Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok Kep.

Gawat Darurat
Dosen : Ahyar Nur, S.Kep, Ns.

Asuhan Keperawatan Tentamen Suicide


( Percobaan Bunuh Diri )

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V

ENNI SUSILAWATI SYAMSIDAR


MUH. IQBAL YUNUS HAJRAH
HASDAR NURAENI
FADILAH BURHANUDDIN DWI SAPUTRA MULYA

UPTD AKPER ANGING MAMMIRI


PROVINSI SUL SEL
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kehidupan yang dialami manusia selalu mengalami fluktuasi dalam berbagai
hal. Berbagai stressor baik fisik, psikologis maupun social mampu mempengaruhi
bagaimana persepsi seorang individu dalam menyikapi kehidupan. Hanya individu
dengan pola koping yang baik yang mampu mengendalikan stressor-stressor tersebut
sehingga seorang individu dapat terhindar dari merilaku maladaptive. Selain faktor pola
koping, faktor support system individu sangat memegang peranan vital dalam
menghadapi stressor tersebut.
Individu yang mengalami ketidakmampuan dalam menghadapi stressor disebut
individu yang berperilaku maladaptive, terdapat berbagai macam jenis perilaku
maladaptive yang mungkin dialami oleh individu, dari yang tahap ringan hingga ke tahap
yang paling berat yaitu Tentamen suicide atau percobaan bunuh diri.
Menurut ahli, Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku
sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Seorang individu
yang mengalami tentamen suicide biasanya mengalami beberapa tahap sebelum dia
melakukan percobaan bunuh diri secara nyata, Pertama kali biasanya klien memiliki
mindset untuk bunuh diri kemudian biasanya akan disampaikan kepada orang-orang
terdekat. Ancaman tersebut biasanya dianggap angin lalu, dan ini adalah sebuah
kesalahan besar. Selanjutnya klien akan mengalami bargaining dengan pikiran dan
logikanya, tahap akhir dari proses ini biasaya klien menunjukan tindakan percobaan
bunuh diri secara nyata.
Keperawatan kegawatdaruratan dalam kasus tentamen suicide berfokus pada
penanganan klien setelah terjadinya upaya nyata dari klien yang melakukan percobaan
bunuh diri sehingga tidak berfokus pada aspek psikologi dan psikiatri dari klien dengan
tentamen suicide.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian tentamin suicide ?
b. Etiologi tentamin suicide ?
c. Patofisiologi tentamin suicide ?
d. Manifestasi tentamen sucide ?
e. Jenis- jenis tentamin suicide ?
e. Pemeriksaan Penunjang tentamin suicide ?
g. asuhan keperawatan tentamin suicide ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung
kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat tentang asuhan keperawatan klien dengan tentamin
suicide.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa
mengetahui definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan
diagnostik , penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan klien tentamin suicide.

D. Manfaat
1. Bagi penulis yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan penampilan penyusunan dan
menerapkan askep terhadap pasien yang mengalami tentamin suicide.
2. Sebagai bahan masukkan dan pengembangan pengetahuan bagi institusi pendidikan
3. Sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan pada pasien yang mengalami tentamin suicide.
BAB II
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara
sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998).
Bunuh diri adlah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan (Budi Anna kelihat, 1991).

B. ETIOLOGI
Penyebab bunuh diri pada anak
1) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan
2) Situasi keluarga yang kacau
3) Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik
4) Gagal sekolah
5) Takut atau dihina di sekolah
6) Kehilangan orang yang dicintai
7) Dihukum orang lain
Penyebab bunuh diri pada remaja
1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
2) Sulit mempertahankan hubungan interpersonal
3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan
4) Perasaan tidak dimengerti orang lain
5) Kehilangan orang yang dicintai
6) Keadaan fisik
7) Masalah orang tua
8) Masalah seksual
9) Depresi
Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
1) Self ideal terlalu tinggi
2) Cemas akan tugas akademik yang banyak
3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua.
4) Kompetisis untuk sukses
Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
1) Perubahan status dari mandiri ke tergantung
2) Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi
3) Perasaan tidak berarti di masyarakat.
4) Kesepian dan isolasi sosial
5) Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)
6) Sumber hidup berkurang

