Anda di halaman 1dari 9

1.

1 MATERI

1. Apakah tanda dan gejala yang kemungkinan perawat temukan saat mengkaji pasien
(A,B,C,D) diatas. Jelaskan !
a. Pada kasus diatas pasien A didiagnosa mengalami gangguan keseimbangan asam
basa. Dengan gangguan keseimbangan asam basa jenis Asidosis Respiratorik. Asidosis
respiratorik merupakan keasamaan darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat. Asidosis respiratorik sendiri disebabkan oleh paru paru yang tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida dengan normal.
Pada saat perawat mengkaji pasien A, perawat menemukan tanda tanda dan
gejalanya yaitu pasien mengalami nafas dangkal, gangguan pernafasan yang menyebabkan
hipoventilasi, adanya tanda tanda defresi susunan saraf otak, gangguan kesadaran
disorientasi, PH plasma <7,33 , PH urine <6 , dan PCO2 tinggi (7,45 mmHg).

b. Pada kasus diatas pasien B didiagnosa mengalami gangguan pemenuhan cairan. Dengen
gangguan pemenuhan cairan jenis gastroenteritis akut. Gastroenteritis merupakan peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus. Gastroenteritis disebabkan oleh virus dan bakteri.
pada saat perawat mengkaji pasien B, perawat menemukan tanda tanda dan gelajanya yaitu
pasien mengalami diare, muntah muntah, demam, kehilangan berat badan, tidak nafsu makan, badan
terasa lemas dan fantanel cekung.

c. pada kasus diatas pasien C didiagnosa mengalami gangguan pemenuhan nutrisi karena
kurangnya energi dan protein. Kurang energi dan protein (KEP) adalah dimana seseorang kekurangan
gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari hari atau
gangguan penyakit tertentu.
pada saat perawat mengkaji pasien C , perawat menemukan tanda tanda dan gejalanya yaitu
pasien mengalami pusing dan penurunan berat badan.

d. Pada kasus diatas pasien D didiagnosa mengalami diabetes melitus tipe 2. Dimana diabetes
melitus secara umum merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati. Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena kombinasi dari kecacatan dalam
produksi insulin dan resistensi terhadap insulin atau berkurangnta sensivitas terhadap insuli.
pada saat perawat mengkaji pasien D, perawat menemukan tanda tanda dan gejalanya yaitu
pasien mengalami haus yang berlebihan, buang air kecil dengan frekuensi yang sangat banyak, merasa
lapar yang berlebihan, terganggunya penglihatan, pusing, mual dan daya tahan tubuh tiba tiba
melemah saat beraktivitas.

2. Apakah jenis pemeriksaan yang kemungkinan diberikan pada kasus pasien (A,B,C,D)
diatas. Jelaskan !
- Kasus pasien A
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari
penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan
dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Pemeriksaan penunjang:

a. Pemeriksaan tinjau;
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup;

c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal; dan

d. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau


parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

- Kasus pasien B
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

PemeriksaanTinja
Makroskopisdanmikroskopis.
pHdankadarguladalamtinjadengankertaslakmusdan tablet dinistest,
biladidugaterdapatintoleransigula.
Biladiperlukan, lakukanpemeriksaanbiakandanujiresistensi.
PemeriksaanDarah
pHdarahdancadangandikalidanelektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, danFosfor )
dalam serum untukmenentukankeseimbanganasamabasa.
Kadar ureumdankreatminuntukmengetahuifaalginjal.
Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
Untukmengatahuijasadrenikatauparasitsecarakualitatifdankuantitatif,
terutamadilakukanpadapenderitadiarekronik.
1. Pemeriksaan Fisik

Pada pasien yang menderita gastroenteritis ada dua data yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Data Subjektif

1) Nyeri atau kram pada bagain abdomen, serangan dan lamanya lokasi dan
penyebarannya, karakter dan beratnya, faktor penghilang dan pemberatnya;

2) Sering defekasi (BAB) : warna hijau atau kehijauan, mungkin mengandung darah;
dan

3) Penurunan nafsu makan: anoreksia.

b. Data Objektif

1) Penurunan berat badan atau kegagalan untuk meningkatkan berat badan;

2) Hiperaktif atau bising usus;

3) Demam;

4) Peka rangsang;

5) Dehidrasi mata dengan ciri : cekung, turgor kulit buruk, tidak ada air mata saat
menangis; dan

6) Ketidakseimbangan elektrolit.

2. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan Darah Lengkap

Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau
Complete Blood Count (CBC). Tes ini, yang juga sering disebut sebagai hematologi,
yaitu pemeriksaan terhadap jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit (platelet). Sel darah putih (leukosit) berfungsi untuk
membantu melawan infeksi dalam tubuh. Hitung Sel Darah Putih (White Blood Cell
count/WBC) adalah menghitung jumlah total leukosit. Jika nilai hitung leukosit tinggi
dapat diartikan tubuh kita sedang melawan infeksi. Namun, jika nilai hitung leukosit
rendah (leukopenia atau sitopenia) berarti terdapat masalah dengan sumsum tulang,
maka tubuh kurang mampu melawan infeksi.

Hitung Jenis (differential), yaitu pemeriksaan darah dengan menghitung lima


jenis sel darah putih, yang terdiri atas: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil.
Neutrofil berfungsi melawan infeksi bakteri. Biasa jumlahnya adalah 55-70% dari
leukosit. Jika neutrofil rendah (disebut neutropenia), memungkinkan tubuh lebih mudah
terkena infeksi bakteri. Limfosit ada dua jenis sel limfosit : sel-T yang menyerang dan
membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh; dan sel-B
yang membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman. Jumlah limfosit
umumnya 20-40% dari leukosit. Monosit atau makrofag mencakup 2- 8% dari leukosit.
Sel ini melawan infeksi dengan memakan kuman dan memberi tahu sistem kekebalan
tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan. Jumlah monosit yang tinggi umumnya
menunjukkan adanya infeksi bakteri. Eosinofil biasanya 1-3% dari leukosit. Sel ini
terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Jumlah yang tinggi, terutama
jika diare, flatulen atau perut kembung, mungkin menandai keberadaan parasit. (10)

b. Pemerikasaan Feses

Pemeriksaan feses dilakukan secara makroskopis maupun mikroskopis.


Analisa terhadap warna, konsistensi, dan darah secara makroskopis. Sedangkan
secara mikroskopis meliputi: keberadan amuba, lemak, leukosit, eritrosit, jamur, telur
cacing dan parasit lain. Diagnosis yang pasti dari penyebab infeksi adalah dengan
pemeriksaan mikroskopik dari sampel feses. Sampel feses yang masih cair
dikumpulkan dalam jumlah besar dari 10 orang sakit selama 48 jam pertama mereka
sakit, kemudian patologi virus dideteksi. Kajian feses juga dilakukan ketika pasien
mengalami diare berdarah atau jika penyebabnya yang tidak biasa, seperti Escherichia
coli atau Cryptosporidium.

Kasus pasien C
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :

1. Kadar total limfosit


2. Albumin serum
3. Zatbesi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasilpemeriksaanlaboratorium yang menunjukkanresiko status
nutrisiburukmeliputipenurunan hemoglobin danhematokrit, penurunannilailimfosit,
penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, danpeningkatan/ penurunankadarkolesterol.
Kasus pasien D
Jenispemeriksaanlaboratorium yang berkaitandenganDM :

