalah lingkungan yang merupakan penyebab stres dan kecemasan
pada anak, selain perasaan takut mati dan adanya kelemahan fisik (Supartini,
2004).
yang harus dihadapi yaitu mengatasi suatu perpisahan, menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan orang sekitar dan pengalaman terapi yang menyakitkan. Perasaan
takut yang dialami ketika anak harus berpisah dari orang tua dirasakan sebagai
kehilangan cinta dan kasih sayang atau perasaan diabaikan (Wong cit Herlina,
2001).
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien anak. Anak sekolah yang dirawat di
ruang perawatan anak rumah sakit tersebut, pada Bulan September, Oktober dan
November 2006 sejumlah 105 pasien dari 233 pasien anak yang sakit (45% dari
total pasien yang dirawat). Penelitian tentang respon kecemasan pada anak usia
dan beberapa orang tua pasien di ruang perawatan anak Rumah Sakit Bethesda
4
pada tanggal 4 Desember 2006 didapatkan hasil bahwa mereka yang baru pertama
kali dirawat di rumah sakit menolak dirawat dirumah sakit dan juga menolak
tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan rumah sakit, sedangkan anak
yang telah lebih dari satu kali dirawat sudah dapat lebih beradaptasi dengan
lingkungan ruang rawat di rumah sakit dan dapat bekerja sama saat dilakukan
tindakan. Selain dari itu peneliti melakukan pengamatan terhadap 10 orang anak
usia sekolah yang mengalami kecemasan, yaitu sebagian anak tersebut kelihatan
ketakutan dan menangis ketika perawat memasuki ruangan tempat mereka dirawat
sambil membawa alat-alat pengobatan dan juga menolak bekerja sama dalam
prosedur pengobatan.
melakukan penelitian tentang respon kecemasan pada anak usia sekolah yang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
kecemasan anak sekolah berdasarkan respon motorik, respon fisiologi dan respon
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kecemasan pada anak sakit yang berusia 6-12 tahun dirawat di rumah sakit.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Peneliti
kecemasan pada anak sakit, sehingga dapat sebagai wacana koreksi diri
sakit.
6
efektif dan seoptimal mungkin bagi klien yang dirawat di rumah sakit guna
E. Keaslian penelitian
peneliti sendiri dari tinjauan pustaka. Hasil yang didapat adalah respon
respon yang tidak baik, sedangkan responden dengan riwayat penyakit akut
ruang VIP mempunyai respon yang baik terhadap cemas, kehilangan kontrol,
dan keingintahuan, sedangkan anak yang dirawat di ruang perawatan kelas III
di ruang anak dan dewasa mempunyai respon yang tidak baik terhadap cemas,
sedangkan pada penelitian ini subyeknya adalah anak usia sekolah. Perbedaan
respon kecemasan pada anak sekolah yang dirawat di ruang perawatan anak
anak yang hasilnya adalah dari semua faktor yang mempengaruhi kecemasan
faktor yang paling berpengaruh adalah nyeri dan perlukaan. Sedangkan pada
instrument kecemasan yang sudah baku yang peneliti ambil dari CMAS
anak yang hasilnya adalah dari semua faktor yang mempengaruhi kecemasan
faktor yang paling berpengaruh adalah perpisahan dengan orang tua dan yang
8
yang sudah baku yang peneliti ambil dari CMAS (Childrens Manifest Anxiety
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
a. Definisi
Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun.
belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan selain keluarganya.
Menurut Harlock 1994, anak usia sekolah adalah anak yang usianya
dimulai dari 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara
seksual.
(Yusuf, 2000):
9
10
berhitung
lembaga
tidak terlalu ketat atau persyaratan yang berlaku luas bisa berakibat
1) Perkembangan intelektual
membaca, menulis dan berhitung. Pada usia ini daya pikir anak sudah
2) Perkembangan bahasa
dan isyarat atau gerak dengan kata-kata, kalimat, bunyi, lambang atau
lukisan.
(vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500
kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 th) telah dapat menguasai sekitar
3) Perkembangan sosial
usia.
5) Perkembangan motorik
dengan baik. Oleh karena itu, usia merupakan masa yang ideal untuk
ketakutan dan terror bagi anak-anak. Hal ini berkaitan dengan umur anak.
Semakin muda anak maka anak semakin sukar untuk menyesuaikan diri
Anak usia sekolah menerima keadaan masuk rumah sakit dengan sedikit
penderitaan anak.
maupun orang tua. Hal tersebut seringkali merupakan krisis yang terjadi
pada anak, khususnya anak usia 6-8 tahun, mereka sangat mudah
perubahan kondisi kesehatan dan perubahan lingkungan serta pada usia ini
secara lebih baik jika hal tesebut dipersiapkan sebelumnya. Anak yang
banyak perubahan merupakan masalah besar bagi anak. Betapa pun ramah
dan tekunnya staf, tetapi tetap terdapat perasaan ketakutan dan terror bagi
anak-anak. Hal ini berkaitan dengan umur anak, makin muda anak makin
sakit.
3. Respon
Respon adalah suatu reaksi fisiologis yang tergantung dari stimuli atau
merupakan hasil dari stimuli tersebut. Respon juga bisa berarti jawaban,
manusia, sikap dikatakan sebagai respon evaliatif. Respon hanya akan timbul
dinyatakan sebagai sikap itu timbul dengan didasari oleh proses evaluasi
dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk
1995).
yang dapat diukur. Fenomena itu berupa respon terhadap obyek sikap dalam
berbagai bentuk. Menurut Rosenberg dan Hovland yang dikutip oleh Azwar
dasar penyimpulan sikap dari perilaku, yang hasilnya adalah dua tipe respon
yaitu verbal dan non verbal. Respon verbal mempunyai kategori respon
respon konatif yaitu pernyataan intensi perilaku. Sedangkan respon non verbal
sikap dan respon konatif yaitu perilaku tampak sehubungan dengan obyek
sikap.
bentuk self report yang kini dianggap paling dapat diandalkan dengan
disebut sebagai skala sikap. Skala sikap (attitude scales) berupa kimpulan
4. Kecemasan
a. Pengertian
dll.
17
dan timbul nyata dalam keluarga. Perkawinan yang tidak bahagia atau
saudara biasanya lebih nyata pada anak pertama, anak bungsu maupun
anak tiri. Sedangkan teori biologi menunjukan bahwa otak organik pada
c. Faktor Predisposisi
kecemasan :
hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih
d. Stresor Pencetus
fisiologi.
1) Respon Motorik
2) Respon Fisiologi
3) Respon Kognitif
lebih rendah.
spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
5) Imobilitas
Dapat juga digunakan untuk tujuan klinik (evaluasi diagnosis dan pengobatan ),
perasaan dan tindakan langsung, meskipun CMAS juga biasanya hanya digunakan
CMAS (Children Manifest Anxiety Scale) terdiri dari 37 item. Dari 37 item
tersebut dibagi menjadi 2 yaitu skala kecemasan yang terdiri dari 28 item dan
22
skala kebohongan yang terdiri dari 9 item. Untuk skala kecemasan dibagi 3 faktor
lebih luas, bermacam-macam dan yang mewakilinya. CMAS sudah digunakan dan
sudah dibuktikan hasilnya pada anak usia 8-12 tahun baik laki-laki maupun wanita
yang mengalami kecemasan (Mertin, Dibnah, Crosbie and Bulkeley, 2001). Oleh
karena itu CMAS dapat dipakai untuk mengukur kecemasan pada anak usia
B. Landasan Teori
Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai pada usia 6-12 tahun.
Anak usia sekolah menerima keadaan masuk rumah sakit dengan sedikit
ketakutan atau bahkan menolak untuk dirawat secara terbuka dengan meronta.
Reaksi yang timbul tergantung tingkat kecerdasan dan kondisi penderitaan anak.
merupakan hasil dari stimuli tersebut (Kartini Kartono, 2001). Salah satu respon
dihubungkan dengan ancaman bahaya yang tidak diketahui individu (Kaplan dan
Sadock, 1997).
23
Menurut Borkovee, dkk 1997 cit Maramis 2004, reaksi ketakutan dan
tubuh kaku dan pucat, menghindari kontak mata, memejamkan mata, memaki-
respirasi meningkat, tubuh terasa dingin, terjadi ketegangan otot, mual, muntah,
sakit kepala, palpitasi, gangguan BAK & BAB. Respon kognitif ditunjukan
dengan berfikir dirinya menjadi cacat, membayangkan akan cidera, merasa tidak
berdaya.
rumah sakit, dimana lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang merupakan
penyebab stres dan kecemasan pada anak, selain perasaan takut mati dan adanya
dengan orang tua, nyeri dan ketidaknyamanan, injuri, tidak familiar dengan
C. Kerangka Teori
cemas ringan
Hospitalisasi Kecemasan
cemas sedang
E. Pertanyaan Penelitian
fisiologi?
METODE PENELITIAN
1. Populasi penelitian
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah anak sakit yang sedang dirawat di
jumlah rata-rata pasien anak sekolah dalam tiga bulan terakhir yaitu 35 anak
usia sekolah yang sedang dirawat. Jumlah populasi dalam penelitian ini 35
26
27
3. Kriteria Inklusi
4. Kriteria Eksklusi
tindakan sering menimbulkan traumatik pada anak dan orang tua sehingga
cemas.
Yogyakarta yaitu Ruang IV. Waktu penelitian dimulai Bulan April 2007.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah variabel tunggal yaitu
respon kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di ruang perawatan anak
E. Definisi Operasional
1. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun yang dirawat di ruang
perawatan anak berdasarkan tanggal lahir responden dilihat dari catatan medis
di rumah sakit.
berupa tidak cemas, kecemasan ringan, sedang, berat. Dinilai dengan hasil
mengalami takut, tegang, dan tidak dapat beristirahat dengan tenang tanpa
suatu sebab yang pasti selama dirawat di rumah sakit yang bisa dinilai dari
interval.
4. Respon motorik adalah respon pasien yang dapat dilihat dari tingkahlaku
5. Respon fisiologi adalah respon pasien yang dapat dilihat dari fisik pasien yang
6. Respon kognitif adalah respon pasien yang dapat dilihat dari ungkapan
F. Instrumen Penelitian
kuesioner.
responden tinggal memilih salah satu jawaban YA atau TIDAK yang telah
disediakan. Kuesioner ini peneliti ambil dari modifikasi CMAS dan teori
respon kecemasan yaitu respon motorik, respon fisiologi dan respon kognitif
respon kecemasan anak sekolah ini terdiri dari 25 item. Untuk pertanyaan
informasi dan pendapat yang diberikan oleh responden direkam dengan tape
1. Dalam penelitian ini uji validitas kuesioner dilakukan dengan analisa butir
dengan rumus :
rxy =
xy
( x ) ( y
2 2
)
Keterangan :
r xy = koefisiensi validitas
X = X-X
Y =Y-Y
X = skor rata-rata dari X
Y = skor rata-rata dari Y
31
Menurut Azwar (2002), suatu item pertanyaan dikatakan valid atau tidak
valid jika :
a. Jika korelasi item total (r) 0,30 maka item dikatakan valid
b. Jika (r) < 0,30 maka item tersebut tidak valid / gugur
yaitu :
k b
2
r11 = 1
k 1 1
2
Keterangan :
lengkap data baik dalam proses pengumpulan data maupun ketika melakukan
analisis.
berikut
32
1. Pengisian Kuesioner
mengetahui respon kecemasan pada anak usia sekolah yang sedang dirawat di
kuesioner dibagikan kepada anak untuk diisi, jika ada petanyaan yang tidak
2. Wawancara
anak pada waktu yang telah disepakati bersama, untuk menggali informasi
I. Analisis Data
1. Kuesioner
a. Editing
dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika terdapat hal-hal yang salah atau
b. Koding
c. Tabulasi
Analisis Data
yaitu :
a
xK
b
Keterangan :
2. Wawancara
Utarini (1999) proses analisis data ini dimulai dengan menelaah data dan tahap
laporan
data.
J. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
pengambilan data.
2. Tahap Pelaksanaan
pemeriksaan serta analisis data pada akhir bulan April 2007 sampai dengan
kuesioner yang diberikan kepada anak yang sesuai kriteria inklusi dan peneliti
37
anak usia sekolah yang sedang dirawat di ruang perawatan anak Rumah Sakit
tabulasi data.
1. Kesulitan Penelitian
pada saat pengambilan sampel karena terdapat pasien yang memenuhi kriteria
inklusi tetapi tidak bersedia menjadi responden, baik alasan kondisi yang tidak
mendukung maupun karena alasan tidak jelas. Pada pasien dan keluarga yang
Kesulitan yang lain pada penelitian ini adalah peneliti tidak dapat
mengambil sampel dalam jumlah yang sama pada tiap kategori sehingga hasil
2. Kelemahan Penelitian
sama sehingga tidak dapat dilakukan analisa secara deskriptif pada tiap
38
karakteristik responden.
pedoman wawancara.
juga diwawancara.
e. Untuk penelitian ini juga peneliti tidak menggunakan media apapun untuk
kecemasan anak.
f. Pada penelitian ini juga kelemahannya yaitu tidak ditentukan diawal pada
hari keberapa responden dirawat dan pada jam keberapa untuk responden
Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 32 orang anak usia sekolah
3 Jumlah Saudara
>3 3 9,40
13 20 62,50
0 9 28,10
Urutan Kelahiran (Anak ke-)
>2 7 21,90
4
2 12 37,50
1 13 40,60
Jumlah 32 100,00
39
40
berikut ini.
No Karakteristik Responden N %
1 Bronchitis 2 62,25
2 DB 3 9,38
3 Diare 4 12,50
4 Febris 4 12,50
5 Gastritis 5 15,63
6 ISPA 2 6,25
7 Kecelakaan 2 6,25
8 Post Op App 1 3,13
9 Thypoid 7 21,88
10 Varicella 1 3,13
11 Vomitus 1 3,13
Jumlah 32 100,00
21,88%; sedangkan anak yang dirawat karena post op app, varicella dan vomitus
B. Hasil Penelitian
angket, dengan jawaban ya atau tidak, dengan skor 1 dan 0; faktor-faktor pada
menyamakan skor pada tiap-tiap faktor, skor diubah dalam skala 100 atau
41
pertanyaan dikali 100, sehingga diperoleh rentangan skor antara 0 sampai 100.
ini.
cemas ringan; dan tidak ada anak yang respon kecemasannya berada pada
respon motorik, respon fisiologi, dan respon kognitif. Berikut ini disajikan
a. Respon Motorik
berikut
tidak cemas. Dapat disimpulkan respon motorik anak sekolah yang dirawat
b. Respon Fisiologi
berikut
anak berada pada kategori sedang; dan 1 (3,13%) orang anak berada pada
kategori cemas ringan; serta tidak ada anak yang respon fisiologinya
c. Respon Kognitif
berikut
44
orang anak respon kognitifnya berada pada kategori cemas ringan; serta
tidak ada seorang pun anak yang respon kognitifnya berada pada kategori
2. Analisis Kualitatif
a. Respon Motorik
.... ya, saya nggak mau dirawat di rumah sakit, saya takut. Apalagi
kalau ada dokter apa suster dateng, pasti mau nyuntik saya ..
responden 3
45
juga ada yang merengek-rengek minta pulang, tetapi banyak yang tidak
berteriak-teriak.
. tidak, tapi kadang juga kalau pas disuntik sakit saya teriak ..
responden 2
atau perawat, tetapi ada juga yang memejamkan mata saat diperiksa.
gugup.
b. Respon Fisiologi
.... ya, saya mimpi serem, saya masuk ruang operasi sendiri, terus
disitu nggak ada dokternya dan saya ditinggal sendiri saya takut
saya berlum pernah mimpi seperti itu..
responden 4
alasan ramai, berisik, banyak suara anak bayi, anak kecil menagis, dll. Saat
merasakan berkeringat.
c. Respon Kognitif
berdaya.
47
.... ya, saya takut kalau penyakit saya parah, ntar saya nggak bisa
pulang, nggak bisa sekolah.
responden 4
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa respon kecemasan anak sekolah
berada pada kategori cemas berat. Hal ini juga bisa desesuaikan dengan penyakit
yang sedang diderita oleh pasien, seperti pada anak yang menderita thypoid dan
DB rata-rata anak mengalami kecemasan yang berat, juga pada salah satu
penderita diare dan varicela yang mengalami kecemasan berat, hal ini dikarenakan
tersebut yang antara lain adalah nyeri dan ketidaknyamanan, injuri, imobilitas,
kecemasan anak berada pada kecemaasan berat. Tidak familiar dengan lingkungan
48
disini juga bisa mendukung kecemasan anak selain karena penyakit yang diderita,
karena berada di rumah sakit merupakan hal baru yang harus dijalani anak pada
saat sakit karena tidak tersedia fasilitas seperti di rumah atau disekolah. Yang
biasanya anak dapat melakukan aktivitas seperti bermain, sekolah, belajar, nonton
TV tetapi selama di rumah sakit anak tidak bisa melakukan itu dan membuat anak
cemas.
1. Respon Motorik
sering menangis karena mereka mengatakan tidak mau dirawat di rumah sakit
dengan alasan takut jika ada suster atau dokter datang takut kalau disuntik.
Responden juga ada yang sering teriak-teriak, tetapi banyak yang tidak
oleh dokter, saat berbicara dengan perawat atau dokter dan waktu meminum
obat sebagian besar responden menyatakan tidak gugup. Tetapi saat didekati
disuntik. Kecemasan akan semakin meningkat bila anak ternyata harus dirawat
merupakan penyebab stres dan kecemasan pada anak, selain perasaan takut
2. Respon Fisiologi
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta berada pada kategori cemas sedang, ini
ditunjukan pada item yang paling sering dialami anak yaitu Saya sering
berkeringat ketika diperiksa oleh dokter atau perawat. Pada analisis kualitatif
pada saat diperiksa oleh dokter atau perawat sebagian responden menyatakan
tidak berkeringat. Hal ini menunjukan bahwa respon fisiologi tiap responden
hampir sama karena menurut Helen 1996 salah satu faktor yang
dan bisa juga karena tidak familiar dengan lingkungan rumah sakit sehingga
3. Respon Kognitif
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta berada pada kategori cemas berat, ini
ditunjukan pada item yang sering dialami anak yaitu Saya takut ada bekas
luka pada tubuh saya. Pada analisis kualitatif didapatkan hasil bahwa respon
tubuhnya.
BAB V
A. Kesimpulan
kualitatif yang telah dilakukan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan bahwa
respon kecemasan anak sekolah yang dirawat di ruang perawatan anak di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta, berada pada kategori cemas berat. Respon kecemasan
anak berdasarkan respon motorik rata-rata hampir sama untuk semua tingkatan
Dari keterangan diatas dapat dilihat perbedaan antara hasil kuantitatif dan hasil
kualitatif yaitu tidak ada perbedaan yang ekstrim karena rata-rata responden juga
sakit.
1. Respon motorik anak sekolah yang dirawat di ruang perawatan anak di Rumah
mengisi kuesioner.
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta berada pada kategori cemas sedang ini
51
52
ditunjukan pada item yang paling sering dialami anak yaitu Saya sering
berkeringat ketika diperiksa oleh dokter atau perawat. Pada analisis kualitatif
3. Respon kognitif anak sekolah yang dirawat di ruang perawatan anak di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta berada pada kategori cemas berat ini ditunjukan
pada item yang sering dialami anak yaitu Saya takut ada bekas luka pada
tubuh saya. Hasil analisis kualitatif untuk respon kognitif menunjukan bahwa
B. Saran
rumah sakit.
terutama jika anak akan diperiksa oleh dokter atau perawat untuk mengurangi
kecemasan mereka. Selain itu juga diharapkan bisa memberi pengertian dan
menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan dan efek yang akan terjadi
menggunakan instrumen yang lebih lengkap dan lebih mendukung data dan
4. Untuk peneliti yang lain juga dapat juga mengambil sampel pada anak yang
Gerald & Reynold., 1999, The Revised Childrens Manifest Anxiety Scale
(RCMAS) Http :// www.yahoo. com
Kaplan, H.I. & Sanddock, B.J. 1997. Gangguan Kecemasan Sinopsis Psikiatri
Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Alih Bahasa, Kesuma W. Editor,
Wiguno, I.N. Jakarta : Fakultas Kedokteran Trisakti.
Moot, S. R.., 1990. Nursing Care Of Children and Families . California : Addison
Wesley.
Maramis, 2004,. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Un. Press: Surabaya
Supartini, Y., 2004 . Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. 1998. Respon Ansietas dan Gangguan Ansietas.
Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa. Achir Yani. S. Editor, Asih, Y. Ed. 3.
Jakarta : EGC
Yusuf, S., 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Wong, D. L., 1996. Whaley And Wongs Nursing Care Of Infants and Children .
USA : Mosby Year Book.
LAMPIRAN
Lampiran I
KUISIONER TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG
MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG PERAWATAN ANAK
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur : tahun
3. Alamat :
4. Agama :
5. Jenis Kelamin : pria / wanita
6. Jumlah saudara :
7. Anak ke :
8. Diagnosa medis :
9. Pengalaman di rawat di rumah sakit (pernah / tidak pernah) .Jika
pernah dimana :. dan berapa kali :.
10. Prosedur tindakan yang pernah didapat apa saja ? .
II. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan menyilang salah satu jawaban :
A. Respon motorik
1. Saya sering menangis selama di rumah sakit
a. Ya b. Tidak
2. Saya berteriak-teriak tidak mau di rumah sakit
a. Ya b. Tidak
3. Saya memejamkan mata ketika diperiksa oleh dokter dan perawat
a. Ya b. Tidak
4. Saya gugup ketika berbicara dengan dokter/perawat
a. Ya b. Tidak
5. Saya tidak gugup ketika saya minum obat
a. Ya b. Tidak
6. Saya tidak pernah menghindar ketika didekati oleh dokter/perawat
a. Ya b. Tidak
7. Saya marah dengan perawat jika mereka dekat dengan saya
a. Ya b. Tidak
B. Respon fisiologi
1. Saya sering sakit kepala
a. Ya b. Tidak
2. Saya tidak pernah merasakan mual dan muntah
a. Ya b. Tidak
3. Saya jarang susah bernafas
a. Ya b. Tidak
4. Saya sering mimpi yang menakutkan selama di rumah sakit
a. Ya b. Tidak
5. Tidur saya tidak nyenyak dan sering terganggu
a. Ya b. Tidak
6. Saya tidak bisa tidur siang
a. Ya b. Tidak
7. Saya sering merasa gemetar ketika dokter/perawat memeriksa saya
a. Ya b. Tidak
8. Selama di rumah sakit saya jarang buang air besar
a. Ya b. Tidak
9. Saya selalu ingin pipis selama di rumah sakit
a. Ya b. Tidak
10. Saya sering berkeringat ketika diperiksa oleh dokter/perawat
a. Ya b. Tidak
11. Saya sering merasa nyeri pada seluruh badan
a. Ya b. Tidak
12. Saya tidak cepat lelah
a. Ya b. Tidak
C. Respon kognitif
1. Saya merasa tidak berdaya selama di rumah sakit
a. Ya b. Tidak
2. Saya tidak pernah memikirkan saya akan cacat
a. Ya b. Tidak
3. Saya ingin cepat keluar dari rumah sakit
a. Ya b. Tidak
4. Saya takut ada bekas luka pada tubuh saya
a. Ya b. Tidak
5. Saya khawatir terhadap hal buruk terjadi pada diri saya
a. Ya b. Tidak
6. Saya takut jika perawat mau menyuntik saya
a. Ya b. Tidak
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA
RESPON KECEMASAN PADA ANAK DI RUANG PERAWATAN
ANAK RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
A. Respon motorik
1. Apakah adik sering menangis selama di rumah sakit? Coba ceritakan hal-
hal yang menyebabkan adik sering menangis selama di rumah sakit, apa
yang adik rasakan?
2. Apakah adik sering teriak-teriak tidak mau di rumah sakit? Apa alasannya,
sehingga adik tidak mau di rawat di rumah sakit? Apa yang adik rasakan?
3. Apakah adik memejamkan mata jika diperiksa oleh dokter? Hal apa yang
menyebabkan adik memejamkan mata saat diperiksa oleh dokter?
4. Apakah adik gugup saat berbicara dengan perawat atau dokter? Coba
ceritakan alasan adik gugup saat berbicara dengan perawat atau dokter?
5. Apakah saat minum obat adik merasa gugup? Coba ceritakan alasan saat
minum obat adik merasa gugup?
6. Apakah saat didekati perawat adik menghindar? Alasannya apa sehingga
saat didekati perawat adik menghindar?
B. Respon fisiologi
1. Apakah adik sering mimpi yang menakutkan? Apa yang menyebabkan,
apakah sebelum di rumah sakit pernah mimpi yang sama?
2. Apakah adik tidak bisa tidur?Apakah adik tahu apa yang menyebabkan
adik tidak bisa tidur?
3. Apakah adik tidak bisa tidur siang? Hal-hal apa saja yang menyebabkan
adik tidak bisa tidur siang, apakah sebelum di rumah sakit adik juga
begini?
4. Apakah adik jarang B.A.B? Apa yang menyebabkan adik jarang BAB,
selama di rumah sakit?
5. Apakah adik jarang pipis selama di rumah sakit? Apa yang menyebabkan
adik jarang pipis, selama di rumah sakit?
6. Apakah saat diperiksa dokter, adik merasa gemetar? Coba ceritakan
alasaan pada saat diperiksa oleh dokter adik merasa gemetar?
7. Apakah adik merasakan nyeri? Coba ceritakan nyeri yang bagaimana yang
sering adik rasakan pada bagian tubuh adik?
8. Coba ceritakan apakah adik sering merasa lelah?
9. Apakah adik sering sakit kepala? Apa yang menyebabkan adik sering sakit
kepala?
10. Apakah saat ini adik merasakan mual atau ingin muntah? Mengapa?
11. Coba ceritakan, apakah adik sering merasa sulit untuk bernafas?
12. Apakah adik sering berkeringan saat diperiksa oleh dokter atau perawat?
Apa yang menyebabkan adik sering berkeringat saat diperiksa oleh dokter
atau perawat?
C. Respon Kognitif
1. Apakah adik merasa tidak berdaya selama menjalani perawatan di rumah
sakit? Apa alasannya?
2. Apakah adik mempunyai pikiran tentang hal buruk yang akan menimpa
adik? Apa yang membuat adik mempunyai pikiran tentang hal buruk yang
akan menimpa adik?
3. Apakah adik takut untuk disuntik? Apa alasannya?
4. Apakah adik takut cedera pada tubuh atau ada bekas luka pada tubuh
adik? Coba ceritakan mengapa adik takut cedera pada tubuh atau ada
bekas luka pada tubuh adik?