C. PATOFISIOLOGI
Dalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah atau stressor, respon
individu terhadap stressor, tergantung pada kemampuan menghadapi masalah serta tingkat
stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah seseorang dapat menggunakan respon
yang adaptif maupun respon yang maladaptive, respon seseorang yang adaptif membuat
seseorang mempunyai harapan dalam menghadapi masalah, dimana harapan tersebut
menimbulkan rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam menghadapi masalah dan dapat
menimbulkan ispirasi. Respon maladaptive seseorang membuat seseorang merasa putus
harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam
menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa rendah diri. Jika seseorang tidak
mampu mengatasi masalah kemungkinan besar seseorang akan menjadi depresi,
mengalami perasaan gagal, putus asa, dan merasa tidak mampu dalam mengatasi masalah
yang menimbulkan koping tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan seseorang
merasa kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi. Rendah diri dan
depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri, salah satu percobaan bunuh
diri dilakukan dengan penyalahgunaan obat, dimana obat-obatan yang dosisnya besar
dapat bersifat toksin bagi tubuh terutama lambung. Intoksikasi dapat memacu atau
meningkatkan sekresi asam lambung, dimana asam lambung ini mengiritasi/ membuat
trauma jaringan mukosa lambung, merusak mukosa lambung, merangsang saraf. Saraf
pada lambung membuka gate kontrol menuju rangsang saraf aferen ke cortex cerebri yang
meningkatkan sensitifitas saraf nyeri, kemudian kembali ke saraf eferen dan menimbulkan
rasa nyeri, rasa nyeri ini menstimulasi nervus vagus dan meningkatkan respon mual dan
gangguan rasa nyaman, gangguan saluran makanan pada lambung, duodenum, usus halus,
usus besar, hati, empedu dan salurannya sering memberikan keluhan di perut atas atau di
daerah epigastrium yang sering disebut dengan istilah nyeri epigastrik.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Tak langsung
a. Merokok
b. Mengebut
c. Berjudi
d. Tindakan kriminal
e. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi
f. Penyalahgunaan zat
g. Perilaku yang menyimpang secara sosial
h. Perilaku yang menimbulkan stress
i. Gangguan makan
j. Ketidakpatuhan pada tindakan medik
2. Langsung
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga
c. Alam perasaan depresi
d. Agitasi dan gelisah
e. Insomnia yang menetap
f. Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan.

E. JENIS-JENIS TENTAMEN SUICIDE


Jenis tentamen suicide antara lain:
a. Ancaman Bunuh Diri
Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan
secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau
mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah,
merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan
dalam konteks peristiwa kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi
seseorang tentang kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai
dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
b. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu
yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.
c. Bunuh diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar
ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada
waktunya.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan terapi
resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen suicide.
Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan menunjukan seberapa berat syok yang
dialami klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai
adanya perubahan jantung dan perdarahan cerebral.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pasien destruktif diri
Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang
menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana,
membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan
untuk bunuh diri.
Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan pemahaman
letalitas dari metode yang dipilih.
Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui.
Petunjuk gejala
Keputusasaan
Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan
depresi.
Agitasi dan gelisah
Insomnia yang menetap
Penurunan berat badan
Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial
Penyakit psikratrik
Upaya bunuh diri sebelumnya
Kelainan afektif
Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat
Kelainan tindakan dan depresi pada remaja
Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia
Kombinasi dari kondisi diatas.
Riwayat Psikososial
Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
Hidup sendiri
Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami stress
kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah
sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).
Penyakit medik kronik
Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat
Faktor-faktor kepribadian
Impulsif, agresif, rasa bermusuhan
Kekakuan kognitif dan negatif
Keputusasaan
Harga diri rendah
Batasan atau gangguan kepribadian antisocial
Riwayat keluarga
Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri
Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.

B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Resiko bunuh diri yang berhubungan dengan putus asa
No Tujuan Criteria hasil Intervensi
1. TUM : Setelahx interaksi Bina hu bu ngan saling
Klien tidak klien menunjukkan p e r c a ya d e ng a n
melakukan tanda- tanda percaya mengg u nak an pr ins ip
percobaan bunuh kepada perawat : k o mu n i k a s i t e r a p e u t i k :
diri. - Ekspresi wajah 1. Sapa klien dengan ramah
bersahabat. baik verbal maupun non
TUK : - Menunjukan verbal.
Klien dapat rasasenang 2. Perkenalkan nama, nama
membina - Ada kontak mata panggilandan tujuan
hubungan - Mau berjabat tangan. perawat berkenalan.
saling percaya. - Mau menyebutkan 3. Tanyakan nama lengkap
nama dan nama penggilan yang
- Mau menjawab salam disukai klien.
- Mau duduk 4. Buat kontrak yang jelas.
berdampingan dengan 5. Tunjukan sikap jujur dan
perawat bersedia menepati janji setiap kali
mengungkapkan berinteraksi.
masalah yang dihadapi. 6. Tunjukan sikap empati dan
menerima apa adanya.
7. Beri perhatian kepada klien
dan masalah yang dihadapi
klien.
8. Dengarkan dengan penuh
perhatianekspresi perasaan
klien

