MODUL 1
GOVERNOR
Oleh:
Nama : AprilYando
NIM : 1507114724
Kelompok : A2
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Fenomena
Dasar tentang Governor.
Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti praktikum
Fenomena Dasar, adapun laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar, alat dan
bahan, prosedur kerja, pembahasan dan kesimpulan dari praktikum Governor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah
memberikan motivasi sehingga laporan ini terselesaikan sesuai apa yang
diinginkan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin namun penulis juga mempunyai keterbatasan pengetahuan, sehingga
nantinya laporan ini ada kekurangan-kekurangan harap dimaklumi dan penulis
siap menerima saran yang bersifat membangun sehingga laporan ini nantinya bisa
menjadi lebih sempurna.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR NOTASI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mulanya mesin uap sangat murni bergerak bolak-balik dan telah
digunakan untuk memompa air, variasi pengaplikasiannya di toleransi pada
kecepatan kerja. Sampai seorang engineer dari Skotlandia, James Watt
memperkenalkan mesin uap berotasi untuk menggerakkan mesin di pabrik, dan
pengoperasiannya konstan dengan menggunakan pendulum yang akhirnya disebut
governor. Dimana, governor di buat dari bola baja yang menyentuh lengan
penghubung vertikal. Governor mengontrol gaya dengan adanya berat dari bola
baja.
Governor selalu berperan dan mengendalikan output mesin. Jika terjadi
dalam perubahan yang diinginkan maka governor akan segera bertindak mengatur
suplay untuk mengendalikan output. Jadi governor merupakan suatu alat kontrol
otomatis, governor berperan mengatur kecepatan rata-rata mesin untuk penggerak
mula, apabila terjadi variasi kecepatan akibat fluktuasi beban. Jika beban motor
meningkat, kecepatan motor pun menurun dan wujud governor akan bertambah
dengan perubahan sehingga menggerakkan katup untuk memperbanyak suplai
fluida kerja untuk mengimbangi kenaikan beban motor. Jadi governor secara
otomatis mengendalikan suplai ke motor bila beban berubah dan mempertahankan
kecepatan rata-ratanya, di dalam batas tertentu.
1
2
1.3 Manfaat
Manfaat percobaan dari praktikum governor adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui karakteristik governor.
2. Dapat mengetahui daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Dapat menentukan gaya sentrifugal.
4. Dapat menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Dimana :
Fs = gaya sentrifugal (N)
m = massa flyball (kg)
r = jarak flyball ke sumbu poros utama (m)
= kecepatan putaran poros utama (rad/s)
4.1. PrinsipKerjaGovernor
Governor adalah alat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan dari
penggerak mulaatauutama dari kecepatan berlebihan dan menstabilkan kecepatan
putaran mesin yang diinginkan. Governor mengatur kecepatan rata-rata mesin
atau penggerak mula apabila terjadi variasi kecepatan frekuensi beban. Jika beban
motor konstan maka kecepatan motor konstan dari suatu siklus ke siklus lainnya.
Jika beban meningkat, kecepatan motor menurun dan sudut governor akan
bertambah dengan perubahan, sehingga menggerakkan katup terbuka untuk
memperbanyak fluida kerja yang meningkatkan beban.
5
1. Gaya Sentifugal
Merupakan sebuah gaya yang ditimbulkan akibat adanya gerakan suatu
benda atau partikel sebuah lintasan lengkung sehingga gaya yang
ditimbulkan keluar lingkaran.
2. Gaya Sentripetal
Yaitu gaya yang diperlukan agar benda dapat tetap bisa bergerak
melingkar. Jika arah gaya sentrifugal mengarah keluar maka arah gaya
sentripental mengarah ke dalan lingkaran.
3. Gaya Tangensial
Yaitu gaya dalam yang bekerja sejajar dengan bidang penampang potong
atau tegak lurus terhadap sumbu batang.
2. Governor Proell
Pada governor jenis proel ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik
ke atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus terhadap link
penghubung dengan dorongan dari sleeve yang dihubungkan melalui link.
dengan putaran). Lain halnya dengan mode isochronous, set point putaran
governor ditentukan berdasarkan kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu (real
time). Kemudian melalui internal proses di dalam governor (sesuai dengan kontrol
logic dari manufaktur), governor akan menyesuaikan nilai output daya mekanik
turbin supaya sesuai dengan daya listrik yang dibutuhkan sistem. Pada saat terjadi
perubahan beban, governor akan menentukan setting point yang baru sesuai
dengan aktual beban sehingga dengan pengaturan putaran ini diharapkan frekuensi
listrik generator tetap berada di dalam acceptable range dan generator tidak
mengalami out of synchronization. Untuk penggunaan governor atau aplikasi
governor diantaranya yaitu :
1. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan minyak,
pompa roda gigi, dan accu. Minyak melumasi bagian yang bergerak dan
mendukung beberapa bagian untuk beroperasi. Kerja untuk penyuplaian
minyak ini dilakukan oleh governor.
2. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada
berbagai jenis bukan katup.
3. Compesanting Mechanism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan,
dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
4. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukan katup minyak yang di
supply ke mesin.
5. Diesel Engine
Dengan mesin beroperasi, minyak dari sistem pemberian minyak mesin
disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas.
Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh
klep.
9
3.1. Alat
Peralatan-peralatan yang digunakan selama pratikum adalah :
1. Seperangkat alat governor
Seperangkat alat governor ini digunakan untuk melakukan pratikum
nantinya.
10
11
3. Tachometer
Digunakan untuk mengukur kecepatan putaran poros (n), yang mana
dengan cara mengarahkan sinar dari tachometer ke poros berputar
4. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur pertambahan panjang (tinggi sleeve )
yang terjadi saat putaran.
5. Jangka
Digunakan untuk mengukur pertambahan panjang (tinggi sleeve ) yang
terjadi saat putaran.
12
F Sentrifugal (N) w
14
15
1. Massa 0,07
125 + 150
=
2
0.028 + 0.045
=
2
= 0.0365
=
= 0,07 9,81 / 2
= 0,687
=
0,687
=
0.0365
= 18.81 /
= 0 125
= 0.174 0.028
= 0.146
= 0 150
= 0.174 0.045
= 0.129
1
125 2
125 = ( )
2 125
1
0. 146 2
= ( )
2 0.146 0.290
= 75,42
1
150 2
150 = ( )
2 150
16
0.129 2
= 1 ( )
2 0.129 0.290
= 77,149
125 = 125
= 0.290 (75,42)
= 0,280661
150 = 150
= 0.290 (77,149)
= 0.282736
125 = 125 2
2 2
= 125 ( 60 )
2
2(260 )
= 0,07 0.280661 ( )
60
= 14, 5457
150 = 150 2
2 2
= 150 ( )
60
2
2(366 )
= 0,07 0.282736 ( )
60
= 29,0441
2. Massa 0,13 kg
125 + 150
=
2
0.033 + 0.054
=
2
= 0.0435
=
= 0,13 9,81 / 2
17
= 1,275
=
1,275
=
0.0435
= 29.31 /
= 0 125
= 0.174 0.033
= 0.141
= 0 150
= 0.174 0.054
= 0.120
125 2
125 = 1 ( )
2 125
0. 141 2
= 1 ( )
2 0. 141 0.290
= 75,93
150 2
150 = 1 ( )
2 150
0.12 2
= 1 ( )
2 0.12 0.29
\= 78,059
125 = 125
= 0.29 (75,93)
= 0,2813
150 = 150
= 0.29 (78,059)
= 0,283725
18
125 = 125 2
2 2
= 125 ( 60 )
2
2(366 )
= 0,13 0.2813 ( )
60
= 28,3460
150 = 150 2
2 2
= 150 ( 60 )
2
2(367 )
= 0,13 0.283725 ( )
60
= 54,4239
3. Massa 0,4 kg
125 + 150
=
2
0.053 + 0.085
=
2
= 0.069
=
= 0,4 9,81 / 2
= 3,924
=
3,924
=
0.069
= 56.86 /
= 0 125
= 0.174 0.053
= 0.121
19
= 0 150
= 0.174 0.085
= 0.089
1
125 2
125 = ( )
2 125
1
0.121 2
= ( )
2 0.121 0.290
= 77,958
150 2
150 = 1 ( )
2 150
0.089 2
= 1 ( )
2 0.089 0.290
= 81,173
125 = 125
= 0.290 (77,958)
= 0.283619
150 = 150
= 0.290 (81,17)
= 0.286565
125 = 125 2
2 2
= 125 ( 60 )
2
2(262 )
= 0,4 0.283619 ( )
60
= 85,3126
150 = 150 2
2 2
= 150 ( 60 )
20
2
2(369 )
= 0,4 0.286565 ( )
60
= 170,98
370
Kecepatan Poros (rpm)
350
330
125V
310
150V
290
270
250
28 33 53
Pemendekan Pegas (mm)
Pengujian kali ini dilakukan dalam 2 jenis tegangan yaitu pada 125 V dan
150 V. Dimana pada kedua jenis tegangan ini didapatkan hasil yang berbeda
beda pada setiap massa beban. Di tegangan 125 V, pada beban 0.07 Kg putaran
poros yang dihasilkan sebanyak 260 rad/m dengan pemendekan pegas sebesar 28
mm. Pada beban 0.13 Kg putaran poros yang dihasilkan sebanyak 266 rad/m
dengan pemendekan pegas sebesar 33 mm dan pada beban 0.4 kg dihasilkan
putaran poros sebanyak 260rad/m dengan pemendekan pegas 53 mm.
Dari segi halnya putaran pada poros ini menunjukkan terjadi naik turunnya
angka putaran poros pada massa 0.13 Kg yaitu dari 260 rad/m ke 266 rad/m
hingga ke 260 rad/m kembali. Hal ini bisa jadi diakibatkan karena pada putaran
21
266 rad/m terjadi kesalahan sedikit pada saat mengukur menggunakan tachometer
oleh praktikan.
Lalu dilihat dari grafik yang tidak menunjukkan kenaikan atau penurunan
yang signifikan tetapi cenderung fluktuatif menunjukkan bahwa perubahan massa
tidak terlalu mempengaruhi putaran dari alat. Tegangan yang mempengaruhi
putaran secara signifikan.
Massa dan tegangan mempengaruhi pemendekan pegas secara signifikan
dimana semakin berat beban atau semakin tinggi tegangan menyebabkan
pemendekan semakin besar.
Ketika ditinjau pada sistem pegas,jelas perbedaan yang terjadi antara
beban yang besar dan beban yang kecil. Ada 2 faktor yang mempengaruhi
pemendekan pegas, pertama adalah massa dari flyball dan kedua adalah kecepatan
putar dari poros utama.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum fenomena dasar adalah sebagai
berikut:
1. Semakin besar kecepatan putar poros maka pemendekan sleeve akan
membesar atau pegas semakin memendek.
2. Besar kecil nya gaya sentrifugal dipengaruhi oleh kecepatan putar dari
governor dan juga dipengaruhi oleh beban yang diberikan serta panjang
lengan yang telah ditentukan.
3. Kecepatan putar tidak selalu konstan sehingga diperlukan toleransi saat
mengukur kecepatan putar dari suatu benda
5.2 Saran
Setelah pelaksaan praktikum ini ada beberapa hal yang dapat disarankan agar
dalam pelaksanaan praktikum berikutnya dapat berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil pengujian yang baik juga diantarnya yaitu:
1. Alat uji governor sebaiknya dilakukan perawatan setiap selang waktu
tertentu, sehingga tetap bisa beroperasi dengan baik.
2. Dalam pengukuran tinggi sleeve, sebaiknya hati-hati agar mistar tidak
mengenai flyball yang sedang berputar.
3. Pengamatan tachometer sebaiknya lebih teliti, karena nilainya selalu
berubah-ubah.
22
DAFTAR PUSTAKA
Nazaruddin ST., MT., Muftil Badri ST., MT., Modul Praktikum Fenomena Dasar
Mesin Bidang Konstruksi dan Perancangan, Universitas Riau,Pekanbaru,
2013
Ruben Siregar, Laporan Akhir Praktikum Governor, Universitas Riau,
Pekanbaru, 2013
www.scribd.com/(Diakses tanggal 10 November 2017)