Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

MODUL 1
GOVERNOR

Oleh:

Nama : AprilYando
NIM : 1507114724
Kelompok : A2

LABORATORIUM KONTRUKSI MESIN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Fenomena
Dasar tentang Governor.
Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti praktikum
Fenomena Dasar, adapun laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar, alat dan
bahan, prosedur kerja, pembahasan dan kesimpulan dari praktikum Governor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah
memberikan motivasi sehingga laporan ini terselesaikan sesuai apa yang
diinginkan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin namun penulis juga mempunyai keterbatasan pengetahuan, sehingga
nantinya laporan ini ada kekurangan-kekurangan harap dimaklumi dan penulis
siap menerima saran yang bersifat membangun sehingga laporan ini nantinya bisa
menjadi lebih sempurna.

Pekanbaru, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

DAFTAR NOTASI ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ............................................................................................... 1

1.2 Tujuan Percobaan .......................................................................................... 1

1.3 Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar .................................................................................................... 3

2.2 Prinsip Kerja Governor.................................................................................. 4

2.3 Gaya- gaya Yang Bekerja Pada Governor .................................................... 5

2.4 Jenis-jenis Governor ...................................................................................... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat .............................................................................................................. 10

3.2 Prosedur Pratikum ....................................................................................... 12

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Data Pengujian ............................................................................................ 14

4.2 Pengolahan Data .......................................................................................... 14

4.3 Analisa Data ................................................................................................ 20

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 22

5.2 Saran ............................................................................................................ 22

ii
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Illustrasi alat governor ........................................................................ 3


Gambar 2.2 Gaya Sentifugal ................................................................................... 5
Gambar 2.3 Gaya Sentripetal .................................................................................. 5
Gambar 2.4 Gaya Tangensial .................................................................................. 6
Gambar 2.5 GovernorPorter ................................................................................... 6
Gambar 2.6 Governor Proell .................................................................................. 7
Gambar 3.1 Seperangkat Alat Governor ............................................................... 10
Gambar 3.2 Beban ................................................................................................. 10
Gambar 3.3 Tachometer ........................................................................................ 11
Gambar 3.4 Mistar ................................................................................................ 11
Gambar 3.5 Jangka ................................................................................................ 12
Gambar 3 6 Menghubungkan governor dengan slide regulator. .......................... 12
Gambar 3.7 Mengatur tegangan pada slide regulator........................................... 12
Gambar 3.8 Pengamatan terhadap beban .............................................................. 13
Gambar 4.1 Grafik Kecepatan Poros vs Pemendekan Pegas ................................ 20

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data pengujian pertama ........................................................................ 23


Tabel 4.2 Data pengujian kedua ............................................................................ 23

v
DAFTAR NOTASI

SIMBOL KETERANGAN SATUAN

F Gaya pada batang N

X Perubahan Panjang Pegas mm

K Nilai Kekakuan Pegas N/m2

Kecepatan putaran poros Rad/s

N Putaran poros Rpm

R Jarak Flyball kesumbu poros utama M

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mulanya mesin uap sangat murni bergerak bolak-balik dan telah
digunakan untuk memompa air, variasi pengaplikasiannya di toleransi pada
kecepatan kerja. Sampai seorang engineer dari Skotlandia, James Watt
memperkenalkan mesin uap berotasi untuk menggerakkan mesin di pabrik, dan
pengoperasiannya konstan dengan menggunakan pendulum yang akhirnya disebut
governor. Dimana, governor di buat dari bola baja yang menyentuh lengan
penghubung vertikal. Governor mengontrol gaya dengan adanya berat dari bola
baja.
Governor selalu berperan dan mengendalikan output mesin. Jika terjadi
dalam perubahan yang diinginkan maka governor akan segera bertindak mengatur
suplay untuk mengendalikan output. Jadi governor merupakan suatu alat kontrol
otomatis, governor berperan mengatur kecepatan rata-rata mesin untuk penggerak
mula, apabila terjadi variasi kecepatan akibat fluktuasi beban. Jika beban motor
meningkat, kecepatan motor pun menurun dan wujud governor akan bertambah
dengan perubahan sehingga menggerakkan katup untuk memperbanyak suplai
fluida kerja untuk mengimbangi kenaikan beban motor. Jadi governor secara
otomatis mengendalikan suplai ke motor bila beban berubah dan mempertahankan
kecepatan rata-ratanya, di dalam batas tertentu.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan dari praktikum governor adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik pengatur (governor) dengan membuat grafik
yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi sleeve
untuk berbagai berat flyball.
2. Menentukan daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya tekan pegas
pada flyball.

1
2

4. Menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada konstrusi


governor.

1.3 Manfaat
Manfaat percobaan dari praktikum governor adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui karakteristik governor.
2. Dapat mengetahui daerah stabil dan tidak stabil dari governor.
3. Dapat menentukan gaya sentrifugal.
4. Dapat menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Teori Dasar


Setiap alat yang memiliki kemampuan mengatur elemen mesin pada suatu
keadaan tertentu disebut governor. Terdapat banyak macam governor, namun
umumnya tergantung pada karakteristik gerak rotasi yang diadaptasi dari
pendulum sederhana. Ketika beban dari motor bakar (misalnya diesel) meningkat,
tentunya pasokan bahan bakar ke motor harus ditambah untuk mempertahankan
kecepatan poros engkol (crankshaft).
Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang
terjadi karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan dari
governor ini di teruskan ke suatu sistem lain yang mempengaruhi besarnya
kecepatan putaran dari mesin-mesin penggerak mula.

Gambar 2.1 Ilustrasi alat governor

Governor bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan


oleh putaran flyball. Putaran flyball sebanding dengan putaran poros utama yang
memiliki putaran sudut (). Kecepatan sudut akan bervariasi menurut putaran
poros (n). Besarnya gaya sentrifugal yang di timbulkan oleh flyball adalah.

Fs = mr2 ...................................................................... (1)

3
4

Dimana :
Fs = gaya sentrifugal (N)
m = massa flyball (kg)
r = jarak flyball ke sumbu poros utama (m)
= kecepatan putaran poros utama (rad/s)

Putaran yang diberikan dengan memakai motor penggerak yang mana


kecepatan putaran poros dapat diatur dengan menggunakan slide regulator.
Setelah putaran yang di berikan sesuai dengan yang diharapkan, lengan-lengan
governor akan mengangkat posisi sleeve dari posisi awal sampai maksimum. Jadi
output yang diharapkan dari sistem kerja governor ini adalah berapa ketinggaian
sleeve (h) agar posisi mencapai kondisi stabil.
Penggerak mula sering kali harus beroperasi pada putaran yang relatif
konstan walaupun daya yang harus dihasilkannya bervariasi. Untuk mencapai
kondisi operasi seperti yang diperlukan suatu alat yang disebut pengatur
(governor). Berdasarkan cara kerjanya pengaturan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pengaturan sentrifugal (centrifugal governor)
b. Pengaturan inersia (inersia governor)
Pengaturan sentrifugal bekerja berdasarkan gaya sentrifugal sedangkan
pengatur inersia bekerja berdasarkan momen inersia yang timbul kerena terjadinya
percepatan sudut. Karena lebih rumit maka jenis pengatur inersia tidak banyak
digunakan walaupun reaksinya lebih cepat.

4.1. PrinsipKerjaGovernor
Governor adalah alat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan dari
penggerak mulaatauutama dari kecepatan berlebihan dan menstabilkan kecepatan
putaran mesin yang diinginkan. Governor mengatur kecepatan rata-rata mesin
atau penggerak mula apabila terjadi variasi kecepatan frekuensi beban. Jika beban
motor konstan maka kecepatan motor konstan dari suatu siklus ke siklus lainnya.
Jika beban meningkat, kecepatan motor menurun dan sudut governor akan
bertambah dengan perubahan, sehingga menggerakkan katup terbuka untuk
memperbanyak fluida kerja yang meningkatkan beban.
5

4.1. Gaya- gaya Yang BekerjaPadaGovernor


Gaya-gaya yang bekerja pada governor adalah sebagai berikut:

1. Gaya Sentifugal
Merupakan sebuah gaya yang ditimbulkan akibat adanya gerakan suatu
benda atau partikel sebuah lintasan lengkung sehingga gaya yang
ditimbulkan keluar lingkaran.

F = m. v/R .......................................................... (2)

Gambar 2.2 Gaya Sentifugal

2. Gaya Sentripetal
Yaitu gaya yang diperlukan agar benda dapat tetap bisa bergerak
melingkar. Jika arah gaya sentrifugal mengarah keluar maka arah gaya
sentripental mengarah ke dalan lingkaran.

F=m. w2.R .............................................................. (3)

Gambar 2.3 Gaya Sentripetal


6

3. Gaya Tangensial
Yaitu gaya dalam yang bekerja sejajar dengan bidang penampang potong
atau tegak lurus terhadap sumbu batang.

Ft = T/ dp/2 (Kg) .................................................................... (4)

Gambar 2.4 Gaya Tangensial

4.1. Jenis-jenis Governor


Jenis-jenis alat governor yang umumnya sering digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Governor Porter
Pada governor jenis porter ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik
ke atas dan kedua beban akan meregang dengan dorongan dari sleeve yang
dihubungkan melalui link.

Gambar 2.5 GovernorPorter


7

2. Governor Proell
Pada governor jenis proel ini ketika poros berputar maka sleeve akan naik
ke atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus terhadap link
penghubung dengan dorongan dari sleeve yang dihubungkan melalui link.

Gambar 2.6 Governor Proell

Governor merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada mesin


penggerak mula. Fungsi dari governor adalah mengatur kecepatan putaran poros
keluaran pada penggerak mula yang dipasang alat pengatur ini. Sehingga dapat
diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun beban yang
ditanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.
Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang
terjadi karena adanya perubahan perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan
dari governor ini diteruskan ke suatu sistem lain yang mempengaruhi besarnya
kecepatan putaran dari mesin-mesin penggerak mula. Governor bekerja dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran flyball. Putaran
flyball sebanding dengan putaran poros utama yang memiliki putaran sudut ().
Kecepatan sudut akan bervarisai menurut putaran poros (n).
Ada dua mode operasi governor, yaitu droop dan isochronous. Pada mode
droop, governor sudah memiliki setting point (daya mekanik) yang besarnya
sesuai dengan rating generator atau menurut kebutuhan. Dengan adanya fixed
setting ini, output daya listrik generator nilainya tetap dan adanya perubahan
beban tidak akan mengakibatkan perubahan putaran turbin (daya berbanding lurus
8

dengan putaran). Lain halnya dengan mode isochronous, set point putaran
governor ditentukan berdasarkan kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu (real
time). Kemudian melalui internal proses di dalam governor (sesuai dengan kontrol
logic dari manufaktur), governor akan menyesuaikan nilai output daya mekanik
turbin supaya sesuai dengan daya listrik yang dibutuhkan sistem. Pada saat terjadi
perubahan beban, governor akan menentukan setting point yang baru sesuai
dengan aktual beban sehingga dengan pengaturan putaran ini diharapkan frekuensi
listrik generator tetap berada di dalam acceptable range dan generator tidak
mengalami out of synchronization. Untuk penggunaan governor atau aplikasi
governor diantaranya yaitu :

1. Oil Supply
Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan minyak,
pompa roda gigi, dan accu. Minyak melumasi bagian yang bergerak dan
mendukung beberapa bagian untuk beroperasi. Kerja untuk penyuplaian
minyak ini dilakukan oleh governor.
2. Power Piston
Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada
berbagai jenis bukan katup.
3. Compesanting Mechanism
Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan,
dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep.
4. Fuel Control
Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukan katup minyak yang di
supply ke mesin.
5. Diesel Engine
Dengan mesin beroperasi, minyak dari sistem pemberian minyak mesin
disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas.
Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh
klep.
9

6. Speed Control Coulumn


Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya
perubahan katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap
konstan jika terjadi perubahan beban.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat
Peralatan-peralatan yang digunakan selama pratikum adalah :
1. Seperangkat alat governor
Seperangkat alat governor ini digunakan untuk melakukan pratikum
nantinya.

Gambar 3.1 Seperangkat Alat Governor

2. Beban (3 variasi massa)


Digunakan untuk memberikan beban pada alat uji governor yaitu massa
0,07, 0,13, dan 0,4 kg.

Gambar 3.2 Beban

10
11

3. Tachometer
Digunakan untuk mengukur kecepatan putaran poros (n), yang mana
dengan cara mengarahkan sinar dari tachometer ke poros berputar

Gambar 3.3 Tachometer

4. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur pertambahan panjang (tinggi sleeve )
yang terjadi saat putaran.

Gambar 3.4 Mistar

5. Jangka
Digunakan untuk mengukur pertambahan panjang (tinggi sleeve ) yang
terjadi saat putaran.
12

Gambar 3.5 Jangka

3.2. Prosedur Pratikum


1. Hubungkan rangkaian motor pada alat uji governor dengan slide
regulator.

Gambar 3.6 Menghubungkan governor dengan slide regulator.

2. Atur tegangan masukan ke motor menggunakan slide regulator hingga


motor listrik berputar.

Gambar 3.7 Mengatur tegangan pada slide regulator


13

3. Amati dan ukur kecepatan putaran motor dengan menggunakan Tacho


Meter

Gambar 3.8 Pengamatan terhadap beban


4. Tempatkan sleeve pada skala ukur dan ukur kecepatan putar pada setiap
skala
5. Lanjutkan pengamatan dengan memvariasikan massa flyball tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Data Pengujian


Data pada pengujian governor terdapat pada tabel dibawahini:

Tabel 4.1 Tabel Data 1

Putaran Poros Pemendekan


N Massa Pegas (m) KekakuanPe
(rpm) Pegas (m)
o (Kg) gas (N/m)
X0 X 125V 150V 125V 150V

1 0.07 0.174 0.0365 18.81369863 260 366 0.028 0.045


2 0.13 0.174 0.0435 29.31724138 266 367 0.033 0.054
3 0.4 0.174 0.069 56.86956522 262 369 0.053 0.085

Tabel 4.2 Tabel Data 2

Rata-Rata F Lengan Governor, r


Sudut ()
No Pemendekan Pengujian (m)
(m) (N) 125V 150 V 125V 150V
1 0.0365 0.6867 75.42044 77.14915 0.28066 0.28274
2 0.0435 1.2753 75.93022 78.05945 0.28130 0.28373
3 0.069 3.924 77.95846 81.17318 0.28362 0.28657

F Sentrifugal (N) w

125V 150V 125V 150V


14, 5457 29,0441 27,2133333 38,308
28,3460 54,4229 27,8413333 38,4126667
85,3126 170,98 27,4226667 38,622

