TENTANG
http://aswinsh.wordpress.com/
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
http://aswinsh.wordpress.com/
9. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi
sesuai SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.
10. Standar Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan internal organisasinya
sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang
memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan.
13. Instansi pembina sektor atau instansi pembina lapangan usaha, yang
selanjutnya disebut Instansi Teknis, adalah kementerian atau lembaga
pemerintah nonkementerian yang memiliki otoritas teknis dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan di sektor atau lapangan usaha
tertentu.
15. Komite Standar Kompetensi adalah lembaga yang dibentuk oleh Instansi
Teknis dalam rangka membantu pengembangan SKKNI di sektor atau
lapangan usaha yang menjadi tanggung jawabnya.
BAB II
PENGEMBANGAN SKKNI
Bagian Kesatu
Arah dan Kebijakan
Pasal 2
http://aswinsh.wordpress.com/
c. aseptabel oleh para pemangku kepentingan;
d. fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan; dan
e. mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan dengan
standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun internasional.
Bagian Kedua
Inisiasi dan Perumusan
Pasal 3
(2) Inisiasi pengembangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mengacu pada peta kompetensi dan RIP SKKNI di sektor atau lapangan
usaha masing-masing.
(3) Inisiasi pengembangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan atas dasar usulan, rekomendasi, dan/atau permintaan
perbaikan SKKNI.
Pasal 4
Pasal 5
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite
Standar Kompetensi membentuk Tim Perumus dan Tim Verifikasi.
http://aswinsh.wordpress.com/
Pasal 6
(3) Rancangan SKKNI yang telah dirumuskan oleh Tim Perumus harus
diverifikasi oleh Tim Verifikasi.
Bagian Ketiga
Validasi dan Penetapan
Pasal 7
(4) Pra konvensi Rancangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
Konvensi Nasional rancangan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan oleh Komite Standar Kompetensi.
Pasal 8
BAB III
PENERAPAN SKKNI
Pasal 9
(1) SKKNI yang telah ditetapkan oleh Menteri, penerapannya dilakukan oleh
Instansi Teknis yang mengusulkan.
(3) Pemberlakukan SKKNI secara wajib dapat dilakukan di bidang profesi atau
pekerjaan yang memiliki posisi strategis dalam meningkatkan daya saing
nasional.
http://aswinsh.wordpress.com/
Pasal 10
Pasal 11
(3) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disusun
dalam kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional,
klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi.
Pasal 12
Pasal 13
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh
LALPK.
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
http://aswinsh.wordpress.com/
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disusun
dalam kemasan kualifikasi nasional, okupasi atau jabatan nasional,
klaster kompetensi dan/atau unit kompetensi.
Pasal 17
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh
BNSP.
Pasal 18
Pasal 19
BAB IV
KAJI ULANG SKKNI
Pasal 20
(1) Untuk memelihara validitas dan reliabilitas SKKNI yang telah diterapkan,
dilakukan kaji ulang SKKNI.
(2) Kaji ulang SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek
kesesuaian dengan:
a. perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. perubahan cara kerja; dan
c. perubahan lingkungan kerja dan persyaratan kerja.
(3) Kaji ulang SKKNI dapat dilakukan dalam rangka harmonisasi dengan
standar kompetensi lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
Pasal 21
(1) Kaji ulang SKKNI dilakukan atas dasar hasil monitoring, evaluasi dan/atau
usulan pemangku kepentingan.
(2) Kaji ulang SKKNI dilakukan oleh Komite Standar Kompetensi sesuai
dengan sektor atau lapangan usaha, paling lama 5 (lima) tahun.
(3) Hasil kaji ulang SKKNI digunakan untuk keperluan perubahan SKKNI.
7
http://aswinsh.wordpress.com/
BAB V
HARMONISASI STANDAR KOMPETENSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
(2) Penerapan SKKNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
tenaga kerja Indonesia maupun tenaga kerja asing yang bekerja di
Indonesia.
Bagian Kedua
Registrasi Standar Khusus dan Standar Internasional
Pasal 25
http://aswinsh.wordpress.com/
(2) Standar Khusus dan/atau Standar Internasional yang telah diregistrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk pengembangan
skema sertifikasi kompetensi kerja.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Pasal 26
Pasal 27
http://aswinsh.wordpress.com/
Pasal 28
BAB VII
PENDANAAN SISTEM
STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Pasal 29
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 30
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
10
http://aswinsh.wordpress.com/
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Maret 2012
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 Maret 2012
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
11
http://aswinsh.wordpress.com/