2. TUK: Setelah .x 1. Bantu klien


Klien dapat interaksi klien mengungkapkan
mengenal menceritakan perasaan yang
penyebab resiko penyebab perilaku menyebabkan klien
prilaku bunuh bunuh diri yang mempunyai ide serta
diri. dilakukannya: melakukan percobaan
Menceritakan bunuhdiri
penyebab klien 2. Motivasi klien untuk
melakukan percobaan menceritakan penyebab
bunuh diri. klien mempunyai ide
bunuh diri
3. Dengarkan tanpa menyela
atau member penilaian
setiap ungkapan perasaan
klien.

3. TUK : Setelah .x interaksi Bantu klien mengungkapkan


Klien dapat klien menceritakan tanda-tanda perilaku bunuh
mengidentifikasi tanda-tanda saat klien diri yang dialaminya:
tanda- tanda berkeinginan untuk 1. Motivasi klien
perilaku bunuh bunuh diri: menceritakan
diri. - Tanda social : kondisiemosionalnya.
Klien mengancamkan 2. Motivasi klien
melakukan bunuh diri menceritakan
dan klien melakukan kondisisosialnya
hal yang tidak bisa
dilakukan klien.
- Tanda Fisik :
Klien mencederai diri
sendiri seperti
menyayat nadi, minum
obat sampai over dosis,
dlsb, tatapan mata klien
tampak menerawang
eperti memikirkan
sesuatu.
- Tanda Emosional:
Klien menjadi
penyendiri, pemurung,
dan pemarah.

4. TUK : Setelah .x Diskusikan dengan klien


Klien dapat interaksi klien percobaan bunuh diri yang
mengidentifikasi menje laskan: dilakukannya selama ini:
perilaku - Perasaan saat 1. Motivasi klien
percobaan bunuh melakukan bunuh menceritakan tindakan
diri yang pernah diri. tindakan apa saja yang
dilakukan. - Efektivitas sudah pernah dilakukan
percobaan yang untuk mengakhiri hidup.
dilakukan. 2. Motivasi klien
- Tindakan akan yang menceritakan akan
sudah pernah perasaan setelah tindakan
dilakukan untuk tersebut.
mengakhiri hidup. 3. Diskusikan apakah dengan
tindakan tersebut masalah
yang dialami klien teratasi.
5. TUK : Setelah. x interaksi Diskusikan dengan klien
Klien dapat klien menjelaskan akibat negat if cara yang
mengidentifikasi akibat tindakannya: dilakukan pada:
akibat tindakan Diri sendiri 1. Diri sendiri
yang sudah Orang lain 2. Orang lain
dilakukan untuk Lingkungan 3. Lingkungan
bunuh diri.

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Pasien
SP I
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3. Melakukan kontrak treatment
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP II p
1. Mengidentifikasi aspek positif pasien
2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
SP III p
1. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2. Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3. Megidentifikasi pola koping yang konstruktif
4. Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif
5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam kegiatan
harian
SP IV p
1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang realistis
3. Member dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa
depanyang realistis
Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis
perilakubunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh
diri
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko
bunuhdiri
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga

2. Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan perubahan peran social
No. Tujuan Criteria hasil Intervensi
1. TUM: Setelah kali interaksi, Bina hubungan saling
Klien memiliki klien menunjukkan : percaya dengan
konsep diri yang - Ekspresi wajah menggunakan prinsip
positif bersahabat komunikasi terapeutik:
- Menunjukkan rasa 1. Sapa klien dengan
TUK: senang ramah baik verbal
klien dapat - Ada kontak mata maupun nonverbal
membina hubungan - Mau berjabat tangan 2. Perkenalkan diri
saling percY - Mau menyebutkan nama dengan Sopan
dengan perawat - Mau menjawab salam 3. Tanyakan nama
- Klien mau duduk lengkap dan yang
berdampingan dengan disukai klien
perawat 4. Jelaskan tujuan
- Mau mengutarakan pertemuan
masalah yang dihadapi. 5. Jujur dan menepati
janji
6. Beri perhatian pada
klien.

