Anda di halaman 1dari 4

Penyakit Ikan dan penanggulangannya

PENYAKIT PARASIT 1. Cacing Ikan Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang
buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi, dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing
itu. Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan kadang terbaring dengan
insang terbuka. Dactylogyrus lebih menyukai insang, Gyrodactyrus menyerang bagian badan dan sirip.
UNTUK LELE :
1. Penyakit cacing Trematoda Penyebab : cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus
menyerang insang, sedang cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala : insang yang diserang menjadi
luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
2. Parasit Hirudinae penyebab : lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala : pertumbuhannya
lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia / kurang darah.
PENCEGAHAN : tebarkan BOSTER BLUE COPPER setiap 1 minggu sekali dengan dosis kecil ( 1 tutup dalam /
10 m3 ) untuk membunuh telur dan larva cacing parasit tersebut. Berikan larutan air garam jika parasit telah
menempel pada ikan dan keesokan harinya tebarkan BOSTER BLUE COPPER kembali sesuai dosis.
2. Kutu Ikan Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit
tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung.
Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.
3. Bercak Putih Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan
menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. Ikan
sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Cara pengendalian dengan
mengeringkan kolam dan sterilisasi dengan BOSTER 3-CHLOR dengan dosis 10 ppm atau 1 sendok dilarutkan
dalam air kolam seluas 5 m3 ketinggian secukupnya, kolam direndam selama 3 hari sehingga telur parasit cacing
dan kutu air mati. Berikan larutan air garam dapur 40 gr/m3 ke kolam jika cacing parasit telah menempel pada ikan
dan keesokan harinya tebarkan BOSTER BLUE COPPER kembali sesuai dosis.
>> PENYAKIT BAKTERIAL ATAU VIRAL
1. Penyebabnya Aeromonas sp dan pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan
organik. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam juga berperan munulnya penyakit ini. Gejala
klinis di cirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok.
Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah, sering muncul ke permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu di
waspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.
2. Streptococcus dan Kurthia sp. biasanya muncul pada saat perubahan cuaca secara drastis, dari panas ke hujan
atau sebaliknya, bakteri Streptococcus ini akan masuk kedalam tubuh ikan lewat infeksi melalui sistem pencernaan.
Gejala ditandai dengan penampakan perut ikan yang terlihat agak kembung. Selanjutnya bakteri akan masuk aliran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh, hingga ke ginjal. Jika dilakukan bedah bangkai ginjal kelihatan pucat dan
bengkak. Ternyata tidak hanya mengakibatkan ikan berputar-putar dan kemudian mati, tetapi juga dapat
mengakibatkan penyakit popeye ( mata BELO ) dan lebih berbahaya lagi bahwa bakteri ini dapat memicu
tumbuhnya KHV ( Koi Herpes Virus ) yang sangat mematikan dengan ciri-ciri : insang merah busuk, mata
menonjol, bengkak dan berdarah.
UNTUK LELE :
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang
dengan cambuk yang terletak diujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, ukurannya 0,7 - 0,8 x 1 -
1,5 mikron. Gejala : lele yang terkena bakteri ini warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, lele
megap-megap di permukaan air.
2. Penyakit tuberculosis yang disebsbkan bakteri Mycobacterium fortoitum Gejalanya : tubuh lele berwarna gelap,
perut bengkak ( karena tubercle / bintil-bintil pada hati, ginjal dan limpa ), posisi berdiri di permukaan air, berputar-
putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
3. penyakit bintik putih dan gatal ( Trichodiniasis ) penyebab : parasit dari golongan ciliata, bentuknya bulat,
kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala :
(1) Lele yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air
(2) Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang
(3) Lele sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Sebagian besar penyakit bakterial atau
viral selalu ditandai dengan perubahan fisik ikan, bintik-bintik, cacar, luka, ekor gripis, insang merah, dada
menguning, mulut putih, bintik putih disekujur tubuh dan stress berat ( berenang memutar )
Untuk pencegahan lakukan manajemen kulitas air dengan cara :
1. Pemberian BOSTER BLUE COPPER secara rutin seminggu sekali dengan dosis 1/2 ppm untuk mengurangi
populasi bakteri pathogen atau kuman dan virus pembawa penyakit.
2. Selang 3 hari kemudian bisa ditebar BOSTER PLANKTOP dengan dosis 5 ppm atau 1 tutup / 2 m3 untuk
kesuburan perairan.
3. Selanjutnya tebarkan probiotik dengan dosis 1 sendok BOSTER AQUAENZYM dilarutkan dalam air 1 timba dan
ditebar merata untuk kolam berukuran 2 m3 untuk menguraikan sisa pakan dan kotoran yang dapat menimbulkan
amoniak ( gas beracun ), menumbuhkan bakteri yang menguntungkan bagi perairan dan menstabilkan ekosistem
perairan.
4. Untuk pengobatan, hanya dapat di gunakan jika kondisi ikan sudah parah atau terjangkit infeksi pathogen.
Gunakan antibiotika dosis ikan sesuai anjuran dari BOSTER. CATATAN : Untuk pengggunaan BOSTER BLUE
COPPER, jika ikan yang terserang penyakit berikan dosis 1/2 sendok makan larutkan kedalam 20 liter air lalu ikan
cukup di celup-celupkan 2 - 3 kali, JANGAN DIRENDAM dilarutan BOSTER BLUE COPPER
PENYAKIT IKAN LELE " KUNING " Penyakit Ikan LELE kuning merupakan penyakit yang meresahkan
dikalangan para pembudidaya LELE. Dikarenakan penyakit ini menyerang disaat ikan LELE sudah dewasa atau
menjelang panen. Karena selain kematian yang relatif banyak, ikan yang terserang penyakit ini tidak laku untuk
dijual sehingga sangat merugikan.
CIRI - CIRI : Seluruh tubuh ikan LELE kekuningan Gerakan di air masih lincah, namun setelah dipanen dan jika
penanganan panen tdak bagus, akan terlihat lemas dan bisa mati Sering terjadi kematian massal dalam waktu yang
relatif singkat.
PENYEBAB : Kualitas air Budidaya kurang baik ( air bau dan keruh ) Penggantian air jarang dilakukan dan tidak
pernah melakukan sterilisasi air kolam dengan menggunakan ANTISEPTIK , untuk mengurangi kepadatan bakteri.
Terlalu banyak penggunaan pakan ( over ) tanpa diimbangi dengan perawatan kualitas air Pola pemberian pakan
dengan proporsi limbah terlalu banyak seperti pakan ikan rucah, roti jamuran dan makanan busuk lainnya,
memperkuat pengaruh mycotoxin yang terkandung dalam pakan limbah tersebut, sehingga menyebabkan fungsi
kerja metabolisme ikan terganggu.
PENCEGAHAN : Menjaga kwalitas air kolam budidaya dengan sering melakukan pembuangan dasar kolam sekitar
10% dari volume air, kemudian lakukan pengisian air kembali ( sirkulasi ) Lakukan proses STERILISASI pada
kolam budidaya menggunakan BOSTER BLUE COPPER seminggu sekali untuk menjaga kepadatan bakteri dalam
kolam Gunakan PROBIOTIK, BOSTER AQUAENZYM 3 hari sekali untuk memperbaiki kwalitas air ( untuk
menguraikan bahan organik dalam kolam). Kurangi penggunaan pakan limbah ( ikan rucah, roti jamuran ) dan
lakukan perebusan ( ikan rucah ) untuk mengurangi pencemaran. Lebih memperhatikan management pakan, jangan
sampai over penggunaan pakan. Gunakan BOSTER PREMIX AQUAVITA, multivitamin campuran pakan untuk
memperbaiki system metabolisme tubuh. PENGOBATAN Bila terjadi kematian massal : Sirkulasi air kolam 30 - 40
%, isi kembali air baru dan sterilisasi dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm Gunakan inroflox 25% campur
pakan, untuk pengobatan ikan selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu gunakan BOSTER GROTOP , karena
mengandung Enzym protease, amylase yang berfungsi untuk memperbaiki proses pencernaan ikan, campur dengan
pakan pellet
Pengendalian penyakit ikan lele

Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit
yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan
virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:

Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius
multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak
menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena
ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu
oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk
mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan
gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain
dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan
malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar,
penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan
lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-
gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak
langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan
oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan
mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan
merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini
menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada
pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah
penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan
pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling
umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan
mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari.
Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari.
Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter
kubik.
Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini
menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau
lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat
dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam
dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan
mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih
ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan
yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm
selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes.
Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di
permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini
adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk
mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga
kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi
jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan
kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.

Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh
infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya.
Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:

Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara
lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab
sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh
pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan
jaundice bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya
yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan
lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga
akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan
pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari
berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah
kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan
tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang
banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar
pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian
air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai