Anda di halaman 1dari 16

BESSE ELVIANI

O11115012

KEDOKTERAN HEWAN

Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi

Penyelenggaraan Demokrasi atau kedaulatan rakyat Indonesiaa adalah secara


langsung melalui sistim perwakilan. Perwujudan demokrasi di
Indonesia ditunjukkan dalam 3 cabang kekuasaan, yaitu Majelis Perwalikan
Rakyat[ Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) dan Dewan PErwakilan Daerah(DPD)],
Presiden dan Wakil Presiden, dan Mahkamah Agung(Mahkamah Konstitusi dan
Mahkamah Kasasi).

Demokrasi Langsung

Penyaluran Kedaulatan rakyat dilaksanakan secara langsung melalui pemilihan


umum, pelaksanaan referendum(setuju atau tidak setuju) atas rencana perubahan
UUD.
Kedaulatan rakyat juga dapat disalurkan melalui hak atas kebebasan pers,
kebebeasan berpendapat, hak atas kebebasan beroganisasi dan berserikat, hak atas
kebebasan informasi, serta hak lain- nya yang dijamin dalam Konstitusi.

Setiap hal yang dibuat oleh manusia memiliki kelebihan dan kekurangan begitu
juga dengan demokrasi di Indonesia. Berikut adalah kelebihan dan
kekurangan demokrasi langsung dan perwakilan
1. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Langsung

Kelebihan

Rakyat memiliki kontrl terhadap kekusaan politik


Demokrasi ini mampu meningkatkan kesadaran politik rakyatnya, serta
merangsang mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas
pribadinya.
Menurunkan ketergantungan rakyat kepada elit politik
Mudah diterapkan pada komunitas dengan jumlah kecil

Kekurangan

Sulit untuk diterapkan pada sebuah komunitas yang besar


Menguras banyak waktu untuk setiap kebijakan yang butuh diselesaikan
secara bersama sehingga dapat memicu apatisme
Tidak mudah untuk menghidari kelompok yang mayoritas atau dominan

2. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi Perwakilan

Kelebihan

Lebih mudah digunakan untuk masyarakat yang plural


Meringankan beban masyarakat dari tugas yang berhubungan dengan
kebijakan bersama(perumusan dan pelaksanaan).
Kekuasaan dan fungsi-fungsi kenegaraan dipegang oleh orang yang lebih
berkapasitas

Kekurangan

Mungkin terjadi perbedaan kepentingan antara rakyat yang mendukung


dan wakil rakyat yang mewakili
Rakyat mudah kecewa karena wakil rakyat tidak membawa amanah ketika
mereka berkampanye sebelum terpilih
BESSE ELVIANI

O11115012

KEDOKTERAN HEWAN

Isi Ideologi.

Menurut LH. Garstin, (dalam Albert Widjaja, 1982) bahwa isi daripada suatu
ideologi umumnya memuat komponen-komponen antara lain

Suatu pola pemikiran atau falsafah tentang alam semesta, seperti kegaiban
hidup, pacuan sejarah dan nasib manusia
Suatu gagasan tentang makna hidup di dunia, atau analisis tentang kondisi
kehidupan manusia masa kini menurut pandangan falsafah tersebut.
Suatu pengharapan yang terumus pada tujuan hidup atau proyeksi tentang
masa depan.
Suatu minat tentang peranan manusia dalam mencapai tujuan tersebut;
atau suatu analisis tentang tindakan manusia yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang diprediksikan dan yang harus terjadi di masa yang
akan datang..
BESSE ELVIANI

O11115012

KEDOKTERAN HEWAN

Sejarah HAM (Hak Asasi Manusia) |

1. Sejarah Lahirnya HAM (Hak Asasi Manusia)

Berbicara mengenai sejarah HAM atau sejarah Hak Asasi Manusia, para pakar
HAM berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta.
Piagam ini menyatakan bahwa raja yang semula memiliki kekuasaanabsolut (raja
yang menciptakan hukum, akan tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum),
kekuasaan raja tersebut dibatasi dan mulai dapat diminta pertanggungjawabannya
di muka hukum. Dari piagam tersebut kemudian lahir suatu doktrin bahwa raja
tidak kebal hukum lagi serta bertanggungjawab kepada hukum.

Sejak lahirnya piagam ini maka dimulailah babak baru bagi pelaksanaan HAM
yaitu jika raja melanggar hukum ia harus diadili dan mempertanggungjawabkan
kebijaksanaannya kepada parlemen. Hal ini menunjukkan bahwa sejak itu sudah
mulai dinyatakan bahwa raja terikat dengan hukum dan bertanggungjawab kepada
rakyat, namun kekuasaan membuat undang-undang pada masa itu lebih banyak
berada di tangannya.

Lahirnya Magna Charta ini kemudian diikuti oleh perkembangan yang lebih
konkrit dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris tahun 1689. Bersamaan dengan
peristiwa itu timbullah adagium yang intinya bahwa manusia sama di muka
hukum. Adagium ini selanjutnya memperkuat dorongan timbulnya supremasi
negara hukum dan demokrasi. Dengan hadirnya Bill of Rights telah menghasilkan
asas persamaan yang harus diwujudkan betapapun berat resiko yang akan
dihadapi, sebab hak kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan.

Sejarah Hak Asasi Manusia dimulai dari gagasan hak asasi manusia. Gagasan
hak asasi manusia muncul sebagai reaksi atas kesewenang-wenangan penguasa
yang memerintah secara otoriter. Munculnya penguasa yang otoriter mendorong
orang yang tertekan hak asasinya untuk berjuang menyatakan keberadaannya
sebagai makhluk bermartabat. Nah, Zona Siswa pada kesempatan kali ini akan
membahas mengenai Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM). Semoga bermanfaat.

A. Sejarah HAM di Dunia

Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf
Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak
kebebasan, dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil
(pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya
tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan
Revolusi Prancis.

1. Magna Charta (1215)


Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan disebut
Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada
para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa
adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas
bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat
itu, jaminan hak tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem
konstitusional Inggris.

2. Revolusi Amerika (1776)


Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris
disebut Revolusi Amerika.Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan)
dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil
dari revolusi ini.
3. Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya
sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan
absolut. Declaration des droits de Ihomme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak
Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini
memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan
persaudaraan (fraternite).

4. African Charter on Human and People Rights (1981)


Pada tanggal 27 Juni 1981, negara-negara anggota Organisasi Persatuan
Afrika (OAU) mengadakan konferensi mengenai HAM. Dalam konferensi
tersebut, semua negara Afrika secara tegas berkomitment untuk memberantas
segala bentuk kolonialisme dari Afrika, untuk mengkoordinasikan dan
mengintensifkan kerjasama dan upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik
bagi masyarakat Afrika.

5. Cairo Declaration on Human Right in Islam (1990)


Deklarasi Kairo tentang Hak Asasi Manusia dalam Islam merupakan
deklarasi dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam di Kairo pada
tahun 1990 yang memberikan gambaran umum pada Islam tentang hak asasi
manusia dan menegaskan Islam syariah sebagai satu-satunya sumber. Deklarasi
ini menyatakan tujuannya untuk menjadi pedoman umum bagi negara anggota
OKI di bidang hak asasi maunsia.

6. Bangkok Declaration (1993)


Deklarasi Bangkok diadopsi pada pertemuan negara-negara Asia pada
tahun 1993. Dalam konferensi ini, pemerintah negara-negara Asia telah
mengegaskan kembali komitmennya terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB dan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Mereka menyatakan pandangannya
saling ketergantungan dan dapat dibagi hak asasi manusia dan menekankan
perlunya universalitas, objektivitas, dan nonselektivitas hak asasi manusia.

7. Deklarasi PBB (Deklarasi Wina) Tahun 1993


Deklarasi ini merupakan deklarasi universal yang ditandatangani oleh
semua negara anggota PBB di ibu kota Austria, yaitu Wina. Oleh karenanya
dikenal dengan Deklarasi Wina. Hasilnya adalah mendeklarasikan hak asasi
generasi ketiga, yaitu hak pembangunan. Deklarasi ini sesungguhnya adalah re-
evaluasi tahap dua dari Deklarasi HAM, yaitu bentuk evaluasi serta penyesuaian
yang disetuju semua anggota PBB, termasuk Indonesia.

B. Sejarah HAM di Indonesia


Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang
memiliki penghargaan yang sama terhadap sesamanya. Ini yang menjadi latar
belakang perlunya penegakan hak asasi manusia. Manusia dengan teganya
merusak, mengganggu, mencelakakan, dan membunuh manusia lainnya. Bangsa
yang satu dengan semena-mena menguasai dan menjajah bangsa lain. Untuk
melindungi harkat dan martabat kemanusiaan yang sebenarnya sama antarumat
manusia, hak asasi manusia dibutuhkan. Berikut sejarah penegakan HAM di
Indonesia.

1. Pada masa prakemerdekaan


Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-
19. Orang Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran
mengenai HAM adalah Raden Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam
surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan.
2. Pada masa kemerdekaan

Pada masa orde lama

Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam sidang


BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD
1945 dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman.
Tetapi, upaya mereka kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur
dalam UUD 1945. Sementara itu, secara menyeluruh HAM diatur dalam
Konstitusi RIS dan UUDS 1950.

Pada masa orde baru

Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi terutama
karena HAM dianggap sebagai paham liberal (Barat) yang bertentangan dengan
budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya diakui secara sangat
minimal. Komisi Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993. Namun, komisi
tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi politik. Berbagai
pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan disinyalir terjadi pula berbagai
pelanggaran HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong munculnya gerakan
reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde baru.

Pada masa reformasi

Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad dan
komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era reformasi
sekarang ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim kebebasan dan
lahirnya berbagai dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen itu meliputi UUD
1945 hasil amendemen, Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia, UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26
tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pada tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen yang sangat penting
dalam penegakan HAM, yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya (ICESCR) menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2005, dan
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) menjadi
Undang-Undang No. 12 tahun 2005.
BESSE ELVIANI

O11115012

KEDOKTERAN HEWAN

ASAS ASAS KEWARGANEGARAAN

A.Asas Ius-Sanguinis dan Asas Ius-Soli

Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri syarat syarat
untuk menjadi warganegara. Terkait dengan syarat syarat menjadi warganegara
dalam ilmu tata negara dikenal adanya dua asas kewarganegaraan, yaitu asas ius-
sanguinis dan asas ius-soli.

Menurut hukum ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)
adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya hukum (UU) Tersebut sudah
menjadi warga negara.
2. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang ayah WNI
dan ibu warga Negara Asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Seorang Anak yang lahir dari pernikahan yang sah dari seorang Ibu
WNI dan seorang Ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan hukum atau
negara asal Ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak.
5. Seorang anak yang lahir dalam jangka waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal karena perkawinan yang sah, dan ayahnya adalah WNI
6. Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari Ibu WNI.
7. Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari ibu WNA diakui oleh
ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan nya dilakukan sebelum anak
berusia 18 tahun atau belum menikah.
8. Seorang anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia dan pada
saat lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Seorang anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik
Indonesia selama Ayah dan Ibu yang tidak diketahui
10. Seorang anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibu tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
11. Seorang anak yang lahir di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan Negara di mana anak tersebut di lahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anakyang bersangkutan.
12. Seorang anak dari ayah atau ibu yang telah diberikan permohonan
kewarganegaraan, dan ayah atau ibu meninggal sebelum menyatakan
sumpah kesetiaan.
Selain itu, dikenal juga sebagai warga negara jika :

Seorang anak WNI lahir di luar pernikahan yang sah, namun 18 tahun dan
belum menikah, diakui secara sah oleh ayahnya yang merupakan warga
Negara asing.
Seorang anak WNI yang usianya kurang dari 5 tahun, yang ditunjuk secara
sah sebagai anak oleh orang asing yang didasarkan pada penentuan
pengadilan.
Anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun atau belum menikah, terletak
dan berada di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya
memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
Seorang anak WNA yang yang usianya belum ada 5 tahun dan diangkat
anak secara sah menurut perintah pengadilan sebagai anak oleh WNI.

B. Bipatride dan Apatride

Dalam hubungannya antarnegara seseorang dapat pindah tempat dan


berdomisili di negara lain. Apabila seseorang atau keluarga yang bertempat
tinggal di negara lain melahirkan anak, maka status Kewarganegaraan anak ini
tergantung pada asas yang berlaku di negara tempat kelahirannya dan berlaku
di negara orangtuanya. Perbedaan asas yang dianut oleh negara yang lain,
misalnya negara A mengenut asas ius-sanguinis sedangkan negara B
mengenut asas ius-soli, hal ini dapat menimbulkan status biptride atau apatride
pada anak dari orang tua yang berimigrasi diantara kedua negara
tersebut.Bipatrid ( dwi Kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan
dari dua negara terkait seseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara
itu. Misalnya, Adi dan Ani adalah suami istri yang berstatus warga negara A
namun mereka berdomisili di negara B. Negara A menganut asas ius-sanguinis
dan negara B menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak mereka Dani.
Menurut negara A yang menganut asas ius-sanguinis, Dani adalah warga
negaranya karena mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Menurut negara
B yang menganut ius-soli, Dani juga warga negaranya, karena tempat
kelahirannya adalah di negara B dengan demikian Dani mempunyai status dua
kewarganegaraan atau bipatride. Sedangkan apartride ( tanpa
Kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan Kewarganegaraan,
seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari negara manapun. Misalnya,
Agus dan Ira adalah suami istri yang berstatus warganegara B yang berasas
ius-soli. Mereka berdomisili di negara A yang berasas ius-sanguinis.
Kemudian lahirlah anak mereka Budi, menurut negara A, Budi tidak diakui
sebagai warganegaranya, karena orang tuanya bukan warganegaranya. Begitu
pula menurut negara B, Budi tidak diakui sebagai warganegaranya, karena
lahir di wilayah negara lain. Dengan demikian Budi tidak mempunyai
kewarganegaraan atau apatride.
BESSE ELVIANI

O11115012

KEDOKTERAN HEWAN

Wawasan Nusantara

Pengertian wawasan Nusantara

Pengertian wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa


Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Wawasan Nusantara

Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat


luas dibandingkan dengan Negara Negara lain , yang terbentang mulai dari
sabang sampai marauke . Diapit oleh dua benua dan dua samudera yang memiliki
2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau ini memang Negara yang
akan kekayaan daerahnya , lebih dari 300 suku tinggal di Indonesia mulai dari
pelosok daerah hingga perkotaan yang sekarang mulai tertinggal oleh zaman dan
digantikan dengan budaya barat . Hal ini juga memperlihatkan bahwa bangsa
Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa yang Multikultural (memiliki
banyak suku) , mempunyai bahasa yang berbeda-beda, kebiasaan dan adat istiadat
yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, kesenian, ilmu pengetahuan, mata
pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-beda . Pada zaman dahulu Negara
Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang merdeka dari semua penjajahan
yang terjadi , Indonesia harus mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintah .
Karena cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan yang berdasarkan Pancasila maka semua aspek kehidupan yang
beragam mulai dari cara pandang bahasa , berpikir yang berbeda-beda.
Pengertian tentang Wawasan Nusantara itu sendiri adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.

Hakikat wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian


cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup Nusantara demi
kepentingan Nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan
aparatur negara harus berpikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh
demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang
dihasilkan oleh lembaga negera harus dalam lingkup dan demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti
kepentingan daerah, golongan dan orang per orang.

Wawasan Nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan


nasional menuju tujuan nasional, sedangkan ketahanan nasional merupakan
kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut
dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi
ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dan dapat
dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua
konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.
BESSE ELVIANI

O11115012

KEDOKTERAN HEWAN

A. Isu-Isu Rule of Law


Hal-hal yang sering mengemuka dalam kaitannya dengan rule of law,
antara lain (1) Masih relevankah rule of law di Indonesia ?

(2) Bagaimana seharusnya rule of law itu dilaksanakan?

(3) Sejauh mana komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip-prinsip

rule of law ?

(4) Apa yang harus dilakukan agar rule of law dapat berjalan efektif ?

Anda mungkin juga menyukai