STROKE
1) PENGERTIAN
Stroke secara umum merupakan defisit neurologis yang mempunyai
serangan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari terganggunya
pembuluh darah otak (hudak dan Gallo, 1997)
Stroke digunakan untuk menamakan sindrome hemiparese atau hemiparalisis
akibat lesi vascular, yang secara tiba tiba daerah otak tidak menerima darah karena
arteri yang memperdarahi daerah tersebut tersumbat, putus atau pecah
Stroke (Penyakit Serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak
(infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen
ke otak.(www.medicastore.com)
Klasifikasi dari stroke adalah:
a. stroke non-hemoragik
Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan (hemoragik).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah. .(www.medicastore.com)
-. Stroke trombosis
Terjadi pada waktu istirahat / bangun tidur, daerah yang sering
mengalami trombin : arteri karotis interna, arteri vertebralis, dan
sambungan arteri vertebralis dan basiler.
-. Stroke ebolisme
Terjadi pada waktu istirahat ataupun aktifitas, lokasi terjadi
embolus : arteri cerebral media, dan percabangannya
b. stroke hemoragik
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah
di otak dan merusaknya. .(www.medicastore.com)
-. Intra cerebral hemoragic
hipertensi
malformas arteri-vena
angiopati amiloid
-. Sub araknoid hemoragic
2) ETIOLOGI
a. adanya sumbatan
-. Trombosis
-. Emboli
embolikardiogenik
emboli paradoksal
emboliarkus aorta
b. adanya pendarahan pada pembuluh darah diotak
FAKTOR RESIKO
a. Dapat diubah
Hipertensi, DM, merokok, alkoholisme, hiperlipid, hiperurisemia,
kontrasepsi oral.
b. Tidak Dapat diubah
Usia, ras, keturunan, jenis kelamin, riwayat stroke sebelumnya.
3) PATOFISIOLOGI (Mansjoer, A., 1999)
Iskemia jaringan
TIK meningkat Herniasi batang otak
e) makanan/cairan
gejala: anoreksia, mual & muntah
kehilangan sensasi rasa
riwayat DM
tanda: kesulitan menelan, obesitas
f) neurosensori
gejala: pusing & sakit kepala
gangguan / penurunan sensori
tanda: penurunan kesadaran
paralisis/ plegia
afasia
g) nyeri/kenyamanan
gejala: sakit kepala
tanda: gelisah, ketegangan pada otot
h) pernapasan
gejala: merokok (Faktor resiko)
tanda: ketidakmampuan menelan, batuk, hambatan
jalan napas, suara napas tambahan
i) keamanan
tanda: perubahan persepsi terhadap orientasi (tempat
tubuh)
tidak mampu mengenali objek
keslitan dalam menelan
j) interaksi sosial
tanda: masalah bicara, ketidak mampuan unutk
berkomunikasi
b. diagnosa keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan b/d menurunya aliran darah ke
otak
2) Gangguan persepsi sensori b/d perubahan penerimaan,
transmisi
3) Gangguan mobilitas pisik b/d hemiparesa/ plegia, menurunya
tingkat kesadaran
4) Defisit perawatan diri b/d hemiparesa/ plegia, disfungsi
kognitif, menurunya tingkat kesadaran
5) Gangguan komunikasi verbal b/d apasia, disfungsi kogntif
6) (Resiko) gangguan integritas kulit b/d imobilisasi
DAFTAR PUSTAKA
iddtl=26&idktg=4&UID=20070114144557202.3.217.125
Jakarta: EGC
1. resiko aspirasi b/d adanya selang NGT & penurunan fungsi saraf XII
Intervensi rasional
1.1 Pastikan penempatan selang NGT 1.1 membantu klien untuk makan dan
Intervensi rasional
2.1 kaji kekuatan otot 2.1 menentukan intervensi
2.2 ubah posisi setiap 2 jam 2.2 menghindari kerusakan intergritas
kulit akibat tekanan
2.3 lakukan ROM pasif/ aktif 2.3 mengoptimalkan pergerakan sendi
& menghindari atropi
2.4 anjurkan klien untuk melatih sendiri 2.4 mendorong klien aktif dalamproses
ROM disaat senggang penyembuhan & meningkatkan harga
diri
2.5 konsultasikan dengan tim fisioterapi 2.5 menentukan terapi yang diperlukan
2.6 berikan obat sesuai indikasi 2.6 mungkin diperlukan untuk
mengurangi spastisitas/ kekakuan otot
Intervensi rasional
3.1 kaji klien dalam memenuhi ADL 3.1 menetujan intervensi
3.2 berikan bantuan sesuai kebutuhan 3.2 memandirikan klien &
meningkatkan harga diri
3.3 berikan umpan balik yang positif 3.3 meningkatkan harga diri klien
untuk setiap usaha yang dilakukan
3.4 anjurkan keluarga klien untuk selalu 3.4 memandirikan klien &
membantu klien seminimal mungkin meningkatkan harga diri
sesuai dengan kebutuhan
3.5 berikan obat pelunak fases 3.5 mengurangi peningkatan TIK &
membantu dlm awal menciptakan pola
defekasi
Intervensi rasional
4.1 kaji 3.1 menetujan intervensi
3.2 memandirikan klien &
meningkatkan harga diri
3.3 meningkatkan harga diri klien
Intervensi rasional
5.1 kaji area infasif 51 mengkaji adanya infeksi
5.2 berikan perawatan pada area infasif 5.2 mencegah infeksi
5.3 anjurkan klien agar manjaga area 5.3 mencegah & mengurangi infeksi
infasif agar tidak basah
5.4 berikan antibiotik sesuai indikasi 5.4 mencegah infeksi
Intervensi rasional
6.1 mengkaji pola tidur dan istirahat 6.1 menetukan intervensi
klien
6.2 memberikan lingkungan yang 6.2 membantu klien istirahat dan tidur
tenang
6.3 memberikan posisi senyaman 6.3 menigkatkan kenyamanan dan
mungkin istirahat