Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: (a) informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting; (b) informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas; Laporan Perubahan
Ekuitas; Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat; dan Laporan Penggunaan Dana
Kebajikan; (c) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan, serta informasi
tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas Laporan Keuangan juga
mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta
pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
Sistematika struktur dalam Catatan atas Laporan Keuangan agar tetap dipertahankan sepanjang
hal tersebut praktis untuk dilaksanakan.
March 27, 2017 By gogo Leave a Comment
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLK Syariah)
merupakan pengaturan akuntansi yang memberikan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan atas transaksi syariah.
Berbeda dengan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) pada SAK umum yang
mengacu kepada transaksi konvensional, KDPPLK Syariah memberikan konsep dasar
paradigma, asas transaksi syariah, dan karakteristik transaksi syariah.
KDPPLK ini pertama kali disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007 dan masih berlaku hingga saat ini.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka
seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan
kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh Tuhan
sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia
untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual (al-falah).
Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas dan nilai
illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk,
benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma ini akan membentuk integritas yang membantu
terbentuknya karakter tata kelola yang baik (good governance) dan disiplin pasar (market
discipline) yang baik
Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi
perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan maupun
interaksi horizontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan
muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan stakeholder entitas
yang melakukan transaksi syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai
moral dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan tersebut menjadi saling menguntungkan,
sinergis dan harmonis.
[Asas Transaksi Syariah]
a. Persaudaraan (ukhuwah) esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial
dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat
saling tolong menolong. Transaksi syariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam
memperoleh manfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan
di atas kerugian orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling
mengenal (taaruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (taawun), saling menjamin
(takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
b. Keadilan (adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan
sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. Implementasi
keadilan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur:
1) riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun fadhl);
2) kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan);
5) haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional yang terkait).
c. Kemaslahatan (maslahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta
individual dan kolektif.
e. Universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak
yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai
dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).
[Karakteristik Transaksi Syariah]
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigm dan asas transaksi syariah harus memenuhi
karakteristik dan persyaratan sebagai berikut:
1. transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2. prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib);
3. uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas;
4. tidak mengandung unsur riba;
5. tidak mengandung unsur kezaliman;
6. tidak mengandung unsur maysir;
7. tidak mengandung unsur gharar;
8. tidak mengandung unsur haram;
9. tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena keuntungan
yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan
usaha tersebut sesuai dengan prinsip al ghunmu bil ghurmi (no gain without
accompanying risk);
10. transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan
menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua
transaksi bersamaan yang berkaitan (taalluq) dalam satu akad;
11. tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui rekayasa
penawaran (ihtikar); dan
12. tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan
sebagai acuan bagi:
[Asumsi Dasar]
1. Dasar Akrual
Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai.Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu:
1. Dapat Dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
[Unsur-Unsur Laporan Keuangan]
Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitas syariah antara lain meliputi:
1. Biaya Historis
2. Biaya Kini
3. Nilai Realisasi/penyelesaian
Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan entitas syariah dalam penyusunan laporan keuangan
adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang lain. Misalnya,
persediaan biasanya dinyatakan sebesarnilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih
(lower of cost or net realizable value), atau akuntansi dana pensiun menilai aset tertentu
berdasarkan nilai wajar (fair value).
Sumber
Berikut adalah sumber yang dijadikan rujukan dalam menyusun materi mengenai KDPPlKS:
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/tentang-6-kerangka-dasar-sak-syariah
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/sas-efektif-10-sak-efektif-per-1-januari-
2017
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan IAI, 2007
Reader Interactions
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment
Name *
Email *
Website
Primary Sidebar
Pencarian
Posting Terbaru
Langganan Konten