3017 - Permintaan Uang
3017 - Permintaan Uang
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. FX. Sugiyanto, MS
Dr. Nugroho, SBM, MSP
Disusun Oleh:
Fana Mustika Insanu 12020115140086
a) Motif Transaksi
Keynes menekankan komponen permintaan akan uang ditentukan oleh berapa besarnya
tingkat transaksi seseorang. Semakin tinggi pendapatan, maka akan semakin tinggi pula
permintaan uang untuk kebutuhan bertransaksi.
Mdt = f(Y)
b) Motif Berjaga-jaga
Berbeda dengan panangan klasik, Keynes menyadari bahwa ada tambahan di luar
memegang uang untuk transaksi sekarang, orang memegang uang sebagai antisipasi
terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Keynes meyakini bahwa orang memegang
uang untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutama ditentukan oleh tingkat
transaksi yang akan mereka lakukan dimasa mendatang.
Mdp = f(Y)
c) Motif Spekulasi
Keynes berpandangan bahwa orangmemegang uang juga sebagai alat penyimpan
kekayaan. Ia melihat lebih cermat faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang
terhadap berapa banyak uangyang dipegang sebagai alat penyimpan kekayaan, yaitu
suku bunga.
Mds = f(i)
PxY=MxV
Pada persamaan P Y, dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output agregat
(pendapatan). Pengeluaran total P Y juga disebut sebagai pendapatan agregat nominal untuk
perekonomian atau sebagai PDB nominal.
Konsep yang memfasilitasi keterkaitan antara dan M V disebut sebagai percepatan uang
(velocity of money), yaitu rata-rata jumlah berapakali per-tahun (perputaran) dari satu unit mata
uang (misalnya dolar) digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam
perekonomian.
B. PEMBAHASAN
Model Summary
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai dari R=0.304. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang rendah antara variabel independen dengan variabel dependennya.
Koefisien determinasi R square : 0, 092. Hal ini diperoleh dari pengkuadratan dari
koefisien korelasi (0,304x 0,304) yang menunjukkan indeks determinasi, yaitu persentase yang
menyumbangkan pengaruh variabel independen berupa PDB, Inflasi dan BI Rate berpengaruh
sebesar 9,2% terhadap variable dependent dalam hal ini M2 dan sisanya dipengaruhi faktor lain
(100%-9,2%). R square berkisar pada angka 0 Sampai 1, dengan catatan bahwa semakin kecil
angka R square menunjukkan bahwa semakin lemah pengaruhnya
ANOVAa
3311597239575 1103865746525
Regression 3 .407 .751b
.276 .092
3254531804200 2712109836833
1 Residual 12
6.473 .873
3585691528158
Total 15
1.750
a. Dependent Variable: M2
b. Predictors: (Constant), BIRate, PDB, Inflasi
Dari table diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikasi berada pada angka 0,751, artinya
angka ini lebih besar daripada 0,05 yang dapat diartikan bahwa model regresi variable M2 terhadap
variable independent ( PDB, Inflasi, & BI Rate) adalah tidak signifikan.
Coefficientsa
a. Dependent Variable: M2
a) Nilai konstanta (C) sebesar 9591898.514 artinya apabila variabel PDB, Inflasi & BI
Rate dianggap konstan atau sama dengan nol maka M2 sebesar 9591898.514
b) Variabel PDB bernilai positif terhadap M2 dengan nilai koefisien regresi sebesar .018
artinya bahwa apabila PDB meningkat menjadi 1 Miliar, maka hal tersebut
menyebabkan peningkatan M2 sebesar 0.18 Miliar dengan asumsi variabel Inflasi dan
BI Rate dianggap konstan .
c) Variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap M2 dimana nilai koefisien sebesar
145762.174 yang artinya bahwa apabila inflasi naik 1 % maka akan menyebabkan
penurunan terhadap M2 sebesar 9591898.514 . Dengan asumsi bahwa variabel lain
dianggap konstan .
d) Variabel BI Rate bernilai positif terhadap M2 dengan nilai koefisien regresi sebesar
519477.083 artinya bahwa apabila BI Rate dinaikan 1 %, maka hal tersebut menyebabkan
peningkatan M2 sebesar 519477.083 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan uji yang telah dilakukan di bab pembahasan, kita dapat menyimpulkan bahwa
variabel PDB, inflasi, dan suku bunga tidak terlalu berpengaruh terhadap M2 sebagai variabel
dependennya. Hal ini terjadi baik bagi keseluruhan variabel maupun variabel secara parsial.
Berdasarkan persamaan regresi yang didapatkan pada bab pembahasan, variabel PDB
memiliki hubungan positif dengan M2 yang dimana apabila pendapatan mengalami peningkatan,
maka akan diikuti oleh peningkatan pada M2. Variabel suku bunga (BI Rate) juga memiliki
hubungan positif terhadap M2. Hal ini selaras dengan teori preferensi likuiditas yang dikemukakan
oleh Keynes bahwa motif permintaan uang di masyarakat dipengaruhi oleh pendapatan dan tingkat
suku bunga. Hubungan positif yang terjadi antara variabel pendapatan dengan M2 membuktikan
bahwa semakin tinggi pendapatan, maka permintaan uang juga akan semakin tinggi untuk
kebutuhan transaksi dan berjaga-jaga. Begitupun variabel suku bunga yang berpengaruh kepada
motif masyarakat untuk berspekulasi.
Selain itu, variabel inflasi memiliki hubungan yang negatif terhadap M2. Keterkaitan
antara jumlah uang beredar dan inflasi dijelaskan dalam teori kuantitas yang dikemukakakan oleh
Irving Fisher. Fisher menjelaskan mengenai kebijakan moneter moneter yang mengendalikan
tingkat harga dengan jumlah uang beredar secara lebih fleksibel. Dalam hal ini uang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah perekonomian yang sedang dalam kondisi deflasi atau inflasi.
Apabila sedang dalam kondisi deflasi, maka jalan yang dapat diambil yaitu melalui penambahan
Money Supply (Ms), sebaliknya bila dalam kondisi inflasi, gejolak harga bisa diatasi atau
dikendalikan dengan memperkecil money supply (Ms).
DAFTAR PUSTAKA
Mishkin, Frederic, 2006. The Economics of Money, Banking and Financial Markets (8th edition).
Pearson Intenational Edition
Butra, Halia., Tam, Syamsurijal., dan Delis, Arman. 2016. Analisis Permintaan Uang Riil di
Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 4 No. 1, Juli-
September 2016.
Kurnia, Andri. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Broad Money di Indonesia (Periode
Data Q1.2000-Q3-2013). Universitas Indonesia.
http://www.bi.go.id
http://www.bps.go.id
http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=12273&page=1
http://digilib.unila.ac.id/10507/19/BAB%20II.pdf