2.
TUK : Setelah kali berinteraksi Diskusikan dengan klien
klien dapat klien menyebutka: tentang :
mengidentifikasi - Aspek positifdan 1. Aspek positif yang
aspek positif dan kemampuan yang dimiliki dimiliki klien,
kemampuan yang klien. keluarga dan
dimiliki. - Aspek positif keluarga lingkungan.
- Aspek positif lingkungan 2. Kemampuan yang
klien. dimiliki
3. Bersama klien buat
daftar tentang:
Aspek positif klien,
keluarga, dan
lingkungan.
4. Kemampuan yang
dimiliki
5. Berikan pujian yang
realistis, hindarkan
memberikan penilaian
negative.

3.
TUK : Setelah kali interaksi klien Diskusikan dengan klien
Klien dapat menilai menyebutkan kemampuan kemampuan yang dapat
kemampuan yang yang dapat dilaksanakan. dilaksanakan.
dimiliki untuk
dilaksanakan.

4. TUK : Setelah.. kali interaksi Diskusikan kemampuan


Klien dapat klien membuat rencana yang dapat dilanjutkan
merencanakan kegiatan harian. pelaksanaannya.
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan yang
dimiliki.

5. TUK : Setelah kali interaksi Rencanakan bersama


Klien dapat klien melakukan kegiatan klien aktivitas yang dapat
melakukan sesuai jadwal yang dibuat. dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai sesuai kemampuan klien:
rencana yang 1. Kegiatan mandiri
dibuat. 2. Kegiatan dengan
bantuan
3. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan kondisi
klien
4. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang dapat klien
lakukan.
- Anjurkan klien
untuk melaksanakan
kegiatan yang telah
dilaksanakan
- Pantau kegiatan
yang dilaksanakan
klien.
- Beri pujian atas
usaha yang dilakukan
klien.

6. TUK : Setelah kali interaksi klien 1. Diskusikan


Klien dapat kemungkinan
memanfaatkan system
memanfaat kan pelaksanaan kegiatan
system pendukung pendukung yang ada di setelah pulang.
yang ada. 2. Berikan pendidikan
keluarga.
kesehatan pada
kelurga tentang cara
merawat klien dengan
harga diri rendah.
3. Bantu keluarga
memberikan
dukungan selama
klien dirawat.
4. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di rumah.

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


SP I p
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertaian, tanda dan gejala haega diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
2. Melatih keluaraga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri
rendah
SP III k
1. Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

C. EVALUASI
Evaluasi pada tingkah laku bunuh diri memerlukan pemantauan yang teliti tentang tingkah
laku klien setiap hari. Perubahan dapat segera terjadi yang memerlukan modifikasi
perencanaan. Peran serta klien pada perencanaan, evaluasi dan modifikasi rencana sangat
membantu pencampuran tujuan asuhan keperawatan. Tujuan utama asuhan keperawatan
adalah melindungi klien sampai klien dapat melindungi diri sendiri. Melalui intervensi
yang aktif dan efektif diharapkan klien dapat mengembangkan alternatif pemecahan
masalah bunuh diri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tentamin suicide merupakan perilaku menciderai diri yg dapat menimbulkan
kematian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyebab tentamin suicide ada 3 faktor :
1. Faktor genetic dan teori biologi
2. Teori sosiologi
3. Teori psikologi
Ada 3 (tiga) jenis tentamin suicide yang bisa diidentifikasi, yakni:
1. Tentamin suicide anomik
2. Tentamin suicide altrustik
3. Tentamin suicide egoistic
Tanda dan gejalah tentamin suicide di bagi enjadi 2 (dua), yaitu :
a. Tak langsung
Merokok

Mengebut

Berjudi

Perilaku yang menyimpang secara sosial


Perilaku yang menimbulkan stress
b. Langsung
Keputusasaan

Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga


Agitasi dan gelisah
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga bermanfaat bagi
kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi
kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan
pengetahuan.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan yang menyebabkan
kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan
lain sebagainya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai