Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran Tekanan Darah dua kali atau lebih
dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada:
Mata
Dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya Retinopati
Hipertensif.
Leher
Untuk mencari bising Karotid, pembesaran vena, atau kelenjar Tiroid.
Jantung
Dapat juga dicari tanda-tanda gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran
ukuran, bising, derap, dan bunyi jantung ketiga dan keempat.
Paru-paru
Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme.
Abdomen
Dilakukan untuk mencari adanya massa, pembesaran ginjal, dan pulsasi aorta yang
abnormal.
Ekstremitas
Dapat ditemukan pulsasi ateri perifer yang menghilang, edema, dan bising.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinindarah.
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi atau dapat dianggap hipertensi adrenal (sekunder).
Glukosa darah.
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
Kolesterol HDL dankolesterol total serum
Membantu memperkirakan resiko kardiovaskular di masa depan.
EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
9. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Hipertensi tersiri dari Non-Farmakologi dan Farmakologi. Terapi Non-
Farmakologi harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan
menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor serta penyakit penyerta
lainnya.
Terapi Non-Farmakologi terdiri dari:
Menghentikan Merokok
Menurunkan Berat Badan Berlebih
Menurunkan Konsumsi Alkoohol yang Berlebih
Latihan Fisik
Menurunkan Asupan Garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagoinist (Aldo Ant)
Beta Blocker (BB)
Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist/blocker (ARB)
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat di toleransi pasien adalah: