Anda di halaman 1dari 3

SOP LEPRA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman :1/3
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Ridge
KABUPATEN PUSKESMAS RIDGE
BIAK NUMFOR
Apelius R Wanma, S.KM
NIP :19760504 199603 1002

1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh


Mycobacteriumleprae yang bersifat intraselular obligat.
2. Tujuan Sebagai pedoman mendiagnosa dan memberikan pertolongan pada
pasien Lepra
3.Kebijakan SK KepalaPuskesmasCakranegara No. /SK/PKM.C/I/2016
4. Referensi Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Kulitdan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas
KedokteranUniversitas Indonesia. (Djuanda, et al., 2007)

5. Prosedur PersiapanAlatdanBahan:
1. Tensimeter
2. Stetoscope
3. Thermometer
4. Penlight
5. handscun
6. Blangko Register
7. BlangkoObservasi
8. Blangkopenggunaanobat

6. Langkah- 1. Informed concent


Langkah 2. Anjurkanpasienuntukberbaring di tempattidur
3. Anamnesa
Keluhan
Bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat, terutama
di wajahdan telinga. Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal. Lepuh
pada kulit tidakdirasakan nyeri. Kelainan kulit tidak sembuh
dengan pengobatan rutin,terutama bila terdapat keterlibatan saraf
tepi.
4. Lakukanpemeriksaanfisik
Tanda Patognomonis
Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak berbentuk
plakat dengankulit mengkilat atau kering bersisik. Kulit tidak
berkeringat dan berambut. Terdapat baal pada lesi kulit, hilang
sensasi nyeri dan suhu, vitiligo. Padakulit dapat pula
ditemukan nodul.
Tanda-tanda pada saraf
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan pada
saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak,
kelemahan anggota gerak dan atau wajah, adanya deformitas,
ulkus yang sulitsembuh.
5. Lakukanpemeriksaanlaboratorium
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama
atau kardinal (cardinal signs), yaitu:
Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa
Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf
Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan
kulit (slit skin smear)
6. Jikahasil Lab. PositifRujuk
a. Pasien diberikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini,
sertamengenai pengobatan dan pentingnya kepatuhan untuk
eliminasi penyakit.
b. Kebersihan diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan.
c. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi
dilaksanakan.
d. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada:
a) Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah
mendapatMDT.
b) Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di
bawah ini:
Relaps
Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
Pindahan (pindah masuk)
Ganti klasifikasi/tipe
c) pada pasien PB:
Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya
(obat diminum didepan petugas) terdiri dari: 2 kapsul
Rifampisin @ 300mg (600mg)dan 1 tablet
Dapson/DDS 100 mg.
Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1
tablet Dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1
bulan.
Pasien minum obat selama 6-9 bulan ( 6 blister).
Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan
DDS 50 mg.
d) pada Pasien MB:
Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya
(obat diminum didepan petugas) terdiri dari: 2 kapsul
Rifampisin @ 300mg (600mg), 3 tablet Lampren
(klofazimin) @ 100mg (300mg) dan 1 tablet
dapson/DDS 100 mg.
Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1
tablet lampren 50 mg dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
1 blister obat untuk 1 bulan.
Pasien minum obat selama 12-18 bulan ( 12 blister).
Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg,
Lampren 150 mgdan DDS 50 mg untuk dosis
bulanannya, sedangkan dosis harianuntuk Lampren 50
mg diselang 1 hari.
e. Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan denganberat
badan:
Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
Dapson: 1-2 mg/kgBB
Lampren: 1 mg/kgBB
f. Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin
B1, B6, danB12.
g. Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui.
Bila pasienjuga mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin
disesuaikan dengantuberkulosis.
h. Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan lampren,
untukMB dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat
(dikurangi DDS).

7. BaganAlir
LOKET
RawatJalan

Pasienpulang
POLI UMUM
(Anamnesa) RawatInap

LABORATORIUM Rujuk

8. Hal-hal yang Keadaanumumpasien


perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Poli Klinik Rawat Jalan.
2. Poli KIA
3. Ruang Rawat Inap.
4. IGD
10. Dokumen 1. Blangko Register
Terkait 2. BlangkoObservasi
3. Blangkopenggunaanobat
4. Blangkorawatinap
5. Blangkorujukan
11. RekamanHist No. Yang diubah Isi Tanggalmulaidiberla
orisperubahan perubahan kukan

Anda mungkin juga menyukai