14
15

4.2 Pengolahan Data

1. Massa 0,07

125 + 150
=
2
0.028 + 0.045
=
2
= 0.0365
=
= 0,07 9,81 / 2
= 0,687


=

0,687
=
0.0365
= 18.81 /

= 0 125
= 0.174 0.028
= 0.146

= 0 150
= 0.174 0.045
= 0.129

1
125 2
125 = ( )
2 125

1
0. 146 2
= ( )
2 0.146 0.290
= 75,42

1
150 2
150 = ( )
2 150
16

0.129 2
= 1 ( )
2 0.129 0.290
= 77,149

125 = 125
= 0.290 (75,42)
= 0,280661
150 = 150
= 0.290 (77,149)
= 0.282736

125 = 125 2
2 2
= 125 ( 60 )
2
2(260 )
= 0,07 0.280661 ( )
60
= 14, 5457

150 = 150 2
2 2
= 150 ( )
60
2
2(366 )
= 0,07 0.282736 ( )
60
= 29,0441

2. Massa 0,13 kg
125 + 150
=
2
0.033 + 0.054
=
2
= 0.0435

=
= 0,13 9,81 / 2
17

= 1,275


=

1,275
=
0.0435
= 29.31 /

= 0 125
= 0.174 0.033
= 0.141

= 0 150
= 0.174 0.054
= 0.120

125 2
125 = 1 ( )
2 125
0. 141 2
= 1 ( )
2 0. 141 0.290
= 75,93

150 2
150 = 1 ( )
2 150
0.12 2
= 1 ( )
2 0.12 0.29
\= 78,059

125 = 125
= 0.29 (75,93)
= 0,2813
150 = 150
= 0.29 (78,059)
= 0,283725
18

125 = 125 2
2 2
= 125 ( 60 )
2
2(366 )
= 0,13 0.2813 ( )
60
= 28,3460

150 = 150 2
2 2
= 150 ( 60 )
2
2(367 )
= 0,13 0.283725 ( )
60
= 54,4239

3. Massa 0,4 kg
125 + 150
=
2
0.053 + 0.085
=
2
= 0.069

=
= 0,4 9,81 / 2
= 3,924


=

3,924
=
0.069
= 56.86 /
= 0 125
= 0.174 0.053
= 0.121
19

= 0 150
= 0.174 0.085
= 0.089

1
125 2
125 = ( )
2 125

1
0.121 2
= ( )
2 0.121 0.290
= 77,958

150 2
150 = 1 ( )
2 150
0.089 2
= 1 ( )
2 0.089 0.290
= 81,173

125 = 125
= 0.290 (77,958)
= 0.283619

150 = 150
= 0.290 (81,17)
= 0.286565

125 = 125 2
2 2
= 125 ( 60 )
2
2(262 )
= 0,4 0.283619 ( )
60
= 85,3126

150 = 150 2
2 2
= 150 ( 60 )
20

2
2(369 )
= 0,4 0.286565 ( )
60
= 170,98

4.3 Analisa Data

Grafik Kecepatan Poros vs Pemendekan


Pegas
390

370
Kecepatan Poros (rpm)

350

330
125V
310
150V
290

270

250
28 33 53
Pemendekan Pegas (mm)

Gambar 4.1 Grafik Kecepatan Poros vs Pemendekan Pegas

Pengujian kali ini dilakukan dalam 2 jenis tegangan yaitu pada 125 V dan
150 V. Dimana pada kedua jenis tegangan ini didapatkan hasil yang berbeda
beda pada setiap massa beban. Di tegangan 125 V, pada beban 0.07 Kg putaran
poros yang dihasilkan sebanyak 260 rad/m dengan pemendekan pegas sebesar 28
mm. Pada beban 0.13 Kg putaran poros yang dihasilkan sebanyak 266 rad/m
dengan pemendekan pegas sebesar 33 mm dan pada beban 0.4 kg dihasilkan
putaran poros sebanyak 260rad/m dengan pemendekan pegas 53 mm.
Dari segi halnya putaran pada poros ini menunjukkan terjadi naik turunnya
angka putaran poros pada massa 0.13 Kg yaitu dari 260 rad/m ke 266 rad/m
hingga ke 260 rad/m kembali. Hal ini bisa jadi diakibatkan karena pada putaran
21

266 rad/m terjadi kesalahan sedikit pada saat mengukur menggunakan tachometer
oleh praktikan.
Lalu dilihat dari grafik yang tidak menunjukkan kenaikan atau penurunan
yang signifikan tetapi cenderung fluktuatif menunjukkan bahwa perubahan massa
tidak terlalu mempengaruhi putaran dari alat. Tegangan yang mempengaruhi
putaran secara signifikan.
Massa dan tegangan mempengaruhi pemendekan pegas secara signifikan
dimana semakin berat beban atau semakin tinggi tegangan menyebabkan
pemendekan semakin besar.
Ketika ditinjau pada sistem pegas,jelas perbedaan yang terjadi antara
beban yang besar dan beban yang kecil. Ada 2 faktor yang mempengaruhi
pemendekan pegas, pertama adalah massa dari flyball dan kedua adalah kecepatan
putar dari poros utama.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum fenomena dasar adalah sebagai
berikut:
1. Semakin besar kecepatan putar poros maka pemendekan sleeve akan
membesar atau pegas semakin memendek.
2. Besar kecil nya gaya sentrifugal dipengaruhi oleh kecepatan putar dari
governor dan juga dipengaruhi oleh beban yang diberikan serta panjang
lengan yang telah ditentukan.
3. Kecepatan putar tidak selalu konstan sehingga diperlukan toleransi saat
mengukur kecepatan putar dari suatu benda

5.2 Saran
Setelah pelaksaan praktikum ini ada beberapa hal yang dapat disarankan agar
dalam pelaksanaan praktikum berikutnya dapat berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil pengujian yang baik juga diantarnya yaitu:
1. Alat uji governor sebaiknya dilakukan perawatan setiap selang waktu
tertentu, sehingga tetap bisa beroperasi dengan baik.
2. Dalam pengukuran tinggi sleeve, sebaiknya hati-hati agar mistar tidak
mengenai flyball yang sedang berputar.
3. Pengamatan tachometer sebaiknya lebih teliti, karena nilainya selalu
berubah-ubah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nazaruddin ST., MT., Muftil Badri ST., MT., Modul Praktikum Fenomena Dasar
Mesin Bidang Konstruksi dan Perancangan, Universitas Riau,Pekanbaru,
2013
Ruben Siregar, Laporan Akhir Praktikum Governor, Universitas Riau,
Pekanbaru, 2013
www.scribd.com/(Diakses tanggal 10 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai