Anda di halaman 1dari 3

LAMPIRAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 41 TAHUN 1999
TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
TANGGAL : 26 MEI 1999
BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL
No. Parameter Waktu Baku Mutu Metode Analisis Peralatan
Pengukuran
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer
(Sulfur 24 Jam 365 ug/Nm3
Dioksida) 1 Thn 60 ug/Nm3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3 NDIR NDIR Analyzer
(Karbon 24 Jam 10.000 ug/Nm3
Monoksida) 1 Thn
3 NO2(Nitrogen 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer
Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3
1 Thn 100 ug/Nm3
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer
(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm3
5 HC 3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas
(Hidro Chromatogarfi
Karbon)
6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
(Partikel <
10 um)
PM 2.5* 24 Jam 65 ug/Nm3 Gravimetric Hi Vol
1 Jam 15 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol
7 TSP 24 Jam 230 ug/Nm3 Gravimetric Hi Vol
(Debu) 1 Jam 90 ug/Nm3
8 Pb(Timah 24 Jam 2 ug/Nm3 Gravimetric Hi Vol
Hitam) 1 Jam 1 ug/Nm3 Ekstraktif AAS
Pengabuan
9 Dustfall 30 Hari 10 Ton/Km2/Bulan Gravinetric Cannister
(Debu Jatuh) (Pemukiman)
20 Ton/Km2/Bulan
(Industri)
10 Total Fluorides (as F) 24 Jam 3 ug/Nm3 Spesific ion Impinger atau
90 Hari 0,5 ug/Nm3 Electrode Continous
Analyzer
11 Fluor Indeks 30 Hari 40 ug/100 cm2dari kertas Colourimetric Limed Filter
limed filter Paper
12 Khlorine dan Khlorine 24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific ion Impinger atau
Dioksida Electrode Continous
Analyzer
13 Sulphat Indeks 30 Hari 1 mg SO3/100 cm3Dari Colourimetric Lead Peroxida
Lead Peroksida Candle

Catatan :

(*) PM2.5 mulai diberlakukan tahun 2002


Nomor 10 s/d 13 Hanya berlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia Dasar
Contoh : Industri Petro Kimia; Industri Pembuatan Asam Sulfat
Particulate Matter (PM)
PM (particulate matter) atau partikulat adalah suatu istilah untuk partikel padatan maupun
cair di udara. Partikel berasal dari berbagai sumber baik bergerak maupun stasioner sehingga
sifat kimia dan fisika partikel sangat bervariasi. Partikel-partikel ini memiliki berbagai ukuran
dan bentuk serta dapat tersusun dari ratusan bahan kimia yang berbeda. Partikel primer adalah
partikulat yang diemisikan langsung dari sumber, seperti : lokasi konstruksi, jalan beraspal,
ladang, cerobong asap, dan kebakaran. Partikel sekunder terbentuk melalui reaksi substansi
kimia di atmosfer seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang dipancarkan dari
pembangkit listrik, industri, dan kendaraan bermotor. (Tjahjadi, 2015)
Partikulat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyebaran partikel-
partikel padat dan partikel-partikel cair di atmosfer dalam kondisi normal, yang memiliki
ukuran lebih besar dari sebuah molekul ( 0,0002 m) dan kecil dari 500 m. Partikel dengan
rentang ukuran ini memiliki waktu tinggal dalam suspensi dari beberapa detik sampai beberapa
bulan. Sumber partikulat di atmosfer dapat berasal dari sumber alami seperti letusan gunung
berapi, kebakaran hutan, semburan air laut (sea spray) dan sumber antropogenik (akibat
aktivitas manusia) seperti kegiatan industri dan transportasi (Hien, 2003).
Istilah lainnya lagi lebih mengacu pada tempat di saluran pernafasan dimana partikulat
debu dapat mengedap, seperti inhalable/thoracic particulate yang terutama mengedap disaluran
pernafasan bagian bawah, yaitu dibawah pangkal tenggorokan (larynx ). Istilah lainnya yang
juga digunakan adalah PM-10 (partikulat debu dengan ukuran diameter aerodinamik <10
mikron), yang mengacu pada unsur fisiologi maupun metode pengambilan sampel.
Masalah pencemaran udara yang disebabkan oleh partikel padat TSP (Total Suspended
Particulate atau total partikel melayang) dengan diameter maksimum sekitar 45 mm, partikel
PM10 (particulate matter) dengan diameter kurang dari 10 mm dan PM2,5 dengan diameter
kurang dari 2,5 mm. Partikel-partikel tersebut diyakini oleh para pakar lingkungan dan
kesehatan masyarakat sebagai pemicu timbulnya infeksi saluran pernapasan, karena partikel
padat PM10 dan PM2,5 dapat mengendap pada saluran pernapasan daerah bronki dan alveoli,
sedang TSP tidak dapat terhirup ke dalam paru, tetapi hanya sampai pada bagian saluran
pernapasan atas.

Tabel 1. Tabel
1. KARAKTERISTIK PENCEMAR (PM 2,5)
Partikulat (PM 2.5) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron
(mikrometer).
Nilai Ambang Batas (NAB) adalah Batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan
berada dalam udara ambien. NAB PM 2.5 = 65 ugram/m3.
Pemantauan PM2.5 yang dilakukan oleh BMKG ini baru dimulai sejak tahun 2015.
1. KARAKTERISTIK PENCEMAR (PM10)
2.

Anda mungkin juga menyukai