PENGORGANISASIAN PPI
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KARUNIA KASIH
NOMOR : 098/PER/DIR/RSIAKK/II/2016
TENTANG
Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit melalui
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
KETIGA : Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSIA Karunia Kasih dimaksud
dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di RSIA
Karunia Kasih.
KEEMPAT : Hal-hal lain terkait dengan kebijakan ini akan dijelaskan dalam pedoman atau
panduan
KELIMA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan :BEKASI
PadaTanggal : 11 Februari 2016
Direktur
RSIA Karunia Kasih
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita sehingga kita dapat menyusun
buku Pedoman Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (PPIRS).
Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih sebagai sarana kesehatan yang saat ini
makin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, di lain pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih juga dihadapi
tantangan yang makin besar yaitu tuntutan agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, akuntabel, dan transparan kepada masyarakat,
khususnya bagi jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Untuk hal tersebut Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih perlu meningkatkan
pelayanannya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit.
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna. Untuk itu kami
harapkan masukan bagi penyempurnaan buku ini di kemudian hari.
Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah
sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
standar yang sudah ditentukan.
Pada tanggal 11 Mei 1988 didirikan Rumah Bersalin yang bernama RB Bunda
Setia yang beralamat di Jl. Raya Jatiwaringin No. 133 Pondok Gede Bekasi
17411. Rumah Bersalin tersebut dipimpin oleh dr. Wawan, SpOG selaku pemilik
RB Bunda Setia. RB Bunda Setia khusus melayani tentang kesehatan obgyn
seperti periksa kehamilan, membantu proses melahirkan, kontrol KB, imunisasi
dan sebagainya.
Dari tahun ke tahun RB Bunda Setia semakin berkembang dan semakin dikenal
oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah
kunjungan pasien setiap tahunnya. Karena semakin ramai, RB Bunda Setia pun
menambah fasilitas pelayanannya yaitu pelayanan rawat jalan untuk pasien anak.
Dengan berubahnya status menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak, maka RSIA Bunda
Setia dapat melayani dan merawat gangguan kesehatan ibu selain masalah
kehamilan dan persalinan, dapat melayani dan merawat gangguan kesehatan anak
yang lain dalam setiap tahap tumbuh kembangnya, tidak hanya melayani bayi baru
lahir saja. Dengan demiian fasilitas RSIA Bunda Setia pun mengalami
penambahan seperti penambahan kamar rawat inap, instalasi farmasi, penambahan
kamar operasi dengan dilengkapi peralatan sesuai dengan standar.
Pada bulan Juli 2007, RSIA Bunda Setia berpindah kepemilikan yaitu dari dr. Wawan
kepada pihak lain yang diwakili oleh dr. Komar, dr. Olive, dr. Ruwin, dan dr. Ririn.
Dengan berpindah kepemilikan maka RSIA Karunia Bunda Setia berganti
Pada bulan Juni 2010, PT. Karunia Bunda Setia berpindah tangan lagi
kepemilikannya yaitu oleh PT. Rumah Kasih Indonesia. Dalam masa peralihan ini
banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi, seperti penambahan fasiliatas
penunjang kesehatan diantaranya fasilitas Laboratorium, Radiologi, dan
Fisioterapi. Untuk fasilitas kesehatan lain juga ada penambahan seperti Poli
Internis, Poli Bedah, Poli THT, dan Poli Gigi. DI bawah kepemilikan PT. Rumah
Kasih Indonesia, RSIA Karunia Bunda melakukan renovasi bangunan yang
semula hanya 2 lantai menjadi 3 lantai. Di samping itu juga ada penambahan
ruang operasi baru yang semula hanya 1 menjadi 2 ruang operasi.
Pada tanggal 22 April 2013, RSIA Karunia Bunda berganti nama menjadi RSIA
Karunia Kasih sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No : AHU-21570.AH.01.02 tahun 2013.
VISI
Menjadi rumah sakit pilihan utama keluarga.
MISI
Kami, bersama pasien dan keluarga, mencintai dan melindungi kehidupan melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik, yang mengutamakan kebaikan
kesehatan pasien kami dengan sentuhan kasih.
K.A.S.I.H
1. KOMITMEN
Kita berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat,
perusahaan. Dan mencapai pelayanan prima.
2. AKUNTABILITAS
Kami mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap semua
tindakan kami.
3. SERVICE DENGAN HATI
0 Kami memberikan perhatian kepada semua pasien, dokter, dan rekan
kami.
0 Kami membahagiakan pelanggan kami dengan melampaui harapan
mereka dan tanggapan kami yang sepenuh hati.
0 Kami memperlakukan pelanggan kami dengan penuh hormat dan
menghargai.
A. ORGANISASI
Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
disusun agar dapat mencapai visi, misi, dan tujuan dari penyelenggaraan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. Visi, misi, dan tujuan
tersebut dicapai melalui kegiatan surveilans, pencegahan infeksi terutama
penerapan kewaspadaan universal dan penanggulangan infeksi nosocomial
termasuk di dalamnya penanggulangan KLB infeksi nosocomial. Untuk itu
perlu ditunjang oleh perencanaan rinci dalam strategi-strategi dan langkah-
langkah yang memerlukan koordinasi dari banyak pihak, baik individu,
bagian, ataupun unit-unit pelayanan di RSIA Karunia Kasih.
Program tersebut haruslah dijabarkan secara tertulis dan menjadi dasar
perencanaan pengendalian infeksi nosocomial, serta memuat unsur-unsur
standar yang dipersyaratkan oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit dan juga
ketentuan pemerintah yang berlaku.
Komite PPI
Ketua / IPCO : dr. Firdha Malisa Fauzia
Sekretaris / IPCN : Sarah Safitri, AMK
Anggota :
1. Dokter Wakil SMF
- SMF Anak : dr. Rebecca Dinar, SpA
- SMF Kebidanan & Kandungan : dr. Shanty Ayu, SpOG
- SMF Bedah : dr. Richard, SpB
- SMF Penyakit Dalam : dr. Lukman Zulkifli A., SpPD
- SMF Umum : dr. Kartika Soka Rahmita
2. Dokter Patologi Klinik : dr. Liza, SpPK
3. Petugas Laboratorium : Tria
4. Petugas Farmasi : Mega
5. Petugas Unit Sterilisasi : Reni, AMD. Keb
6. Petugas Gizi : Haryati
7. Petugas Linen : Titin
8. Petugas Fisioterapi : Ayu
9. Petugas IPS-RS : Doni
10. Petugas Sanitasi : Doni
11. Petugas House keeping : Sugiman
12. K3RS : dr. Lukman, SpPD
13. Petugas kamar jenazah : Doni
14. Sekuriti : Abdul Ghofur
Tim PPI
IPCN : Sarah Safitri, AMK
IPCLN
1. Puti Hati Ilahiyah
2. Merisca Sri Dewi
3. Nur Aulia Marsinta
4. Retno M.
5. Khanif Nur A.
6. Lingga Frezy M.
7. Ina Ferdila Putri
8. Lilik Retnosari
9. Rohayati
Pedoman Pengorganisasian PPI 10
BAB VI
URAIAN JABATAN
b. Komite PPI
Kriteria Anggota Komite PPI :
1. Mempunyai minat dalam PPI
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
Tugas dan tanggung jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan sertamengevaluasi kebijakan PPI
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit
3. Membuat SPO PPI
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut
Komite PPI RSIA Karunia Kasih memiliki tata hubungan kerja multidisiplin
dengan semua unit terkait, yaitu :
UNIT TATA HUBUNGAN KERJA
Gizi PPIRS memiliki hubungan kerja dengan bagian gizi
terkait :
- pemakaian APD
- pemrosesan makanan dan alat makan pasien
- pendistribusian dan pengambilan makanan pasien
- pemeriksaan kesehatan karyawan unit gizi.
Komite Medis PPIRS memiliki hubungan kerja dengan komite medis
terkait dengan rekomendasi hasil pemetaan kuman dan
penggunaan antibiotik yang rasional
Kesehatan PPIRS memiliki hubungan kerja dengan bagian kesehatan
Lingkungan lingkungan terkait manajemen limbah
Keperawatan PPIRS memiliki hubungan kerja dengan bagian
keperawatan terkait :
- penerapan kewaspadaan standar
- kewaspadaan isolasi
- surveilans HAIs
Laboratorium PPIRS memiliki hubungan kerja dengan bagian
laboratorium terkait penerapan APD dan pengelolaan
komponen darah
Farmasi PPIRS memiliki hubungan kerja dengan bagian farmasi
terkait dengan pemantauan peralatan dan obat kadaluarsa,
pemantauan desinfektan, dan penggunaan antibiotic
Unit Sterilisasi PPIRS memiliki hubungan kerja dengan unit sterilisasi
terkait dengan penerapan APD, pemantauan proses
A. PENGERTIAN
Orientasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberian
penjelasan tentang pelaksanaan suatu program di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Karunia Kasih. Penjelasan tersebut diberikan kepada karyawan baru
dan mahasiswa praktik.
B. TUJUAN
Umum :
Memberikan pemahaman kepada karyawan baru dan mahasiswa praktik
tentang pelaksanaan program PPIRS di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Karunia Kasih.
Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan karyawan baru tentang pelaksanaan
program PPI di Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih.
b. Dengan pemahaman yang cukup diharapkan karyawan baru dapat
terlibat melaksanakan program PPI.
C. KEGIATAN ORIENTASI
1. Jadwal orientasi dilakukan sesuai dengan jadwal penerimaan karyawan
baru dan jadwal praktik mahasiswa di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Karunia Kasih.
2. Materi orientasi yang diberikan berupa kewaspadaan standar yaitu
kebersihan tangan, etika batuk, dan praktik menyuntik yang aman dan
program PPI di RSIA Karunia Kasih.
A. PENGERTIAN
Pertemuan atau rapat merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa
orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan
atau memecahkan suatu masalah tertentu.
B. TUJUAN
Umum :
Dapat membantu terselenggaranya program kerja Organisasi PPI Rumah
Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih.
Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja
Organisasi PPI Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia Kasih
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait
dengan program kerja Organisasi PPIRS guna peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.
C. KEGIATAN RAPAT
Rapat diadakan oleh Komite PPI RSIA Karunia Kasih dan dipimpin oleh Ketua
Komite PPI RSIA Karunia Kasih. Rapat yang diadakan ada 2 macam, yaitu :
1. Rapat terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh tim pencegahan dan
pengendalian infeksi setiap 1 bulan 1 kali, dengan perencanaan yang telah
dibuat selama 1 tahun. Sementara itu untuk rapat dengan komite PPI
dilakukan setiap tiga bulan sekali.
2. Rapat tidak terjadwal
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan
diadakan oleh komite pengendalian dan pencegahan infeksi untuk
membahas atau menyelesaikan permasalahn di pelayanan dikarenakan
adanya permasalahan yang bersifat insidentil.
A. PENGERTIAN
Pelaporan merupakan system atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja komite
pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Karunia
Kasih.
C. JENIS LAPORAN
Laporan dibuat oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan
kepada direktur rumah sakit.
2. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan
kepada direktur rumah sakit.
3. Laporan insidentil atau KLB
Laporan yang dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit dalam bentuk tertulis bila ada KLB (kejadial luar
biasai) dan disertakan kepada direktur rumah sakit.