1. Glukosaurin;

2. Kadar guladarah;

3. Test ToleransiGlukosa Oral (TTGO); dan

4. Hemoglobin glikasi (HbA1c).

3. Bagaimana penilaian status gizi yang bisa diberikan pada kasus pasien C diatas.
Jelaskan !
penilaian status gizi yang bisa diberikan pada pasien C terbagi menjadi 2, yaitu :
A. Penilaian status gizi yang diberikan secara langsung
Pada penilaian status gizi yang diberikan secara langsung dibagi menjadi 4 penilaian,
yaitu :
1. Antropometri
Pada penilaian ini pasien C dapat dilakukan dengan pengukuran parameter.
Parameter sendiri merupakan ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain umur, berat
badan , tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak
dibawah kulit. Dengan penilaian ini pasien C akan terlihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energinya. Karena ketidakseimbangan ini dapat telihat dari pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis
Pada penilaian ini pasien C akan dilihat status gizinya dengan berdasarkan perubahan
perubahan yang terjadi, hal ini dapat terlihat dari jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penilaian ini digunakan untuk mendeteksi tanda tanda klinis secara umum dari kekurangan
satu atau lebih zat gizi si pasien C. Selain itu digunakan juga untuk mengetahui tingkat status
gizi pasien C dengan dilakukannya pemeriksaan fisik, tanda, dan gejalanya.
3. Biokimia
Pada penilaian ini dilakukan pemeriksaan yang akan diuji dilaboraturium. Hal yang
akanb digunakan pada penilaian ini untuk pemeriksaan pada pasien C yaitu, darah, urin, tinja
,dan juga beberapa jaringan tubuh seperti otot dan hati. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi atau sebaliknya.
Jika banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong
untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik dan sebaliknya.
4. Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat
digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes).
Cara yang digunakan adalah adaptasi gelap.

B. Penilai status gizi secara tidak langsung


Penilaian status gizi yang diberikan secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga, antara
lain:
1. Survei Konsumsi Makanan
Penilaian ini menggunakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi makanan yang pasien C konsumsi. Agar dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi pasien C.
2. Statistik Vital
Penilaian ini menggunakan metode dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan
yang berhubungan dengan gizi untuk mempertimbangkan indikator tidak langsung pengukuran status
gizi pasien C.
3. Faktor Ekologi
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui penyebab malnutrisi pada pasien C sebagai dasar
untuk melakukan intervensi gizi.

4. Identifikasi zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikan pula contoh
makanan yang mengandung zat gizi makro maupun mikro diatas ?
Zat gizi terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Zat gizi makro
Zat gizi makro merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak. Zat gizi ini
digunakan untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, sebagai sumber tenaga agar bisa
beraktivitas, dan sebagai zat pengatur sistem di dalam tubuh. Jenis zat gizi makro dan contoh
makanannya yang mengandung zat gizi makro sebagai berikut :
a. Karbohidrat
karbohidrat menghasilkan energi bagi tubuh (sumber 50-70% dari total energi yang
dibutuhkan). Contohnya makanan yang mengandung zat makro terdapat pada makanan pokok seperti
singkong, beras, jagung, kentang dan lain lain.

b. Protein
Protein berguna untuk membangun dan memlihara jaringan tubuh, yang berperan sebagai
pembentukan antibodi atau zat kekebalan tubuh . Selain itu protein juga dapat membantu
keseimbangan kadar air dalam tubuh. Berdasarkan sumbernya protein dikelompokkan ke dalam protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani contohnya ada pada daging dagingan seperti ikan segar,
keju, susu, telur, daging ayam, daging sapi dan lain lain. Sedangkan protein nabati contohnya ada pada
kacang kacangan seperti kedelai, kacang hijau, tempe , tahu dan lain lain.

c. Lemak
Lemak merupakan penghasil energi tubuh, melindungi organ penting seperti jantung, ginjal.
Lemak juga memelihara suhu tubuh dan sumber asam lemak penting (omega 3, omega 6, DHA) yang
membantu proses pembentukan sel saraf balita maupun janin di masa kehamilan. Contohnya terdapat
di minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan
sebagainya), mentega, margarin, daging ayam dan daging sapi.

2. Zak gizi Mikro


Zat gizi mikro merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun cuma
sedikit, zat gizi mikro sangat penting untuk membantu mengatur berbagai fungsi tubuh. Zat gizi mikro
terdiri dari vitamin dan mineral:
a. Beberapa contoh Vitamin
1. Vitamin A
Vitamin A termasuk vitamin larut dalam lemak. Vitamin A penting untuk pertumbuhan,
terutama kesehatan kulit, mata, dan menjaga daya tahan tubuh. Sumber makanan vitamin A yaitu hati,
kuning telur, sayuran berwarna hijau tua seperti daun singkong, serta sayuran dan buah-buahan yang
berwarna kuning-jingga.
2. Vitamin B
Vitamin B termasuk vitamin larut air. Ada banyak jenis vitamin B yaitu, vitamin B1, B2, B3, B6,
dan B12. Kumpulan vitamin B disebut dengan vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks penting untuk
mencegah penyakit beri-beri, memproduksi sel-sel darah merah, serta dapat membantu mengubah
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi energi. Makanan sumber vitamin B yaitu susu, telur, ikan, keju,
daging, kecambah, gandum, serealia, kacang-kacangan, kentang, pisang, sayuran berwarna hijau, dan
sebagainya.
3. Vitamin C
Vitamin C termasuk vitamin larut air yang berfungsi membantu penyerapan kalsium,
mencegah infeksi, membantu penyembuhan penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah
kanker serta penyakit jantung. Makanan sumber vitamin C antara lain terdapat pada sayur dan buah
terutama yang berasa asam seperti jeruk, nenas, rambutan, dan sebagainya.
4. Vitamin D
Vitamin D merupakan jenis vitamin yang larut dalam lemak yang membantu penyerapan
kalsium, penting untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat. Makanan sumber vitamin D
yaitu kuning telur, hati, mentega, susu, keju, ikan, dan minyak hati-ikan.
B. Beberapa contoh Mineral
1. Kalsium
kelompok mineral makro yang berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi serta mengatur
proses pembekuan darah. Sumbernya terdapat dalam susu dan hasil olahan susu seperti keju, ikan jika
dimakan dengan tulang termasuk ikan kering.
2. Zat besi
termasuk mineral mikro yang dibutuhkan kurang dari 100mg per hari. Berperan dalam
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, membentuk sel darah merah, dan untuk sistem kekebalan
tubuh. Sumber makanannya seperti daging, ayam, dan ikan. Selain itu juga terdapat dalam telur,
serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah seperti alpukat dan
stroberi.
3. Iodium
Jenis mineral mikro yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Iodium
juga penting dalam perkembangan otak. Makanan sumber iodium yaitu ikan, udang, kerang, dan
ganggan laut.

5. Jelaskan tentang angka kecukupan gizi yang anda ketahui !


Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan suatu nilai yang digunakan untuk menentukan jumlah
zat yang baik dikonsumsi oleh tubuh dan zat apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Angka
kebutuhan gizi sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup, dalam hal itu dibutuhkan suatu
ilmu yang telah digunakan untuk mengetahui dengan jelas bagaimana tatacara perhitungan
gizi tersebut. Di Indonesia sendiri sudah ditetapkan beberapa ketentuan gizi yang harus
didapatkan tiap-tiap individu, diantaranya meliputi :

1. Energi
2. Protein
3. Vitamin A, D, E, K, C
4. Tiamin
5. Riboflavin
6. Niacin
7. Pridoksin
8. Vitamin B12
9. Asam folat
10. Kalsium
11. Fosfor dst

6. Jelaskan tentang kebutuhan gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) pada
usia anak dan dewasa !
a). Kebutuhan gizi pada anak

7. Bagaimana terapi diet yang tepat pada kasus pasien D diatas. Jelaskan !
8. Sebutkan dan jelaskan contoh kasus/diagnosis medis lainnya u/masalah keseimbangan
asam basa, masalah cairan dan masalah nutrisi yang anda ketahui !
9. Uraikan dan jelaskan beberapa pokok bahasan dibawah ini :
a. Keseimbangan asam basa
b. Cairan tubuh
c. Metabolisme karbohidrat, lemak, protein, purin dan pirimidin

Anda mungkin juga menyukai