Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Terkait dengan alokasi ruang, geografi pertanian sudah lama dikenal oleh masyarakat.
Berikut adalah definisi terkait dengan geografi pertanian:
1. 'Geografi' berasal dari kata Yunani 'Geographia' yang berarti bumi dan 'Graphia'
makna untuk menjelaskan. Sedangkan "pertanian" berasal dari istilah Latin
'Agercultura' yang berarti ladang dan 'culture' makna budaya atau memupuk.
2. Geografi pertanian adalah cabang geografi yang berhubungan dengan bidang
budidaya tanah dan pengaruh budidaya seperti pada lanskap fisik.
3. Geografi pertanian merupakan studi pola spasial dalam kegiatan pertanian,
termasuk variasi dalam kegiatan pertanian dalam biomes utama, penetapan batas
wilayah pertanian, studi pertanian sebagai suatu sistem, dan klasifikasi sistem
pertanian.
4. Geografi Pertanian mempelajari mengenai konsep dan lingkungan geografi
pertanian, klasifikasi sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik
sistem pertanian, studi perkembangan pertanian, pembangunan pertanian, dan
penelitian sistem pertanian.
1
5. Geografi pertanian merupakan kegiatan yang mengkaji pertanian di berbagai
belahan bumi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam dan juga mengkaji pola-
pola dari kegiatan pertanian yang bervariasi dari tempat-tempat, meliputi segala
kegiatan pertanian pada ruang dan waktu pertanian.
6. Terdapat beberapa definisi lain:
a. Ahli geografi tidak memandang Geografi Pertanian sebagai satu bagian besar
dalam geografi, tetapi mereka mengkelaskan Geografi Pertanian adalah sebagai
bagian daripada Geografi Ekonomi. Kebanyakan ahli geografi menerima
Geografi Pertanian sebagai sebahagian daripada Geografi Manusia.
b. Geografi Pertanian adalah lebih sesuai dipanggil dengan geografi pembiak-baik
manusia terhadap tanah (man's husbandary of lands), yaitu aktivitas
memanfaatkan tanaman dan ternakan untuk kegunaan sendiri atau untuk faedah
ekonomi. Pertanian menggunakan sepertiga dari permukaan bumi dan terdapat
sekitar 45% dari seluruh jumlah penduduk dunia yang bekerja dan terlibat
dengan aktivitas pertanian. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan geografi
pertanian sejalan dengan perkembangan pertanian.
Pertanian pada masa ini masih bersifat primitif, masyarakat yang hidup dalam
kelompok kecil ini masih nomaden atau hidup ber pindah pindah. Teknologi berburu
dan kehidupan domestik yang digunakan juga masih sederhana yang umumnya
berasal dari tulang dan batu. Bahan bahan metal sudah mulai digunakan pada masa
ini seperti timah, besi, tembaga emas baik itu untuk palu, kampak maupun peralatan
dapur lainnya.
Masa ini disebut sebagai Revolusi Pertanian Pertama atau Neolithic Revolution.
Peristiwa ini terjadilebih dari 12.000 tahun lalu, dimana manusia mulai mengenal
domestikasi pertanian yang berkaitan dengan bercocok tanam, membiakkan tumbuhan
melalui proses pemilihan, dan memelihara hewan yang dulunya liar untuk keperluan
kebutuhan pangan kelompok. Manusia mulai membentuk komunitas/kelompok-
kelompok pertanian yang lebih besar dan mulai tinggal menetap serta semakin
meningkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan produk pangan menuju
2
terbentuknya peradaban baru. Proses pertanian yang mereka laksanakan berbentuk
vegetative dan seed planting atau menanam secara vegetatif dan dengan biji. Dari sini
lah dimulai perpindahan tanaman dan hewan ke seluruh dunia.
Pertumbuhan industri ekonomi dan berkurangnya model pedesaan abad ke-16 dan ke-
17 mendorong terjadinya urbanisasi petani menuju perkotaan, seperti yang terjadi di
Inggris dan Eropa barat untuk mencari pekerjaan lain di luar pertanian. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya lompatan besar kebutuhan pangan dari pedesaan ke
perkotaan yang berdampak pada inovasi di bidang pertanian. Transportasi, irigasi,
pemupukan dan lainnya merupakan teknologi yang mulai dikenal masyarakat tani di
pedesaan sebagai usaha untuk meningkatkan kebutuhan pangan di perkotaan.
Pertanian yang awalnya hanya dilaksanakan untuk keperluan domestik saja mulai
menjadi bisnis yang menjanjikan terkait dengan peningkatan kebutuhan pangan di
perkotaan. Masa ini disebut sebagai Revolusi Pertanian Kedua.
3
produk, banyak ditemukannya varietas baru, teknik menurunkan kegagalan panen,
mengatasi permasalahan kerawanan pangan berikut dampak dari teknologi ini.
Masa ini disebut sebagai Revolusi Pertanian Ketiga, atau sering disebut sebagai Green
Revolution atau Revolusi Hijau. Istilah Green Revolution pertama kali digunakan pada
tahun 1968 oleh salah seorang direktur USAID William Gaud, yang berkaitan dengan
teknologi baru di dunia pertanian. Mekanisasi pertanian, pemanfaatan pupuk,
pestisida, fungisida berbasis kimia semakin banyak digunakan pada masa ini untuk
meningkatkan produksi pertanian.
Sejalan dengan menurunnya kualitas lingkungan sebagai dampak dari revolusi hijau,
manusia mulai memikirkan pola pertanian yang lebih berwawasan lingkungan sehingga
dapat mencapai pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture development).
Masa pertanian yang terjadi di abad modern ini disebut sebagai Evergreen Revolution
yang sudah meluas dilaksanakan oleh negera negara maju, dimana penggunaan
bahan kimia sudah mulai dikurangi dan metodenya lebih kembali ke alam. Beberapa
negara yang telah menerapkan sistem ini sebagai contoh adalah Jepang, Taiwan, dan
Belanda.
Ciri-ciri dari pertanian berkelanjutan ini menurut Sutanto (2002) antara lain:
1. Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin keamanan pangan di
dalam negeri;
2. Mampu menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas gizi yang tinggi serta
menekan atau meminimalkan kandungan bahan-bahan pencemar kimia maupun
bekteri yang membahayakan;
3. Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak meningkatkan erosi, dan
menekan ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan;
4. Mampu mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan dengan
meningkatkan kesempatan kerja, menyediakan penghidupan yang layakdan mantap
bagi para petani;
5. Tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang bekerja atau hidup di
lingkungan pertanian, dan bagi yang mengkonsumsi hasil-hasil pertanian;
6. Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian dan
pedesaan serta melestarikan sumber daya alam dan keragaman hayati.
Prinsip dasar dari revolusi pertanian ini adalah terjadinya keeratan sistem dan
keragaan sistem, dimana:
1. Produktif, dikontrol oleh keragaman system.
2. Memadukan tanaman pohon pangan pakan ternak tanaman spesifik yang
lain.
3. Bahan tercukupi secara swadaya dan memanfaatkan daur energi.
4. Mempertahankan kesuburan tanah melalui prinsip daur-ulang.
5. Menerapkan teknologi masukan rendah (LEISA).
6. Produksi tinggi.
7. Stabilitas pertanaman tinggi.
8. Pengolahan tanah secara mekanik dilakukan pada arang sedang.
4
9. Erosi dikontrol secara biologi.
10. Petak usaha tani dipisahkan menggunakan pagar hidup.
11. Menggunakan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit.
12. Pertanaman campuran.
13. Tanaman toleran terhadap gulma.
Pertanian di dunia sangatlah beragam. Oleh karena itu, secara garis besar pertanian
dapat diklasifikasikan dalam:
1. Pertanian Subsisten
a. Ladang Berpindah
b. Subsisten Intensif
c. Penggembalaan Nomaden
d. Kebun
2. Pertanian Komersial
a. Pertanian Komersil Skala Besar atau Large Commercial Farming
b. Peternakan Besar dan Penggembalaan
c. Hortikultura
d. Produk Susu atau Dairy Product
e. Perkebunan
f. Tanaman Pangan Campuran
g. Medditeranean
Sistem pertanian ini banyak dijumpai di Amerika selatan dan tengah, Afrika, Asia
selatan dan Asia tenggara. Petani umumnya tidak mempunyai lahan, melainkan hanya
memanfaatkan lahan kosong atau hutan yang ada di sekitar kediaman mereka. Sistem
pertanian ini bisanya dilakukan dalam pola ladang berpindah (shifting cultivation)
maupun peternakan keluarga (pastoralism).
Slash and burn atau tebang dan bakar merupa metode yang mereka gunakan untuk
membuka lahan pertanian. Pohon atau semak yang telah ditebang/dibabat setelah
kering kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan ditunggu
sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 hingga 4 kali, lahan kemudian ditinggalkan
karena sudah tidak subur lagi. Kejadian ini berlangsung terus menerus, setelah jangka
waktu 10 hingga 20 tahun, para petani ladang kembali lagi ke ladang yang pertama kali
mereka buka, yang secara alami sudah berasimilasi dan kembali pada kesuburan
semula.
Pada era modern, beberapa negara mempraktekan sistem pertanian subsisten intensif,
yang sudah menuju pada komersialisasi. Praktek pertanian seperti ini bertujuan untuk
meningkatkan produk pertanian dan umumnya tidak menggunakan mesin, melainkan
5
bekerja dengan tangan dan hewan. Pertanian ini umumnya bersifat padat karya yang
masih menggunakan tenaga kerja yang banyak. Sistem padi sawah yang banyak
dipraktekan di Negara-negara Asia merupakan salah salah satu contoh pertanian
subsisten intensif ini.
Kebun merupakan bagian dari pertanian subsisten yang umumnya dipraktekkan pada
pekarangan kelompok masyarakat. Dalam hal ini mereka menanam tanaman pertanian
holtikultura seperti sayur-sayuran, buah-buahan, maupun tanaman untuk keperluan
bumbu dan obat-obatan. Pada abad modern praktek pertanian ini dilaksanakan secara
intensif untuk tujuan komersial yang umumnya menggunakan lahan pekarangan yang
terbatas.
Sejalan dengan bertambahnya populasi dunia dan berkembangnya kota dan desa,
komersialisasi pertanian mulai dijalankan untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Komersialisasi pertanian lebih berorientasi pasar, umumnya sudah mengandalkan
mekanisasi atau mesin mesin modern sebagai penganti hewan dan tenaga kerja
manusia. Yang termasuk dalam pertanian ini antara lain:
a. Large Commercial Farming
Grain atau biji dari berbagai spesies rumput-rumputan seperti gandum, jagung, oats,
barley, millet, dan lain-lain, merupakan produk utama yang dihasilkan dari pertanian
ini yang umumnya digunakan untuk membuat roti, sereal, dan snack, atau makanan
ringan. Tanaman pangan ini didproduksi secara besar-besaran untuk kepentingan
pasar global dan perdagangan internasional. AS dan Kanada merupakan dua
negara utama pengekspor gandum yang menguasai setengah dari ekspor gandum
dunia, sehingga disebut sebagai the worlds breadbasket. Kemampuan
menyediakan pangan untuk dunia merupakan sumber kekuatan ekonomi dan politik
AS dan Kanada.
b. Peternakan Besar dan Penggembalaan
Peternakan besar dan penggembalaan merupakan praktek pertanian komersial
lainnya yang juga dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Peternakan sistem gembala (livestock ranching) merupakan praktek pertanian
komersial yang memerlukan ranch atau areal yang luas dan biasanya dilaksanakan
di daerah semiarid atau arid (dry). Peternakan ini menghasilkan hewan produk
protein hewani untuk kebutuhan ekspor. Selain itu dairy farming merupakan
pertanian komersil yang sangat penting, yang umumnya berlokasi dekat dengan
daerah perkotaan. Susu dan olahannya merupakan produk yang dihasilkan dari
praktek pertanian ini.
6
c. Pertanian Hortikultura
Pertanian holtikultura dalam skala besar untuk keperluan pasar dunia di sisi sayur-
mayur dan buah-buahan juga dilaksanakan secara besar besaran. Praktek
pertanian ini selain dapat dilaksanakan secara ekstensif pada lahan yang luas, juga
dilaksanakan secera intensif pada lahan yang terbatas dengan teknologi tinggi
untuk peningkatan hasil.
d. Perkebunan
Perkebunan merupakan praktek pertanian komersial yang menghasilkan komoditas
pertanian tertentu seperti kopi, tebu, tembakau, gula, kapas, dan lain lain. Biasanya
dioperasikan oleh perusahaan perkebunan pada lahan yang luas. Di Eropa, kita
mengenal Perkebunan Mediterranean. Perkebunan ini terletak pada wilayah
Mediterania yang umumnya berbatasan dengan laut dan beriklim hangat. Karena
kondisi fisiknya tersebut, produk utama yang diandalkan untuk kebutuhan pasar
dunia adalah buah zaitun (olive), anggur, buah-buahan, dan sayur-mayur. Kebun
buah komersil juga merupakan praktek pertanian sistem perkebunan yang
dijalankan pada lahan luas dengan mekanisasi dan pengolahan modern. Tipe
pertanian ini memiliki musim tanam yang panjang dan biasa disebut sebagai Truck
Farming. Di Asia, Thailand dan China merupakan dua negara pengekspor buah-
buahan dan produk olahannya ke berbagai penjuru dunia.
e. Tanaman Pangan Campuran
Tanaman pangan campuran merupakan praktek pertanian yang mengabungkan
tanaman pangan dan peternakan. Tanaman pangan, seperti jagung atau kedele,
digunakan sebagai pakan ternak, praktek pertanian komersial seperti ini antara lain
dapat dijumpai di AS.
7
pengairan yang sinambung dan drainase yang lambat. Sawah merupakan potensi
besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija; di beberapa daerah
tanaman tebu dan tembakau sangat bergantung padanya.
Macam-macam sawah di Indonesia:
Sawah Irigasi, adalah sawah dengan pengairan yang teratur
Sawah Lebak, adalah sawah yang terletak pada dataran banjir
Sawah Tadah hujan, adalah sawah yang pengairannya dari air hujan
Sawah Pasang Surut, adalah sawah yang terletak di muara sungai/tepi pantai.
e. Sistem perkebunan
Sistem perkebunan dapat berupa perkebunan rakyat maupun perkebunan besar
(estate). Perkebunan berkembang karena kebutuhan ekspor, seperti karet, kopi,
teh, dan cokelat yang merupakan hasil utama.
Vegetasi alami diartikan sebagai tumbuh tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa
intervensi manusia. Pertumbuhan vegetasi sangat tergantung pada nutrisi di alam,
seperti serasah daun, humus, curah hujan, matahari dan sebagainya. Sebaran
vegetasi di muka bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, ketinggian
tempat, dan bentang lahan. Iklim yang membagi zona vegetasi alami dapat dilihat
sebagai berikut.
Gambar 5.1. Zona iklim dan kaitannya dengan zona vegetasi alami
(sumber: Norton and Co. 2002)
Vegetasi iklim yang terdapat pada zona iklim tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Iklim dingin kutub 66,5 90 derajat lintang, Tipe-tipe tundra, seperti lumut
di wilayah Arktik. (mosses), jamur (lichens),
rumput tebal (hardygrasses),
tanaman kecil (small plants),
dan bunga tundra (tundra
flowers).
8
Iklim sedang 40 65 derajat lintang. Hutan daun jarum iklim sedang
(temperate coniferous forest).
Terdapat beberapa tipe vegetasi alami, seperti tundra, taiga/hutan daun jarum iklim
sedang, hutan daun lebar iklim sedang, padang rumput iklim sedang, padang rumput
tropis, hutan hujan tropis dan hutan musim tropis.
a. Tundra
Daerah tundra terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan di lingkungan kutub
utara. Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es. Daerah ini memiliki musim
dingin yang panjang dan musim panas yang panjang serta terus-menerus. Peristiwa
ini terjadi karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 LU/LS. Usia
tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar antara 30 s. d. 120 hari (1 s. d. 4 bulan).
Daerah ini banyak ditumbuhi oleh alga, lumut kerak, rumput teki, tumbuhan terna,
dan semak-semak pendek. Fauna yang terdapat di wilayah ini memiliki bulu dan
lapisan lemak yang tebal untuk tetap membuat tubuhnya hangat, misalnya rusa,
rubah, kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu elang, dan beruang kutub.
9
c. Hutan Daun Lebar Iklim Sedang
Hutan daun lebar iklim sedang adalah hutan yang menggugurkan daunnya pada
musim musim tertentu, utamanya pada musim dingin. Jenis vegetasi ini dapat
dijumpai pada daerah dengan iklim dingin yang ringan (tidak terlalu dingin) dan
pegunungan, seperti di Jepang selatan, Amerika serta Australia. Contoh tanaman ini
antara lain: oak, maple, dan elm.
Stepa yang dalam Bahasa Inggris disebut steppe, merupakan sebuah padang
rumput biasanya terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang
curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Stepa adalah dataran
tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya
ditumbuhi rumput pendek.
Bentuk dari stepa berupa semi-gurun, biasanya tertutup oleh rumput atau semak,
atau mungkin keduanya, tergantung berdasarkan musim dan garis lintang. Istilah
stepa juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu
kering untuk menunjang suatu hutan, hanya saja tidak cukup kering untuk menjadi
gurun. Persebaran bioma stepa meliputi Afrika, Amerika selatan, Amerika Serikat
bagian barat, Argentina, dan Australia.
Flora yang berhasil hidup di bioma stepa adalah pohon akasia dan semak belukar.
Sedangkan untuk faunanya meliputi herbivora dan karnivora, yaitu rusa, antelop,
harimau, kanguru, harimau, singa, dan ular. Istilah prairie digunakan untuk
menyebutkan padang rumput di Amerika Serikat dengan karakteristik stepa.
Sabana merupakan jenis padang rumput yang dipenuhi oleh semak/perdu dan
diselingi oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar. Vegetasi ini biasanya
terdapat di antara daerah tropis dan subtropis. Kurangnya curah hujan menjadi
pendorong munculnya sabana, sehingga sabana dikenal juga padang rumput tropis.
Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah
untuk menjadi hutan. Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya
adalah Afrika, Amerika Selatan, dan Australia, termasuk Indonesia.
10
Canopy: merupakan layer atas yang mendominasi hutan hujan tropis. Ketinggian
rata rata tanaman 20 hingga 40 meter. Merupakan rumah bagi berjenis jenis
burung, insek dan mamalia.
Under Canopy: merupakan layer kedua pada hutan hujan tropis. Sinar matahari
sangat terbatas. terdapat vegetasi epifit, parasite maupun liana.
Shrub level: merupakan tanaman penutup (ground cover), dapat berupa belukar
dan semak semak serta tanaman melata lainnya di tanah yang tahan tumbuh
pada kelembaban dan kurang sinar matahari. Merupakan bagian yang gelap dan
lembab dari hutan hujan dengan vegetasi yang jarang antar pepohonan. Pada
waktu hujan lebat daerah ini akan kebanjiran.
11