Anda di halaman 1dari 7

Kemegahan Alam Semesta

indonesia adalah negri yang kaya

BETAPA LUAS HAMPARAN ALAM INI, DAN MANUSIA HANYA TAHU SEDIKIT
SAJA TENTANG ILMU YANG ADA DI DALAMNYA, TUHANLAH YANG MAHA
TAHU ATAS SEGALA KEMEGAHANNYA...!!!

Sebagai warga negara yang baik, kita bertanggung jawab untuk mejaga dan membangun negri ini ke
arah yang lebih baik lagi..........!!!!!
generasi muda......bangkitkan semangatmu......!

Jumat, 13 Januari 2012

Inilah Rahasia Angka 13 Dalam Islam

Angka 13 buat kalangan orang banyak mengandung makna negatip, dan


jadi sugesti dalam pikiran orang, padahal angka 13 adalah simbol gerakan
sholat seorang muslim. Inilah dia rahasia as-solat seorang muslim, sebagai
peringatan bagi yang udah tahu atau panduan bagi yang baru tahu dan ingin
tahu.
1 - Niat sholat :
Sebenarnya memeliharakan taubat kita dari dunia dan akhirat.

2 - Berdiri Betul :

Fadilahnya, ketika mati dapat meluaskan tempat kita di dalam kubur.


3 - Takbir-ratul Ihram :
Fadilatnya, sebagai pelita yang menerangi kita di dalam kubur.

4 - Fatihah :
Sebagai pakaian yang indah-indah di dalam kubur.

5 - Ruqu' :
Sebagai tikar kita di dalam kubur.

6 - I'tidal :
Akan memberi minuman air dari telaga al-kautsar ketika didalam kubur.

7 - Sujud :
Memagar kita ketika menyeberangi titian SIRATUL-MUSTAQIM.

8 - Duduk antara 2 Sujud :


Akan menaung panji-panji nabi kita didalam kubur

9 - Duduk antara 2 Sujud (akhir) :


Menjadi kenderaan ketika kita dipadang Mahsyar.

1 0 - Tahhiyat Akhir :
Sebagai penjawab bagi soalan yang dikemukakan oleh Munkar & Nankir di
dalam kubur.

11 - Selawat Nabi :
Sebagai pendinding api neraka di dalam kubur.

12 - Salam :
Memelihara kita di dalam kubur.

13 - Tertib :
Akan pertemuan kita dengan Allah S. W. T.

Dari Abdullah bin 'Amr R. A., Rasulullah S. A. W.bersabda :


'keterangn di atas adalah salah satu sebab mengapa orang diluar Islam
tidak suka akan angka 13 dan juga Hari Jumaat. Itulah sebab mengapa
mereka membuat cerita yang begitu seram sekali yaitu ' FRIDAY the 13th.

TIPS.

. Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali
sehari dengan air wudhu.
Jangan langsung dikeringkan, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu
ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo'a.

Untuk menghilangkan stress, Cukup dengan memperbanyakkan solat.


Ketika solat, kita mengerakkan seluruh tubuh. Lalu berkonsultasilah pada
Allah SWT dengan dzikir dan do'a.

Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyuman. Tidak hanya di


bibir tapi juga di hati. Jangan lupa bisikkan 'kata kunci', 'Allahuma Kamma
Hassanta Khalqii Fahassin Khuluqii' (Ya Allah sebagaimana engkau telah
memperindah kejadianku, maka perindah pula ahlaqku). (HR Ahmad).- DOA
KETIKA BERCERMIN

Untuk punya bibir cantik, bisikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berbohong


atau menyakiti hati orang lain, tidak menyombongkan diri atau takabur.

Agar tubuh langsing, mulus, diet yang teratur dengan berpuasa seminggu
2 kali, senin dan Khamis. Jika kuat, lebih bagus lagi puasa Nabi Daud AS i.e.
selang satu hari.. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-
buahan, dan air putih.

Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan mau menyapa. Dengan


demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.

"Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat" Sebaik-baik manusia itu adalah


mereka yang memberi manafa'at kepada manusia lain.
Jadi jangan rusak dan ikuti pikiran kamu ke arah negatip sebagai
muslim dengan memandang jelek angka 13.

SUMBER: http://aspal-putih.blogspot.com/2011/04/inilah-rahasia-
angka-13-dalam-islam.html
Anggapan Angka 13 Angka Sial, Hari Baik Hari Sial Serta Bulan Sial
Posted by Admin pada 24/05/2009
Tanya:
Apakah dibolehkan bagi seseorang untuk membenarkan atau menganggap sial angka
tertentu, demikian pula hari, bulan dan seterusnya?
Jawab:
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh rahimahullahu menjawab:
Tidak boleh, bahkan hal itu termasuk kebiasaan orang-orang jahiliyyah yang syirik, di
mana Islam datang untuk menolak dan membatilkannya. Dalil-dalil yang ada demikian jelas
menyatakan keharaman kebiasaan tersebut. Perbuatan atau anggapan sial seperti itu
termasuk kesyirikan dan sebenarnya tidak ada pengaruhnya dalam menarik kemanfaatan
atau menolak kemudaratan, karena tidak ada yang memberi, yang menolak, yang memberi
manfaat dan memberi mudarat kecuali Allah Subhanahu wa Taala. Allah Subhanahu wa
Taala berfirman:



Jika Allah menimpakan kepadamu kemudaratan maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia dan bila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada
yang dapat menolak keutamaan-Nya. (Yunus: 107)
Dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma disebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:






Seandainya umat berkumpul untuk memberikan kemanfaatan bagimu dengan sesuatu
niscaya mereka tidak dapat memberikan kemanfaatan bagimu kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah tetapkan untukmu. Dan sebaliknya, jika mereka semuanya berkumpul untuk
memudaratkanmu dengan sesuatu niscaya mereka tidak dapat menimpakan kemudaratan
tersebut kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Telah diangkat pena dan
telah kering lembaran-lembaran (catatan takdir)1.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam pernah bersabda:

Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial
dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan keberadaan burung hantu dan tidak ada pula
kesialan bulan Shafar. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam satu riwayat:

Tidak ada nau`2 dan tidak ada ghul3. (HR. Muslim)
Dalam hadits ini penetap syariat (yakni Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam) menolak
thiyarah berikut apa yang disebutkan dalam hadits. Beliau mengabarkan bahwa thiyarah itu
tidak ada wujudnya dan tidak ada pengaruhnya. Thiyarah itu hanyalah anggapan-anggapan
keliru dan khayalan-khayalan rusak di dalam hati.
Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam: ( ) menolak keyakinan orang-orang jahiliyyah
yang menganggap bulan Shafar sebagai bulan sial, mereka mengatakan bulan Shafar
adalah bulan bencana. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun meniadakan kebenaran
anggapan tersebut dan membatilkannya. Beliau kabarkan bahwa bulan Shafar itu sama
dengan bulan yang lain, tidak ada pengaruhnya dalam menarik kemanfaatan dan menolak
mudarat. Demikian pula hari-hari, malam-malam dan waktu-waktu lain, tidak ada bedanya.
Dulunya orang jahiliyyah menganggap sial hari Rabu, menganggap sial untuk
melangsungkan pernikahan di bulan Syawwal secara khusus. Sehingga Aisyah radhiyallahu
anha berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menikahiku di bulan Syawwal, maka
siapakah yang lebih memiliki keutamaan/keberuntungan daripada diriku?
Hal ini seperti anggapan sial orang-orang Rafidhah terhadap angka sepuluh, dan mereka
tidak suka dengan angka ini karena kebencian dan permusuhan mereka terhadap Al-Asyrah
Al-Mubasysyarina bil jannah (10 shahabat Rasulullah yang diberi kabar gembira masuk
surga ketika mereka masih hidup4). Yang demikian itu disebabkan kebodohan dan
kedunguan akal mereka.
Demikian pula ahli nujum, mereka membagi waktu menjadi waktu nahas dan sial. Yang
kedua; waktu bahagia dan baik. Tidaklah samar lagi haramnya ramalan bintang ini dan ia
termasuk jenis sihir.
Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: Tathayyur adalah menganggap sial dengan apa yang
dilihat dan apa yang didengar. Bila seseorang melakukan tathayyur ini, ia membatalkan
safar yang semula hendak dilakukannya dan ia menarik diri dari perkara yang semula ia
bersikukuh padanya, dengan begitu berarti ia telah mengetuk pintu kesyirikan bahkan ia
telah masuk ke dalamnya. Ia berlepas diri dari tawakal kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Ia membuka untuk dirinya pintu ketakutan dan bergantung kepada selain Allah Subhanahu
wa Taala. Orang yang menganggap sial dengan apa yang dilihat atau didengarnya berarti
telah memutuskan diri dari apa yang dinyatakan dalam ayat berikut:

Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan. (Al-
Fatihah: 5)

Maka beribadahlah engkau kepada-Nya dan bertawakallah. (Hud: 123)


Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku akan kembali. (Asy-
Syura: 10)
Jadilah hatinya bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Taala baik dalam bentuk
ibadah ataupun tawakal, sehingga rusaklah hatinya, iman, dan keadaannya. Tinggallah
hatinya menjadi sasaran thiyarah dan senantiasa digiring kepadanya. Syaitan pun
mendatangi orang yang telah rusak agama dan dunianya ini. Berapa banyak orang yang
binasa karenanya dan ia merugi di dunia dan di akhirat. Dalil-dalil tentang haramnya
tathayyur dan tasyaum (menganggap sial) ini ma`ruf dan terdapat pada tempat-tempat
pembahasannya, maka kita cukupkan dengan apa yang telah disebutkan. (Fatawa Al-
Mar`ah Al-Muslimah 1/132-134)
Footnote:
1. HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan Al-Misykat no. 5302, pent.
2. Nau` adalah bintang. Orang-orang jahiliyyah menyandarkan kesialan dan keberuntungan yang mereka peroleh
dengan bintang. Sebagian bintang menurut mereka sial sehingga mereka katakan: Ini bintang nahas tidak ada
kebaikan padanya. Sebagian lain dari bintang, mereka anggap membawa keberuntungan sehingga bila mereka
dicurahi hujan, mereka berkata: Kita diberi hujan oleh bintang ini. Mereka tidak mengatakan: Kita diberi hujan
dengan keutamaan dan rahmat Allah Subhanahu wa Taala. (Al-Qaulul Mufid `ala Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Ibnu
Utsaimin , 1/568). -pent.
3. Ghul adalah setan yang biasa menyesatkan orang yang sedang berjalan di padang pasir atau lembah. Yang
ditolak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits adalah pengaruh ghul ini, bukan keberadaannya. Setan
yang suka mengganggu manusia seperti ghul ini memang ada, namun bila kuat tawakalnya kepada Allah
Subhanahu wa Taala dan tidak menghiraukan keberadaannya, setan ini tidak dapat memudaratkan dan
menghalanginya menuju arah yang hendak ditujunya. (Al-Qaulul Mufid, 1/569) -pent.
4. Mereka adalah Abu Bakr Ash-Shiddiq, Umar ibnul Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin
Ubaidillah, Az-Zubair ibnul Awwam, Sa`ad bin Abi Waqqash, Sa`id bin Zaid, Abdurrahman bin `Auf, dan Abu
`Ubaidah ibnul Jarrah, semoga Allah Subhanahu wa Taala meridhai mereka semuanya.

SUMBER: http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/05/24/anggapan-angka-13-angka-sial-hari-baik-dan-hari-
sial-serta-bulan-sial/

Beranggapan Sial dengan Angka 13


Anggapan sial dan datangnya bencana karena hari tertentu, bulan tertentu (baca: bulan
suro), angka tertentu (angka 13) atau peristiwa tertentu (semisal kejatuhan cecak sebelum
pergi) dalam bahasa Arab disebut thiyarah atau tathayyur. Istilah ini diambil dari kata
thairun yang artinya burung. Hal ini karena pada mulanya orang Arab punya anggapan sial
dengan sebab burung. Gerak tertentu yang dilakukan oleh seekor butung bisa
menyebabkan mereka mengurungkan diri untuk melakukan suatu hal. Islam datang untuk
menghapus keyakinan semisal ini. Islam menegaskan bahwa bahaya dan manfaat
hanya ada di tangan Allah.
Thiyarah itu bertentangan dengan tauhid karena perbuatan Allah dinisbatkan kepada
makhluk. Juga dikarenakan thiyarah itu akan menjadi sebab adanya keyakinan bahwa
makhluk yang lemah itu punya pengaruh dalam takdir yang telah Allah tentukan. Oleh
karena itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam menetapkannya sebagai kesyirikan.
Dari Abdullah bin Masud, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, Thiyarah itu
syirik. Semua kita pasti pernah terbesit di dalam hatinya anggapan sial karena hal-hal
tertentu namun Alloh menghilangkannya dengan tawakal (HR Tirmidzi no 1614, dinilai
shahih oleh al Albani).
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barang siapa
yang mengurungkan niatnya karena thiyarah maka dia telah melakukan kesyirikan. Para
shahabat bertanya, Wahai rasulullah, apa penebus untuk dosa tersebut?. Nabi shallallahu
alaihi wa sallambersabda, Ucapan allahumma la khaira illa khairuka, wa la thaira illa
thairuka wa la ilaha ghairuka, Ya Allah tidak ada kebaikan kecuali kebaikanMu. Tidak ada
kesialan kecuali kesialan yang Kau tetapkan. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
melainkan Engkau (HR Ahmad no 7045, dinilai hasan oleh Syeikh Syuaib al Arnauth).
Para ulama ahli sunnah dengan mengingatkan dengan keras bahaya thiyarah. Karena
thiyarah adalah penyimpangan dari keyakinan yang benar bahwa tidak ada yang
bisa mendatangkan manfaat dan kebaikan melainkan Allah.
Dalam thiyarah, perbuatan Allah dinisbatkan kepada makhluk yaitu keyakinan orang yang
punya anggapan sial bahwa apa yang terjadi itu disebabkan sumber thiyarahbaik hari, bulan
ataupun hewan. Ini merupakan syirik dalam rububiyyah.
Oleh karena itu, Allah membantah anggapan kaum Nabi Shalih bahwa kekeringan dan
paceklik itu disebabkan Nabi Shalih. Allah tegaskan bahwa apa yang terjadi itu dari sisi
Alloh disebabkan dosa dan maksiat mereka.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh
(yang berseru): Sembahlah Allah. Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang
bermusuhan. Dia berkata: Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan
sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar
kamu mendapat rahmat. Mereka menjawab: Kami mendapat nasib yang malang,
disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu. Shaleh berkata: Nasibmu ada pada
sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji (QS an
Naml:45-47).
Jadi thiyarah adalah keyakinan yang tidak benar dan tidak punya pengaruh
apapun. Allahlah satu-satunya yang mengatur alam semesta.
Dari Ummu Kurzin, aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Biarkanlah
burung, jangan dibentak dari tempatnya (HR Abu Daud no 2835, dinilai shahih oleh al
Albani).
Maksudnya biarkan burung berada di tempat yang kalian lihat dan jangan punya anggapan
sial dengannya karena burung tersebut tidak akan membahayakan kalian.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada penyakit menular dengan
sendirinya dan tidak ada anggapan sial karena suatu hal (HR Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah).
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada anggapan sial
karena suatu hal. Thiyarah yang terbaik adalah fai (kata-kata yang membuat optimis).
Ada yang bertanya, Apa itu fai wahai rasulullah?. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Kata-kata baik yang kalian dengar (HR Bukhari dan Muslim).
Tentang ciri orang yang masuk surga tanpa hisab, Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak punya anggapan-anggapan
sial, tidak minta di-kay (pengobatan dengan besi panas) dan hanya bertawakal kepada
Rabbnya (HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
http://irdham.blogdetik.com/tag/angka-13-menurut-islam/

Anda mungkin juga menyukai