Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses pembentukan karakter keilmuan seseorang,

membangun sense of sciens dari dasar sampai tahap ahli, yang dapat dilihat dari

perubahan bertahap yang dialami seseorang yang melakukan kegiatan pembelajaran.

Sebagai contoh seorang anak yang dapat berjalananmembutuhkan proses pembelajaran

untuk dapat mencapai tahap bisa melakukan, dimulai dari belajar duduk, merangkak,

berdiri, berjalan bahkan sampai bisa berlari. Selain itu belajar dapat dilakukan sepanjang

masa, tidak mengenal usia, waktu dan tempat, bersifat relative dan mengalami perubahan

defenisi dari masa kemasa, namun demikian semua itu memiliki maksud yang sama,

adapun perbedaan yang terjadi dikarenakan latar belakang dan budaya yang berbeda dari

para ahli.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa metode yang digunakan dalam

mentransfer materi baik dari guru kesiswa, ataupun dari siswa itu sendiri. Beberapa di

antaranya adalah metode diskusi dan simulasi, kedua metode tersebut merupakan metode

pembelajaran yang cukup tua, mengingat telah digunakan sejak lama yang selanjutnya

dimasukan sebagai salah saru metode dalamproses pembelajaran. Kedua metode tersebut

mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, namun demikian juga

memiliki kelebihan tergantung situasi dan kondisi saat proses pembelajaran sedang

berlangsung, sehingga sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan

pembelajaran itu sendiri.

1
Pentingnya metode pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk menunjang

keberhasilah dalam kegiatan pembelajaran, berikut kami paparkan beberapa ulasan

mengenai metode pembelajaran diskusi dan simulasi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Diskusi?

2. Apa Saja Jenis-Jenis Diskusi?

3. Bagaimana cara pemakaian metode diskusi dalam Penyuluhan Kesehantan gigi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian diskusi

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-Jenis diskusi

3. Untuk mengetaui bagaimana cara pemakaian metode diskusi dalam Penyuluhan

Kesehantan gigi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diskusi

Dalam suatu kelas seorang guru memberikan perta nyaan kepada siswa dalam

bentuk ujian tertulis yang dapat diselesaikan bersama siswa yang lain. Awalnya

masing-masing siswa memilih mengerjakan sendiri persoalan yang ada. Lalu lambat

laun kerumitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan pekerjaan semakin terasan

menyusahkan, sehingga beberapa siswa mengambil kesempatan aturan penyelesaian

soal oleh guru dengan membicarakan permasalahan bersama-sama dalam satu forum

diskusi. Yang cukup menarik, ternyata persoalan tadi dapat diselesaikan dengan

cepat. Rupanya antara siswa yang ada, memiliki kemampuan yang berbeda dalam

memahami persoalan yang diberikan oleh guru, sehingga dengan menyatukan

beberapa pendapat dan pemahaman yang mereka miliki, mereka dapat menyelesaikan

permasalahan yang diberikan, dan menariknya bahwa selepas melakukan

diskusintersebut, kapasitas pemahaman mereka terlihat sama.

Bila kita melihat peristiwa diatas, maka akan kita temui beberapa hal terkait

bagaimana para siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberika oleh guru, yaitu

bagaimana mereka menyelasaikan masalah tersebut, dan apa akibat yang ditimbulkan

pasca mereka menyelesaikan masalah? Sudah tentu mereka menggunakan metode

diskusi dalam menyelesaikan permasalahan, dan menariknya, bahwa kapasitas

pemahaman merekan terlihat sama. Hal ini membuktikan bahwa terjadi proses

3
pembelajaran ketika diskusi sedang berlangsung, adanya interaksi antara siswa yang

satu dan yang lain, membawa siswa dalam melengkapi pemahaman (ilmu) yang

dijabarkan dari siswa yang lainnya. Disini dapat dikatakan bahwa diskusi merupakan

salah satu metode pembelajaran.

Diskusi diartikan sebagai suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran

mengenai suatu masalah. Sebagai metode penyuluhan berkelompok, diskusi biasanya

membahas satu topik yang menjadi perhatian umum di mana masing-masing anggota

kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya atau memberikan

pendapat. Berdasarkan hal tersebut diskusi dapat dikatakan sebagai metode

partisipatif. Selain itu Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran

bagi guru, dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan

pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan

masalah.

2.2 Jenis-Jenis Diskusi

Jenis-jenis diskusi yang sering dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut :

1) Buzz Group

Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5

orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan

4
untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-

tengah atau akhi.

2) Fish Rowt

Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang

ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu

menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish

boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di

kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai

kembali ketempat semula.

3) Whole Group

Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota

tidak lebih dari 15 anggota.

4) Syndicate group

Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6

orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian

tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian

untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.

5) Brainstorming.

Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-

5
ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide >ang

sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan

tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik

untuk dikembangkan.

6) Informal debate

Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk

memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan

diskusi panel.

7) Colloqinin

Merupakan suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan pada nara sumber untuk

mengajukan pertanyaan. selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan

tambahan dari siswa yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk memperjelas

bahan pelajaran yangtelah diterima.

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru

hendak:

1) memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa

2) memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya

3) mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai

4) membantu siswa belajar berpikir secara kritis

6
5) membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun

teman-teman

6) membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri

maupun dari pelajaran sekolah

7) mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:

1) Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru

meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang

akan didiskusikan.

2) Guru menjelaskan tujuan diskusi.

3) Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi

pelajaran yang didiskusikan.

4) Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara

mengeluarkan pendapat.

5) Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat

mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.

6) Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi

menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan

pendapatnya.

7) Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.

8) Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang

memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.

7
9) Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.

10) Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.

Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:

1) Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu

problem dan topik kepada kelas.

2) Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau

sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan

problem yang diajukan.

3) Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah

membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.

4) Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat

yang baru dikemukakan.

5) Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan

oleh siswa atau kelompok lain.

6) Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda

pendapat.

7) Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman

baik setuju maupun bertentangan.

8) Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.

9) Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.

10) Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha

mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.

8
c. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Diskusi

Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode diskusi dalam kegiaatan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari

berbagai sumber data.

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem

bersama-sama.

4) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.

5) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau

menentang pendapat teman-temannya.

6) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan,

atau keputusan yang akan atau telah diambil.

7) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau

mungkin bertentangan sama sekali.

8) Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.

9) Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja

tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.

9
10) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara,

pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.

Sedangkan kelemahan diskusi ketika digunakan dalam metode pembelajaran

adalah sebagai berikut:

1) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat

problematis saja yang dapat didiskusikan.

2) Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.

3) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.

4) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan

terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.

5) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah

biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan

untuk berbicara.

6) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap

kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau

menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih

bodoh.

10
2.3 Metode Diskusi Yang Digunakan Dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Metode Diskusi Kelompok, pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan

tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin

diskusi yang telah ditunjuk. Metode ini dipakai oleh penyuluh untuk sasaran yang sudah dewasa

bukan sasaran anak anak SD pada umumnya karena metode dipakai untuk mendiskusi atau

beragument(pendapat) tentang suatu problems didalam topik yang akan dibahas , sasaran yang

dewasa atau UKGMD , KIA, dan POSYANDU merupakan pemilihan sasaran yang tepat untuk

sebuah penyuluhan agar tercapai tujuan dari pendidikan kesehatan gigi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diskusi diartikan sebagai suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu

masalah. Sebagai metode penyuluhan berkelompok, diskusi biasanya membahas satu topik yang

menjadi perhatian umum di mana masing-masing anggota kelompok mempunyai kesempatan

yang sama untuk bertanya atau memberikan pendapat.

Jenis jenis diskusi sendiri ada 7 yaitu , buzz group, fish rowl, whole group, syhdicate

group, brsindstroming, informal date, colloqinin. Metode ini dipakai oleh penyuluh untuk

sasaran yang sudah dewasa bukan sasaran anak anak SD pada umumnya karena metode dipakai

untuk mendiskusi atau beragument(pendapat) tentang suatu problems didalam topik yang akan

dibahas.

3.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat megerti apa itu diskusi, apa jenis jenis diskusi, dan bagiaman

metode ini dipakai didalam penyuluhan kesehtan gigi, sebagai tambahan bahan referensi

pembelajaran pendidikan kesehtaan gigi.

12
Daftar Pustaka

Budiarto, Eko&Anggreani, Dewi(2001).Pengantar Epidemiologi. Jakarta. Penerbit buku

kedokteran EGC

Herjulianti, Eliza ,. Et al. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

EGC,.2001

13

Anda mungkin juga menyukai