Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ARIE ARMA PUTRA

NIM : 140904082
KELAS : IMC B
JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI (FISIP-USU)

REVIEW EVENT MEDAN INTERNATIONAL COFFEE FESTIVAL 2016

Medan International coffee festival 2016 kini kembali terselenggarakan untuk yang ketiga kalinya
pada 13-15 Mei 2016 di Hermes Place Medan.Event ini mengangkat tema tentang kopi sesuai dengan
namanya festival kopi dimana acara ini membahas dan mengangkat tentang kopi dan pecinta kopi dari
beberapa daerah dan kalangan agar dapat berkumpul dan mengikuti event ini.Tentu saja event ini sebagai
wadah bagi para pecinta kopi dan juga para pelaku bisnis.Partisipasi berdatangan dari banyak
kalangan,misalnya partisipasi pemerintah daerah untuk ikut serta dengan memasang stand untuk
memperkenalkan kopi dari daerahnya masing masing dan beberapah pihak atau perusahaan swasta yang
ikut meramaikan acara ini.Tidak cukup hanya pemerintah saja,beberapa komunitas pun digandeng oleh
event ini,seperti yang terlihat pada bagian sekitaran panggung terdapat banyak pecinta seni Tatto dan
pembuatan tattoo.Sehingga acara ini tidak kaku semata mata hanya membahas kopi.Event ini pun
mengajak beberapa tokoh yang juga tidak kalah hebat untuk menjadi pembicara,misalnya beberapa
pembicara yang diajak oleh penyelenggara pada jumat sore,yang menghadirkan 5 Pembicara,yaitu;Cahyo
Pramono (Perwakilan Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia),Hendra Gunawan (Ketua Asosiasi
Perusahaan Penyelenggara Acara),Ikrimah Hamidi (Anggota DPRD Medan),Safrin Octora (Ketua Harian
Perhumas), dan Sofyan Nasution (Kamar Dagang Industri/Kadin).
Dalam diskusi tersebut para pembicara berdiskusi dan saling bertukar pikiran tentang perihal city
branding,promosi,event dan lainnya yang mengenai sesuatu yang berguna.Pembicara masing masing
berargument tentang gambaran atau solusi yang menjadi penghambat atau problem,misalnya mengapa
kota medan belum memiliki city branding atau tentang bagaimana agar event yang baik mampu menarik
masyarakat yang banyak serta pembicara juga membahas mau dibawa kemana medan ini dari segi aspek
dan identitas,apakah kuliner ataukah perdagangan dan lain lain.Bpk.Ikrimah Hamidi (Anggota DPRD)
menyatakan dalam diskusi tersebut bahwa medan sebenarnya merupakan kota yang hebat,medan juga
sebagai kota jasa.Tetapi tentunya seiring perkembangan yang baik haruslah merata.Kota kecil juga harus
berkembang lalu bersinergi dengan kota kota besar.Misalnya serdang bedagai,belawan,kualanamu sebagai
kota yang strategis dimana mampu menjadi sebuah wilayah berbasis sector perdangangan,pariwisata,kota
pendidikan dan disaat MEA tentunya membuat medan akan bersaing dengan kota kota di mancanegara
yang ada di Singapore,Thailand dan kuala lumpur.Maka tentunya harus ada peran pemerintah untuk
mendorong agar kota medan menjadi kota yang berpotensi besar.Berpotensi dan focus pada
perdagangan,pariwisata dan pendidikan.Bpk.Safrin Octora (Ketua Perhumas) juga ikut menyatakan bahwa
medan sebenarnya sudah berkembang dalam sector infrastruktur.Tersedianya beberapa infrastruktur yang
berkelas,mulai dari perhotelan dari bintang 1 sampai bintang 5 yang banyak sehingga memberikan benefit
yang lumayan untuk kota medan.Namun tidak cukup hanya sampai disitu,ketua perhumas menyatakan
bahwa medan harus punya identitas yang kuat dan menjual,atau City Branding dimana kota tersebut
memiliki identitas tentang apa yang menjadi nilai jual atau nilai lebih baik itu jasa maupun
barang.Komunitas komunitas pun harus ikut serta dalam acara acara yang baik dan positive,event atau
Expo yang menjadi acara berkualitas.Sehingga masyarakat paham akan potensi apa yang dimilikinya,ikut
dalam memproduksi dan kreatif,membuat inovasi dan tidak untuk meniru barang lain.Masyarakat bias saja
mengembangkan potensi alamnya sendiri,agar tidak di caplok pihak lain,misalnya kopi ala western starbuck
yang sebenarnya mengambil bahan kopinya dari sumatera.Faktanya Kopi luar tidak sebaik kopi Indonesia
yang didaerah tropis,seperti 7 kopi khas Indonesia,2 diantaranya ada di sumatera ,Kopi mandailing dan
Limbong.3 pembicara lainnya juga menyambung dan menambahkan,yaitu Bpk.Sofyan nasution
menuturkan bahwa untuk bidang MICE (meeting,Incentive,Conference,Exhibition)/City branding menurut
LPSE tersedia anggaran 1,9 M untuk tahun depan,maka itu dapat menjadi dorongan akan sector yang harus
dikembangkan.Karena budaya orang medan ingin serba instan,serba ekonomis cepat tetapi tidak mau
mahal.Jadi sector wisata medan hanya sekedar MICE misalnya di danau toba,baik acara
rakernas,rakercab,rakerja.Sehingga peran KADIN mendorong agar event dan expo terus terselenggara
secara baik dan tidak asal asalan.Bpk.Hendra Gunawan selaku perwakilan APARA juga menambahkan
menurut survey 2005 belanja wisata 118T dan pada 2016 naik menjadi 180T.Maka ia melihta potensi ini
sungguh sangat besar jika baik dikembangkan.EO harus terus menggelar beberapa event dan expo agar
menaikan nilai semangat para pelaku wisata dan bisnis,dan sebenarnya pemerintah harus terus mendorong
tidak lepas tangan.Karena pihak EO tentu memiliki akses terbatas,dana terbatas.yang ditakutkan adalah
ketika expo atau event itu sudah besar dan menarik,namun pemerintah mencaplok padahal tidak ada peran
untuk membantu dan mendorong,seperti yang juga dilanjutkan oleh Bpk.Cahyo Pramono menyambung
pernyataan 4 pembicara lainnya bahwa memang benar harus ada peran pemerintah yang kuat,EO di bantu
baik dalam segi apapun,karena EO yang dalam konsep Baik yaitu EO tidak asal jadi,tentunya akan
menguntungkan pemerintah dikedpannya.Misalnya adanya EO menyelenggarakan Expo,karnaval atau
festival internastional,sehingga dapat memancing wisata manca Negara,dan menaikan pendapatan dari
sector wisata.Maka pada akhirnya kelima berpembicara sepakat bahwa Medan kedepannya harus mampu
memiliki City Branding sendiri,seperti Aceh dengan Branding kopi Gayonya,Bandung dengan branding kota
kembang.Maka selain pihak lain yang memajukan,pemerintah juga harus berani dan harus membantu pihak
pihak lain agar mampu memunculkan semangat atau potensi sehingga membuat kota medan menjadi kota
yang lebih hebat lagi.

Anda mungkin juga menyukai