S1 2016 297050 Introduction PDF
S1 2016 297050 Introduction PDF
PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan
Industri restoran cepat saji menjadi salah satu bisnis yang paling kompetitif dan
berkembang pesat, serta terus meningkat seiring dengan tuntutan zaman. Hal ini terjadi seiring
dengan perubahan gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan. Pada literatur marketing dibahas
bahwa generasi millennium, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1982 hingga awal 2000 (Patino
et al. 2012); adalah segmen kunci di dalam industri makanan dan minuman karena terjadi
perubahan oleh gaya hidup dan kebiasaan konsumsi (Karen dan Boo, 2007). Para remaja generasi
ini juga memiliki daya beli yang besar dan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian di
dalam keluarganya, dan juga sebagai konsumen yang cerdas bagi dirinya (Harris Interactive 2003,
ODonnell 2006, AC Nielsen 2006, Wilson 2007 di dalam Karen dan Boo 2007).
IE Insights pada tahun 2013, melakukan penelitian tentang industri makanan dan minuman
yang ada di Indonesia. Laporannya menyimpulkan bahwa restoran cepat saji memiliki segmen
dengan tingkat pertumbuhan paling cepat. Perkembangan restoran cepat saji di Indonesia
disampaikan oleh direktur hubungan investor sekretaris korporat PT. Mitra Adi Perkasa Tbk
(MAP) Fetty Kwartati dalam wawancaranya kepada kompas.com tahun 2013. Menurut Kwartati,
tingginya peningkatan pertumbuhan industri restoran cepat saji di Indonesia disebabkan oleh
1
Tabel 1.1 Data Historis dan Proyeksi Nilai Pasar Jasa Pelayanan Makanan dan
Pertumbuhan Berdasarkan Tipe di Indonesia.
Total Nilai
29.219,4 31.079,5 33.370,7 35.958,5 38.956,9 7,5
Pasar
Non
27.400,5 29.067,3 31.086 33.415,8 36.088,1 7,1
Waralaba
Total Nilai
42.029,7 45.562,7 49.580,7 54.174,9 59.502,6 9,1
Pasar
Non
38.796,5 41.912,1 45.456,6 49.511,9 54.221,4 8,7
Waralaba
Data yang dilansir AAFC Kanada, Kementerian Pertanian dan Agri-Food tahun 2013,
bahwa tingkat perkembangan industri makanan cepat saji di Indonesia sangat cepat dibandingkan
industri pelayanan jasa makanan lainnya. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
industri makanan cepat saji di Indonesia tahun 2008 2012 meningkat sebesar 7,5% setiap
2
Data terakhir yang dilansir oleh IE Insight (Hsien. 2013), bahwa sektor jasa pelayanan
makanan akan mengalami peningkatan penjualan dari Rp 366,4 triliun pada tahun 2011 menjadi
Rp 420 triliun pada tahun 2016; dan peningkatan jumlah gerai restoran cepat saji juga terjadi
sepanjang tahun 2011, yaitu pertumbuhan lebih dari 9% atau menjadi 4847 unit.
Tahun
Kategori
2011* 2012 2013 2014 2015 2016
Total Restoran cepat saji 4847 5227 5608 5978 6349 6727
* Basis tahun 2011. Sumber: Euromonitor International: Fast Food in Indonesia 2012.
Menurut Euromonitor International tahun 2012, diprediksi jumlah gerai restoran cepat saji
di Indonesia adalah 4847 unit di tahun 2011 (Lihat Tabel 1.2). Tahun 2012, jumlah gerai restoran
cepat saji diprediksi berjumlah 5227, sedangkan realisasi jumlah restoran cepat saji di tahun
tersebut ada 5202 unit (Sumber: AAFC-CA: Foodservice Profile Indonesia 2014). Dengan
demikian prediksi pertumbuhan gerai cepat saji dan realisasi tahun 2012, tidak jauh berbeda dan
data pada Tabel 1.2 sehingga dapat digunakan untuk memprediksi jumlah restoran cepat saji
Pada Tabel 1.3 menunjukkan data tentang pangsa pasar lima restoran waralaba cepat saji
terbesar di Indonesia. Pangsa pasar terbesar restoran cepat saji (berdasarkan tahun 2011) adalah
KFC, Es Teler 77, McDonalds, A&W dan Hoka-hoka Bento secara berturutan.
3
Tabel 1.3 Lima Restoran Cepat Saji Terbesar di Indonesia.
Menurut Euromonitor International tahun 2012, jumlah gerai KFC, Hoka-hoka Bento dan
Es Teler 77 secara berturutan pada tahun 2012 sebanyak 441, 148 dan 340 unit. Berdasarkan
informasi yang didapat oleh peneliti dari laporan keuangan dan situs restoran, KFC sampai tanggal
mengoperasikan sebanyak 493 unit, Hoka-hoka Bento (www.hokben.co.id) 180 unit, dan Es Teler
77 (www.esteler77.com) telah mengoperasikan lebih dari 180 unit (Lihat Tabel 1.4).
Tabel 1.4 Jumlah Gerai Masing-masing Restoran Tahun 2012 dan 2014.
Tahun
Nama Gerai
Data Terakhir (2014-
2012
2015)
4
Sumber: Euromonitor International Fast Food in Indonesia 2012, AGR Canada Indonesian
Foodservice Profile 2014 dan berbagai macam sumber.
Menurut AAFC tahun 2014 walaupun industri restoran cepat saji tetap mengalami
sebelumnya. Kebanyakan perusahaan lebih memilih untuk memperluas gerai melalui toko milik
perusahaan, dibandingkan melalui franchisee karena lebih mudah untuk mempertahankan layanan
dan kualitas produk. Selain itu perusahaan lebih memilih untuk melakukan ekspansi ke kota yang
Distribusi pengeluaran untuk membeli makanan cepat saji di D.I. Yogyakarta sebesar 38%
dari total pengeluaran untuk makanan. Hal tersebut menurut Widarjono (2013), berhubungan
dengan banyaknya pendatang yang tinggal terutama mahasiswa atau pelajar yang pola
Ketua Umum GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) Adhi
Lukman di situs berita kompas.com pada tahun 2015, menyatakan bahwa industri makanan dan
minuman sedang berjalan kearah buruk dengan keadaan ekonomi dan nilai tukar yang terus
melemah. Hal tersebut disebabkan sebagian besar bahan baku yang digunakan untuk industri
makanan dan minuman di Indonesia masih impor, kalaupun ada jumlah dan kualitas tidak sesuai
5
Menurut Ketua GAPMMI para pengusaha sedang di dalam permasalahan untuk menaikkan
harga produk atau tidak, karena dengan daya beli masyarakat begitu lemah sehingga produk
dikhawatirkan tidak akan laku. Perusahaan harus melakukan cara lain agar para pelanggan tetap
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa walaupun
industri restoran cepat saji masih memiliki potensi yang besar di masa depan; tetapi dengan
terjadinya penurunan ekonomi dunia yang terus terjadi sepanjang tahun 2015 sehingga
menyebabkan daya beli masyarakat kian melemah, membuat para pelaku industri harus terus
melakukan pengembangan terhadap strategi perusahaan mereka. Terlebih lagi dengan keadaan
arus urbanisasi di D.I. Yogyakarta yang didominasi kalangan mahasiswa serta pelajar, maka para
pelaku industri restoran cepat saji harus mampu menyiapkan strategi khusus untuk meningkatkan
Pentingnya bagi pelaku industri untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya tingkat
kepuasan pelanggan dijelaskan oleh Wicks dan Roethlein (2009); bahwa kepuasan pelanggan
berhubungan secara langsung dengan mempertahankan pelanggan, sebab kepuasan adalah faktor
penentu loyalitas pelanggan. Dengan mengelola tingkat kepuasan pelanggan maka perusahaan
dapat mendapatkan pemasukan yang stabil dan akan terus berkembang, karena pelanggan tetap
Kepuasan pelanggan restoran cepat saji yang dipengaruhi oleh variabel kualitas makanan,
harga dan kualitas layanan digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap
kepuasan pelanggan dan pengaruhnya terhadap niat pembelian kembali, penelitian ini merupakan
pengadopsian dari penelitian Qin dan Prybutok (2008). Penggunaan ketiga variabel tersebut belum
6
ditemukan oleh peneliti di dalam penelitian-penelitian sebelumnya tentang restoran cepat saji di
D.I. Yogyakarta, sehingga peneliti merasa bahwa penelitian ini dapat membantu industri restoran
Untuk lebih memperkuat tentang permasalahan di restoran cepat saji. Peneliti melakukan
wawancara terhadap para pelanggan untuk mengetahui serta mencari permasalahan yang ada di
restoran cepat saji. Pertanyaan yang diberikan kepada para pelanggan restoran cepat saji berkaitan
dengan ketertarikan pelanggan kepada restoran cepat saji, faktor yang penting bagi restoran cepat
saji, serta kepuasan pelanggan dan keinginan untuk kembali setelah mengkonsumsi makanan cepat
saji dari restoran terkait. Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah sebagai berikut:
1) Apakah Anda pernah datang ke restoran cepat saji? Menurut Anda, apa yang penting
2) Permasalahan apa yang pernah Anda alami ketika datang ke restoran cepat saji?
Customer service, kecepatan makanan untuk disajikan, kesesuaian gambar dengan yang
disajikan, serta tingkat kesegaran makanan menjadi hal yang penting bagi saya.
Terkadang pesanan berbeda dengan apa yang disajikan pada menu, serta harga yang
cukup mahal dibandingkan dengan makanan lainnya. Aksa, Pria, 22 tahun.
Saya merasa variasi dan kualitas produk yang dijual menjadi hal yang penting. Akan
tetapi penetapan syarat pembelian yang terkadang tidak atau kurang dikomunikasikan
oleh perusahaan merugikan saya sebagai pelanggan. Ratih, Wanita, 22 Tahun.
Kecepatan dan ketepatan pelayanan menjadi kunci pada restoran cepat saji.
Permasalahan yang pernah saya hadapi, ketika pesanan yang saya terima berbeda dengan
yang saya pesan. Linda, Wanita, 20 Tahun.
7
Kecepatan pelayanan dan menu yang menarik, mungkin lebih kearah kualitas produk
yang diberikan. Pernah suatu waktu, makanan yang saya terima tidak sesuai dengan
ekspektasi. Nisa, Wanita, 24 Tahun.
Pelayanan yang baik, tempat luas dan nyaman, variasi makanan dan minuman, serta
harga yang pas untuk saya. Ketika lagi jam-jam sibuk, biasanya pelayanan lebih lambat,
sampah berserakan di lantai, toilet kotor, dsb. Lendy, Pria, 22 Tahun.
terdapat masalah yang menyangkut tentang kualitas makanan, harga dan kualitas layanan. Hal
tersebut menurut responden memengaruhi tingkat kepuasan dan keinginan pelanggan untuk
Dari hasil wawancara tersebut, peneliti dapat menyimpulkan secara singkat bahwa ketiga
variabel yang dipakai dalam penelitian; yaitu kualitas makanan, harga dan kualitas layanan,
merupakan hal yang menarik untuk digali lebih lanjut sehingga bisa digunakan oleh restoran cepat
saji di D.I. Yogyakarta untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya diharapkan
dapat membuat pelanggan kembali. Serta untuk mengetahui apakah dengan jenis restoran yang
berbeda terdapat perlakuan yang berbeda dari pelanggan terhadap kualitas makanan, harga dan
kualitas layanan; sehingga perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap strategi yang harus
dilakukan di dalam meningkatkan penjualan bagi pelaku industri restoran cepat saji di D.I.
Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor kualitas makanan, harga
dan kualitas layanan terhadap variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan pengaruh
kepuasan pelanggan terhadap pembelian kembali pada restoran cepat saji di D.I. Yogyakarta.
8
1.3 Pertanyaan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
5) Apakah terdapat perbedaan perilaku konsumen terhadap perbedaan jenis restoran cepat
saji?
4) Mencari tahu pengaruh kepuasan pelanggan terhadap niat pembelian kembali di restoran
cepat saji.
5) Mencari tahu perbedaan perilaku konsumen terhadap perbedaan jenis restoran cepat saji.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan serta
informasi bagi masyarakat tentang faktor kepuasan pelanggan di dalam industri restoran cepat saji,
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pelaku industri
restoran cepat saji dalam memahami pelanggan, faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan
pelanggan di D.I. Yogyakarta, serta niat pembelian kembali para pelanggan. Dengan demikian
9
pelaku industri restoran cepat saji dapat melakukan penyesuaian strategi kepuasan pelanggan di
restorannya.
Penelitian yang berkaitan dengan restoran cepat saji terbilang sedikit di Indonesia. Belum
ada literatur yang melakukan identifikasi terhadap kepuasan pelanggan di D.I. Yogyakarta yang
menggunakan kualitas makanan, harga dan kualitas layanan sebagai variabel independen dan satu
kesatuan penelitian. Namun demikian informasi yang didapatkan tentang faktor apa yang
Berikut adalah penelitian yang berkaitan dengan industri restoran cepat saji dan kepuasan
Temuan
No Judul Peneliti Tahun
Pengaruh Kualitas dan Karimawati, 2013 Membahas tentang
Kepuasan Layanan Terhadap Aisha SERVQUAL dan
1 Loyalitas Pelanggan di KFC Jl. kepuasan terhadap
Sudirman Yogyakarta. loyalitas pelanggan.
10
pelanggan dan
konsekuensinya.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini tidak
hanya terfokus terhadap kualitas layanan saja seperti penelitian sebelumnya, namun juga
menambahkan dua variabel independen kedalam rumusan; yaitu kualitas makanan dan harga.
Ketiga variabel tersebut diteliti pengaruhnya secara langsung kepada tingkat kepuasan pelanggan
dan secara tidak langsung terhadap niat pembelian kembali. Selain itu, peneliti juga meneliti
Bab I Pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka. Pada Bab II dijelaskan tentang teori yang digunakan di dalam
penelitian, penjelasan tentang teori yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, kualitas makanan,
Bab III Metode Penelitian. Pada Bab III dijelaskan tentang metode penelitian yang
digunakan di dalam penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
Bab IV Hasil Analisis. Bab ini menjelaskan tentang analisis dan hasil data yang didapatkan
oleh peneliti.
11
Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada Bab V disampaikan tentang kesimpulan yang
dihasilkan dari penelitian ini, serta implikasinya secara teoritis dan praktis berdasarkan hasil
12