Anda di halaman 1dari 3

Taenia adalah nama latin dari cacing pita.

Cacing pita masuk kedalam Kerajaan


Animalia, Filum Platyhelminthes, Kelas Cestoda, Bangsa Cyclophyllidea, Suku Taeniidae
(Anonim, 2010).Ada tiga jenis cacing pita di Indonesia yakni : Cacing pita anjing (Taenia
echinoccus), yang kedua cacing pita sapi (Taenia saginata), dan yang ketiga cacing pita babi
(Taenia solium). Dikatakan cacing pita karena panjang dan bentuknya menyerupai pita.
Kepalanya kecil dan terdapat kait sebagai alat meletakkan dirinya pada dinding usus (Anonim,
2012). Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Taenia ini biasanya disebut
dengan Taeniasis atau Cestodes(Anonim, 2012). Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah
cacing pita sapi (Taenia saginata), cacing ini menyebabkan infeksi saluran pencernaan jika
cacing telah dewasa.
Taenia saginata adalah raksasa di antara semua cacing parasit. Cacing pita ini berwarna
putih pucat, tanpa mulut, tanpa anus dan tanpa saluran pencernaan (Susanto, R. 2009).
Panjang Taenia saginata dapat mencapai 8 m, mendiami jejunum bagian atas dan memiliki
scolex dengan empat penghisap yang menonjol dan 1000-2000 proglotid. (Amin, R. et al. 2009)
Cacing pita sapi memiliki siklus yang rumit dan berakhir pada manusia sebagai inang
tetapnya. Cacing pita dewasa melepaskan telur-telurnya bersama segmen badannya. Segmen ini
bila mengering di udara luar akan melepaskan telur-telur cacing yang dapat termakan oleh sapi
saat merumput. Enzim pencernaan sapi membuat telur menetas dan melepaskan zigot yang
kemudian menembus lapisan mukosa saluran pencernaan untuk memasuki sirkulasi darah. Dari
pembuluh darah, zigot akan menetap di otot membentuk kista, seperti pada cacing cambuk. Bila
daging sapi berisi kista tersebut dimakan manusia dalam keadaaan mentah atau setengah matang,
enzim-enzim pencernaan akan memecah kista dan melepaskan larva cacing. Selanjutnya, larva
cacing yang menempel di usus kecil akan berkembang hingga mencapai 5 meter dalam waktu
tiga bulan (Amin, R. et al. 2009).
Pada cacing jenis ini manusia adalah inang definitif, dengan sapi sebagai hospes
perantara. Penyebab seseorang terinfeksi cacing pita sapi yaitu : (1) Tidak sengaja menelan
telur cacing pita dari makanan atau air yang sudah tercemar oleh kotoran orang atau hewan yang
mengandung cacing pita; (2) Memakan daging sapi yang belum masak benar, dan di dalamnya
mengandung sistiserkus Taenia saginata; dan (3) Tidak sengaja menelan kista larva yang ada di
dalam daging atau jaringan otot hewan yang dikonsumsi. (Martoyo, A. 2012)
Gejala- gelaja orang yang terinfeksi cacing Taenia saginata terbagi menjadi dua macam,
yaitu : (1) Infeksi usus, jika tanda-tandanya yaitu mual, lemas, kehilangan selera makan, nyeri
perut, diare, dan berat badan turun dan penyerapan nutrisi dari makanan yang tidak memadai;
dan (2) Infeksi invasif, jika tanda-tandanya yaitu demam, benjolan atau kista, muncul reaksi
alergi terhadap larva, rentan terkena infeksi bakteri, dan adanya gejala-gejala neurologis seperti
kejang (Wanzala, W. et al. 2003).
Pengendalian cacing pita Taenia dapat dilakukan dengan memutuskan siklus hidupnya.
Pemutusan siklus hidup cacing Taenia sebagai agen penyebab penyakit dapat dilakukan melalui
diagnosa dini dan pengobatan terhadap penderita yang terinfeksi. Beberapa obat cacing yang
dapat digunakan yaitu Atabrin, Librax dan Niclosamide dan Praziquantel. Untuk mengurangi
kemungkinan infeksi oleh Taenia ke manusia maupun hewan diperlukan peningkatan daya
tahan tubuh inang. Hal ini dapat dilakukan melalui vaksinasi pada ternak, terutama sapi di daerah
endemis taeniasis serta peningkatan kualitas dan kecukupan gizi pada manusia. (Anonim. 2012)

Obat anti cestoda

Niklosamid adalah obat pilihan untuk infeksi cestoda (cacing pita) pada umumnya.

Indikasi pada hewan :

Sapi yang terserang cacing pita di saluran pencernaan

Mekanisme kerja : .

Kerjanya menghambat fosforilasi anaerob mitokondria parasite terhadap ADP yang


menghasilkan energy untuk pembentukan ATP. Obat membunuh skoleks dan segmen cestoda
tetapi tidak telur-telurnya. Laksan diberikan sebelum pemberian niklosamid oral. Ini berguna
untuk membersihkan usus dari segmen-segmen cacing yang mati agar tidak terjadi digesti dan
pelepasan telur yang dapat menjadi sistiserkosisi.

Efek Samping

Niklosamida memiliki efek samping ringan, seperti gangguan saluran cerna, sakit kepala
ringan, dan gatal. Sebelum meminum obat yang mengandung niklosamida, dapat diberikan obat
anti muntah dan meminum pencahar 2 jam sesudah pemberian obat. Merek dagang yang
mengandung niklosamida

Bentuk sediaan

Kebanyakan antelmintik diberikan secara oral berupa tablet kunyah

Dosis
Terdiri dari dosis tunggal 10 - 20 mg / kg / badan berat, biasanya 1-2 tablet
praziquantel 600 mg, yang didistribusikan kepada individu yang mengeluhkan mengusir
proglottids dalam kotoran. Setelah itu pembersihan dengan 30 g magnesium sulfat masih standar

Anda mungkin juga menyukai