Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Komoditi hasil perikanan adalah suatu
potensi besar bagi wilayah Indonesia didukung dengan wilayah Indonesia yang
merupakan Negara Kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari
perairan laut seluas 5,8 juta km2 dan perairan air tawar seperti sungai
(Janhidros, 2006). Indonesia menyimpan potensi kekayaan sumber daya perairan
yang belum dieksplorasi secara optimal, salah satunya adalah sumber daya
perikanan air tawar. Jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan saat ini
antara lain ikan nila, ikan mas, ikan gurameh, ikan patin, dan ikan lele. Terdapat
banyak jenis ikan air tawar lain yang mempunyai potensi yang menguntungkan,
salah satunya yaitu ikan wader. Ikan wader merupakan jenis ikan sungai yang
sangat melimpah namun kurang dalam pemanfaatanya. Maka dari itu, perlu
dilakukan pemanfaatan yang bisa meningkatkan mutu dari bahan baku yang
kurang dimanfaatkan ini, salah satunya adalah dengan memanfaatkan kandungan
protein ikan wader sebagai produk protein hidrolisat. Kandungan protein dalam
ikan wader relatif tinggi yaitu sebesar 14,8% (Zaelani, 2012). Hidrolisat protein
ikan memiliki kandungan protein yang tinggi, asam amino yang lengkap, daya
cerna protein yang tinggi dan sifat fungsional yang baik, salah satunya sebagai
antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga dapat menunda atau mencegah
oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Senyawa antioksidan yang memiliki
berat molekul yang kecil mempunyai kemampuan melepas atom hidrogen dan
menurunkan reaktivitas radikal (Winarsi,2007). Antioksidan secara alami sudah
dihasilkan dalam tubuh,namun jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan
radikal bebas yang dihasilkan setiap harinya oleh tubuh sendiri. Sumber-sumber
antioksidan dapat berupa antioksidan sintetik maupun alami. Buah dan sayur
umumnya mengandung nutrisi dan senyawa fitokimia yang mampu berperan
sebagai antioksidan. Selain itu, antioksidan juga terdapat pada bahan pangan
hewani misalnya daging atau hidrolisat protein dari bahan pangan hewani tertentu
yang mengandung senyawa bioaktif peptida. Meneurut penelitian Park et.al
(2001), hidrolisat protein dapat menghambat oksidasi lipid dalam makanan dan
seluler sistem. Aktivitas antioksidan dari hidrolisat protein tergantung pada jenis
peptida dalam hidrolisat. Hidrolisat kaya peptida yang mengandung asam amino
hidrofobik, seperti Pro, Leu, Ala, Trp dan Phe, diyakini memiliki aktivitas
antioksidan yang tinggi (Mendis et.al, 2005). Peptida yang mengandung Trp, Tyr
dan Met juga menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi, diikuti oleh Cys,
Nya dan Phe (Davalos et.al, 2004). Selain itu, asam (Asp dan Glu) dan asam
amino dasar (Lys) memiliki peran yang penting dalam chelation ion logam oleh
karboksil dan asam amino kelompok dalam rantai samping (Rajapakse et.al,
2005).
Hidrolisat protein merupakan produk yang dihasilkan dari pemecahan
protein menjadi peptida sederhana dan asam amino melalui proses hidrolisis
dengan menggunakan enzim, asam atau basa dan panas. Hidrolisat protein
bisa didapatkan dari bahan pangan yang mengandung protein seperti kacang-
kacangan, daging, maupun komoditi hasil perikanan. Hidrolisat protein ikan
memiliki sifat fungsional yang lebih tinggi, sehingga lebih luas pemanfaatanya.
Produk tersebut lebih baik dibandingkan dengan sumber hewani lainya karena
memiliki komposisi protein cukup lengkap. Berbagai jenis peptida terdapat
dalam kandungan produk hidrolisis protein pengolahan ikan yang berfungsi
sebagai anti-hipertensi, anti-koagulan, anti-oksidan, anti-diabetes, anti-kanker,
immunostimulator, pengikat kalsium, hypokolesteremik dan penurun nafsu
makan (Harnedy dan FitzGerald, 2012). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari hidrolisat ikan wader. Dengan adanya
penelitian tentang pemanfaatan ikan wader seperti pembuatan hidrolisat protein
yang memiliki aktivitas antioksidan diharapkan mampu menambah pengetahuan
tentang ilmu terapan yang lebih menguntungkan dari ikan wader yang awalnya
hanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan ikan yang bernilai ekonomi rendah
menjadi lebih tinggi (high value) dan menguntungkan baik secara ekonomi,
kesehatan dan ilmu pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
Hidrolisat protein ikan wader (Rasbora Jacobsoni) mengandung senyawa
bioaktif antioksidan. Masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah
seberapa besar aktivitas antioksidan pada hidrolisat protein ikan wader.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui total protein pada hidrolisat ikan wader (Rasbora Jacobsoni)
2. Mengetahui kadar lemak dan klasifikasi lemak pada hidrolisat ikan wader
(Rasbora Jacobsoni)
3. Mengetahui aktivitas antioksidan pada hidrolisat protein ikan wader (Rasbora
Jacobsoni)

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Mendorong penggalian sumber-sumber antioksidan alami berbasis potensi
ikan sungai air tawar di Indonesia.
2. Menambah pengetahuan tentang ilmu terapan yang lebih menguntungkan dari
ikan wader.
3. Meningkatkan nilai guna ikan wader yang belum termanfaatkan secara
optimal untuk produksi senyawa bioaktif.

Anda mungkin juga menyukai