Anda di halaman 1dari 2

Ni Made Sawitri 1509005085

Asidosis Respiratorik

a. Definisi Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat.
b. Penyebab : Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat
yang mempengaruhi paru-paru, seperti: Emfisema, Bronkitis kronis, Pneumonia berat,
Edema pulmoner, Asma.
c. Gambaran Hasil lab :
1. HCO3 : normal .
2. PCO2 : turun.
3. H2CO3 : turun.
4. Ratio HCO3 / H2CO3 : meningkat
5. pH darah : lebih dari 7,4.
d. Gejala Klinis : Gejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu, sesak napas,
mengantuk, dan mudah lelah. Beberapa gejala lain termasuk kulit hangat, hipertensi
paru, denyut jantung tidak teratur, refleks tendon berkurang, batuk, mengi, mudah
marah
e. Pengobatan : pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan, jika
penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit
ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Asidosis Metabolik

a. Definisi : keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah.
b. Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol
kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh
dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak
terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang
disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut,
dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi
ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular
acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita
kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid,
asetazolamid atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare,
ileostomi atau kolostomi.
c. Gambaran Hasil lab :
1. Urin : alkalis
2. Darah : pH > 7.4
3. Plasma bicarbonat
4. Plasma potasium
5. Plasma chlorid
d. Gejala Klinis : Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun
biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih
dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal
ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan
yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma
dan kematian.
e. Pengobatan : Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai
contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan
dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabolik juga
bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya
cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat,
diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan
kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

Hiperventilasi dan Hipoventilasi

Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat


kecemasan yang mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik. hiperventilasi terjadi
jika metabolisme tubuh terlampau tinggi sehingga mendesak alveolus melakukan ventilasi
secara berlebihan. kondisi tersebut terjadi akan menyebabkan alkalosis respiratorik. Alkalosis
adalah suatu keadaan dimana ekskresi CO2 dari paru-paru berlebihan yang mengakibatkan
naiknya pH darah .Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat retensi tertahannya CO2
di dalam paru-paru. hipoventilasi alveols akan menyebabkan asidosis respiratorik sehingga
pH akan turun. Hipoventilasi alveolus dapat terjadi jika total volume paru-paru berkurang
(pengaruh ruang rugi) sepertu yang terjadi apabila seseorang bernapas cepat dan dangkal.

Anda mungkin juga menyukai