PH : bagaimana tanda-tanda seseorang dalam pengaruh ciu, atau yang saksi sebut tadi
sebagai intoksifikasi alkohol ?
Saksi Psikiater: Adapun tanda dan gejala dari intoksifikasi alkohol yaitu Berbicara lebih banyak dan
tanpa berpikir panjang, ataksia (koordinasi otot yang irregular mis. berjalan sempoyongan), sedasi,
nistagmus, ketidaksadaran, nausea, delirium dan kejang.
PH :Perubahan sikap seseorang setelah minum ciu dipengaruhi apa?
Saksi Psikiater:Perubahan sikap dan fisiologis agaknya dipengaruhi juga oleh toleransi masing-masing
individual. Toleransi dalam arti sehari-hari yaitu kemampuan untuk menahan efek dari minuman
alkoholnya. Toleransi berkembang sesuai waktu dan orang yang memiliki toleransi yang tinggi akan
lebih sedikit dipengaruhi dari jumlah alkohol yang sama banyak atau dengan kata lain akan lebih susah
mabuk. Toleransi itulah yang mengerem kendali alkohol dalam otak.
PH : terdakwa mengaku jarang minum ciu, apakah itu menyebabkan semakin cepat reaksi
memabukkannya?
Saksi Psikiater: tentu saja bahwa jarangnya dia minum ciu akan menyebabkan dia semakin gampang
mabuk beberapa menit setelah dia meneguk ciu bahkan hanya segelas. Berbeda dengan peminum
reguler.
PH : saudara saksi tadi menyebutkan efeknya adalah tindakan spontan,, apakah memukul itu
juga termasuk tindakan spontan itu?
Saksi Psikiater: benar. Tindakan spontan dapat berupa pemukulan.
PH : terdakwa adalah seorang instruktur karateka. Apakah tindakan spontan pemukulan akan
semakin kuat?
Saksi Psikiater: tentu. Insting dia sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan pikiran kesehariannya.
PH :ketika seseorang di bawah keadaan mabuk ciu seperti itu, apakah pukulan dia semakin
lemah, atau malah lebih kuat?
Saksi Psikiater:kecenderungannya semakin kuat, tetapi fokus serangannya kabur, tidak jelas, sehingga
serangannya cenderung membabibuta.